Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1

1. Kingdom Monera
Monera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular) sesuai
dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal. Monera
belum mempunyai membran inti sel, memiliki nukleoid (bagian sel yang
mengandung DNA), dan belum memiliki organel bermembran, seperti
mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Organisme utama yang termasuk dalam
kingdom Monera adalah Eubacteria dan Archaebacteria. Keduanya merupakan
organisme prokariotik. Archaebacteria, saat ini mulai terbatas keberadaannya.
Namun, tetap dapat ditemukan di tempat tertentu, seperti sumber air panas dan
daerah yang konsentrasi oksigennya rendah. Organisme prokariotik merupakan
organisme yang inti selnya belum memiliki membran inti.
Oleh karena ukurannya yang kecil dan kemampuannya untuk
bereproduksi dengan sangat cepat, anggota kingdom Monera menjadi makhluk
hidup yang paling melimpah di bumi ini. Misalnya, Escherichia coli yang dapat
bereproduksi melalui pembelahan biner setiap 15 menit sekali dan kisaran
habitatnya yang luas.
2. Kingdom Protista
Kingdom Protista sangat berbeda dengan kingdom lainnya. Beberapa
Protista adalah autrotof dan beberapa lagi adalah heterotrof. Respirasi pada
Protista terjadi secara aerobik. Hidup bebas di laut, air tawar, atau parasit pada
makhluk hidup lain. Walaupun pada umumnya Protista adalah makhluk hidup
uniseluler, namun terdapat juga Protista yang multiseluler, seperti ganggang laut.
Organisme anggota Protista bersifat autrotrof, heterotrof, dan ada juga
yang mendapatkan makanannya secara bervariasi bergantung kondisi lingkungan
saat itu. Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protista membuatnya sulit
diklasifikasikan ke dalam kelompok hewan maupun tumbuhan. Saat ini, Protista
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip
tumbuhan, dan Protista mirip hewan.
A. Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya
dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi, Protista mirip jamur dapat
bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme
multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protista mirip jamur mengalami
masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler. Protista mirip jamur
atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki susunan sel, cara
reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga
walaupun jamur lendir tidak memiliki kloroplas. Protista mirip jamur
terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan
Oomycota.
B. Protista Mirip Tumbuhan
Protista mirip tumbuhan meliputi alga uniseluler dan multiseluler
sederhana. Fosil alga yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari
zaman Precambrian 1,2–1,4 miliar tahun yang lalu. Dengan demikian,
tak dapat dipungkiri bahwa alga telah ada sepanjang zaman Paleozoic,
yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu. Protista mirip tumbuhan
uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista
mirip tumbuhan multiselular sering disebut alga. Protista mirip
tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta,
Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata),
Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.
C. Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa artinya hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan),
digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak
dan mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa dibagi ke
dalam 6 filum, yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa,
Ciliophora, Foraminifera, dan Actinopoda.
3. Kingdom Fungi
Jamur tidak memiliki klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri,
dan tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya
tumbuhan. Jamur bersifat heterotrof, mendapatkan makanan dari organisme
lainnya dengan cara mensekresikan enzim yang menguraikan makanan menjadi
molekul sederhana sehingga dapat diserap sel-sel jamur. Sebagian besar anggota
kingdom Fungi hidup secara saprofit, mendapatkan makanan dari makhluk hidup
yang telah mati atau bahan organik yang membusuk. Karena itulah, jamur
memiliki kingdom tersendiri dan dipisahkan dari kingdom Plantae.
Anggota kingdom Fungi terdiri atas organisme uniseluler dan multiseluler.
Jamur yang terdiri atas banyak sel (multiseluler) diklasifikasikan berdasarkan
sporanya dan bentuk tubuh setelah dewasa. Spora jamur mempunyai sifat dapat
membentuk filamen multiseluler yang disebut dengan hifa. Sel jamur mempunyai
dinding sel yang tersusun atas karbohidrat dan protein, disebut kitin. Sebagian
besar jamur mempunyai bentuk berupa filamen, sedangkan jamur yang sering kita
lihat berbentuk tubuh buah jamur.
Tubuh buah merupakan struktur reproduksi jamur yang bersifat
sementara. Struktur ini berasal dari bagian utama tubuh jamur, yaitu miselium.
Miselium terbentuk dari kumpulan hifa (jamak: hyphae), struktur jamur berupa
lembaranlembaran halus serupa benang. Pada beberapa spesies, hifa memiliki sel
memanjang dengan sejumlah nukleus yang dipisahkan menjadi beberapa bagian
oleh septa (tunggal: septum). Namun, terdapat sebagian jamur yang tidak
memilikinya. Setiap septa memiliki satu atau banyak pori.
4. Kingdom Plantae
Kingdom Plantae merupakan organisme multiseluler atau terdiri atas
banyak sel. Selain itu, kingdom Plantae merupakan organisme eukariot. Terdapat
ciri khas pada sel kingdom Plantae yang tidak dimiliki oleh sel kingdom Animalia.
Ciri tersebut adalah adanya dinding sel yang tersusun atas selulosa. Anggota
kingdom Plantae memiliki klorofil, yaitu zat hijau daun yang berfungsi dalam
proses fotosintesis. Adakah kingdom lain yang memiliki klorofil? Kingdom
Plantae memiliki anggota yang bermacam-macam, ada yang merupakan
tumbuhan air dan tumbuhan darat. Anggota kingdom ini dapat beradaptasi
terhadap lingkungannya dengan baik
Tumbuhan dapat dibagi menjadi tumbuhan tidak berpembuluh
(nontracheophyta) dan tumbuhan berpembuluh (tracheophyta). Tumbuhan tidak
berpembuluh hidup di antara habitat air dan darat. Adapun tumbuhan
berpembuluh memiliki struktur yang telah teradaptasi sempurna dengan habitat
darat.
Menurut Campbell (1998: 550), anggota kingdom Plantae dapat
diklasifikasikan ke dalam 12 divisio, yaitu:
1. Tumbuhan tidak berpembuluh
a. Hepatophyta
b. Bryophyta
c. Anthocerophyta
2. Tumbuhan berpembuluh
a. Psilophyta
b. Lycophyta
c. Equisetophyta (Sphenophyta)
d. Pterophyta
e. Pinophyta (Coniferophyta)
f. Cycadophyta
g. Ginkgophyta
h. Gnetophyta
i. Anthophyta

5. Kingdom Animalia
Kingdom Animalia yang kita kenal sebagai hewan, memiliki bentuk yang
beraneka ragam. Mulai dari Porifera yang sederhana hingga paus biru yang
merupakan Mammalia terbesar. Semua anggota kingdom Animalia merupakan
organisme multiseluler. Tidak seperti Protista yang melakukan semua aktivitas
biologisnya dalam satu sel, Animalia memiliki sel-sel yang telah terspesialisasi.
Sel-sel yang telah terspesialisasi ini hanya mampu melakukan fungsi tertentu dan
tidak dapat melakukan fungsi yang lain. Sel hewan yang berfungsi sebagai
penyusun alat gerak atau sistem pencernaan, memerlukan sel lainnya untuk dapat
melaksanakan fungsinya. Contohnya, sel darah merah yang memberikan suplai
oksigen bagi sel saraf.
Anggota kingdom Animalia bersifat heterotrof. Hewan tidak dapat
memproduksi makanan sendiri, hanya dapat memperoleh makanan dari
organisme lain. Hewan merupakan organisme multiseluler dan sel-selnya telah
terspesialisasi, anggota kingdom Animalia memiliki sistem pencernaan dan
sistem transpor. Makanan yang didapat kemudian dicerna menjadi molekul
sederhana dan disalurkan ke seluruh sel tubuh melalui sistem transpor.
Dari sekitar dua juta spesies kingdom Animalia, 97 persen merupakan
kelompok invertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Adapun, tiga persen sisanya merupakan kelompok vertebrata, hewan yang
memiliki tulang belakang.

Tugas 2
- Tanaman asli Indonesia
1. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Tanaman anggrek yang biasa kenal umumnya berwarna cerah seperti ungu
dan putih, tapi Indonesia memiliki tumbuhan endemik berupa bunga anggrek
yang unik dan berbeda dari kedua warna tersebut, yaitu anggrek hitam.
Terdapat dua jenis anggrek hitam di Indonesia, yaitu anggrek hitam
Kalimantan dan anggrek hitam Papua. Walau keduanya dinamai anggrek
hitam, masing-masing spesies anggrek hitam ini memiliki bentuk yang
berbeda. Anggrek hitam Kalimantan memiliki helai bunga berwarna hijau dan
bunganya yang berwarna hitam. Sedangkan anggrek hitam Papua memiliki
helai bunga berwarna hitam pekat dengan putik bunga yang berwarna cerah.
2. Kayu Hitam Sulawesi (Diospyros celebica)
Kayu hitam Sulawesi adalah jenis pohon yang memiliki warna coklat gelap
dan terkadang hitam belang-belang kemerahan. Kayu ini memiliki kualitas
yang tak perlu diragukan lagi. Biasanya, tumbuhan endemik khas Indonesia
ini biasanya digunakan untuk membuat mebel, patung, ukiran, hingga alat
musik.
3. Bunga Edelweiss Jawa (Anaphalis javanica)
Bunga Edelweiss ini biasanya dapat kita temukan di daerah pegunungan dan
tumbuh setelah terjadinya erupsi. Kita bisa dengan mudah menemukan bunga
Edelweiss di Gunung Gede, Pangrango, Papandayan, dan Rinjani. Karena
bunga ini membutuhkan kondisi lingkungan yang istimewa untuk tumbuh,
kita akan kesulitan Edelweiss di toko tanaman.
4. Daun Payung (Johannesteijsmannia)
Flora endemik khas Indonesia ini memiliki daun yang sangat besar dan kuat
dengan bentuk menyerupai payung.
5. Mangga Kasturi (Mangifera casturi)
Pulau Kalimantan yang terletak tepat di garis khatulistiwa juga memiliki buah
eksotis, yaitu mangga kasturi. Jenis mangga kasturi berasal pulau Kalimantan
ini memiliki bentuk yang berbeda dari mangga pada umumnya. Ukurannya
yang kecil dengan bentuk lonjong dan ukuran panjang kurang lebih 5 -6 cm.
Keunikan dari pohon mangga kasturi adalah pohonnya yang mampu bertahan
hingga puluhan tahun.
6. Bambu Manggong (Gigantochloa manggong)
Bambu manggong adalah tanaman bambu yang hanya dapat kita temukan di
Banyuwangi. Tumbuhan endemik khas Indonesia yang satu ini memiliki
banyak sekali fungsi dan manfaat mulai dari sebagai bahan baku kerajinan
tangan.
7. Matoa (Pometia pinnata)
Matoa adalah salah satu pohon buah asli Indonesia. Buah matoa menjadi
identitas flora di Papua dan tersebar hampir di setiap daerahnya. Matoa
tersebar di dataran Seko (Jayapura), Wondoswaar-Pulau Weoswar, Anjai
Lebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, dan masih banyak lagi. Matoa
tumbuh secara alami pada tanah datar bertekstur liat. Tanaman ini biasanya
akan berbuah setelah pohon berusia 4-5 tahun. Sepeti kebanyakan buah tropis,
masa panen matoa berada di bulan Oktober sampai Desember.
8. Pohon Sagu atau Rumbia (Metroxylon sagu)
Sagu dijadikan makanan pokok karena mengandung karbohidrat tinggi. Selain
itu, pada tanaman sagu terkandung banyak zat baik untuk tubuh serta memiliki
manfaat yang dapat diambil dari bagian pohonnya. Tumbuhan endemik ini
memiliki tinggi 10m-15m dengan batang pohon berbentuk silinder dan
mengandung karbohidrat tinggi. Sagu memiliki 18 tangkai daun dengan
panjang kurang lebih 6m hingga 7m dan jika dilihat dari jauh akan seperti
pohon pinang. Pohon sagu dapat dipanen ketika berusia 7 tahun dan ditandai
dengan pembengkakan pada batang serta pelepah daun sagu yang memutih.
9. Sawo Kecik (Manilkara kauki)
Pohon sawo kecik dalam filosofi jawa sering diidentikkan dengan kata “sarwo
becik” (serba baik). Di daerah Jogja, tumbuhan ini sering dijadikan sebagai
tanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem keraton. Jenis sawo
kecik berukuran sedang dengan tinggi yang bisa mencapai 25 meter dengan
diameter batang sekitar 1 meter. Daunnya tumbuh bergerombol pada ujung
batang dan berwarna hijau. Kuncup bunga sawo kecik memiliki bentuk yang
sama dengan buahnya yaitu bulat telur, namun dengan ukuran yang lebih
kecil. Buah sawo kecik memiliki bentuk yang bulat berukuran kecil dengan
panjang sekitar 3,7 cm dan ketika telah matang berwarna orange kemerahan
dengan rasa manis.
10. Pohon Cendana (Santalum album L.)
Kayu cendana dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, campuran
parfum, aroma terapi, dan warangka keris. Cendana memiliki wangi yang khas
dan nilainya yang tinggi. Selain itu, kayu cendana juga dimanfaatkan untuk
bahan bangunan, mebel atau furniture, kerajinan, dan sebagainya.
- Tanaman Eksotis
1. Pohon rukam (F. rukam)
mempunyai keunikan, yaitu pohonnya berduri, dengan tinggi tanaman 7 m,
diameter batang 17 cm. Saat muda daun berwarna merah kecokelatan, warna
daun akan berubah menjadi hijau saat daun tua. Daun berbentuk lonjong
dengan tepi bergelombang. Bentuk buah rukam bulat kecil berwarna hijau saat
muda dan merah saat tua. Biasanya buah rukam dikonsumsi dalam bentuk
segar. Cara mengonsumsi buah rukam juga unik, yaitu dengan cara dipijat-
pijat dahulu agar rasa sepat dari buah tersebut berkurang.
2. Tanaman namnam (C. cauliflora)
berbentuk pohon dengan tinggi tanaman 3 m dan diameter batang 12 cm.
Tanaman ini mempunyai keunikan, yaitu bentuk buahnya yang menyerupai
ginjal dan tumbuh menempel pada bagian batang tanaman. Daun tanaman
namnam saat muda berwarna merah muda terang dan berwarna hijau saat daun
tua. Daun berbentuk oval dengan tepi daun rata.
3. Jeruk kunci (C. amblycarpa)
atau dikenal juga dengan sebutan jeruk sambal. Perawakan tanaman ini adalah
perdu dengan tinggi tanaman 2 m dan diameter batang 8 cm. Bentuk buah
bulat kecil, penampilan seperti buah jeruk nipis dengan ukuran setengahnya,
berwarna hijau tua pada saat muda dan jika telah tua berwarna hijau
kekuningan. Diameter buah 2-3 cm. Rasa jeruk ini asam dan mengandung
banyak air. Sangat digemari sebagai bahan minuman. Daun berbentuk baji
dengan tepi daun bergelombang.
4. Sawo mangga (P. caimito)
dikenal juga dengan sebutan abiu termasuk dalam kelompok tanaman perdu
dengan tinggi tanaman 3 m dan diameter batang 6 cm. Keunikan tanaman ini
adalah bentuk buahnya seperti mangga, tetapi daging buah dan bijinya
berbentuk seperti buah sawo. Bentuk buah bulat dan agak lonjong, rasa buah
masak manis dan berair. Warna buah muda hijau jika telah tua berwarna
kuning cerah.
5. Tanaman Lobi-lobi (F. inermis)
mempunyai buah berbentuk bulat kecil dengan diameter 1 cm. Tinggi pohon
Lobi-lobi yang ditemukan saat survei adalah 5 m dan diameter batang 22 cm.
Warna daun saat muda adalah merah muda dan saat tua berubah menjadi hijau.
Bentuk daun lonjong dengan tepi bergerigi. Buah lobi-lobi muda berwarna
hijau dan saat matang buah berwarna merah menyala dan sangat menarik.
Keunikan buah ini adalah rasanya yang asam walaupun warna buahnya telah
merah.
6. Tanaman durian
daun termasuk kedalam jenis durian hutan. Penampilan tanaman durian daun
agak berbeda dibanding dengan durian umumnya, karena durinya lebih
panjang, yaitu 2-3 cm. Tinggi tanaman mencapai 15 m dengan diameter
batang 45 cm. Warna daun muda hijau dan saat tua berubah hijau keperakan.
Bentuk daun oval dengan tepi rata. Warna bunga putih kekuningan. Warna
buah hijau tua dan mempunyai empat juring. Warna daging buah putih dengan
rasa manis, legit, dan mempunyai aroma yang khas.
7. Tanaman jamblang (S. cumini)
berbentuk pohon dengan tinggi tanaman 7 m dengan diameter batang 27 cm.
Bentuk daun lonjong dengan panjang daun 11,5 cm dan lebar 6 cm. Warna
bunga jamblang kuning keunguan. Bentuk buah bulat tak beraturan dan
terkadang lonjong dengan warna hitam keunguan. Rasa buah tua asam kelat
sedikit manis.
8. Paprika Tutur
potensi Paprika di Kabupaten Pasuruan luar biasa. Dari luas tanaman Paprika
yang dibudidayakan di Kecamatan Tutur sampai akhir tahun 2016 yang
mencapai 56 hektar, produksi yang dihasilkan 1.469 ton/ tahun, dimana
produktivitas per hektar mencapai lebih dari 233 kwintal dengan masa panen
mencapai puncak pada bulan Oktober-Desember. Maka tidaklah
mengherankan jika Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai daerah sentra
penghasil utama Paprika di Jawa Timur. Lebih dari 300.000 tanaman Paprika
tumbuh dan berkembang di beberapa desa di Kecamatan Tutur yang secara
geografis dengan ketinggian 900 mdpl di lereng gunung Bromo tersebut
sangat memungkinkan digunakan sebagai sentra budidaya. Sedikitnya
151.000 tanaman Paprika tersebar di 55 green house yang telah dibudidayakan
sejak 12 tahun lalu, paling banyak ditanam di Desa Tlogosari. Seperti lahan
seluas 3 hektar yang dikelola Sucianto, satu diantara petani Paprika sukses
dari Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur.
9. Begonia rex merah
Tumbuhan yang tergolong kedalam family begoniaceae. Daun begonia rex
berwarna hijau tapi ada yang merah dan disebut begonia rex merah. Dan yang
lebar dan warna merah tua menjadi daya tarik dari begonia rex merah.
10. Echeveria
Tanaman yang dapat mencapai tinggi 15cm dan lebar 21cm. ketika
mendapatkan cahaya matahari sehitar 6 jam sehari, warna hitam daun akan lebih
menawan dengan perpaduan ungu.
TUGAS
PENGANTAR EKOLOGI

OLEH

NAMA : Putri Nanda Tathyana

NIM : 2210252025

MATA KULIAH : Pengantar Ekologi

KELAS : Proteksi A

DOSEN PENGAMPU : Ir. Reflin, MP

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022

Anda mungkin juga menyukai