Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA

‘’RHODOPHYCEAE & CHRYSOPHYCEAE’’

Nama : Sekar Ayu Dwi Deewanti

NIM : A1C419094

Kelas : Reguler A

Ruangan : R-001

Dosen Pengampu :

1. Dra. Harlis, M. Si.


2. Retni Sulistiyoning B, S. Pd., M. Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal spesies yang
representative dari Rhodophyceae dan Chrysophyceae.
II. KAJIAN TEORI
a. Rhodophyceae
Rhodophyta atau alga merah merupakan kelompok alga yang
memiliki dominansi warna merah yang disebabkan oleh pigmen fikobilin
berupa allofikosianin, fikoeritrin, dan fikosianin yang menutupi karakter
warna dari klorofil. Lebih dari 4.100 jenis dari alga merah telah di
deskripsikan, 200 jenis diantaranya ditemukan di air tawar dan
kebanyakan ditemukan di laut. Struktur morfologis mulai dari bentuk
filamen, bercabang, berbentuk bulu, dan lembaran. Alga merah tidak
memiliki sel berflagela, menyimpan cadangan makanan berupa pati.
Ukuran alga merah dapat mencapai ukuran paling besar jika berada pada
daerah dengan suhu dingin, sedangkan pada daerah tropis ukurannya
cenderung kecil. Alga merah dapat hidup pada kedalaman hingga 200
meter karena pigmen aksesoris yang dimilikinya. Dinding sel bagian
dalam disusun oleh selulosa dan dinding sel luar disusun oleh
mukopolisakarida, seperti agar, carrageenan, porphyron, dan sebagainya.
Komponen ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di bidang industri,
obat-obatan, dan makanan. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, Rhodophyta juga memiliki manfaat bagi lingkungan.
Manfaat bagi lingkungan adalah menjadi penyuplai bahan organik utama
di perairan dan menjaga kekokohan karang. Identifikasi pada anggota
Rhodophyta juga dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan yaitu
digunakan sebagai bahan ajar di perguruan tinggi[CITATION Ory17 \p
309 \l 1033 ].
Rhodophyta Sebagian besar hidup di laut, terutama dalam
lapisan-lapisan air yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya
gelombang pendek. Hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu
substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat. Hanya
beberapa jenis saja yang hidup di air tawar, ada juga yang hidup di atas
tanah atau di dalam tanah (ini hanya bentuk yang uniseluler). Jenis-jenis
yang ada di laut jumlahnya banyak sekali dan melimpah di laut tropis.
Banyak juga yang mengandung kalsium. Mereka dapat hidup seperti
epifit pada alga yang lainnya, dapat juga hidup pada hewan laut
(epozoik). Alga merah mempunyai komponen dinding sel terdiri dari
yang fibriler, dan terdiri dari manan dan xylan dan komponen non
fibriler. Komponen yang non fibriler ini yang menarik perhatian karena
mengandung bahan tabilizer, untuk membentuk sel seperti keraginan dan
agar (galaktan yang mengandung sulfat) [CITATION Gha18 \p 81 \l 1033 ].
Menurut Subagio & Kasim, (2019, p. 309) Thallus bermacam-
macam bentuknya, ada yang silindris, pipih, dan lembaran. Rumpun
yang terbentuk oleh berbagai sistem percabangan ada yang tampak
sederhana berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan yang
komplek, tetapi pada golongan yang sederhanapun telah bersifat
heterotrik. Jaringan tubuh belum bersifat sebagai parenkim, melainkan
hanya merupakan plektenkim. Perkembangbiakan dapat secara aseksual,
yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami).
Rhodophyta hanya mempunyai satu kelas yaitu Rhodophyceae
dengan Anak kelas Bangiophycidae dan Florideophycidae, tercatat 17
marga terdiri dari 34 jenis.
b. Chrysophyceae
Chrysophyta (yunani, chrysos = emas) merupakan jenis ganggang
keemasan yang memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang
memberikan warna keemasan. Ganggang keemasan sering disebut
ganggang kersik, karena mengandung silikat. Ganggang jenis ini tidak
begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun [CITATION
Mul141 \p 42 \l 1033 ].
Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu
Bacillariophyceae, Xantophyceae, dan Chrysophyceae. Chrysophyta
mempunyai ciri-ciri antara lain dinding sel diperkuat dengan bahan
silikat, berflagel yang tidak sama panjangnya dan tidak sama bentuknya.
Sel terdiri dari dua bagian, tutup (epiteka) dan wadah (hipoteka). Pigmen
terdiri dari karotin dan xanthofil yang berwarna kuning [CITATION
Amb14 \p 66 \l 1033 ].
Divisio alga ini mencakup tiga kelas yang berbeda, yaitu
Xanthophyceae, Chrysophyceae (mencakup Haptophyceae) dan
Bacillariophyceae. Alga-alga tersebut saling berhubungan karena alga-
alga tersebut mempunyai sejumlah ciri-ciri yang menonjol yang sama,
walaupun semua ciri-ciri tersebut tidak harus dimiliki semuanya oleh
setiap spesies. Ciri-ciri tersebut adalah: dinding sel yang terdiri dari dua
bagian, memiliki flagel yang terus bergerak, endapan silica di dalam
dinding sel, dan pengumpulan leukosin (sejenis polisakarida, disebut
juga chrysolaminarin) sebagai cadangan makanan [CITATION Mul141 \p 42
\l 1033 ].
Ciri umum dari Chrysophyta, pada bentuk tubuhnya kebanyakan
bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya
biasanya berbentuk seperti benang. Bentuk sel chrysophyta adalah
Coccoid, amoeboid, berserabut, kolonial, atau thalloid, biasanya
flagellated. Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan pada
Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan xantofil. Disamping itu
Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil dan
karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki
klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang
berbentuk cakram atau lembaran. Cadangan makanan pada Chrysophyta
berupa tepung krisolaminarin. Bahan simpanan utamanya adalah minyak
dan krisolaminarin (leukosin) [CITATION Sul181 \p 23 \l 1033 ].
III. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum dilaksanakan secara mandiri dirumah praktikan masing-
masing pada hari Sabtu, 5 November 2021 Pukul 10.00 WIB, lokasi di Jl.
Jambi-Tempino Km 26 Desa Nagasari.
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini sebagai berikut :
a. Rhodophyceae

Awetan alga
Diambil awetan alga yang disediakan asisten praktikum

Digambar organisme yang teramati

Dicari dan ditandai bagian-bagian berikut: tangkai utama,


cabang, alat pelekat (holdfish).

Hasil

b. Chrysophyceae

Air kolam
berwarna hijau

Diambil setetes air kolam berwarna hijau.

Diamati di bawah mikroskop tanpa menggunakan gelas


penutup.

Digambar organisme yang teramati dan diidentifikasi


menurut Gambar C

Dicari dan ditandai bagian-bagian berikut: Kloroplas,


Flagella, Dinding sel.

Hasil

V. HASIL
Adapun hasil yang didapat termuat dalam tabel berikut :

No Gambar Klasifikasi
1 Catenella nippae
Kerajaan : Protista
Filum : Rhodophyta
Kelas: Florideophyceae
Ordo : Gigartinale
Famili : Caulacanthaceae
Genus : Catanella
Spesies : Catenella nippae
[CITATION Gha181 \p 8 \t \l 1033 ]
2 Chondria sp.
Kingdom : Protista
Phylum : Rhodophyta
Class: Florideophyceae
Order : Carimiales
Family : Rhodomelaceae
Genus : Chondria
[CITATION Gha181 \p 8 \t \l 1033 ]
Spesies : Chondria sp.
3 Gelidium sp
Kingdom : Protista
Divisi : Rhodophyta
Class : Florideophyceae
Order : Gelidiales
Family : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium sp
[CITATION Gha181 \p 8 \t \l 1033 ]
4 Melosira sp
Kerajaan : Protista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Melosirales
Famili : Melosiraceae
Genus : Melosira
Spesies : Melosira sp.
[CITATION Kum181 \p 18 \l 1033 ]
5 Navicula sp
Kingdom : Protista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Naviculaceae
Genus : Navicula
[CITATION Kum181 \p 18 \l 1033 ]
Spesies : Navicula sp
6 Tabellaria flocculosa
Kingdom : Protista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Tabellariales
Family : Tabellareaceae
Genus : Tabellaria
[CITATION Kum181 \p 18 \l 1033 ]
Spesies : Tabellaria flocculosa

VI. PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapat pada praktikum kali ini pada Rhodophyta yaitu
ada, Catenella nippae, cirinya yaitu tallus berbentuk seperti daun-daun kecil
dan tebal, terlihat sedikit melebar pada bagian tengah hingga ujung. Holdfast
serabut dan terdapat pada tengeh-tengah percabangan talus. Pada
percabangan talus terlihat mengecil sehingga tampak jelas pembatas yang
menghubungkan antara talus yang satu dengan yang lainnya. Adanya
pengecilan ini membuatnya menjadi tidak kaku. Spora tampak seperti bola
yang berada di dalam ujung talus. Ujung talus yang memiliki spora
mengalami pembengkakan. Talus berwarna hijau hingga coklat. Selanjutnya
ada Chondria sp. Dengan ciri talus silindris dan tebal. Memiliki warna ungu
pekat hingga merah. Percabangan pinnate. Pangkal penghubung antara talus
lateral dengan talus utama terlihat lebih sempit daripada ujungnya. Bentuk
sel tidak dapat dilihat karena talus yang tebal. Ujung talus lebih muda, dapat
hidup menempel pada akar dan batang seperti pada Soneratia alba.
Selanjutnya ada Gelidium sp. Cirinya yaitu memiliki stolon, holdfast serabut,
talus silindris, wara ungu pekat, ujung talus meruncing. Terdapat
percabangan dikotom. Pada spesies ini terdapat kantung spora (stichidia)
yang lancip pada ujungnya dan mengandung spora.
Pada Chrysophyceae yang didapat yaitu ada Melosira sp. secara
morfologi memiliki sel empat persegi panjang atau bulat telur, sel bergabung
bersama untuk membentuk filamen, memiliki dinding sel persegi panjang
dan tebal. Kloroplas berwarna hijau pucat. Sel dikelompokkan bersama
untuk membentuk filament untai atau pita, kadang-kadang filamen dapat
tumbuh dan terlihat secara massal, kloroplas memiliki warna saat segar
mungkin rumput hijau, hijau pucat, emas coklat, hijau zaitun atau (jarang)
kebiruan atau kemerahan, sel bergabung bersama untuk membentuk filamen
terus menerus, dinding sel tanpa tanda jelas. Selanjutnya ada Navicula sp
memiliki bentuk lonjong, menguncup kedua bagian ujungnya, berwarna
kecoklatan, memiliki dinding sel sebelah dalam tanpa sekat, mempunyai
sentral nodul dan polar nodul. Navicula sp. merupakan tumbuhan uniseluler.
Bentuk talus dari depan berbentuk seperti perahu, sedangkan dari samping
tampak seperti kotak (hipoteka) dengan bagian tutup (epiteka). Dinding sel
navicula tersusun dari bahan kersik. Pigmen yang dimiliki Navicula sp.
selain klorofil juga karotin dan xantofil. Perkembangbiakan vegetatif
Navicula sp. dengan membelah diri. Perkembangbiakan generatif Navicula
sp. berlangsung dengan konjugasi. Yang terakhir ada spesies Tabellaria
flocculosa memiliki bentuk kotak dan berwarna kuning kecoklatan,
mikroalga jenis Tabellaria flocculosa memiliki bentuk kotak-kotak yang
saling berdekatan, memiliki warna kuning kecoklatan, ukuran mikroskopik
dan uniseluler. Berbentuk koloni dan tersebar di air tawar dan air laut.
Reproduksi dengan cara seksual.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Rhodophyta atau alga merah merupakan kelompok alga yang memiliki
dominansi warna merah yang disebabkan oleh pigmen fikobilin berupa
allofikosianin, fikoeritrin, dan fikosianin yang menutupi karakter warna dari
klorofil. Lebih dari 4.100 jenis dari alga merah telah di deskripsikan, 200
jenis diantaranya ditemukan di air tawar dan kebanyakan ditemukan di laut.
Spesies alga merah yang didapat ada Catenella nippae, Chondria sp,
Gelidium sp. Lalu pada Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu
Bacillariophyceae, Xantophyceae, dan Chrysophyceae, spesies yang didapat
yaitu Melosira sp., Navicula sp., Tabellaria flocculosa.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R., Widyastuti, E., & Widyartini, D. S. (2014). KELIMPAHAN


CHRYSOPHYTA PADA MEDIA BUDIDAYA IKAN NILA YANG DIBERI
PAKAN FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KULIT UBI
KAYU DAN PROBIOTIK. SCRIPTA BIOLOGICA, 1(1), 66-70.
Ghazali, M., Husna, H., & Sukiman. (2018). Diversitas dan Karakteristik Alga Merah
(Rhodophyta) pada Akar Mangrove di Teluk Serewe Kabupaten Lombok Timur.
Jurnal Biologi Tropis, 18(1), 80-90.
Ghazali, M., Rahmawati, R., Astuti, S. P., & Sukiman. (2018). JENIS ALGA MERAH
(RHODOPHYTA) PADA EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DUSUN
EKAS, KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Fish Scientiae, 8(1), 1-13.
Kumaji, S. S., Katili, A. S., & Lalu, P. (2018). IDENTIFIKASI MIKROALGA
EPILITIK SEBAGAI BIOMONITORING LINGKUNGAN PERAIRAN
SUNGAI BULANGO PROVINSI GORONTALO. Jambura Edu Biosfer
Journal, 15-22.
Mulyadi, H. (2014). Botani Tumbuhan Rendah. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press .
Oryza, D., Mahanal, S., & Sari, M. S. (2017). IDENTIFIKASI RHODOPHYTA
SEBAGAI BAHAN AJAR DI PERGURUAN TINGGI. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(3), 309-314.
Subagio, & Kasim, M. S. (2019). Identifikasi Rumput Laut (Seaweed) di Perairan
Pantai Cemara, Jerowaru Lombok Timur Sebagai Bahan Informasi
Keanekaragaman Hayati Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan,
3(1), 308-321.
Sulastri. (2018). Fitoplankton Danau-Danai Di Pulau Jawa. Jakarta: LIPI Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai