Anda di halaman 1dari 17

a.

Protista

Protista adalah kingdom makhluk hidup yang terdiri dari satu sel atau banyak
sel. Kingdom ini menurut Whitaker (1969) adalah kingdom kedua setelah monera.
Kindom yang lainnya adalah fungi, plantae dan animalia. Protista ini mengawali
kehidupan eukariotik pada selnya (memiliki membrane sel) sehingga kromosom
tidak tercampur dengan sitoplasma. Segala kegiatan hidup protista dilakukan oleh
sel itu sendiri. Kegiatan tersebut meliputi makan, pertukaran gas, menanggapi
rangsangan, bergerak dan berkembangbiak. Protista bukan merupakan hewan atau
tumbuhan atau hewan, tetapi hanya memiliki sifat yang menyerupai hewan,
tumbuhan, ataupun menyerupai jamur.

Makhluk hidup anggota protista mulai terungkap setelah Antony van


Leewenhoek mengamati makhluk-makhluk kecil menggunakan mikroskop
sederhana sekitar 300 silam. Dengan mikrosko sederhana tersebut, ia dapat
mengamati berbagai jenis mikrorganisme. Salah satunya adalah protista.

Pengelompokkan protista berdasarkan prinsip klasifikasi artifisial yang artinya


dibuat oleh manusia. Sehingga akan terbagi menjadi beberapa takson
menggunakan berbagai dasar atau kriteria. Sehingga walaupun jenis-jenis protista
tersebut berada dalam satu kelompok takson belum tentu dekat kekerabatannya.

Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar atau air laut, dan beberapa
yang hidup di jaringan hewan lain. Sebagaian protista bersifat autrotof, yaitu dapat
berfotosintesis karena memiliki pigmen foto sintetik, seperti alga dan protozoa
fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagia lainnya merupakan non fotosintetik yang
hidup sebagai heterotrof, baik secara Fogotrof atau Osmotrop.

Protista dikelompokkan secara sederhana menjadi protista mirip hewan


(protozoa), protista mirip tumbuhan (algae), protista mirip jamur. Algae memiliki
klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Sebaliknya, protozoa tidak memiliki
klorofil sehingga idak mampu berklorofil.

1) Protozoa

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah


satu filum dari kingdom protista. Protozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu
protos yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Protozoa merupakan
hewan bersifat uniseluler, dimana setiap satu sel protozoa merupakan keseluruhan
dari organisme itu sendiri. Protoplasma dari protozoa dapat mengadakan
modifikasi-modifikasi atau penonjolan-penonjolan yang dapat bersifat sementara
atau tetap.
Ciri-ciri Protozoa :

 Ukuran tubuh mulai dari 10µ-6mm


 Bentuk Protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial
simetris dan spiral.
 Bergerak dengn flagel, pseudopodia, silia dengan gerakan sel itu sendiri.
 Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit
 Cara mendapatkan makanan di bedakan menjadi : holozoik, saprofit,
saprozoik, holozoik.
 Habitatnya ditempat-tempat berair, seperti diselokan, sawah, parit,
sungai,dll.
Klasifikasi Protozoa berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi
4, yaitu :

a. Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki semu)


 Ciri-ciri:
 Bersel satu (uniseluler)
 Alat gerak berupa tonjolan sitoplasma yang disebut pseopodia (kaki
semu)
 Bentuk tubuh tidak tetap, terdiri atas ektoplasma dan endoplasma
 Habitat di perairan yang mengandung banyak zat organik
 Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri
 Struktur tubuhnya

Gb. Struktur Tubuh Amoeba

 Contoh :
 Amoeba. Beberapa hidup di lingkungan bebas, namun ada juga yang
hidup di tubuh manusia Entamoeba dysentriae, Entamoeba histolitica
(penyebab penyakit disentri), dan Entamoeba coli, yang membantu proses
pembusukan sisa metabolisme.
 Foraminifera. Habitatnya dilaut dan fosilnya dapat membentuk tanah
globigirena yang berguna sebagai penunjuk sumber minyak bumi.
 Radiolaria. Memiliki habitat di laut dan fosilnya tersusun atas silikat
membentuk tanah radiolarian yang dimanfaatkan sebagai bahan
penggosok.
Gb. Amoeba Gb. Foraminifera Gb. Radiolaria

b. Flagelata (Mastigophora)
 Ciri-ciri:
 Bersel satu (uniseluler)
 Bentuk sel tetap dan tidak mempunyai rangka
 Ukuran tubuh antara 35-60 µm
 Umumnya berkloroplas
 Alat gerak berupa flagel (bulu cambuk)
 Kebanyakan hidup di air tawar
 Bersifat autotrof dan memakan zat organic berupa larutan
 Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri secara memanjang
(vertical).

 Struktur tubuhnya
Gb. Struktur Tubuh Flagelata (Mastigophora)

 Contoh :
 Euglena Viridis, Volvox, dan Pandorina, memiliki kloroplas sehingga
berperan sebagai produsen dalam ekosistem perairan.
 Trichonimpha dan Myxotricha yang hidup dalam usus rayap dan
membantu rayap dalam mencerna kayu karena memiliki enzim selulosa.
 Trypanosoma gambiense yang hidup dalam kelenjar ludah lalat Tsetse
(Glossina palpalis) yang menyebabkan penyakit “Tidur”.
 Trichomonas vaginalis, yang menyebabkan peradangan pada vagina
manusia (vaginitis).
 Noctiluca miliaris, hidup di laut dan menyebabkan laut tampak bercahaya
pada malam hari.
c. Ciliata (Ciliophora)
 Ciri-ciri ;
 Bersl satu dengan bentuk tubuh tetap
 Mempunyai celah mulut dan dilengkapi dengan anus sel.
 Memiliki dua buah inti sel, yaitu makronukleus (alat reprosduksi
aseksual) dan mikronukleus (alat reprosduksi seksual).
 Pada dinding terdapat rambut getar (silia) sebagai alat gerak.
 Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan
membelah diri.
 Hidup di perairan yang mengandung banyak zat organik.
 Struktur tubuhnya

Gb. Struktur Tubuh Paramaecium

 Contoh :
 Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual dengan membelah
diri (arah transversal) dan seksual dengan konjugasi.
 Stentor, bentuk seperti terompet dengan tangkai yang melekat pada
substrat
 Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
penyakit Balantidiosis (disentri balantidium).
Gb. Paramaecium Gb. Stentor Gb. Balantidium

d. Sporozoa

 Ciri-ciri ;
 Bersel satu
 Dapat membentuk semacam sporadalam siklus hidupnya
 Tidak mempunyai alat gerak
 Parasit pada hewan dan manusia
 Reproduksi secara aseksual dengan Schizogoni (membelah diri dalam
inang) atau Sporogoni (membentuk spora dalam tubuh inang) dan secara
seksual dengan peleburan dua gamet dala tubuh nyamuk (inangnya).
 Plasmodium merupakan contoh dari sporozoa yang hidup pada sel inangnya,
yaitu nyamuk.
 Beberapa jenis Plasmodium beserta peranannya, yaitu:
1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana, masa sporulasi (gejala
demam) setiap 2 x 24 jam.
2. Plasmodium falcifarum, penyebab malaria tropika, masa sporulasi setiap
1-3 x 24 jam.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana, masa sporulasi setiap
1-3 x 24 jam.
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale tertian (limpa).

2) Algae

Algae (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak

memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap

tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan

sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

Dalam taksonomiyang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi

dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-

pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian

alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.

Ciri-ciri Protozoa :

 Ada yang uniseluler dan multiseluler

 Dinding sel tersusun atas selulosa

 Sel sudah memiliki membrane inti (eukariotik)

 Struktur tubuh seperti tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang,

dan daun sejati

 Memiliki pigmen warnah, seperti klorofil, xantofil (kuning), karoten

(keemasan), fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), dan lain-lain.

 Dapat melakukan fotosintesis sehingga dikatakan bersifat fotoautotrof

 Habitat diwilayah perairan dan tempat yang lembab


 Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri (pada alga uniseluler)

atau membentuk fragmentasi (pada alga multiseluler)

Berdasarkan warna pigmennya, ganggang diklasifiksi menjadi lima


kelompok, yaitu :
a. Alga hijau (Chlorophyta)
 Kandungan pigmen utama yang dimiliki oleh Chlorophyta adalah klorofil
(hijau) dengan pigmen tambahan berupa karoten.
 Hidup diperairan (tawar maupun air laut), adapula yang bersimbiosis dengan
jamur membentuk lichen
 Reproduksi secara aseksual (membelah diri, fragmentasi dan spora) dan
seksual (isogami, anisogami, dan oogami)
 Contoh : Protococcus, Chlorella, Chlamydomonas, Spirogyra (berfilamen),
dan Ulva lactua (berbentuk talus).

b. Alga coklat (Phaeophyta)


 Kandungan pigmen utama yang dimiliki oleh Chlorophyta adalah fikosantin
(coklat)
 Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospore. Reproduksi seksual
dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan
oleh anteridia.
 Pada dinding sel, selain selulosa terdapat asam alginate, pigmen fotosintesis
aksesoris (tambahan) klorofil a dan c, xantofil, simpanan karbon karbohidrat.
 Contoh : Laminaria Sp. (penghasil asam alginate yang dibutuhkan untuk
produksi tekstil, makanan, dan kosmetik), Sargassum, Fucus, Turbinaria
decurens, dan Macrocystis.

c. Alga merah (Rhodophyta)


 Kandungan pigmen utama yang dimiliki adalah fikoeritrin (pigmen merah).
 Hampir semua jenis Rhodophyta hidup di laut
 Reproduksi secara aseksual melalui spora dan secara seksual dengan oogami
 Contoh : Eucheuma spinosum (bahan baku agar-agar), Gelidium dan
Gracillaria.

d. Alga keemasan (Chrysophyta)


 Kandungan pigmen utama yang dimiliki adalah xantofil (pigmen keemasan),
tidak memiliki pirenoid, dan memiliki kloroplas dengan ukuran kecil.
 Hidup diperairan (tawar maupun air laut)
 Berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri atau membentuk
spora dan dengan seksual melalui penyatuan dua gamet.
 Contoh : Mischococcus, Synura, dan Navicula

e. Alga api (Pyrrophyta)


 Beberapa Pyrrophyta mampu memendarkan cahaya (karena adanya senyawa
fosfor) sehingga bersifat fosforesensi. Fosforesensi menyebabkan laut tampa
bercahaya pada malam hari, oleh karenanya alga ini disebut alga api
 Pyrrophyta juga dapa menyebabkan peristiwa ride tide (air laut berwarna
merah kecoklatan). Dari peristiwa ini, alga menghasilkan racun yang dapat
membunuh ikan dan hewan laut di sekitarnya
 Memiliki kandungan xantofil, dinosantin, fikobilin, dan klorofil.
 Pyrrophyta merupakan jenis alga yang uniseluler dan dapat melakukan
fotosintesis
 Reproduksi secara aseksual (membelah diri)
 Contoh : Gymnodiniumbreve (penghasil toksin bagi saraf).
Gb. Alga hijau Gb. Alga coklat Gb. Alga merah

Gb. Alga keemasan Gb. Alga api

3) Protista mirip jamur


 Ciri-ciri protista mirip jamur :
 Struktur tubuh berbentuk seperti lender (fase asimilatif)
 Bergerak seperti amoeba (fase plasmodium)
 Digolongkan menjadi dua jenis, yaitu Oomycotina (jamur air) dan
Myxomycotina (jamur lendir).
 Jenis-jenis jamur protista
1. Oomycotina
 Bersel banyak (multiseluler) dan berinti banyak
 Dinding sel tersusun atas selulosa dengan hifa tidak bersekat
 Memiliki habitat diair tawar dan darat
 Contoh : Phytophythora infestan (parasit pada kentang), dan
Phytium (penyebab penyakit busuk pada kecambah berbagai
tanaman)
2. Myxomycotina
 Disebut jamur lendir karena tubuhnya memiliki massa berlendir
yang menyebar dalam daur hidupnya yang disebut dengan
plasmodium.
 Myxomycotina merupakan predator fogosit karena dapat memakan
bakteri dan hama
 Bersifat heterotrof dengan tahapan makan mirip amoeba
(amoeboid)
 Contoh : Dictyostelium discoideum, Dinoflagelata.

b. Fungi

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel


tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual
atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri,
karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik
lainnya yaitu melalui absorpsi. (Gandjar. 1999)
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut
hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium
dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap
nutrient dari lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi dalam
reproduksi. (Gandjar. 1999)
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu
berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan
fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan
fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai
tanaman , tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu :
 Tidak mempunyai kolorofil
 Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
 Berkembang biak dengan spora
 Tidak mempunyai batang , cabang, akas dan daun
 Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman
 Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing - masing
bagian seperti pada tanaman.

Berdasarkan Cara reproduksi secara genratif, jamur dapat dibagi menjadi 4


kelas, yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deutromycotina.

a. Zygomycotina

Jamur kelompok ini namanya Zygomycotina karen dalam reproduksi


generatifnya menghasilkan zigot di dalam zigospora. Jamur Zygomycotina
mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa
tidak bersekat, mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat,
reproduksi vegetative dengan membentuk spora, reproduksi generative dengan
konjugasi yang menghasilkan zigospora.
Perkembangan secara seksual terjadi karena ada 2 macam hifa, yaitu hifa (+)
dan hifa (-). Keduanya bias terdapat pada satu talus atau talus yang berbeda.
Anggota kelas Zygomycotina antara lain : Rhizopusoryzae, Rhizopus oligosporus,
Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, Mucor javanicans, dan Clamydomucor
oryzae.
b. Ascomycotina

Jamur kelompok ini di sebut Ascomycotania, karena dalam reproduksi


generatifnya menghasilkan askospora. Jamur ini yang termasuk kelas
Ascomycotania mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atas zat kitin,
uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah yang disebut
askokrap, memiliki inti haploid, memiliki keturunan dipoloid lebih singkat,
reproduksi vegetatifnya dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya
dengan konjugasi yang menghasilkan askospora. Spesies-spesies anggota kelas
Ascomycotina ialah sebagai berikut:
1) Sacchormyces cerviciae, jamur unisel yang dapat membelah diri, dapt
memfermentasikan gula menjadi alcohol sehingga sering digunakan untuk
membuat tape maupun roti.
2) Sacharomyces ellipsoids, Saccharomyces tuac, Penicillium notatum,
Penecillium chrysogenum, Penecillium camemberti, Penecillium requeforti,
Aspergillus

3) Wentii, Aspergellus flavus, dan Aspergillus roti.

c. Basidiomycotina

Jamur kelompok ini disebut Basidiomycotina karena dalam reproduksi


generatifnya menghasilkan basidiofora. Jamur yang termasuk kelas
Basidiomycotina mempunyai cirri-ciri yaitu dinding selnya tersusun atus zat
kitin,multiseluler, hifa bersekat, dibedakan hifa primer (berinti satu) dan sekunder
(berinti dua), mengandung inti haploid, memiliki keturunan diploid lebih singkat,
membentuk badan buah yang disebut basidikrop, reproduksi vegetative dengan
membentuk kondiospora, reproduksi generative dengan menghasilkan basidopora.

Spesies-spesies anggota dari kelas Basidiomycotina antara lain sebagai


berikut: Volvoriella volvace (jamur merang), Auricularia polytricha (jamur
kuping), Pleurotus (jamur tiram), Amanita phalloides, Amanita Verna, Amanita
muscarnia, Amanita caesarnia, Puccinia graminus (jamur api).

d. Deuteromycotina

Jamur kelompok ini disebut jamur imperfecti (jamur tidak sempurna) atau
deuteromycotina karena belum diketahui cara perkembang biakan seksualnya.
Namun demikian, untuk memudahkan dan karena tingkat konidiumnya begitu
jelas dan tidak asing lagi, banyak spesies yang masih dianggapkipun tingkat
seksualnya sekarangtelah diketahui dengan baik.
Sebagian besar cendawan yang patogen pada manusia adalah Deuteromycetes.
Mereka sering kali membentuk spora aseksual beberapa macam di dalam spesies
yang sama, sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannyadi
laboratorium.
Jamur yang termasuk kelas Deuteromycotina mempunyai cirri-ciri yaitu
dinding selnya tersusun atas zat kitin, multiseluler, hifa bersekat, dibedakan tipe
hifa Primer (berinti satu) dan sekunder (berinti dua), mengandung inti haploid,
Memiliki keturunan diploid lebih singkat, dan reproduksi vegetative dengan
membentuk konidiospora.
Contoh spesies dari kelas Deuteromycotina antara lain sebagai berikut :
1) Microsporium audoini, Trichophyton, dan Epidermophyton penyebab
penyakit kurap dan panu.
2) Epidermophyton floocosum penyebab penyakit kaki atlet.
3) Scelothium rolfsii penyebab penyakit busuk pada tanaman.
4) Helmintorosporium oryzae perusak kecambah dan buah.
Penutup

I. Kesimpulan

Keanekaragaman makhluk hidup merupakan perbedaan yang terdapat pada


makhluk hidup sesuai degan spesies, jenis ataupun ekosistemnya. Keanekaragaman
makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keanekaragam jenis, kenekaragaman
genetis dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman makhluk hidup juga
menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat
yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem.

Keanekaragaman tersebut mempunyai karakteristik tertentu yang meliputi


organisasi, homeostatis, adaptasi, Reproduksi dan Hereditas, Pertumbuhan dan
Perkembangan, Perolehan energi dan pelepasan, Deteksi dan Respons, serta
berinteraksi dengan makhluk lain.

Kajian biologi membahas tentang mahluk hidup dari berbagai tingkatan mulai
dari tingkat atom dan molekul (DNA),sel, jaringan, organ, sistem organ, tingkat
individu (organisme), populasi, komunitas, ekosistem, bioma sampai ke tingkat
biosfer. Hirarki keteraturan biologi tersebut merupakan satu kesatuan yang paling
berhubungan satu sama lainnya.

Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan kingdom terdapat virus, monera,


protista, fungi, plantae dan juga animalia. Caralus linnaeus membuat 7 kategori
pengelompokan makhluk hidup, yitu kngkom (kerajaan), filum(keluarga besar),
class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku), genus(marga), dan spesies (jenis).

II. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.baik. agar manfaat ini dari makalah ini dapat diambil
penulis dan orang yang mambacanya.

Daftar pustaka
George H, Fried. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Jawetz, Melnick., dan Adelberg S. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika.
Pelczar, Michael J., dan Chan. 2009. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai