Disusun oleh :
Kurikulum dan pendidikan adalah dua konsep yang harus dipahami sebelum membahas
pengembangan kurikulum. Kurikulum dan pendidikan ibarat dua koin, setiap koin saling
berhubungan dan tidak terpisahkan. Konsep kurikulum berkembang seiring dengan
perkembangan teori dan praktek pendidikan, dan juga berubah seiring dengan sekolah atau
teori pendidikan yang digunakan.
Latar Belakang Kurikulum 1975
1. Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai akibat lajunya
pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal
yang mempengaruhi program maupun kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu
adalah:
● Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan baru tentang pelaksanaan
sistem pendidikan nasional.
● Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN yang
antara lain berbunyi: “Mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mempercepat lajunya pembangunan.
● Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.
● Adanya inovasi dalam sistem belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien dan efektif yang telah
memasuki dunia pendidikan.
● Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
2. Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam
rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap
Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
Ciri Khas Kurikulum 1975
● Adanya Pendidikan Moral Pancasila. Sedangkan pada kurikulum setelah 1975 yaitu kurikulum 1984
dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
● Kurikulum 1975 termasuk kedalam zaman Orde Baru (Orba) yang mana menjadi salah satu kurikulum
diantara 6 kurikulum lainnya yang mengalami pergantian. Kurikulum 1975 merupakan pergantian dari
kurikulum 1968, dan penyempurnaan Kurikulum 1975 menghasilkan Kurikulum 1984.
● Kurikulum 1975 termasuk kurikulum yang berorientasi pada pencapaian, hal tersebut berlaku pula pada
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1968 dan kurikulum setelahnya yaitu kurikulum 1984
(Muhammedi. 2016).
● Kurikulum 1975 berorientasi pada tujuan umum dan khusus, dikenal dengan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan, pendekatan integrative, menekankan pada efisiensi dan efektifitas waktu, pendekatan
Pengembangan Intruksional, dipengaruhi psikologi tingkah laku, menggunakan teori Behaviorism,
susunan lebih kompleks. Untuk penyempurnaan kurikulum 1975 yaitu kurikulum 1984 memiliki ciri
khas orientasi tujuan belajar yang menekankan pada konseep esensial yang telah ditetapkan diawal,
dalam orientasi kepada tujuan instruksional, pendekatan pengajaran berpusat pada anak didik dengan
belajar aktif dalam ranah koognitif, afektif, maupun psikomotorik, materi pelajaran menggunakan
pendekatan spiral, menanamkan konsep, pendekatan keterampilan proses ( Muhammedi. 2016).
Landasan Filosofis Kurikulum
1975
Kurikulum 1975 dikembangkan berdasarkan pemikiran orientasi filosofis pendidikan
keilmuan yang dominan dan tidak berorientasi kepada pembangunan walaupun masih terikat
pada pengaruh politik di mana situasi pemerintah saat itu merupakan awal pemerintahan
orde baru. Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. Latar belakangnya adalah pengaruh konsep di bidang manajemen yaitu MBO
(managemen by objective).
Metode, materi dan tujuan pengajaran dirinci dalam prosedur pengembangan sistem
instruksional (PPSI).
Pembelajaran integrative sangat cocok diterapkan ketika pada masa itu. Dikarenakan dalam
proses pembelajaran pada saat itu mata pelajarannya masih sangat padat. Maka, untuk
mengefektifkan proses pembelajaran diberlakukan pembelajaran integrative dengan memberikan
pelajaran bersama-sama untuk mengefisienkan waktu yang terbatas. Untuk dalam
implementasinya digunakan aliran behaviorisme yang mana dalam proses pembelajaran dengan
berorientasi pada guru, maka guru menggunakan aliran ini agar lebih produktif.
Berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0211/U/1978 Tanggal 5 Juli
1978 tentang Sistem Tahun Ajaran Sekolah pasal 12, untuk memulai Kurikulum 1975 yang awalnya
akan diberlakukan pada tahun 1979 pada awal bulan Januari, kemudian diganti dengan minggu ketika
bulan Juli. Perubahan yang terjadi tercantum pada Keputusan tersebut.
Hasil dari sidang MPR tahun 1973 berdasarkan tujuan dalam pendidikan tidak jauh dari keadaan
Indonesia pada massa orde baru. Indonesia menekankan pembangunan yang memang dirasakan saat
itu sangat cepat manfaat yang dirasakan. Tidak berbeda pada pendidikan di Indonesia yang
memprioritaskan manusia yang unggul dalam perbaikan ekonomi Indonesia agar meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Landasan Konseptual kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai berikut :