Anda di halaman 1dari 13

I.

Judul : Keanekaragaman Organisme Tumbuhan

II. Tujuan : Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi


beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi

III. Dasar Teori :

Organisme di alam ini sangat beranekaragam, manusia tidak dapat lepas dari
organisme seperti tumbuhan, hewan, dan protista dalam kehidupan sehari-hari.
Keanekaragaman ini merupakan fakta dan gejala yang dapat diamati dengan baik dari segi
ukuran, bentuk, struktur, warna, fungsi, perawakan, lama tumbuh dan tanggapan terhadap
faktor lingkungan.

Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam disebabkan : pertama, spesies
berevolusi melalui proses adaptasi terhadap lingkungannya yang dikenal dengan seleksi alam.
Kedua, bahwa perbedaan organisme dikendalikan oleh faktor genetik yang diturunkan dari
tetuanya. Sistem pengelompokan yang klasik menggunakan suatu sifat kebiasaan dan tempat
hidup. Kemudian berkembang dengan memperhatikan juga sifat struktur dan fungsi sebagai
kriteria spesies. Ariestoteles membagi organisme menjadi dua kingdom yaitu tumbuhan
(Plantae) dan hewan (Animal) ( Sudarsono, dkk, 2005:5).

Tumbuhan berdasarkan kerumitan tingkat organisasi tubuhnya digolongkan menjadi


beberapa divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai tingkatan yang tinggi, mulai
dari Scyzophyta, Bryophyta, Pterydophyta dan Spermatophyta. Dalam klasifikasi terbaru
(Cronguist 1981) tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi dua divisi yang baru
yaitu Pinophyta (dulu Gimnospermae) dan Magnoliophyta  (duluAngiospermae). Tumbuhan
alga termasuk ke dalam divisi Schyzophyta, tumbuhan lumut termasuk kedalam
divisi Bryophyta, tumbuhan paku – pakuan termasuk kedalamPterydophyta, sedangkan
tumbuhan berbiji terbuka termasuk kedalam pinophyta, tumbuhan berbiji tertutup, yang
meliputi golongan tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk kedalam divisi Magnoliophyta
( Tim Dosen Pembina. 2014: 26 ).

1. Thalophyta

Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh
berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum
bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Ciri - ciri dari tumbuhan talus ini adalah
tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang kadang-kadang mirip
dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami diferensiasi).
Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan
spora sebagai alat perkembangbiakannya. Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui
peleburan gamet yang terbentuk didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada
tumbuhan talus ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan
simbiosis (Najmi, 2009: 28).

Tumbuhan tidak berpembuluh dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu Ganggang (alga),


alga yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya asa selaput sehingga alga
biru dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air tawar atau
laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna derifat klorofil (a, b atau
keduanya). Selain itu ada zat warna lain berupa fikosianin, fikoeritrin, fukosatin, karoten. Ada
empat filum yang termasuk kelas ini yaitu alga merah, alga hijau, alga pirang dan alga coklat
(Waluyo, 2010: 88).

2. Bryophyta (Lumut)

Lumut merupakan tumbuhan kecil yang agak sederhana karena sudah memiliki akar,
batang, daun sederhana yang disebut rizoid .Pada devisi plantae Bryophyta dibagi menjadi
tiga kelas yaitu Hepaticiae, Musci, dan Anthocerophytaceae. Tumbuhan Bryophyta
merupakan jenis jenis tumbuhan yang pertama kali beradaptasi di darat dan pada umumnya
memiliki tempat hidup di daerah lembab dan basah.

Berdasarkan struktur tubuhnya, sebagian ahli menganggap tumbuhan lumut masih


berupa talus (antara akar, batang dan daun) belum dapat dibedakan secara jelas, tapi sebagian
akar, batang dan daun masih dapat dibedakan. Dapapt disimpulkan bahwa tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thalus dan kormus. Tumbuhan Bryophyta
memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa, terdapat gamatonium (organ pembentuk sel
kelamin) (Syamsuri, 2000: 67-68).

Adapun fase pergiliran keturunan dari bryophyta ialah :

Pada tumbuhan lumut terjadi pergiliran keturunan antara fase yang menghasilkan sel
kelamin atau gamet yang disebut gametofit dan fase yang menghasillkan spora (sporofit).

Gametofit merupakan bentuk tubuh yang haploid sedangkan sporofit diploid (kromosomnya
berpasangan). Proses pergiliran keturunan ini disebut metagenesis. Kedua fase ini
berlangsung secara bergiliran.
Ketika spora telah matang, maka ia akan dilepaskan dari kotak spora dan diterbangkan
angin. Jika spora tersebut jatuh di tempat yang lembab maka akan tumbuh menjadi benang-
benang halus berwarna hijau yang disebut protonema. Selanjutnya benang-benang tersebut
akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut seperti yang kita lihat sehari-hari.

Tumbuhan lumut dewasa akan menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) yang
dibentuk dalam struktur khusus yaitu anteridium, dan sel telur yang dibentuk dalam alat
kelamin betina yang disebut arkegonium. Pada beberapa jenis tumbuhan lumut anterdium dan
arkegonium berada dalam satu tumbuhan atau berumah satu (homotalus). Pada umunya
kelamin jantan dan betina dihasilkan pada talus yang berbeda disebut berumah dua
(heterotalus).Seperti pada lumut hati Marchantia anatara kelamin jantan dan betina terpisah
pada talus yang berbeda. Sperma yang dihasilkan oleh anteridium akan berenang atau terbawa
percikan air menuju sel telur. Hasil perkawinan sperma dan sel telur selanjutnya akan
membentuk zigot yang selanjutnya akan berkembang menjadi embrio.

Zigot yang terbentuk tumbuh menjadi sporogonium, yakni tumbuhan baru berupa
tangkai dengan kotak spora diujungnya menyerupai kapsul. Bagian tumbuhan baru yang
terbentuk dari zigot ini disebut sporofit yang hidupnya menumpang pada gametofit. Demikian
siklus pembiakan pada tumbuhan lumut, terjadi pergiliran antara keturunan kawin (generatif)
dan keturunan tak kawin (vegetratif).

Fase yang dominan pada tumbuhan lumut adalah gemetofit atau tumbuhan lumut itu
sendiri yang kita lihat sehari-hari. Pada lumut daun biasanya kita hanya dapat menemukan
satu sporofit tumbuh diatas gametofit, tetapi pada lumut hati beberapa sporofit dapat tumbuh
pada satu gametofit.

3. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan
yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki jaringan
pengangkut xilem dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya. Tumbuhan paku
dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-
tempat yang lembab (higrofit), hidup di air (hidofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan
atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di
dalam tanah yang disebut rizhoma. Daun mulai tumbuh dari rizhoma tersebut (Dwidjoseputro,
1986: 91).
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam (heterogen), baik ditinjau dari segi habitus
maupun cara hidupnya. Tumbuhan paku ada yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil
dan memiliki struktur masih sangat sederhana, namun demikian adapula tumbuhan paku yang
besar dengan ukuran daun dapat mencapai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit,
misalnya yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang). Dari segi cara hidupnya
ada jenis paku terrestrial (paku tanah), paku epifit (paku yang menumpang pada tumuhan lain
atau pohon inang), dan paku higrofit (paku air). Kebanyakan tumbuhan paku yang dijumpai
berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (frond) yang
menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m) (Kinho, 2009:12) .

Adapun fase pergiliran dari pteridophyta ialah :

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase
utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase
sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus
(prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran
berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya),
tidak berbatang, tidak berdaun.

Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium
berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan)
dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak
memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum
yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.

4. Spermatophyta

Devisi Spermatophyta pada plantae dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu


Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) merupakan tumbuhan yang bijinya tidak tertutup
oleh daun buah, sehingga tampak dari luar. Tumbuhan biji tertutup (Angiospemae), pada
golongan ini memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi di dunia tumbuhan, hal ini
disebabkan Angiospermae tingkat perkembangbiakan sangat sempurna, apabila dibandingkan
dengan golongan lainnya. Proses reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual, baik
alami maupun buatan (Krisdanto, 2005: 58).
Tumbuhan berbiji terbuka berbeda dengan tumbuhan berbiji tertutup terutama karena
letaknya bijinya yang langsung berada pada megastrobilus dan tidak tertutup oleh buah. Jika
dilihat dari morfologi tubuhnya, tumbuhan ini sudah merupakan tumbuhan kormus, karena
sudah dapat dibedakan menjadi akar, batang dan daun.

IV. Metode Praktikum

4. 1 Bahan :

a. Preparat awetan alga


b. Tumbuhan lumut daun
c. Tumbuhan paku-pakuan
d. Tumbuhan berbiji terbuka(pinus sp.)
e. Tumbuhan berbiji tertutup monokotil(rumput teki)
f. Tumbuhan berbiji tertutup dikotil(pacar air)

4. 2 Cara Kerja:

 Tumbuhan lumut daun

Menyiapkan tumbuhan lumut daun

Mengamati bagian-bagiannya

Menggambar dan menunjukkan bagian-bagian


lumut daun yang telah diamati
 Tumbuhan paku-pakuan

Menyiapkan tumbuhan paku-pakuan

Mengamati bagian-bagiannya

Menggambar kemudian menunjukkan bagian-


bagian yang telah diamati

 Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)

Menyiapkan stobilus jantan dan betina Pinus sp.

Mengamati bagian-bagiannya

Menggambar kemudian menunjukkan bagian-


bagian yang telah diamati

 Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki/ Cyperus rotundus)

Menyiapkan rumput teki (Cyperus rotundus)

Mengamati bagian-bagiannya
Menggambar kemudian menunjukkan bagian-
bagian yang telah diamati

 Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air/ Impatiens balsamina)

Menyiapkan pacar air/ Impatiens balsamina

Mengamati bagian-bagiannya

Menggambar kemudian menunjukkan bagian-


bagian yang telah diamati

V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan

Praktikum kali ini adalah mengenai aneka ragam organisme tumbuhan. Sebenarnya,
praktikum kali ini mempelajari mengenai anek tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan
tingkat tinggi dimana untuk tumbuhan tingkat rendah diwakili oleh preparat awetan alga,
Pteridophyta yang diwakili oleh tumbuhan pakuan-pakuan, dan Spermatophyta yang meliputi
Pinophyta yang diwakili oleh pinus (pinus sp.), Magnoliophyta yang terbagi menjadi
monokoti yang diwakili oleh rumput teki (Cyperus rotundus), dan dikotil yang diwakili pacar
air (Impatiens balsamina). Namun untuk praktikum tumbuhan tingkat rendah yang
menggunakan preparat awetan alga tidaklah dilakukan.

1. Lumut Daun

Klasifikasi Lumut daun (Pogonatum sp) :


Kingdom         : Plantae
Divisio             : Bryophyta
Classis             : Musci
Ordo                : Bryales
Familia            : Politrichaceae
Genus              : Pogonatum
Species            : Pogonatum sp.

Untuk percobaan yang pertama ini, dilakukan dengan menggunakan lumut daun
dikarenakan lumut daun adalah salah satu jenis lumut yang cukup mudah ditemukan. Dari
hasil pengamatan, diketahui stuktur morfologi dari tumbuhan ini, yaitu :

a. Rhizoid : Rizhoid berfungsi sebagai penyerapan air dan zat mineral dari dalam tanah,
kadang organ ini juga berfungsi sebagai pelekatan tumbuhan lumut pada tempat
tumbuhnya (di batu,tembok,tanah dll). Lumut belum memiliki akar sejati sehingga
rhizoid ini merupakan modifikasi dari akar yang juga memiliki fungsi mirip seperti
akar.

b. Batang/tangkai/cetae : organ ini belum mempunyai pembuluh xylem dan floem, seta
bagian bawah mempunyai fungsi sebagai tempat melekatnya daun. Cetae juga
berfungsi untuk mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya
mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Dan organ ini termasuk dalam fase
sporofit.
c. Daun semu : Daun tumbuhan lumut mempunyai bentuk yang sangat kecil dan sempit.
Organ ini juga hanya sebagai modifikasi daun saja, yang mempunyai fungsi sebagai
tempat persediaan air dan cadangan makanan.

d. Sporogonium/kotak spora : organ ini berfungsi untuk tempat terjadinya pembelahan


meiosis dan untuk pembentukan spora, oleh karena itu sporangium ini berisi banyak
spora.

e. Sporangiofor/spora : yaitu hasil dari perkembang biakan sel ovum (arkegonium) dan
sel sperma (anteridium).

f. Arkegonium : berbentuk seperti botol, bagian yg lebar disebut perut dan yang sempit
disebut leher, mempunyai dinding sel yang terdiri dari selapis sel.

g. Anteridium : berbentuk bulat atau seperti gada, mempunyai dinding sel yang terdiri
dari selapis sel steril, di dalamnya terdapat spermatozoid sel telur yang telah dibuahi
akan membentuk embrio lalu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan
menghasilkan spora yaitu sporogonium yg tetap menempel pada induknya.

2. Paku Sarang Burung (Asplenium nidus)

Percobaan kedua ini adalah mengamati struktur morfologi dari paku sarang burung.
Adapun klasifikasi ilmiah dari paku sarang burung adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsida 
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Aspleniaceae 
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium nidus 

Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa paku sarang burung memiliki struktur
morfologi sebagai berikut :

a. Akar : akar ini berupa rhizoid, mempunyai fungsi sama seperti akar serabut pada
umumnya. Sudah memiliki berkas angkut, xylem dan floem.
b. Daun : terdiri atas tangkai daun, dan helaian daun. Daun tumbuhan paku berbentuk
menyirip dan berfungsi sebagai penghasil spora serta tempat fotosintesis. Pada
beberapa spesies daun paku muda menggulung pada bagian ujungnya. Pada
permukaan daun terdapat sorus (bintik-bintik hitam) yang di dalamnya terdapat
sporangium. Sporangium berfungsi untuk menyimpan spora.

Helaian daun :Terdiri dari daun fertile dan daun steril. Daun yang fertile mempunyai
spora sedangkan yang steril tidak mempunyai spora. Berfungsi untuk fotosintesis.

Tangkai daun : berfungsi untuk melekatkan/menegakkan helaian daun.

3. Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)

Untuk pengamatan ketiga, dilakukan dengan menggunakan stobilus jantan dan betina
dari Pinus sp. Perngamatan ini tidaklah ditekankan pada struktur morfologi pohon pinus itu
sendiri, melainkan pada perbedaan antara jantan dan betina alat reproduksi dari pinus itu
sendiri (strobilus). Namun demikian, saya akan tetap memaparkan sedikit tentang struktur
morfologi dari pinus tersebut.

a. Akar : tumbuhan pinus mempunyai akar tunggang yang berfungsi menopang tubuh
tumbuhan, karena umumnya tumbuhan paku memiliki diameter batang yang lumayan
besar.sehingga dapat kokoh berdiri.

b. Batang : batang tumbuhan ini sudah mempuyai berkas angkut xylem dan floem, serta
sudah mengalami pertumbuhan sekunder.

c. Daun : memiliki bentuk daun menyerupai jarum sebagai tempat fotosintesis.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pengamatan ini lebih ditekankan
pada perbedaan antara jantan dan betina alat reproduksi dari pinus itu sendiri (perbedaan
strobilusnya), berikut pemaparannya :

Strobilus berbentuk seperti buah salak dengan ujung lebih runcing. Strobilus
merupakan alat reproduksi pada Pinus sp. Strobilus terdiri dari strobilus jantan dan betina.
Strobilus merupakan biji yang tidak terbungkus dengan buah. Strobilus jantan ukurannya
lebih kecil dari strobilus betina. Letak strobilus jantan di ujung apikal sedangkan strobilus
betina terletak di ujung aksilar (ketiak). Tumbuhan berbiji terbuka termasuk tumbuhan
kormophyta karena akar, batang dan daun sudah jelas (dapat dibedakan). Daun betina pada
Pinus sp berukuran besar karena berfungsi sebagai penangkap spora.
4. Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki/ Cyperus rotundus)

Klasifikasi rumput teki(Cyperus rotundus)


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus

Pengamatan keempat dilakukan terhadap tumbuhan berbiji tertutup dengan mengambil


sampel yakni rumpt teki (Cyperus rotundus). Dari hasi pengamatan, diketahui bahwa rumput
teki memiliki struktur morfologi sebagai berikut :

a. Akar : rumput teki memiliki akar serabut, berfungsi sebagai penyerap air dan mineral
dari dalam tanah. Tanaman ini tidak kokoh seperti tanaman Pinophyta sebelum nya
yang memiliki akar tunggang. Akar ini kadang membentuk stolon. Akar serabut pada
rumput teki halus menyerupai benang-benang.

b. Batang : Batang pada rumput teki merupakan batang rumput (calamus) yaitu batang
yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, batang
tanaman ini berbentuk segitiga dan tak berkambium. Fungsinya sama seperti fungsi
batang pada umumnya.

c. Bunga : terdapat pada ujung apical. Berfungsi sebagai alat perkembang biakan karena
rumput teki tidak memiliki buah dan biji.

d. Daun : Bentuk daunnya adalah bangun bergaris, yaitu penampang melintangnya pipih
dan daunnya panjang serta berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Tulang-tulang
daunnya sejajar atau lurus. Daun rumput teki dikatakan sebagai daun tidak lengkap
karena hanya terdiri dari upih dan pelepah. Dikatakan lengkap apabila mmiliki upih
daun atau pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun.
5. Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air/ Impatiens balsamina)

Klasifikasi pacar air(Impatiens balsamina)


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Dycotiledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Balsaminae
Genus : Impatiens
Species : Impatiens balsamina

Pengamatan terakhir pada tumbuhan berbiji tertutup dikotil (Magnoliophyta) dikotil


dengan mengugunakan bahan pacar air (Impatiens balsamina). Terlihat struktur-struktur
tumbuhan :
a. Akar : memiliki akar tunggang yang fungsinya sama seperti akar tunggang lainnya
yaitu memperkokoh tanaman agar tidak mudah tumbang.
b. Batang : berbentuk silindris, tidak mengandung kambium. Berfungsi unutk
pengangkutan air mineral dari akar menuju ke seluruh tubuh tanaman. Batang pacar
air berwarna bening karena banyak mengandung air. Batangnya lunak dan berair atau
disebut batang basah terdiri dari ruas-ruas batang yang dibatasi oleh nodus (buku-
buku). Batang pacar air berbentuk silinder dan menyilang satu sama lain.
c. Daun : mempunyai tipe duduk daun tersebar, tulang daun menyirip, dan tepi daun
bergerigi. Daun befungsi untuk fotosintesis.
d. Bunga : Letak tubuh bunga pacar air terletak di aksilar (ketiak) yaitu tempat di atas
daun yang merupakan sudut antara batang dan daun. Bunganya merupakan bunga
lengkap atau bunga sempurna karena sudah memiliki kelopak bunga berwarna hijau
muda, mahkota bunga berwarna merah muda, benang sari dan putik yang tidak
terlihat pada saat percobaan. Organ ini berfungsi untuk tempat reproduksi.
e. Buah : Buah pada tumbuhan pacar air berwarna hijau, berisi biji kecil-kecil berwarna
coklat, buah berfungsi sebagai penyebaran atau pemindahan biji.
f. Biji : berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Biji merupakan bakal
tumbuhan.
VII. Penutup

7. 1 Kesimpulan

Tumbuhan berdasarkan kerumitan tingkat organisasi tubuhnya digolongkan menjadi


beberapa divisi yaitu mulai yang paling rendah sampai tingkatan yang tinggi, mulai dari
Scyzophyta, Bryophyta, Pterydophyta dan Spermatophyta.

1. Struktur morfologi tumbuhan Lumut yaitu terdiri dari rhizoid, daun semu, dan
sporogonium.

2. Struktur morfologi tumbuhan paku/Pterydophyta terdiri dari : akar, batang,


sporangium, daun, protalium dan sorus.

3. Struktur morfologi tumbuhan Pinus sp. terdiri dari akar, batang, daun dan strobilus.

4. Struktur morfologi rumput teki (Cyperus rotundus) terdiri dari akar, batang, daun, dan
bunga.

5. Strukur morfologi tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) terdiri dari : akar,
batang, bunga(kelopak, mahkota, putik, benang sari), buah, dan biji.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Krisdanto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: Universitas Lambung
Mangkurat.
Indah, Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Jember: IKIP PGRI Jember.
Sudarsono. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang

Tim Dosen Pembina. 2014. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Jember University
press.

Syamsuri, I. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai