PENDAHULUAN
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasi dapat mengetahui dan
memahami cara menentukan senyawa yang terbentuk pada ekstrak simplisia
dengan menggunakan metode fitokimia sehingga dapat menetukan senyawa
yang terkandung dalam suatu tanaman. Hal inilah yang melatarbelakangi
percobaan ini dilakukan.
I.2 Maksud Percobaan
Memahami cara identifikasi senyawa yang terbentuk pada ekstrak simplisia
dengan menggunakan metode fitokimia.
Kata alkaloid berasal dari istilah vegetable alkali digunakan lebih awal untuk
menunjuk ke kelompok basa-basa asli tumbuhan. Tidak ada satu pun definisi
atau batasan alkaloid yang sempurna dan memuaskan, tetapi secara umum
alkaloid terdiri dari substansi dasar yang berisi satu atau lebih atom nitrogen,
biasanya dalam kombinasi sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid, secara
kimia dan biosintetik merupakan kelompok yang sangat heterogen, yaitu dari
senyawa monosiklik seperti koniin sampai struktur pentasiklik striknin. Banyak
senyawa alkaloid mempunyai struktur terpenoid. Yang lain adalah aromatik
dengan basa nitrogen dalam sistem cincin aromatik atau yang kurang umum
adalah dalam bentuk cincin samping (Kakisin) (Suparno, 2015 ; 127).
II.2.2 Morfologi
Jarak merah (Jatropha gossypifolia) tergolong kedalam kelompok
tanaman berdaun tidak lengkap. Karena pada bagian daunnya hanya
memiliki petiolus (tangkai daun) dan lamina (helaian daun) tanpa
memiliki vagina (pelepah daun). Bangun daunnya berbentuk
orbicularis (bulat) karena pada perbandingan panjang dan lebar, jarak
merah yaitu 1 : 1. Memiliki intervenium (daging daun) yaitu tipis
lunak (herbaceus). Pada bagian margo folli, daunnya bergerigi
(serratus). Bagian apex folli, daunnya meruncing (acuminatus). Bagian
basis follinya berlekuk (emarginatus). Susunan tulang daun (nervatio)
dari jarak merah adalah menjari (palminervis) (Ningsih, dkk, 2015).
II.3.2 Morfologi
1. Bintang Laut
Menurut Piter, dkk (2019) dalam jurnalnya bahwa morfologi
bintang laut yaitu sebagai berikut :
a. Mempunyai lengan sebanyak 5 buah atau kelipatan dari lima.
b. Mulut terdapat dibawah yaitu dibagian oral, sedangkan anus
dibagian aboral.
c. Pergerakan dilakukan oleh kaki tabung yang terdapat berderet
sepanjang lengannya.
d. Terdapat ambulakral groove diantara barisan kaki tabung.
e. Mempunyai beberapa macam warna : kuning, orange dan cokelat
ke abu-abuan.
f. Bagian tubuhnya disebelah aboral terdapat duri-duri yang tumpul
berwarna hitam.
g. Hidup pada wilayah yang multilevel dangkal di cela-cela
terumbu karang dengan suhu air berkisar dari 20oC sampai 26oC.
2. Bulu Babi
Diadema selosum merupakan hewan dengan ciri-ciri bulat,
berwarna hitam dengan cangkang yang keras dipenuhi duri-duri,
memiliki cincin titik putih dan terletak diatas segmen. Setiap titik
putih. Habitatnya diterumbu karang daerah berpasir dan pecahan
karang (Akerina, dkk, 2015).
3. Teripang
Mempunyai bentuk tubuh bulat panjang dan langsing. Panjang
badannya 20-30 cm. Warna badan cokelat tua atau hitam. Dibagian
mulutnya terdapat rumbai-rumbai pendek menyerupai kembang kol.
Apabila ditangkap. Ia sering mengeluarkan getah atau lendir
berwarna putih yang berfungsi sebagai alat untuk membelah diri
sehingga disebut teripang getah (Hasan, 2013).
4. Karang Lunak
Seperti namanya karang lunak memiliki tubuh dengan struktur yang
lembek namun lentur serta mempunyai tangkai yang melekat pada
substrat yang keras terutama pada karang, walaupun penyusun
karang lunak dan karang keras sama yaitu zat kapur, tubuh karang
lunak ini lebih lunak dan kenyal (Fatmawaty, 2017).
2. Bulu Babi
Golongan steroid, triterpenoid dan saponin (Akerina, dkk, 2015).
3. Teripang
Kandungan kimia teripang terdiri dari 3-5 % karbohidrat, 1,5%
asam amino esensial dan vitamin E, sitokin dan 44-45% protein
(Hasan, 2013).
4. Karang Lunak
Karang Lunak merupakan sumber yang banyak akan senyawa
bioaktif seperti terpenoid, steroid, stearat, glikosida, alkaloid,
flavonoid, saponin dan peptida (Fatmawaty, 2017)
II.3.4 Khasiat
1. Bintang Laut
Khasiat dari bintang laut yaitu sebagai antroksidan, antibakteri,
antiinflamasi, antifungsi dan imunustimulator. Sedangkan untuk
bintang laut biru yang potensial sebagai antitumor dan agen
antibakteri (Piter, dkk, 2019).
2. Bulu Babi
Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh bulu babi memiliki potensi
untuk dimanfaatkan sebagai senyawa antibakteri alami (Akerina,
dkk 2015).
3. Teripang
Teripang memiliki aktivitas sebagai antiurisemia (asam urat)
(Hasan, 2013).
4. Karang Lunak
Memiliki aktivitas biologis seperti antifungi, sitotoksik dan
antimikroba (Fatmawaty, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1.2 Bahan
1. N-heksan teknis (109,99 ml)
2. Etil Asetat teknis (104,99 ml)
3. Metanol teknis (62,5 ml)
4. AlCl3 (25 semprot)
5. Aluminium Foil (350 cm)
6. Lempeng KLT (5 buah)
7. Masker
8. Handscoon
9. Tissu
III.1.3 Sampel
1. Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
2. Bulu Babi (Diadema setosum)
3. Teripang Hitam (Holothuria edulis)
4. Karang Lunak (Sarcophyton Sp.)
5. Jaarak Merah (Jatropha gossypifolia)
- Dijenuhkan eluen
Chamber
- Dibuat lempeng
- Diambil sampel
- Dilarutkan dengan metanol
Botol Vial
- Ditotolkan ekstrak/sampel
Lempeng KLT
- Diangin-anginkan
- Dimasukkan lempeng
Chamber
- Dimasukkan lempeng
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
No Gambar Perlakuan Hasil
1. Jarak Merah - Diamati sinar 2 bercak pada
UV 254 nm dan perbandingan N-
366 nm heksan:etil asetat
- Disemprot (9:1) dan (8:2)
AlCl3
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara
menentukan senyawa yang terbentuk pada ekstrak simplisia dengan
menggunakan metode fitokimia.
Cara kerja pada percobaan ini yang pertama-tama yaitu disiapkan alat dan
bahan, dihitung eluen dan diukur, dimasukkan kedalam chamber, lalu
dijenuhkan, kemudian dilarutkan ekstrak atau sampel menggunakan pelarut
metanol. Lalu dibuat garis batas atas dan bawah pada lempeng. Kemudian
ditotolkan masing-masing sampel diatas bagian lempeng yang telah ditentukan,
kemudian diangin-anginkan. Lalu dimasukkan kedalam eluen yang telah
dijenuhkan. Lalu ditunggu hingga fase gerak mencapai batas atas atau puncak.
Kemudian dispektro atau dilihat bercak dengan menggunakan sinar UV dengan
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Selanjutnya di semprotkan lempeng
dengan menggunakan AlCl3 dan di amati bercak yang timbul.
Didokumentasikan dan ditandai bercak.
Alasan digunakan eluen yang berbeda yaitu untuk melihat sifat yang terdapat
terelusi dengan timbulnya noda. Alasan penjenuhan eluen ini adalah untuk
memudahkan eluen menyerap lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan
membuat senyawa naik hingga tanda batas lempeng Kromatografi Lapis Tipis
(KLT), berfungsi sebagai fase gerak. Alasan dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan AlCl3 yaitu untuk melihat atau menunjukkan adanya senyawa
flavonoid pada sampel tersebut. Alasan digunakan sinar UV yaitu untuk melihat
bercak yang menandakan adanya suatu senyawa pada suatu sampel ekstrak.
Untuk sampel darat (jarak merah) diperoleh hasil yang menunjukkan noda
terdapat pada perbandingan N-heksan:Etil Asetat (9:1) dan (8:2) yang
menandakan adanya senyawa flavonoid karena disemprotkan dengan AlCl3 dan
diamati dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.
Untuk sampel Bintang Laut diperoleh hasil yang menunjukkan noda terdapat
pada perbandingan N-heksan:Etil Asetat (2:8) dan (1:9) yang menandakan
adanya senyawa flavonoid karena disemprotkan dengan AlCl 3 dan diamati
dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.
Berdasarkan literatur Ningsih, dkk (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Uji
Efek Penyembuhan Gel Ekstrak Daun Jarak Merah Terhadap Luka Sayat Pada
Kelinci Menyatakan bahwa pada jarak merah mengandung senyawa flavonoid.
Hal ini berarti sesuai dengan literatur.
Berdasarkan literatur Piter dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul Potensi
Antibakteri Bintang Laut Dari Perairan Pantai Kelurahan Tangkaina Manado
menyatakan bahwa pada bintang laut memiliki kandungan flavonoid. Hal ini
juga menandakan bahwa percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang
dijadikan acuan.
Alasan noda dalam lempeng lebih dari satu yaitu agar memudahkan dalam
pengerjaan dan juga dalam melihat naiknya fase gerak kebatas atas sehingga
mudah untuk dilihat pada perbandingan berapa noda yang tampak.
Alasan kenapa yang bening ditotolkan harus lebih dari satu yaitu agar senyawa
tersebut dapat teradsorbsi dengan baik sehingga senyawa yang diinginkan
tampak menimbulkan noda saat diamati dengan sinar UV.
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasi dapat mengetahui cara
identifikasi senyawa yang terdapat dalam satu ekstrak. Sehingga dapat juga
digunakan untuk penelitian nantinya.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi senyawa pada jarak merah dengan menyemprotkan AlCl 3 pada
lempeng KLT diperoleh 2 bercak pada perbandingan N-heksan : etil asetat
(9: 1) dan (8 :2) yang menandakan adanya senyawa flavanoid.
2. Identifikasi senyawa pada bintang laut diperoleh hasil 2 bercak pada
perbandingan N-heksan dan Etil asetat (2 : 8) dan (1 : 9) yang menandakan
adanya senyawa flavanoid.
V.2 Saran
Sebenarnya dalam percobaan ini dilakukan dengan lebih teliti agar hasil yang
didapatkan sesuai dan untuk praktikan lebih memahami lagi cara pengerjaan
didalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Akerina, Febrina, dkk (2015) Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Anti bakteri dari
Bulu Babi. JPHP 2015 volume 18 Nomor 1. Bogor : IPB Darmaga.
Firdaus, dkk (2013) Tanaman Bakau Biologi dan Bioaktivitas. Malang : UB Press.
Ningsih, Surya & Andi Armisman (2015) Uji Efek Penyembuhan Gel Ekstrak Daun
Jarak Merah (Jatropha gossipifolia Lim.) Terhadap Luka Sayat Pada Kelinci
(Oryctolagus cuniculus). Jurnal farmasi UIN Alauddin Makassar 3 (3), 104
-110.