Anda di halaman 1dari 12

Nama : Iqra Ramadani

NIM : 210111510005
Kelas : ICP
A. MONERA
1. Pengertian Monera
Kata monera berasal dari bahasa Yunani, yaitu moneres  yang berarti tunggal.
Dari pengertian ini maka kita dapat mendeskripsikan bahwa monera adalah makhluk
hidup yang terdiri atas satu sel (uniseluler). Monera belum memiliki membran inti sel
sehingga disebut juga sebagai organisme prokariotik. Dinding sel monera terbuat
dari peptidoglikan yang tahan terdapat tekanan osmotik hingga 25 kali tekanan
atmosfer.
Monera adalah bentuk kehidupan paling sederhana yang pernah ada.
Umumnya, monera berkembang biak dengan pembelahan biner. Selama lebih dari 2
juta tahun, monera adalah satu-satunya bentuk kehidupan di planet bumi. Sekarang
jumlahnya masih sangat banyak. Bahkan jumlah organisme monera atau prokariota
yang berada di mulut, kulit atau segumpal tanah jauh melebihi jumlah manusia di
bumi. Monera memegang peranan penting dalam mendaur ulang zat makanan dan
mineral. Kelompok ini berjumlah lebih dari 4.000 spesies.
2. Ciri-Ciri Kingdom Monera
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik organisme yang berada dalam
kingdom monera adalah sebagai berikut:
a) Tersusun atas satu sel (uniseluler)
b) Memiliki bentuk sel yang beragam
c) Tipe sel prokariotik
d) Memiliki dinding peptidoglikan
e) Ada yang bersifat autotrof dan heterotof
f) Metabolisme secara aerob dan anaerob
g) Bersifat Kosmopolit
h) Bersifat Motil
a. Bereproduksi secara aseksual dan seksual
3. Klasifikasi Kingdom Monera
Pada mulanya semua organisme prokariotik dalam sistem klasifikasi makhluk
hidup menurut Copeland (1956) dan Whittaker (1969) disatukan dalam kingdom
monera. Namun dalam sistem klasifikasi terbaru yang diusulkan oleh ahli
mikrobiologi Amerika Carl Woese pada tahun 1977 dan 1990, monera dipisahkan
menjadi dua kelompok berdasarkan perbedaan struktur dinding sel dan fisiologinya
yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
Eubacteria meliputi kelompok Bakteri dan Cyanobacteria (bakteri fotosintetik,
dulu disebut ganggang hijau-biru). Sedangkan Archaebacteria meliputi kelompok
mikroorganisme yang hidup di lingkungan yang ekstrim dan mempunyai sifat
fisiologis, materi genetik, dan komposisi sel yang berbeda dengan bakteri.
Tabel Perbedaan Ciri-Ciri Prokariotik dan Eukariotik

B. PROTISTA
Kingdom Protista adalah suatu oganisme eukariotik yang bersel tunggal.
Kingdom Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Algae (Protista mirip tumbuhan)
b. Protozoa (Protista mirip hewan)
c. Jamur lendir (Slime molds) dan jamur air (water molds). Keduanya disebut
Protista mirip jamur
1. Alga
a. Pengertian Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat
talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
(Prawirohartono, 2007). Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus
dapat tersusun atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi.
Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga
koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler.
Menurut Pelczar, Chan : 2008, algae berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Reproduksi seksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi
thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru. Reproduksi
aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis (pembelahan inti),
selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang berlawanan pada sel dan sel membelah
menjadi dua sel (sitokinesis). Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan
motil, dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh alga
yang hidup didarat. Algae adalah organism aerobik fotosintetik, dijumpai dimana
saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrien sederhana untuk
memperpanjang hidupnya.
b. Ciri-Ciri Alga
Adapun ciri – ciri algae, terdiri dari :
a) Bersel eukariotik
b) Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak )
c) Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar)
d) Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil).
e) Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
c. Klasifikasi Alga
Beberapa algae di klasifikasikan berdasarkan hal–hal berikut. Algae yang
hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di
dasar perairan disebut bersifat bentik.
Algae yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
1. Epilitik (hidup di atas batu)
2. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
3. Epipitik (melekat pada tanaman)
4. Epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
1. Algae subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
2. Algae intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
Naik turunnya air akibat pasang surut
3. Algae sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
4. Algae edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Algae memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, algae juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, algae dapat dibedakan menjadi algae cokelat,
algae merah, algae keemasan, diatom, dan algae hijau.
2. Protozoa
a. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa, protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa
dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena
dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah.
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah
satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu
sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,
sitoplasma, dan mitokondria.
b. Ciri-Ciri Protozoa
Ciri-ciri umum :
1) Organisme uniseluler (bersel tunggal).
2) Eukariotik (memiliki membran nukleus).
3) Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4) Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
5) Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
6) Hidup bebas, saprofit atau parasit.
7) Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan
penting sebagai indikator polusi.
8) Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
9) Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
10) Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela.
c. Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina), alat geraknya berupa pseudopoda (kaki` semu)
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran
protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian
ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah
diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar
tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera,
Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh
organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
2. Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak
dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat
bantu untuk menangkap makanan.
3. Ciliata (Ciliophora), alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata
ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek
dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang
mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga
penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang
dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan
vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh :
Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .
4. Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan
ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif
(aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut
Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma
dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-
organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk
menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium
vivax. Gregarina.

C. KINGDOM FUNGI
1. Pengertian Fungi
Fungsi (jamur) merupakan nama regnum dari kelompok besar makhluk hidup
eukariotik yang mencerna makanan di luar tubuhnya lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Meskipun memiliki bentuk seperti tumbuhan, ternyata jamur bukan
termasuk dalam jenis tumbuhan (plantae). Hal ini dikarenakan jamur tidak memiliki
klorofil sehingga tidak mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses
fotosintesis.
2. Ciri-Ciri Fungi
a) Fungi merupakan organisme eukariotik (tidak memiliki membran intisel)
b) Fungi bereproduksi dengan spora
c) Fungi tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun
d) Fungi dibedakan menjadi 2 yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast)
e) Fungi memiliki benang-benang halus yaitu hifa
f) Fungi mengandung kromosom dan DNA
g) Hifa terbagi menjadi 2 yaitu hifa bersekat dan hifa tidak bersekat (hifa coenositik)
h) Hidup di tempat lembab
i) Tubuh fungi disebut talus yaitu tidak memiliki akar, batang dan daun sejati
j) Bersifat multiseluler dan uniseluler
k) Bersifat makroskropis dan mikroskopis
l) Bersifat saprofit dan parasit
m) Tidak memiliki klorofil
n) Tidak dapat berfotosintesis
o) Tidak termasuk kingdom plantae
p) Termasuk organisme heterotrof (mendapatkan makanan dari organisme lain)
q) Dinding sel fungsi mengandung zat kitin

3. Klasifikasi Fungi
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya, fungsi terbagi dalam 4
filum yaitu:
a. Zygomycota
Zygomycota merupakan nama yang berasal dari nama spora seksual yaitu
zigosporangia, jenis yang tahan terhadap perubahan lingkungan. Divisi ini
memiliki ciri khas struktur rizoid yang mirip akar pada hifa absorptif. Tubuh
Zygomycota terdiri dari hifa bersekat melintang ataupun tidak bersekat melintang
dan memiliki banyak cabang. Zygomycota memiliki reproduksi seksual dengan
gametangiogami (peleburan antara hifa betina dan hifa jantan) dan secara
aseksual dengan sporangium yang menghasilkan spora.
b. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok fungsi yang melakukan reproduksi dengan
cara membentuk spora di dalam sel yang disebut Askus. Divisi Ascomycota
memiliki struktur tubuh yang terdiri dari uniseluler dan multiseluler. Pada jenis
fungi multiseluler terdiri dari hifa yang bersekat, berinti banyak dan spora tidak
berflagella. Miselium pada fungsi membentuk askus atau badan buah.
c. Basidiomycota
Basidiomycota merupakan jenis jamur dengan ukuran makroskopis dan
mudah dikenali karena bentuknya mirip seperti payung. Ada sekitar 25.000
spesies jamur dari divisi Basidiomycota, dan sebagian ada yang bisa dimakan
namun ada juga yang mengandung racun. Basidiomycota memiliki bentuk jamur
dengan hifa bersekat melintang pada satu atau dua inti (dikariotik), selanjutnya
pada hifa dikariotik akan muncul tubuh buat (basidiokarp) berbentuk payung.
Basidiomycota dapat hidup secara parasit dan saprofit, namun ada juga yang
bersimbiosis dengan membentuk mikoriza pada akar tumbuhan.
d. Deuteromycota
Deuteromycota merupakan divisi fungsi yang memiliki dinding sel dari zat
kitin dan hifa bersekat. Deuteromycota disebut dengan jamur imperfecti atau
jamur belum sempurna karena divisi ini belum diketahui reproduksi seksual
selama siklus hidunya, sedangkan reproduksi aseksual yaitu dengan membentuk
konidia.
D. LICHENES
Lichenes dikenal dengan nama lumut kerak, karena bentuknya menyerupai kerak
yang menempel di pohon-pohon, tebing atau batuan. Lichenes (lumut kerak) sebenarnya
bukan golongan lumut, tetapi merupakan tumbuhan perintis hasil simbiosis antara
golongan algae (Cyanophyta atau Chlorophyta) dan jamur (Ascomycota atau
Basidiomycota). Apabila sayatan tubuh Lichenes disayat tipis dan dilihat menggunakan
mikroskop maka akan terlihat adanya jalinan hifa atau miselium jamur yang teratur dan di
bagian lapisan permukaanya terdapat kelompok algae bersel satu atau benang yang dijalin
oleh hifa itu. Pada Lichenes jamur berperan untuk mengokohkan tubuh dan menghisap air
dan nutrisi, sedangnya algae berperan untuk melakukan fotosintesis. Karena itu simbiosis
antara kedua jenis tumbuhan tersebut bersifat simbiosis mutualisme.
Lichenes pada umumnya hidup sebagai epiphyta, tahan terhadap kekeringan.
Berkembang biak dengan fragmentasi thallus atau soredium, yaitu potongan yang dapat
tumbuh membesar. Pada mulanya Lichenes terjadi bila spora jamur yang tumbuh bertemu
dengan algae yang sesuai. Jika tidak sesuai, algae ataupun jamurnya akan berkembang
biak sendiri-sendiri.
Klasifikasi Lichenes didasarkan kepada hal-hal berikut:
1. Jenis jamur yang bersimbiosis (Ascomycetes atau Basidiomycetes)
2. Tipe pembentukan tubuh buahnya (Ascocarpium atau Basidiocarpium). Tipe
ascocarpium (askokarp) ada tiga macam, yaitu:
a. Apothecium: Bentuk cawan terbuka, terdapat askus-askus jamur yang
menghasilkan askospora;
b. Perithecium: Bentuk periuk atau botol berlubang;
c. Cleistotehcium/ Kleistitesium: Bentuk bola yang di dalamnya terdapat askus-
askus. Bila sudah tua akan memecah (desintegrasi) untuk mengeluarkan spora
atau askospora-askosporanya.
3. Tipe thallusnya, ada tiga macam tipe thallus yaitu:
a. Crustose: Thallus pipih melekat dengan substratnya sehingga sulit dipisahkan;
b. Foliose: Thallus lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya;
c. Fruticose: Thallus tegak mirip perdu bercabang (Frutex) kecil.
d. Fruticose: Thallus tegak mirip perdu bercabang (Frutex) kecil.
Berdasarkan kriteria tersebut, jika Lichenes dianggap tingkat divisi, maka dapat
dibagi atas dua kelas, yaitu:
1. Basidiolichenes (Hymenolichenes), contoh: Cora pavonia dan Roccella tinctoria.
2. Ascolichenes, meliputi lima ordo yaitu:
a. Caliciales, memiliki askokarp dengan askus-askus yang disintegrasi sehingga
membentuk massa yang hilang atau hancur. Contoh: Calicium.
b. Graphidales, memiliki thallus yang crustose dengan apothecia yang memanjang
membentuk suatu deretan. Contoh: Graphis.
c. Cyanophilales, bangsa ascolichenes yang alganya Cyanophyceae. Contoh:
Peltigera.
d. Lecanorales, simbiosisnya dengan Chlorophyceae dan tipe tubuh buahnya
apothecium di tepi thallusnya. Contoh: Parmelia.
e. Caloplacales, bangsa Lichenes yang memiliki spora-spora berdinding tipis,
biasanya ada dua sel saja. Contoh: Caloplaca.
E. BRYOPHYTA
1. Pengertian Brophyta
Tumbuhan lumut “ Bryophytes yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Bryon
yang berarti “ lumut ” sedangkan “ Phyton ” yang berarti tumbuhan. Dimana yang
kita ketahui bahwa setiap jenis-jenis tumbuhan lumut mempunyai ciri-ciri yang
berbeda, namun ada juga yang hampir sama. Tumbuhan lumut ini biasanya berwarna
hijau karena tumbuhan lumut memiliki sel-sel dengan plastid yang menghasilkan
klorofil a dan b. Jadi lumut bersifat autotrof.
Tubuh lumut dapat dibedakan menjadi dua yaitu sporofit dan gametofit. Yang
beradasarkan strukturnya tubuh lumut dimana tumbuhan lumut masih berupa talus
menurut anggapan ahli, tetapi ada pula yang menganggap bahwa lumut telah
berkormus atau telah memiliki akar, batang dan daun. Namun yang lebih tepatnya
pada tumbuhan lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan
tumbuhan berkormus.
2. Ciri-Ciri Tumbuhan Bryophyta
 Merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan yang bertalus ( talofita ) dengan
tumbuhan berkormus ( kormofita ).
 Tumbuhan lumut berukuran tinggi rata-rata kurang lebih 1-2 cm yang paling
tinggi mencapai 20 cm.
 Mengalami pergiliran keturunan generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit ialah generasi penghasil spora sedangkan generasi gametofit
ialah generasi penghasil gamet.
 Tumbuhan lumut berbentuk lembaran, tumbuhan kecil memiliki bagian yang
menyerupai akar atau rizoid, batang dan daun.
 Dalam tubuh tumbuhan lumut mengandung sel-sel yang berkloroplas ( klorofil
untuk fotosintesis ) dan tidak memiliki jaringan pengangkut.
 Tubuh gametofit bersifat haploid ( n ) yang sehari-hari kita kenal sebagai
tumbuhan lumut.
 Pada tumbuhan lumut terdapat gametangia atau alat kelamin. Alat kelamin
jantan disebut dengan anteridium yang menghasilkan spermatozoid sedangkan
alat kelamin betina disebut arkegonoium yang menghasilkan ovum.
 Bersifat autotrof karna tumbuhan lumut sudah memiliki klorofil.
 Tumbuhan lumut belum memiliki jaringan pengangkut xylem dan floem.
 Memiliki lapisan pelindung, kutikula dan gametangium.
 Tumbuhan lumut hidup dirawa dan ditempat yang lembab.
 Tumbuhan lumut menyerap air secara imbibisi.
 Umumnya tumbuhan lumut berwarna hijau karna sel-selnya memiliki kloroplas
( plastida ).

3. Klasifikasi Bryophyta
Dalam klasifikasi, bryophyta termasuk ke dalam tumbuhan kingdom plantae,
divisio yaitu bryophyta, dan terbagi menjadi 3 class yaitu Hepaticopsida (Hepaticae),
Anthocerotopsida (Anthocerotae) dan Bryopsida (Musci).
 Hepaticopsida terdapat beberapa ordo sebanyak 7 yaitu Takakiales,
Calobryales, Jungermanniales, Metzgeriales, Marchantiales, Sphaerocarpales
dan Monocleales.
 Anthocerotopsida, hanya ada 1 (satu) ordo yaitu Anthocerotales.
 Bryipsida memiliki 5 Sub-class yaitu Spagnidae, Andreacidae, Buxbaumidae,
Bryidae dan Polytrichadae. Sedangkan ordo meliputi Spagnales, Andreacales,
Buxbaumiales, Fissidentales, Discranales, Pottiales, Grimmiales, Funariales,
Schistostegales, Tetraphidales, Eubryales, Isobryales, Hookeriales,
Hypnobryales, Polytrichadae, Polytrichales dan Dawsoniales.

F. PTERIDOPHYTA
1. Pengertian Pteridophyta
Tumbuhan paku (Pteridophyta) berasal dari kata pteron yang artinya bulu
dan phyton artinya tumbuhan. Tumbuhan paku adalah tumbuhan divisi  Kingdom
Plantae yang memiliki akar, batang, daun sejati dan pembuluh pengangkut. Selain itu,
tumbuhan ini tergolong sebagai tumbuhan kormus spora yang menghasilkan spora
dan susunan daunnya berbentuk bangun sayap dan pada pucuk daun terdapat bulu-
bulu.
2. Ciri-Ciri Pteridophyta
 Memiliki akar, batang, dan daun serta berpembuluh angkut xilem dan floem.
 Daun muda berbentuk menggulung.

 Hidup dengan menumpang pada tumbuhan lain

 Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan tahap sporofit


(menghasilkan spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin)

 Berakar serabut.

 Memiliki klorofil.

 Tidak menghasilkan biji akan tetapi berspora, Spora berada di kotak spora atau
sporangium dan terkumpul dalam sorus.

 Memiliki rizom atau batang yang terdapat di dalam tanah.

 Bentuk tumbuhan bervariasi yaitu ada yang bercabang dan ada yang tidak
bercabang.

 Sebagian jenis tumbuhan paku memiliki spora jantan yang berukuran lebih kecil
daripada spora betina.

 Tidak berbunga.

3. Klasifikasi Pteridophyta
Secara umum klasifikasi tumbuhan paku terbagi menjadi 4 kelas yaitu paku
purba (Psilophyta), paku kawat (Lycophyta), paku ekor kuda (Sphenophyta) dan paku
sejati (Pterophyta).
a. Psilophyta (Paku Purba)
Paku purba (Psilophyta) adalah tumbuhan paku yang memiliki struktur
batang sederhana. Terdapat bulu-bulu halus yang menyelimuti dan rantingnya
bercabang. Psilophyta disebut sebagai paku purba karena memiliki akar serabut
atau dikenal sebagai akar semu yang berfungsi sebagai perekat pada tumbuhan
lain. Ciri-ciri tumbuhan ini yaitu hidup di daerah tropis dan subtropics. Selain itu,
paku purba memiliki sifat homospora, daun bermikrofil dengan batang berklorofil
dan tidak memiliki daun sejati. Contoh: Psilotum nudum.
b. Lycophyyta (Paku Kawat)
Lycophyta juga disebut sebagai paku kawat atau paku rambut karena daun-
daunnya berukuran sangat kecil. Tumbuhan paku ini menghasilkan 2 spora yaitu
makrospora dan mikrospora. Ciri-ciri tumbuhan ini yang paling menonjol adalah
batangnya berbentuk seperti kawat dan strukturnya berbentuk gada dimana ujung
batangnya tersusun atas sporofil.Lycophyta memiliki akar, batang dan daun sejati.
Selain itu, gametofitnya berukuran kecil dan tidak berklorofil. 
c. Sphenophyta (Paku Ekor Kuda)
Sphenophyta adalah tumbuhan paku yang banyak ditemukan di daerah tepi sungai
yang lembab dan hidup di iklim subtropis. Sesuai namanya, paku ekor kuda
diberikan karena bentuk cabang batangnya menyerupai bentuk ekor kuda. Ciri-
ciri tumbuhan paku ini adalah sporofitnya berdaun kecil dan bersisik. Selain itu,
tinggi Sphenophyta bisa mencapai 1-4,5 meter dan memiliki akar, batang dan
daun sejati. Struktur batangnya berongga dan beruas-ruas. Contoh: Equisetum
debile.
d. Pterophyta (Paku Sejati)
Pterophyta sering dikenal sebagai tanaman pakis. Tumbuhan paku ini bisa
hidup di daerah tropis dan subtropics. Paku sejati memiliki daun yang lebih lebar
dibandingkan jenis paku lainnya. Contoh pterophyta adalah suplir (adiantum
cuneatum), semanggi (marsilea crenata), dan paku sarang kuda (asplenium nidus).
Ciri-ciri paku sejati yaitu bersifat homospora atau isospora. Spora berkumpul dan
terletak di bawah daun serta penyebaran sporanya dibantu oleh angin. Stuktur
tumbuhan paku ini memiliki batang yang tegak dan berada diatas permukaan
tanah, namun adapula paku sejati yang batangnya terbenam di bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai