Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM BOTANI FARMASI

MEGA REZKY MAKASSAR

PERCOBAAN I

PENGENALAN DIVISI TUMBUHAN

OLEH :

KELOMPOK I

PRODI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY

MAKASSAR

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan manusia.
Hewanpun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang
tergolong tumbuhan adalah semua organisme eukariotik multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil,
menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan
tumbuhan parental.

Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang
sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan/Divisio
(tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis). Tujuan
klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari
makhluk hidup.Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk
hidup.

Dasar pengelompokan makhluk hidup antara sistem klasifikasi yang satu dengan yang lain mungkin saja
berbeda. Namun, pada umumnya klasifikasi makhluk hidup tersebut mempunyai tujuan dan manfaat
yang hampir sama. Tujuan klasifikasi antara lain yaitu, mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar
mudah dikenali, mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri, melihat hubungan
kekerabatan antar anggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut, menyederhanakan
objek studi, dan mengurutkan proses evolusi/perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan
hubungan kekerabatan dengan golongan lain.

Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun manfaat
klasifikasi antara lain untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup, mengetahui hubungan kekerabatan
antar makhluk hidup.

Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadu tumbuhan tidak berpembuluh atau non-traecheophyta dibagi
dalam dan tumbuhan berpembuluh atau tracheophyta (yunani, trachoia = Saluran Kecil, phyton =
Tumbuhan). Tumbuhan non-tracheophyta adalah kelompok lumut sedangkan kelompok tracheophyta
adalah tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat
membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan
tingkat tinggi.

B. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengamati beberapa
divisi pada tumbuhan.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mengamati beberapa Divisi pada tumbuhan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Tumbuhan adalah organisme eukariotik, multisel, berklorofil, memiliki dinding sel, dan autotrop. Dunia
tumbuhan dikelompokan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh atau non- tracheophyta (tumbuhan
lumut), dan tumbuhan berpembuluh atau tracheophyta (tumbuhan paku dan timbuhan berbiji) yaitu
xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam dari akar ke daun.Floem berfungsi
mengangkut hasil-hasil fotosintesis.Tumbuhan terbagi menjadi tiga (3) Divisi yaitu Bryophyta (tumbuhan
lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

1. Bryophyta (Tumbuhan lumut)

Tumbuhan lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi dari
pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan
hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya
sudah membentuk embrio. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk
dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, lumut). Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan
daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ
penyerap haranya adalah rizoid (Anggraini, 2013).

2. Pteridophyta (Tumbuhan paku)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai
pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya
telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan
daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias,
sayuran dan bahan obatobatan. Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut
memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah,
pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan (Anonim, 2000).

3. Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Biji adalah bakal biji (Ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh
organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut
pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. Dengan demikian biji telah
memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran Spermatophyta
(tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan
tanaman yang lebih primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan
menggunakan cara lainc untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji
mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di wilayah tropis
maupun daerah beriklim dingin (Hariana, A., 2007).

B. Klasifikasi dan Morfologi Tumbuhan

1. Tumbuhan cakar ayam, (Hutapea, 1999)

Divisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Bangsa : Selaginellales
Suku : Selaginellaceae
Marga : Selaginella
Jenis : Selaginella doederleinii

Morfologi pada tanaman cakar ayam, yaitu:

Batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar
2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah
hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai ke percabangannya yang menyerupai
cakar ayam dengan sisik-sisiknya. Cakar Ayam mempunyai habitus terna, merayap, sedikit tegak. Batang
bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun
tunggal, tersusun dalam garis sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau.Spora 28
berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari batang yang
berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).

Kandungan kimia pada tanaman cakar ayam, yaitu:

Tanaman S. doederleinii Hieron.dilaporkan mengandung alkaloid, saponin dan phytosterol. Ekstrak


etanolik Selaginella doederleinii Hieron. Dilaporkan mengandung lima komponen lignans yaitu (-)-
lirioresinol A, (-)-lirioresinol B, (+)-wikstromol, (-)-nortracheloside, (+)- matairesinol. Selain itu juga
mengandung dua komponen fenilpropanon yaitu 3-hidroksi-1-(3-metoksi-4-hidroksifenil)-propan-1-on,
3-hydroksi-1-(3,5-dimetoksi-4hidroksifenil)-propan-1-on.

Kegunaan pada tanaman cakar ayam, yaitu:

Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan panas dan lembab, melancarkan aliran darah, antitoksik,
antineoplasma, penghenti pendarahan (hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu
Selaginella doederleinii Hieron juga berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang
paru, hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, pendarahan dan kanker (Dalimarta, 1999).

1. Tumbuhan Lumut Hati (Hutapea, 1999)

Regnum : Plantae

Division : Hepaticophyta

Kelas : Hepaticosida

Ordo : Hepaticoceales

Family : Hepaticoceae

Genus : Hepaticopsida

Spesies : Hepaticopsida sp

Morfologi pada tumbuhan lumut hati, yaitu:

Lumut hati adalah tumbuhan tanpa bunga, memproduksi spora dengan spora yang dihasilkan dalam
kapsul kecil. Seperti yang kita tahu bahwa lumut memiliki tahap gametofit dan tahap sporofit. Spora
kapsul (mungkin didukung dengan tangkai, atau seta) adalah sporofit dan ini tumbuh dari tahap
gametofit. Berikut akan mengulas ciri-ciri tumbuhan lumut hati atau Hepaticopsida. Untuk
mengidentifikasi lumut hati sering memerlukan penggunaan mikroskop.

Kandungan kimia tumbuhan lumut hati, yaitu:


1. Monoterpenoids

2. Tris-normonoterpenoid

3. Homomonoterpenoid

4. Tris-norsesquiteroenoid

5. Sesquiterpenoid

6. Diterpenoid

7. Steroid dan Triterpenoid

Kegunaan pada tumbuhan lumut hati, yaitu:

1. Membantu pertumbuhan tanaman di sekitarnya

2. Menunjang proses fotosintesis

3. Bahan antivirus, antimikroba dan anti serangga

4. Tindakan pertama saat terkena racun ular

5. Sebagai obat anti jamur di perabotan

6. Sebagai obat terapi dan refleksi

7. Bahan obat antiseptic

8. Mengobati penyakit Hepatitis C

9. Mengobati penyakit jantung

10. Menumbuhkan rambut

2. Tumbuhan Pakis (Hutapea, 1999)

Kingdom : Plantae

Divisi : Cycadophyta

Kelas : Cycadospsida

Ordo : Cycadales

Family : Cycadaceae

Genus : Cycas
Spesies : Monilophyta

Morfologi pada tumbuhan pakis, yaitu:

Tumbuhan paku atau paku-pakuan atau istilah lainnya Pteridophyta adalah sekelompok tumbuhan
dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi
seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan
perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan jamur.

Tumbuhan paku juga merupakan tumbuhan tingkat rendah, sama seperti lumut. Meskipun ciri dan
struktur tubuh tumbuhan paku sangat berbeda dibandingkan lumut, yakni sudah memiliki cormusatau
dapat dibedakan bagian akar, daun, dsb. Tetapi tumbuhan paku tidak menghasilkan biji.

Kandungan kimia pada tumbuhan paku, yaitu:

1. Bahan aktif seperti flavonoid

2. Alkaloid

3. Teroid.

Kegunaan pada tumbuhan paku, yaitu:

1. Serat (fiber)

2. Mencegah penyakit kardiovaskular

3. Sumber asam lemak omega 3

4. Makanan antioksidan

5. Anti- inflamasi

6. Kaya Vitamin A

3. Tumbuhan Rumput (Hutapea, 1999)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tachebionto

Subdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus L

Morfologi pada tumbuhan rumput, yaitu:

Rumput tekiatau yang dikenal dalam bahasa latin adalah Cyperus rotundus adalah salah satu tumbuhan
rumput semu menahun yang tingginya bisa mencapai 10 hingga 95 cm. Tumbuhan i

tingginya bisa mencapai 10 hingga 95 cm. Tumbuhan ini tumbuh liar dan biasanya sangat mudah di
jumpai dan digunakan sebagai bahan praktikum dan sebagai objek penelitian.

Jenis batang atau habitus tumbuhan dari rumput teki adalah herba atau terna (rumput-rumputan).
Batang tumbuhan jenis ini lunak, mengandung banyak air, berbuku-buku atau tidak. Contoh selain
rumput teki adalah pada padi (Oryza sativa). Arah tumbuh batang pada tumbuhan rumput teki adalah
tegak (erectus) karena batang tegak, tumbuh lurus ke atas. Contoh lain dari arah tumbuh batang yang
tegak adalah pepaya (Carica papaya). Percabangan pada rumput teki adalah monopodial. Cara
percabangan monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih
panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

Kandungan kimia pada tumbuhan rumput, yaitu:

Air, Karbohidrat, Serat, Abu, monitol, senyawa K, sakarosa, glukosa, malic acid, citric
acid, arundoin, cyllindrin, fernenol, simiarenol, anemonin.

Kegunaan pada tumbuhan rumput, yaitu:

1. Menahan unsur hara lebih lama.

2. Mencegah terjadinya erosi tanah.

3. Sebagai kompetitor yang membuat tanaman utama memiliki akar yang kuat.

4. Sebagai kompetitor yang membuat tanaman utama lebih subur – rumput gambut

5. Untuk menghambat tanaman lainnya (tanaman besar-berbiji) tumbuh.

6. Mengurai pupuk lebih dulu sehingga tidak merusak akar tanaman utama.

7. Menjaga vegetasi tanah (kandungan mikroorganisme dan serangga juga cacing tanah).

4. Tumbuhan Sirih (Hutapea, 1999)

Kingdom : Plantae
Superkingdom : Trachebionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliopsida

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

Morfologi pada tumbuhan sirih, yaitu:

a. Akar

Akar daun sirih tunggang, berbentuk bulat memanjang, dengan tumbuha tunas baru yang banyak,
berwarna kecokaltan hingga kekuningan dan tumbuh dengan menjalar.

b. Batang

Batang bulat memanjang, dengan mencapai ketinggian 5-1 m, dan tumbuh dengan menjalar atau
merambat. Selain itu, batang ini juga bersulur, beruas, berbuku dengan jarak 5-10 cm, dan memiliki
pertunasan yang banyk dibagian batang. Pada umumnya, batang ini berwarna kecoklatan hingga
kehijauan.

c. Daun

Daun berbentuk bulat oval atau telur, pangkal daun berberbentuk hampir menyerupai jantung,
pertulangan menyirip, permukaan bagian tepi merata, dan juga berbulu pada permukaan bagian bawah.
Daun ini tebal, dengan lebar 2-10 cm, panjang 5-15 cm yang berwarna kehijauan muda hingga tua.

d. Bunga

Bunga daun sirih termasuk majemuk, perbungaannya sirih ini termasuk bulir yang berdiri dengan
sendirinya yang terletak pada cabang daun yang berhadapan. Bulir ini lengkap yaitu bulir jantan dan
betina, bulir jantan memiliki panjang mencapai 1-3 cm, benang sari pendek. Sedangkan bulir betina
panjang 2-6 cm dan panjang kepala putik mencapai 3-5 cm, pada umumnya bunga daun sirih ini
berwarna merah muda hingga kemerahan tua serta keputihan.

e. Buah

Buah daun sirih ini berbentuk bulat telur kecil, dengan bagian ujung yang gundul, berwarna abu – abu
hingga kehitaman, dan terdapat bulu banyak. Selain itu, dalam buah memiliki biji yang ada didalamnya
berbentuk bulat, pipih dan berwarna kehitaman yang mencapai sekitar 10-20 biji perbuahnya.

