1. Edy Tejo
2. Erika Murdiyani
Uraian :
Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi kebutuhan pangan
menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai
metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya
adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam
tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan
dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system)
menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim
tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan
tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi
atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok
tanam.
Hidroponik
HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan
air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti
air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir,
sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa.
Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang
dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang
dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada
tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat
luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman
Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika.
Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun
ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem
hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II
berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika.
Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto
Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik
dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga
banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok
tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik
antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan
tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang
terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah
dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh
di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah
pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat
makanan.
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan
perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat
menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman
yang sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari
tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang
diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih
banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih
masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat
dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk
mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam.
SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus
berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat.
Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan
terjadi dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun
rumah-rumah masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang.
Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya
bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu
jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin
kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah
kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan
hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus
kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam
Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit
yang lebih kebal.
Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini
(2000), jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas
tersebut akan dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas
tersebut terdapat genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan
dalam tubuh manusia.
Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan
antara lain serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga
menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi.
Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita
dapat menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan
dengan sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam
dengan hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.
Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik,
pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian
insektisida yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit
tanaman dari tanah tidak ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media
dan pengairan secara teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki
kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka
mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.
· Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat
merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, danmengurangi CO2
karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
· Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah danjuga
tidak membutuhkan tempat yang luas.
· Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya
· Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukansetiap hari
sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang
dipakai
· Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebasdari
kotoran dan hama
· Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidakmembutuhkan lahan
yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat
· Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga
· Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
· Tidak perlu banyak tenaga kerja
· Lingkungan kerja lebih bersih
· Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri,
kulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah
· Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
· Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran
seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang,
bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama kaum
vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah terdapat
pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan
usahapenghijauan.
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan
larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan
larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah
teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah
tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral,
pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec.
Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik,
baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau
tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, makaketinggian larutan dijaga serendah
mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman
akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman.
Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang
bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau
bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur
di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa
menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap
minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan
air atau larutanbernurtrisi yang baru.
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus
menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah
untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang
bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara
Teknik Larutan Alir ini adalah tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal
sebagai NFT, teknik inimenggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam
tipis anti karat, dantanaman disemai di parit tersebut.
Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman
akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat
dengan aliran air yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan
menimbulkan lapisannutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk
tanaman.
Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan
media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakanuntuk mencegah
adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan denganteknik mengairi media
tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yangditampung dalam tangki atau tong
besar.
Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH
berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S,
dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah
yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air.
Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas
harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.Media Tanam, antara lain terdiri dari batu
bata, pasir, kerikil, arangsekam, spons, batu apung, dll.
Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitastidak melebihi
2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidakboleh mengandung
terlalu banyak unsur logal berat.
A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu
media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
B. Benih
D. Pelaksanaan
• Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air
biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit
busuk.
• Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan
dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya
adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai)
secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang
tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
• Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap
dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara
perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara
jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.
• Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah
sebagai berikut:
- Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut
:
o Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari
untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan
gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
o Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari
pompa.
• Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
- Pemangkasan
- Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air,
atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya
dipelihara satu batang utama untuk produksi.
- Pengikatan
- Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang
agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang
tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
- Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
- Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang
berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
- Pengendalian hama dan penyakit
- Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting
panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang
dapat mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung
dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria
buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi
perlu diperhatikan.
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca
panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk
yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran).
Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari
hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca
panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas
produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang
tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama
dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan
satunya menggunakan media.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus
sekali, jika teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya
permintaan sayuran yang berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.
6. Acara Bimtek Kurikulum 2013 ditutup pada pukul 12.00 oleh Kabid Tendik
Drs.Adi Prasetyo
7. Lampiran-lampiran
1) Jadwal Pelaksanaan
2) Contoh hasil-hasil pelatihan
3) Surat tugas
Demikian laporan kami buat sebagi bentuk tanggung jawab kami
mengikuti Bimbingan Teknis Kurikulum 2013.
Ambarawa, 8 Juli 2014
Mengetahui
Laporan
Bimbingan Teknis Kurikulum 2013