DOSEN PEMBIMBING
Herwati, SKM.M.Biomed
DISUSUN OLEH
ANASTASYA SYAPUTRI
193110164
2019
1. Klasifikasi Mikroorganisme : Plant dan Animals
Klasifikasi Plantae :
Tumbuhan (Plantae) digolongkan ke dalam kingdom tersendiri, yaitu kingdom
Plantae. Penggunaan istilah regnum untuk dunia tumbuhan lebih umum digunakan
dibandingkan istilah kingdom.
Tumbuhan memiliki ciri / karakteristik antara lain :
1. merupakan organisme multiseluler (terdiri atas banyak sel),
2. merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti)
3. memiliki klorofil (zat hijau daun) yang berperan dalam proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan karbon dioksida (CO 2) dan air
(H2O) melalui bantuan matahari untuk membentuk senyawa
karbohidrat/glukosa (C6H12O6) yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi
ini. Dengan demikian tumbuhan merupakan organisme yang mampu
mensintesis/membuat makanan sendiri (autotrof).
4. dinding sel yang tersusun atas selulosa.
5. Reproduksi secara generatif (gametofit/seksual) maupun vegetatif
(sporofit/aseksual)
Pada klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom, makhluk hidup yang
termasuk dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan lumut (Briophyta),
tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan biji (Spermatophyta).
Berdasarkan perbedaan dan persamaan morfologisnya, tumbuhan terbagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan tidak berpembuluh
(Non Tracheophyta / Atracheophyta) dan kelompok tumbuhan yang
berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan sari-
sari makanan ke seluruh tubuh.
Menurut Campbell (1998: 550), anggota Plantae dapat diklasifikasikan ke
dalam 12 divisio, yaitu:
Hepatophyta
Briophyta
Anthocerophyta
Psilophyta
Cycadophyta
Equisetophyta (Sphenophyta)
Lycophyta
Pterophyta
Ginkgophyta
Pinophyta (Coniferophyta)
Gnetophyta
Anthophyta
Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Sekarang ini sudah terdapat 16.000 spesies lumut yang sudah ditemukan dan
diklasifikasikan. Lumut dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk gametofit
dan sporofitnya menjadi lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk
(Anthocerotopsida), dan lumut daun (Bryopsida).
Pada umumnya tumbuhan berbiji hidup di daratan, tapi juga adayang hidup
mengapung diatas permukaan air seperti teratai. Tumbuhan berbiji juga termasuk
tumbuhan yang bersifat fotoautotrof yang memiliki kemampuan menghasilkan
makanan sendiri melalui proses fotosintesis.
Avertebrata adalah jenis hewan yang tidak mempunyai tulang belakang atau
tulang punggung. Struktur pembentuk atau morfologi seperti sistem pernapasan,
sistem peredaran darah pada hewan avertebrata biasanya lebih sederhana
dibandingkan hewan vertebrata.
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata
(nama genus dan species)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus,
sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis digunakan huruf kecil
Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring,
garis bawah, atau lainnya)
Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama
species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah
species
Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya
jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Taksonomi
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Setiap makhluk hidup memiliki ciri-
ciri khusus yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain, tetapi ada
beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Persamaan dan
perbedaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup. Ilmu tentang
pengelompokkan makhluk hidup ini disebut TAKSONOMI. Dasar
pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri-
ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain. Prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. TAKSON adalah kelompok makhluk hidup yang
anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan
mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri
maupun perbedaan yang dapat diamati.
Keterangan :
1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.
Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni
dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969).
Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan
Animalia
2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia
hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri
atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum
tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki
akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari
filum atau divisio
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia
tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family
tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi
nama idea.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family.
Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan
seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf
lainnya.
7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat
melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang
fertile (subur).
3. Spesies
Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk
menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan
dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi
gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota
dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil
tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies
tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan
dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika
saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila
menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul. Definisi
ini pada beberapa kasus tidak dipenuhi, sehingga muncul masalah spesies. Dalam
kasus-kasus tersebut, ukuran yang sering digunakan untuk menentukan spesies
berbeda-beda, seperti kesamaan DNA, morfologi, atau relung ekologi. Lebih jauh
lagi, munculnya ciri-ciri khas tertentu dapat membagi spesies menjadi takson yang
lebih kecil, seperti upaspesies (dalam botani, disebut juga varietas, subvarietas,
dan formae).
Bakteri
Protozoa
Protozoa mempunyai alat gerak berupa kaki semu, silia (rambut getar), dan flagela
(rambut cambuk), sehingga Protozoa dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
alat geraknya yaitu Rhizopoda, Flagelata, Ciliata, dan Sporozoa. Beberapa contoh
protozoa :
Fungi
Kingdom Plantae meliputi berbagai jenis tumbuhan yaitu lumut, paku, dan
tumbuhan biji. Ciri khas plantae adalah mempunyai klorofil, eukariotik, selnya
berdinding dari selulosa, tidak mempunyai alat gerak aktif, dan tumbuh hampir tak
terbatas.
Plantae dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar berdasarkan ada atau
tidak adanya pembuluh pengangkut, yaitu tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan
tidak berpembuluh.
daun semu yang berdiri tegak. Pada ujung batang terdapat alat perkembangbiakan
generatif, yaitu anteridium dan arkegonium.
Animalia
Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan. Ciri khas hewan adalah tidak
mempunyai klorofil, mempunyai alat gerak aktif, eukariotik, dan bersel banyak.
Kingdom Animalia dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan ada atau tidak
adanya tulang belakang (vertebrae).
Ciri khas hewan Avertebrata adalah tidak mempunyai tulang belakang. Hewan
yang termasuk dalam kelompok Avertebrata merupakan hewan sederhana.
Kelompok hewan ini dibedakan menjadi enam filum yaitu sebagai berikut.
Ciri khas hewan Vertebrata adalah mempunyai tulang belakang sebagai sumbu
utama tubuh. Mempunyai kerangka dalam (endoskeleton) berupa tulang-tulang
rangka.
Sistem organ seperti sistem pernapasan, peredaran darah, koordinasi, dan
pencernaan berkembang lebih maju dibandingkan hewan Avertebrata.
Kelompok hewan ini dibedakan menjadi lima kelas, yaitu Pisces (berbagai jenis
ikan bertulang keras dan bertulang rawan), Ampibia (berbagai jenis katak dan
salamander), Reptilia (hewan melata yaitu berbagai jenis ular, kadal, buaya, dan
kurakura), Aves (unggas dan berbagai jenis burung), dan Mamalia (berbagai jenis
hewan menyusui).
Ganggang (Alga)
Kamu tentu pernah melihat air kolam atau sungai yang berwarna hijau. Warna
hijau itu disebabkan karena melimpahnya ganggang yang hidup di perairan itu.
Selain hidup di perairan air tawar, ganggang juga dapat ditemukan di air laut dan
di tempat-tempat lembab seperti tanah, tembok, dan kulit pepohonan.
Ganggang mempunyai ciri-ciri yang menyerupai tumbuhan, yaitu mempunyai
dinding sel dan berklorofil untuk fotosintesis. Selain klorofil, ganggang
mempunyai pigmen atau zat warna yang lain.
Berdasarkan pigmen utamanya, alga dapat dikelompokkan menjadi ganggang
hijau, ganggang cokelat, ganggang merah, dan ganggang keemasan/pirang.
Perhatikan contoh ganggang berikut ini.
5. Virus
Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh International
Commitee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk
hidup. Taksonomi virus terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan
spesies. Taksonomi adalah ilmu klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya
secara berurut sesuai dengan derajat persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu
memberinya nama ilmiah.
Perkembangbiakan Mikroorganisme
1. Perkembangbiakan Aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan
aseksual yang paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual
atau vegetatif. Reproduksi aseksual tidak melibatkan pertukaran bahan
genetik sehingga tidak terjadi variasi genetik, suatu kerugian karena
organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan
beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. Macam-macam
perkembangbiakan aseksual adalah sebagai berikut :
a. Pembelahan biner (binary fission),
yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian
masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya.
Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner
suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu sel bakteri
menjadi dua sel anak yang secara genetis identik. Kecepatan
pembelahan biner bergantung pada spesies yang bersangkutan dan
keadaan lingkungan. Dalam kondisi ideal (Mis. Bangsal rumah sakit
yang hangat dan lembab), basil negatif-gram tipikal misalnya E.coli
akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya M.
tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium
untul E.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis
mungkin belum selesai setelah beberapa minggu. Namun pengobatan
untuk tuberculosis dapat dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain,
misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
b. Pembelahan ganda (multiple fission),
yakni satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
c. Perkuncupan (budding),
yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar
seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya,
sehingga akhirnya akan membentuk semacam mata rantai.
d. Pembelahan tunas,
yakni kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Biasanya terjadi
pada khamir, misalnya Saccharomyces cerevisiae. Sel induk akan
membentuk tunas. Jika ukuran tunas hampir sama besar dengan
inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan terbentuk dinding
penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau menempel
pada induknya dan membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat
berbagai bentuk pertunasan, yakni:
1) Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel
yang berbentuk silinder dan oval (Saccharomyces).
2) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi
pada sel khamir berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
3) Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu
atau kedua ujung sel yang memanjang, misal sel berbentuk lemon
seperti Hanseniaspora dan Kloeckre.
4) Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga
ujung sel yang memanjang seperti Trigonopsis.
5) Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
e. Pembentukan spora atau sporulasi
adalah perkembangbiakan dengan pembentukan spora. Spora ini
terbagi menjadi dua, yakni spora aseksual (reproduksi vegetatif) dan
spora seksual (reproduksi generatif).
2. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro
alga serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
a. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
b. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
c. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.
Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif yaitu dengan pertukaran
materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut
rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara
langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri
gram negatif.
b.Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage
(virus bakteri).
c. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen
saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
7. Jelaskan setiap perkembangbiakan Mikroorganisme
Reproduksi Bakteri
Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan
dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Berikut uraian mengenai
reproduksi bakteri
A. Aseksual
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk klas Schizomycetes,
pada sel bakteri terjadi pembelahan biner atau pembelahan sel menjadi dua sel
anak yang identik atau serupa. Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan
pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu
yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, dimana dalam pembelahannya
bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner
dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3. Fase Ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang
segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit
sekali.
B. Seksual
Cara reproduksi seksual bakteri berbeda dengan perkembangbiakan organisme
eukariota, karenanya ada pula yang menyebut proses reproduksi bakteri ini sebagai
paraseksual. Yakni, bukan melalui proses peleburan gamet jantan dan gamet
betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi
genetik.
1. Transformasi
Merupakan proses pemindahan materi genetik berupa DNA dari Satu sel bakteri
ke sel bakeri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi
melalui kontak langsung.
2. Transduksi
Merupakan pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri
yang lain dengan melalui perantara (berupa bakteriofag).
3. Konjugasi
Merupakan pemindahan sebagian materi geneti dari satu bakteri ke Bakteri yang
lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri
donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada
sel penerima dan ADN dipindahkan melalui ujung pilus tersebut. Kemampuan sel
donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor =
faktor F)
Reproduksi Kapang
Secara umum fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir. Kapang
merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir
merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan
secara aseksual dan seksual.
A. Aseksual
Secara aseksual dilakukan dengan :
1. Pembelahan ( Suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang
serupa)
2. Penguncupan ( Suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)
3. Pembentukan spora
Ada beberapa macam spora aseksual yaitu :
a. Sporangiospora : Spora yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel
tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran
serta inti sendiri.
b. Konidiospora: Spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih disebut.
c. Klamidiospora : Pada beberapa bagian-bagian miselium dapat membesar
serta berdinding tebal, bagian ini merupakan alat perkembangbiakan.
d. Artospora/ Oidiospora : Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti
aslinya.
B. Seksual
Secara umum reproduksi seksual dapat dilakukan dengan peleburan nukleus dari
kedua induknya. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet
atau heterogamet. Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum
nampak) namun ada beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan
kecil ( mikrogamet untuk sel jantan dan makrogamet untuk betina). Beberapa
macam tipe spora seksual yaitu :
a. Askospora ( spora bersel satu terbentuk didalam Kantung yang disebut
askus. Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus).
b. Basidiospora (spora bersel satu berbentuk gada yang dinamakan basidium).
c. Zigospora ( spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung
dua hifa secara seksual serasi dinamakan gametangia.
d. Oospora ( spora terbentuk didalam struktur betina khusus disebut oogonium.
Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan dianteridium menghasilkan
oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer).
Reproduksi Khamir
Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa
cara yaitu:
a. Pembelahan : Tipe pembelahan selnya ada yang seperti bakteri, yakni
dengan pembelahan biner.
b. Pertunasan : Ada yang membentuk kuncup, dimana tiap kuncup akan
membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya,
sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
c. Pembelahan tunas : Kombinasi antara pertunasan dan pembelahan.
d. Sporulasi : Pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu
spora seksual dan aseksual.
Reproduksi dengan cara pembelahan, pertunasan, pembelahan tunas, dan
pembentukan spora aseksual disebut sebagai reproduksi secara aseksual
(vegetatif), sedangkan reproduksi dengan cara membentuk spora seksual disebut
sebagai reproduksi secara seksual (generatif). Perkembangbiakan secara seksual,
umumnya terjadi pada jamur dan
mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara :
- Oogami : bila sel betina berbentuk telur
- Anisogami : bila sel betina lebih besar dari sel jantan
- Isogami : bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama
Reproduksi Virus
Perkembangbiakan virus sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua
macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik, virus tidak
menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian,
virus akan bertambah banyak pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya,cara
perkembangbiakan virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang
berlangsung pada bakteriofag seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Infeksi secara litik
a. Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari sel bakteri dengan
serabut ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas
bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat ditempat tersebut.
b. Fase Penetrasi
Meskipun tidak memiliki enzim metabolisme, bakteriofage memiliki enzim
lisosom yang berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri
terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c. Fase Replikasi dan Sintesis
Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan
untuk replikasi dan sintesis. Pada fase replikasi, fage menyusun dan
memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-selubung
protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor, dan
serabut ekor telah terbentuk.
d. Fase Perakitan
Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang lengkap
dengan molekul DNA dan kapsidnya.
e. Fase Pembebasan atau lisis
Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru
akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah. Pembentukan
partikel bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan 20 menit.
2. Infeksi secara lisogenik
a. Fase absopsi dan infeksi
Pada fase absorbsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan fase
absorbsi pada infeksi secara litik. Fage menempel ditempat yang tepat yang
spesifik pada sel bakteri.
b. Fase Penetrasi
Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri
berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c. Fase penggabungan
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam
bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya
ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein
reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
d. Fase Replikasi
Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi.
Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan
yang masing-masing mengandung profage . DNA fage (dalam profage) akan terus
bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik
dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan
terjadinya siklus litik
Reproduksi bakteri
Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada ng
baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak
dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke
bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.
Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi,
dan transduksi.