Kandungan kimia pada tumbuha sirih, yaitu:

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula
dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur

Kegunaan pada tumbuhan sirih, yaitu:

1. Menyembuhkan penyakit asma

2. Menyembuhkan radang tenggorokan

3. Mengobati sakit dan iritasi pada mata

4. Melancarkan haid

5. Menghilangkan bau mulut

6. Membersihkan rongga mulut dari kuman.

7. Mengobati sariawan dan sakit gusi.

BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat

1. Kamera

2. Pensil/warna/penggaris

B. Bahan

1. Tumbuhan cakar ayam (Selaginella doedeleini)

2. Tumbuhan lumut hati (Marchantiphyta)

3. Tumbuhan pakis (Monilophyta)

4. Tumbuhan rumput (Cyperus protundus L)


5. Tumbuhan sirih (Piper betle)

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Difoto tumbuhannya

3. Dideskripsikan masing-masing tumbuhan

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

NO. Sampel Definisi

1. Cakar Ayam Tanaman ini memiliki batang tegak,

(Selaginella doederleinii) tinggi 15-35 cm, akar keluar pada

percabangan. Daunnya kecil-kecil,

panjang 4-5 mm lebar 2 mm, bentuk

jorong, ujung meruncing, pangkal

rata, warna daun bagian atas hijau

tua, bagian bawah hijau muda. Daun

tersusun di kiri kanan batang induk

sampai ke percabangannya yang

menyerupai cakar ayam dengan

sisik-sisiknya.Cakar Ayam

mempunyai habitus terna, merayap,

sedikit tegak.Batang bulat, liat,

bercabang-cabang menggarpu, tanpa


pertumbuhan sekunder dan putih

kecoklatan.Daun tunggal, tersusun

dalam garis sepanjang batang,

berhadapan, panjang 1-2 mm, halus

dan hijau.Spora 28 berupa

sporangium tereduksi diketiak daun

dan berwarna putih.Akar serabut,

muncul dari batang yang berdaun

dan berwarna coklat kehitaman.

2. Lumut hati (Hepaticopsida Lumut hati adalah tumbuhan tanpa

sp) bunga, memproduksi spora – dengan

spora yang dihasilkan dalam kapsul

kecil.Seperti yang kita tahu bahwa

lumut memiliki tahap gametofit dan

tahap sporofit.Spora kapsul

(mungkin didukung dengan tangkai,

atau seta) adalah sporofit dan ini

tumbuh dari tahap gametofit.

3. Pakis/pinus Tumbuhan paku atau paku-pakuan

atau istilah lainnya Pteridophyta

adalah sekelompok tumbuhan

dengan sistem pembuluh sejati

(Tracheophyta) tetapi tidak


menghasilkan biji untuk reproduksi

seksualnya.Alih-alih biji, kelompok

tumbuhan ini melepaskan spora

sebagai alat penyebarluasan dan

perbanyakannya, menyerupai

kelompok organisme seperti lumut

dan jamur.

4. Rumput teki atau yang dikenal


Tumbuhan Rumput
(Cyperus rotundus L) dalam bahasa latin adalah Cyperus

rotundus adalah salah satu tumbuhan

rumput semu menahun yang

tingginya bisa mencapai 10 hingga

95 cm. Tumbuhan ini tumbuh liar

dan biasanya sangat mudah di

jumpai dan digunakan sebagai bahan

praktikum dan sebagai objek

penelitian.

5. Tumbuhan Sirih (Piper betle Sirih merupakan tanaman asli


L.)
Indonesia yang tumbuh merambat

atau bersandar pada batang pohon

lain. Tanaman merambat ini bisa

mencapai tinggi 15 m. Batang sirih


berwarna coklat kehijauan,berbentuk

bulat, beruas dan merupakan tempat

keluarnya akar. Daunnya yang

tunggal berbentuk jantung, berujung

runcing, tumbuh berselang-seling,

bertangkai, dan mengeluarkan bau

yang sedap bila diremas. Panjangnya

sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm

B. Pembahasan

Tumbuhan disusun dalam kelompok-kelompok besar yang disebut divisi. Dunia


tumbuhan mempunyai 2 divisi yaitu tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh dan yang tidak
memiliki jaringan pembuluh. Divisi ini kemudian dibagi lebih jauh lagi menjadi keegori-kategori yang
lebih kecil, utamanya berdasarkan struktur perkembangbiakan tumbuhan.

1. Divisi Bryophyta (tumbuhan lumut)

Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil, yang hidup di darat dan masih
menyukai tempat lembab, tidak memilki akar, batang dan daun sejati, serta tidak memiliki pembuluh
pengangkut (xylem dan floem). Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus (Talofita)
dengan tumbuhan berkormus (Kormofita) dan mengalami pergiliran keturunan.

2. Divisi Pteryodophyta (tumbuhan paku)

Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang dan daun sejati.
Berkembangbiak dengan spora (kormofita berspora), dan memiliki pembuluh angkut xylem dan floem,
memiliki klorofil, berkas serabut dan mengalami pengiliran keturunan.

3. Divisi Spermatophyta

Tumbuhan berbiji terbagi menjadi dua klasifikasi, yakni:

Tumbuhan berbiji terbuka atau biasanya disebut dengan Gymnospermae merupakan tumbuhan
yang bijinya tidak tertutup oleh bakal buah.

Tumbuhan berbiji tertutup atau biasa disebut dengan Angiospermae, memiliki suatu cirri yang
paling khas, yaitu sumua tumbuhan yang termasuk kedalam tumbuhan biji tertutup ini merupakan
tumbuhan berbunga. Organ reproduksi dari tumbuhan ini merupakan bunga yang memiliki bakal biji dan
bakal buah.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tumbuhan cakar ayam
ini merupakan tumbuhan yang termasuk kedalam divisi Pteryophyta (tumbuhan paku). Tanaman ini
memiliki batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4-5
mm lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua,
bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai ke percabangannya yang
menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya. Cakar Ayam mempunyai habitus terna, merayap, sedikit
tegak.Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa pertumbuhan sekunder dan putih
kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus
dan hijau.Spora 28 berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih.Akar serabut,
muncul dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman.

Tumbuhan lumut hati/lumut daun ini termasuk kedalam divisi Bryophyta


(tumbuhan lumut). Lumut hati adalah tumbuhan tanpa bunga, memproduksi spora dengan spora yang
dihasilkan dalam kapsul kecil. Seperti yang kita tahu bahwa lumut memiliki tahap gametofit dan tahap
sporofit.Spora kapsul (mungkin didukung dengan tangkai, atau seta) adalah sporofit dan ini tumbuh dari
tahap gametofit.

Tumbuhan pakis/pinus ini termasuk kedalam divisi pteryophyta. Tumbuhan paku atau paku-
pakuan atau istilah lainnya Pteridophyta adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati
(Tracheophyta) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok
tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai
kelompok organisme seperti lumut dan jamur.

Tumbuhan sirih ini termasuk kedalam divisi spermatophyta (tumbuhan berbiji) dengan ciri
tumbuhnya merambat pada pohon induk, memiliki batang berwarna kecoklatan dengan daun berbentuk
oval pada bagian unjung merincing dan bagian pangkal daun tumpul.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tumbuhan cakar ayam termasuk kedalam divisi Pteryophyta

2. Tumbuhan lumut hati/lumut daun termasuk kedalam divisi Bryophyta

3. Tumbuhan pakis/pinus termasuk kedalam divisi Pteryophyta


4. Tumbuhan rumput termasuk kedalam divisi Pteriophyta

5. Tumbuhan sirih termasuk kedalam divisi Spermatophyta

B. Saran

Diharapkan asisten agar selalu memperhartikan jalannya percobaan sehingga tejadinya ketentraman
dalam proses pengamatan. Diharapkan juga bagi mahasiswa, agar tenang pada saat praktikum sehingga
tidak mengganggu temannya yang lain

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F., A. Suryanto, dan N. Aini. 2013. Sistem tanam dan umur bibit pada

tanaman padi sawah (Oryza sativa L.). varietas inspasri 13.

Dalimarta, 1999.Atlas tumbuhan obat Indonesia.Trubus Agriwidya.

Hutapea, J. R., 1999. Inventaris Tanaman Obat IndonesiaEdisi I, 19-20. Bhakti

Husada: Jakarta.

Hariana, A., 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, 1-5, 104.Penebar Swadaya:

Jakarta.

Anonim, 2000.Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan

pertama, 10, 17-19. Jakarta: Dirjen POM Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai