Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL BUDIDAYA TANAM DENGAN TEKNOLOGI

HIDROPONIK DI ASRAMA KAMPUS UM BLITAR

Disusun oleh :

Dr. Surayanah

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2023
RINGKASAN

Hidroponik diartikan sebagai cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah.


Bercocok tanam hidroponik dilakukan di atas pasir, kerikil, arang sekam, atau yang lainnya.
Intinya selain tanah. Bahkan hidroponik juga bisa dilakukan hanya dengan air saja, tanpa
menggunakan media tanam apa pun. Cara kerja hidroponik yaitu tanaman dibenamkan di
media yang buk tanah, lalu mengalirinya dengan air yang dicampur dengan nutrisi-nutrisi
penting bagi tanaman. Titik fokus bertanam hidroponik ada pada pemberian nutrisi ini,
adapun media tanam seperti pasir, kerikil, arang sekam, dan yang lainnya hanyalah sebagai
tempat menyangga pertumbuhan tanaman. Media tersebut juga berfungsi sebagai tempat
menyimpan air nutrisi sementara hingga nanti disalurkan ke akar tanaman.
Tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak
choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowberry, dll.
Beberapa keuntungan hidroponik, yaitu ramah lingkungan karena tidak menggunakan
pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari
tanaman biasa. Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai
suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial.
Hidroponik dapat memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dijadikan media
penanaman sayuran organik. Limbah-limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan, seperti
botol bekas, ember bekas, selang, pot, paralon, sumbu kompor dan barang-barang rumah
tangga lainnya. Penanaman sayuran melalui hidroponik juga dapat menghasilkan nilai
ekonomis. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gerakan vegan/vegetarian dalam
mengatasi pemanasan global, maka permintaan sayuran dan buah-buahan dari proses yang
ramah lingkungan menjadi permintaan utama. Sehingga prospek dari tanaman hidroponik
masih potensial untuk dikembangkan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Asrama kampus 3 UM Blitar yang berada di jln ir soekarno, kecamatan kepanjenkidul, kota
blitar terdapat halaman kosong yang dapat di jadikan sebagai lahan budidaya tanam dengan
teknologi hidroponik, berdasarkan hal tersebut maka muncul inisiatif untuk menciptakan
pemandangan hijau yang bernilai tambah dan merupakan bagian dari pemanfaatan lahan yang
berada disekitaran asrama secara maksimal agar lebih bermanfaat.
Dalam catatan sejarah cara bertanam hidroponik sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu ( _+
2600 tahun yang lalu ) dan hidroponik merupakan suatu teknik kuno. Taman gantung
( haging Gardens ) Babylonia adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Taman ini
merupakan pengaplikan yang pertama dari teknik hidroponik yang tercatat dalam sejarah.
Hidroponik mulai masuk keindonesia sekitar tahun 1970-an pada tahun tersebut menjadi
materi perkulyahan di perguruan tinggi. Pada tahun 1980-an indonesia mulai
mengembangkan hidroponik ( Susilawati, 2019)
Sistem hidroponik merupakan salah satu cara menghasilkan produk tanaman terutama
komoditas sayuran yang berkualitas tinggi secara berkelanjutan, sistem hidroponik
menerapkan metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media berupa tanah, sehingga
budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu,
keuntungan dari penggunaan sistem hidroponik dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas
produksi yang lebih tinggi dan bersih, penggunaan lahan lebih efisien, penggunaan pupuk dan
air lebih efisien, serta periode tanam yang lebih singkat (Rosliani dan Sumarni, 2005)
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat diusahakan di
berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun.
Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali,
keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa
ditanggulangi dengan sistem hidroponik. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
mengenal musim. (Hartus, 2008).
1.2. Tujuan dan kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai pada budidaya tanam dengan teknologi
hidroponik di asrama kampus 3 UM Blitar adalah :
1. Program budidaya tanam dengan teknologi hidroponik di asrama kampus 3 UM Blitar
merupakan bagian dari pemanfaatan lahan yang berada disekitaran asrama agar lebih
bermanfaat
2. Menujang kreatifitas para mahasiswa yang tinggal di asrama kampus 3 UM Blitar
agar lebih kreatif dan memiliki kepedulian terhadap lingkukangan sekitar,
3. Mengurangi tingkat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pestisida dan
limbah rumah tangga,
4. Mengoptimalkan metode pertanian yang efektif, efisien, dan daya produksi tinggi
melalui Hidroponik serta memenuhi kebutuhan asrama kampus 3 UM Blitar dengan
tanaman organik yang baik untuk tubuh.
5. Memanfaatkan lahan sempit sehingga dapat menambah profit

1.3. Solusi Dan Target Luaran


Solusi
Solusi yang ditawarkan ini:
1. Sosialisasi konsep dasar hidroponik melalui pendekatan dengan metode alih IPTEK
yaitu dengan transfer pengetahuan tentang konsep dasar hidroponik.
2. Pelatihan dan pendampingan praktek bercocok tanam hidroponik dengan metode
pelatihan dan pendampingan dasar untuk praktek bercocok tanam dengan teknik
hidroponik.
Target Luaran
Adapun target yang ingin dicapai secara umum yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar hidroponik.
2. Memiliki keterampilan bercocok tanam dengan teknik hidroponik.
BAB II
PEMBAHASAN

Tinjauan Pustaka
A. Pengertian hidroponik
Ditinjau dari segi bahasa, kata hidroponik berasal dari bahasa yunani, yaitu Hydro = air, dan
ponos = daya/kerja. Dengan demikian, hidroponik adalah air yang bekerja atau berdaya. ini
berubah menjadi budi daya. Jadi, hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau
pengelolaan air sebagai media tumbuh tanam menggunakan unsur hara mineral yang
dibutuhkan dari nutrisi yang dilarutkan dalam air ( Andre, 2019 )
Budidaya dengan sistem hidroponik telah dikenal dan dikembangkan secara komersial pada
awal tahun 1900-an di Amerika Serikat (Douglas 1985). Di Indonesia, kultur hidroponik
telah mulai mendapat perhatian masyarakat dan berkembang sejak tahun delapan puluhan,
yang dimulai oleh beberapa pengusaha di daerah perkotaan. Dalam monografi ini akan
dikemukakan tentang sistem hidroponik beserta prinsip-prinsip teknik hidroponik dan
gambaran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman
Sayuran (Balitsa). (Rosliani dan Sumarni, 2005)
Hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil
yang baik dan seragam sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan
perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan
meramu bahan kimia serta investasi. (Siswandi dan Yuwono T, 2013)
Sistem hidroponik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara pemberian
nutrisi. NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique) dan wicks merupakan
contoh sistem hidroponik yang sederhana, mudah dibuat, dan minim mengakibatkan
pembusukan tanaman (Sari E, dkk 2016).
Sistem NFT merupakan sistem yang paling populer dibanding sistem hidroponik yang lain,
tanaman tumbuh pada aliran tipis yang menyerupai lapisan film (2-3 mm), larutan nutrisi
tersirkulasi dengan pompa air sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan
oksigen (Chadirin, 2001).
Sistem DFT merupakan salah satu sistem hidroponik yang menggunakan air Tanaman
dibudidayakan diatas saluran yang dialiri larutan nutrisi setinggi 4-10 cm secara terus
menerus yang tersirkulasi melewati daerah perakaran menggunakan pompa air (Lingga,
2002).
Sistem wicks merupakan sistem hidroponik sederhana dan murah, pada sistem ini media
tanam dan larutan nutrisi terpisah sehingga menggunakan prinsip kapilaritas air untuk
menaikkan larutan nutrisi ke bagian akar tanaman/media tanam (Tintondp, 2016)
B. Media Tanam Hidroponik
Media tanam hidroponik adalah suatu media yang terbuat dari material atau bahan selain
tanah yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman. Beberapa
kriteria yang harus dimiliki agar tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik. ( Susilawati,
2019 )
1. Media harus mampu untuk menyimpan kandungan air, sehingga tanaman memperoleh
nutrisi yang cukup darikan dungan air yang tersimpan pada media.
2. Media memiliki struktur yang gembur, subur dan bisa menyerap air dengan baik.
3. Memiliki kandungan garam yang rendah.
4. Tidak mudah berubah bentuk atau tidak mudah untuk menjadi kering saat suhu yang
ada di ruangan berubah.
5. Tidak memiliki hama atau penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
6. Media memiliki kandungan kapur atau unsur kalsium
Macam-macam Media Tanam
Diantara media tanam yang bisa digunakan :
1. Media Arang sekam
Arang sekam adalah arang yang terbuat dari sekam. Selain padi, sekam juga dihasil-
kan oleh tanaman jagung dan gandum. Jadi, arang sekam adalah sekam padi kering
yang dibakar sampai menjadi arang (Arie, 2010 )
2. Media Cocopeat
Cocopeat atau sabut kelapa merupakan media tanam organik yang cukup bagus
digunakan dalam sistem hidroponik, sabut kelapa memiliki daya serap yang tinggi,
kemampuannya mengikat atau menyimpan air sangat kuat sehingga cocok dipakai di
daerah panas. ( Teguh, 2015 )
3. Media Spons
spons, yaitu bahan atau alat yang biasa digunakan untuk mencuci piring atau
membersihkan kaca jendela. Pertumbuhan tanaman lebih prima jika menggunakan
spons. Spons juga bisa menyimpan air sampai 2 minggu, ditambah daya tahannya
terhadap jamur. Selain itu, sifat spons yang ringan dan mudah dipindahkan serta
ditempatkan di mana pun membuat media ini menjadi pilihan banyak orang. ( Imelda,
2010 )
4. Media Rockwool
Media tanam hidroponik lainnya adalah rockwool atau mineral wool. Media ini
tergolong bahan anorganik, sehingga tidak mudah melapuk serta tidak mengandung
benih hama dan penyakit. Media ini juga bahannya kecil dan ringan, tetapi mam- pu
menyimpan air dalam jumlah yang cukup banyak. Rockwool juga memiliki rongga
udara yang sangat banyak, sehingga akar tanaman bisa bernapas dengan sangat baik. (
Slamet, 2013 )

C. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Hidroponik


Beberapa pakar hidroponik mengemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan
sistem hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional (Del Rosario dan
Santos 1990; Chow 1990).
 Kelebihan sistem hidroponik antara lain adalah :
1) penggunaan lahan lebih efisien,
2) tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah,
3) tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun,
4) kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih,
5) penggunaan pupuk dan air lebih efisien,
6) periode tanam lebih pendek, dan
7) pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
 Kekurangan sistem hidroponik, antara lain adalah :
1) Membutuhkan modal yang besar;
2) Pada “Close System” (nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang patogen
maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan
tersebut; dan
3) Pada kultur substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil daripada
media tanah; sedangkan pada kultur air volume air dan jumlah nutrisi sangat terbatas
sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stres yang serius.
BAB III

MENTODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN METODE


1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekitar asrama kampus 3 UM Blitar , yang
bertempat di jln ir soekarno, kecamatan kepanjenkidul, kota blitar . Dimulai pada
tanggal ….. 2023

2. Bahan dan Alat Bahan


a. Bahan
1) Bibit tanaman (selada, pakcoy, bayam, dll)
2) Nutrisi A, B Mix
3) Rockwool
4) Air
5) Cuka/air aki

b. Alat
1) Talang air 4 buah
2) Pompa air
3) Tandon air
4) TDS
5) Ph meter
6) Pipa paralon
7) Stopkran
8) Kayu
9) Knee paralon
10) T paralon
11) Tutup Talang
B. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Waktu Keterangan


1. Pembersihan lokasi
2. Persiapan segala alat Cara instalasi alat
(instalasi) terlampir
Februari Minggu
3. Penyemaian Cara penyemaian
I
terlampir
4. Penyiapan nutrisi Cara pembuatan
nutrisi terlampir
5. Penanaman Februari Minggu Menyesuaikan apakah
II mati atau tidak.
6. Pemeliharaan Mengatur Ph nutrisi,
EC (kepekatan nutrisi)
7. Pengamatan. Tinggi tanaman,
jumlah ruas, jumlah
daun
8. Panen Maret Minggu I Daftar umur tanaman
terlampir
DAFTAR PUSTAKA

Susilawati.2019 dasar dasar bertanam secara hidroonik. Palembang : unsri press

Rosliani, R., Sumarni, N. 2005. Budidaya tanaman sayuran dengan sistem hidroponik.
Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Del Rosario, A. Dafrosa, and P.J.A. Santos. 1990. Hydroponic culture of crops in the
Philippines: Problems and prospect. International Seminar on Hydroponic Culture of High
Value Crops in the Tropics in Malaysia, November 25-27, 1990.
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Edisi IX. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta
Andre, S. 2019. Buku Pintar Hidroponik. Penerbit Lakasana. Yogyakarta
Arie W. Purwanto, Budi Daya Ex-Situ Nependhtes; Kantong Semar nan Eksotis (Yogyakarta:
Kanisius, 2010),
Slamet Budiarto, Inspirasi Desain dan Cara Membuat Vertical Garden (Jakarta: AgroMedia
Pustaka, 2013)
Susanto,Teguh . Rahasia Sukses Budi Daya Tanam Dengan Metode Hidroponik. ( Depok :
Bibit Publisher. 2015 )
Imelda Akmal Architecture Writer, Seri Rumah Ide Indoor Pot Plant (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2010)
Siswandi. dan Yuwono T. 2013. Uji Hasil Tanaman Sawi Pada Berbagai Media Tanam
Secara Hidroponik. Jurnal Inovasi Pertanian. Vol. 11. No. 1
Sari, E. Kitty, Y. dan Dwiranti A. 2016 Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (Nft)
Dan Wick Pada Penanaman Bayam Merah. Surya Octagon Interdisciplinary Journal of
Technology. Maret 2016. 223-225.
Chadirin, Y. 2001. Teknologi Hidroponik II. Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk
Pengembangan Agribisnis Perkotaan. CREATA - IPB. Dahara Prize.
Lingga, P. 2002. Hidroponik, Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta
Tintondp. 2016. Hidroponik Wick System cara praktis pasti panen. Agromedia. Cinajur. hal
2,4 dan 5
Rancangan Anggaran Dana

No Kebutuhan Jumlah Harga satuan Harga total


(Rp) (Rp)
A. Bahan
1. Bibit Tanaman 6 macam 5.000 30.000
2. Nutrisi AB Mix 4 30.000 120.000
3. Rockwool 1 slab 50.000 50.000
4. Air - - -
5. Cuka/air aki - 10.000 10.000
Jumlah 210.000
B. Alat
1. Talang 4 buah 75.000 300.000
2. Pompa air 1 buah 150.000 150.000
3. Tandon Air 1 buah 100.000 100.000
4. TDS 1 buah 350.000 350.000
5. Ph meter 1 buah 200.000 200.000
6. Pipa paralon listrik 4 batang 7.500 30.000

7. Stopkran 2 buah 15.000 30.000


8. Kayu 4 batang 10.000 40.000
9. Knee 8 buah 500 4.000
10. T paralon 8 buah 500 4.000
11. Tutup talang 6 buah 6.000 36.000
12. Kabel 10 meter 6.000 60.000
13. Lem paralon 4 buah 5.000 20.000
Jumlah 1.324.000
C. TuTukang 2 orang 75.000 150.000

Jumlah Total 1.624.000


Lampiran 1

CARA MEMBUAT NFT


Bahan yang diperlukan untuk membuat NTF adalah talang air. Talang air yang
berwarna putih, menurut lebih cakep yang putih daripada yang abu-abu.
Satu talang air kurang lebih panjangnya 4 meter. Talang berjumlah 4 buah talang air.
Satu talang air dipotong pada menjadi 3 bagian untuk dijadikan tutup guli dan 3 buah talang
air digunakan sebagai guli.
1. Membuat Tutup Guli NFT

Untuk tutupnya, potong satu talang menjadi 3 bagian seperti gambar diatas. Kemudian
buat lubang tanam menggunakan bor dan holesaw. Jarak tanam saya buat 20 cm dari titik
tengah atau pusat lubang tanam. Tandai jarak tanam tiap 20 cm, kemudian baru bor pada
masing-masing titik.
2. Membuat Guli NFT

Tiga talang yang tersisa digunakan sebagai guli. Potong ruas pertama talang
menggunakan cutter pada bagian yang tumpul. Ruas pertama ini akan digunakan sebagai
penopang tutup. Ruas pertama talang yang telah dipotong kemudian ditempelkan dengan
lem PVC pada bagian dalam talang. Penopang tutup ditempelkan dengan jarak 5 cm dari
dasar talang. Gunakan penjepit kertas pada saat menempelkan ruas pertama ke talang
bagian dalam, tunggu hingga lem kering baru lepaskan penjepit kertas.
3. Merangkai Saluran Air Nutrisi NFT
Setelah proses membuat guli NFT dan tutupnya selesai, maka langkah selanjutnya adalah
merangkai guli tersebut dengan saluran air nutrisi hidroponik.
Rak yang dipergunakan terbuat dari kayu dengan satu layer saja agar pencahayaan yang
dibutuhkan tanaman dapat optimal.
Susun guli diatas rak dengan kemiringan 5%, kemudian ikatkan dengan kabel ties.
Siapkan bak penampung nutrisi hidroponik, pompa aquarium kapasitas 2 meter dan
selang air. Hubungkan selang air dengan pompa, lalu ujung lainnya hubungkan dengan
pipa pvc 1/2'. Pipa ini merupakan saluran inlet air nutrisi hidroponik. Pipa 1/2' dipasangi
selang PE, pilih warna hitam. Cara memasangnya adalah dengan melubangi pipa pvc
sebesar ukuran selang PE, lalu beli lem pvc disisi selang pvc. Nutrisi dialirkan dengan
pompa melalui selang, kemudian masuk ke pipa pvc 1/2' lalu masuk ke selang PE dan
masuk ke guli, karena guli ditempatkan miring maka air akan terus mengalir menuju
outlet yang ditampung oleh talang lalu dibuang ke bak penampungan lalu air akan
kembali lagi dipompa menuju guli secara terus-menerus selama 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai