Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejak manusia mengenal pertanian, tanah merupakan media tanam yang paling umum
digunakan dalam bercocok tanam. Seiring dengan perkembangan jaman dan dipacu oleh keterbatasan
lahan yang dimiliki seperti tanah yang sempit atau tanah yang tidak subur, orang mulai bercocok
tanam dengan menggunakan media tanam bukan tanah, seperti air, pasir dan lain-lain. Hidroponik
merupakan salah satu alternatif cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Hidroponik bisa diartikan bercocok tanam dengan media tanam air.

Satu dari beberapa sistem hidroponik yang kerap dikembangkan ialah hidroponik rakit apung.
Hidroponik rakit apung termasuk suatu teknik budidaya hidroponik yang tergolong mudah dalam
menerapkannya, karena bisa diterapkan oleh hidroponik pemula dan tidak membutuhkan anggaran
yang besar dikarenakan pada sistem ini tanaman cukup diapungkan dengan styrofoam di atas larutan
yang mengandung nutrisi (Wulansari, 2012). Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan oleh
kelompok Tani Budi Rahayu bahwa sistem rakit apung memiliki banyak sekali keunggulan dan
tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sayuran yang dihasilkan lebih sehat karena
tidak menggunakan pestisida, dan lebih segar.

Tanaman sayuran yang banyak ditanami dalam sistem hidroponik diantaranya adalah sayuran
selada (Lactuca sativa L.). Selada termasuk salah satu jenis sayur yang bergizi dan kandungannya
bermanfaat bagi tubuh manusia. Selada mengandung banyak vitamin C dan betakaroten yang sangat
baik untuk kesehatan jantung karena dapat mencegah oksidasi kolesterol (Wasonowati, 2012).
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

 Cutter

 Gunting

 Cup plastik

 Styrofoam box
 Styrofoam papan

 Lakban

 Kantung plastik
 Rockwool

 Nampan

 Tray semai

2.2 BAHAN

 Bibit selada

 Nutrisi AB MIX
 Air

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 PENABURAN BIBIT

Langkah pertama pada kegiatan ini yaitu penaburan bibit pada limbah tekstil yang kemudian
disimpan/didiamkan selama 5-7 hari.

3.2 PENYEMAIAN

1. Siapkan bibit dan rockwool, balut bibit dengan rockwool.


2. Bibit yang sudah dibalut oleh rockwool disimpan pada tray semai
3. Masukkan nutrisi AB MIX pada nampan secukupnya, simpan tray semai pada nampan yang
sudah terisi nutrisi AB MIX.
4. Kelembaban rockwool harus diperiksa secara berkala. Apabila kering, maka perlu ditambahkan
air.

3.3 PENAMBAHAN NUTRISI

Penambahan nutrisi dilakukan setelah 5-7 hari penyemaian.

3.4 PEMINDAHAN BIBIT PADA RAKIT

1. Siapkan rakit apung yang diisi campuran nutrisi AB mix dengan air.
2. Pindahkan bibit beserta tray semai ke cup air mineral yang sudah dipasang di rakit apung.
3. Ketinggian air diatur hingga merendam setengah bibit.

BAB IV
HASIL DAN KESIMPULAN
4.1 HASIL

Sebanyak 21 bibit tumbuh dengan baik di tempat pembibitan dan 6 diantaranya dipindahkan ke
rakit apung. Tinggi tangkai bibit mulai bertambah dan daun-daun dari bibit mulai melebar. Sejauh ini
kami masih menunggu perkembangan dari bibit yang kami tanam.

4.2 KESIMPULAN

Kegiatan penanaman selada secara hidroponik ini telah dijalankan dengan baik oleh kelompok
kami dan alhamdulillah mendapatkan hasil yang cukup maksimal. Metode ini tentunya berguna dan
menambah wawasan untuk kami.

DAFTAR PUSTAKA
Trina E. Tallei, Innake F. M. Rumenang, Ahmad A. Adam (2018) Hidroponik Untuk Pemula,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Anda mungkin juga menyukai