Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar:
3.6 Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan
mengaitkan peranannya dalam kehidupan
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum kingdom Protista
3.6.2 Menjelaskan dasar pengelompokkan Kingdom protista
3.6.3 Mengidentifikasi ciri-ciri protista mirip hewan
3.6.4 Mengklasifikasikan protista mirip hewan
3.6.5 Menjelaskan siklus hidup Paramecium sp.
3.6.6 Menjelaskan siklus hidup Plasmodium sp.
3.6.7 Menjelaskan peranan protista mirip hewan bagi kehidupan
3.6.8 Mengidentifikasi ciri-ciri protista mirip tumbuhan
3.6.9 Mengklasifikasikan protista mirip tumbuhan
3.6.10 Menjelaskan peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan
3.6.11 Mengidentifikasi ciri-ciri protista mirip jamur
3.6.12 Mengklasifikasikan protista mirip jamur
3.6.13 Menjelaskan siklus hidup jamur lendir plasmodial
3.6.14 Menjelaskan siklus hidup jamur lendir seluler
3.6.15 Menjelaskan peranan protista mirip jamur bagi kehidupan

PROTISTA
Protista adalah organisme eukariotik pertama dan paling sederhana. Protista memiliki
membran inti sel. Dalam kajian evolusi, Protista merupakan organisme eukariotik yang paling
awal (tertua). Diyakini bahwa acritarch merupakan fosil Protista yang hidup pada zaman
Prakambrium yang berumur sekitar 2,1 miliar tahun. Acritarch berasal dari bahasa Yunani yaitu
dari kata akritos yang berarti membingungkan sedangkan arch berari asal-usul, dimana secara
umum, Acritarch adalah struktur organik yang belum diperhitungkan untuk diklasifikasikan.
Fosil tersebut mengandung kulit sista atau kulit pelindung yang mirip dengan kulit sista yang di
bentuk Protista pada saat ini.
Protista terdapat sekitar 600.000 spesies yang saat ini sudah diketahui. Sebagian besar
uniseluler, tetapi ada juga yang berkoloni dan multiseluler. Protista mempunyai
keanekaragaman metabolisme. Protista ada yang aerobik dan memiliki mitokondria sebagai alat
respirasinya, serta ada juga yang anaerobik. Ada juga Protista yang fotoautotrof karena memiliki
kloroplas, dan ada juga yang hidup secara heterotrof dengan cara menyerap molekol organik
atau memakan organisme lainnya.Sebagian besar dari Protista memiliki alat gerak yangberupa
flagela (bulu cambuk ) atau silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil), namun ada
juga yang tidak mempunyai alat gerak.
Protista dapat dengan mudah ditemukan karena hidup di berbagai habitat yang
mengandung air seperti di tanah, sampah, tumpukan dedaunan, air tawar, air laut, pasir,
endapan lumpur, dan batu. Namun ada juga yang hidup dengan bersimbiosis di dalam tubuh
organisme lain secara parasit atau mutualisme. Protista merupakan organisme yang hidup
sebagai plankton. Plankton berasal dari bahasa yunani yaitu planktos yang berarti mengembara
artinya organisme mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah di
permukaan air. Plankton yang bersifat fotoautotrof disebut dengan fitoplankton, sedangkan
protista yang bersifat heterotrof disebut dengan zooplankton.

A. Ciri-ciri umum Kingdom Protista adalah sebagai berikut:


1. Organisme eukariotik sederhana.
2. Sebagian besar organisme uniseluler, beberapa kolonial dan beberapa multiseluler seperti
ganggang.
3. Sebagian besar protista hidup di air, beberapa di tanah lembab atau bahkan tubuh manusia
dan tanaman.
4. Memiliki mitokondria untuk respirasi sel dan beberapa memiliki kloroplas untuk fotosintesis.
5. Inti protista berisi beberapa helai DNA, jumlah nukleotida secara signifikan kurang dari
eukariota yang kompleks..
6. Nutrisi – mereka dapat menjadi hetreotrofik atau autotrofik.
7. Reproduksi – beberapa spesies memiliki siklus hidup kompleks yang melibatkan beberapa
organisme. Contoh: Plasmodium. Beberapa bereproduksi secara seksual dan aseksual lain.
8. Dapat berkembang biak dengan mitosis dan beberapa mampu meiosis untuk reproduksi
seksual.
9. Dapat membentuk kista dalam kondisi buruk.
10. Beberapa protista adalah patogen dari hewan dan tumbuhan. Contoh: Plasmodium
falciparum menyebabkan malaria pada manusia.
11. Protista adalah komponen utama plankton.

B. Dasar pengklasifikasian Protista

Berdasarkan dari kemiripan ciri-ciri dengan organisme lain dan cara memperoleh
makanannya sebagai bentuk sumber energi. Protista di kelompokkan dalam 3 jenis golongan.
Jenis-Jenis Protista adalah sebagai berikut.

1. Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Protista mirip hewan (protozoa) adalah protista yang bersifat heterotrof yang
memperoleh makanannya dari organisme lain dengan cara "menelan" atau memasukkan
makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya (intraseluler). Macam-macam contoh protista
mirip hewan dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu Mastigophora (protista berbulu
cambuk), sarcodina (protista berkaki semu), Ciliphora (protista bersilia), dan Sporozoa
(protista berspora).

2.Protista Mirip Tumbuhan(Alga atau Ganggang)

Protista mirip tumbuhan (alga atau ganggang) adalah protista fotoautotrof yang
dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintetis. Macam-macam alga yang
dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain Euglenophyta (euglena), Chrysophyta
(alga keemasan), Phyrrophyta (alga api), Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga
cokelat), dan Rhodophyta (alga merah)
2. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)
Protista mirip jamur (jamur protista) adalah protista heterotrof yang memperoleh makanan
dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan (fagositosis) makanan. Macam-macam
jamur protista yang dikelompokkan dalam beberapa jenis yang meliputi kelompok jamur lendir dan
jamir air (Oomycota). Jamur lendir terbagi menjadi dua jenis yaitu jamur lendir plasmodial
(Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).

I. PROTISTA MIRIP HEWAN (PROTOZOA)

Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan Zoon artinya hewan.
Protozoa merupakan organisme uniseluler (bersel satu), eukariotik (memiliki inti sel yang
terbungkus oleh membran), tidak memiliki dinding sel, heterotrof dan pada umumnya dapat
bergerak (motil). Protozoa dapat bergerak menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia
(kaki semu), Silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk). Dalam kajian evolusi, protozoa
diduga merupakan cikal bakal organisme hewan yang lebih kompleks.

1. Ciri-ciri Protozoa
a. Ukuran tubuh mulai dari 10-200 µm, ada yang berukuran 500 µm
b. Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris, spiral ada pula yang
bentuknya berubah-ubah akibat tidak memiliki dinding sel. Beberapa protozoa memiliki pelikel
(selaput tubuh yang keras) untuk memberi bentuk pada tubuhnya.
c. Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri
d. Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit. Pada lingkungan yang kurang
menguntungkan, protozoa bertahan hidup dengan cara berubah menjadi sista (kapsul
polisakarida)
e. Cara mendapatkan makanan dibedakan menjadi : holozoik, saprofit, saprozoik, holozoik
f. Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.
g. Protozoa bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual pada umumnya
dilakukan melalui pembelahn biner. Reproduksi seksual, yaitu dengan cara penyatuan gamet yang
berbeda jenis sehingga menghasilkan zigot secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel).
Terdapat pula protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara seksual, misalnya Amoeba sp.

2. Klasifikasi Protista Mirip Hewan


Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya. Terdapat empat filum protozoa, yaitu
Ciliata (bergerak dengan rambut getar), Rhizopoda (bergerak dengan kaki semu), Flagelata
(bergerak dengan bulu cambuk), Sporozoa (tidak memiliki alat gerak).

A. Ciliata
Ciliata merupakan kelompok protozoa yang bergerak dengan silia (rambut getar). Ciliata disebut juga
infusoria karena hidup di dalam air buangan yang mengandung zat organik.
Gambar 1. Struktur tubuh Cilliata

1) Ciri-ciri ciliata
a) Cilita memiliki bentuk tubuh yang tetap karena memiliki pelikel.
b) Bentuk tubuhnya bervariasi, ada yang berbentuk menyerupai sandal, lonceng, terompet atau
oval.
c) Permukaan tubuh memiliki rambut getar berukuran pendek. Silia digunakan untuk bergerak,
meluncur, berenang pada medium air, serta menangkap dan membantu memasukkan
makanan ke dalam sitoplasma.
d) Alat pencernaan makanan terdiri atas bagian corong mulut atau celah mulut (oral groove),
sitostoma (mulut sel), sitofaring (gullet atau kerongkongan sel), vakuola makanan, dan
lubang anus bagian tertentu dari membran sel. Vakuola makanan bergabung dengan lisosom
untuk menghasilkan enzim pencernaan. Sari makanan hasil pencernaan berdifusi ke dalam
sitoplasma. Sisa-sisa makanan yang tak tercerna dilepaskan melalui anus dan pori-pori.
Vakuola kontraktil berbentuk mirip kantong, berfungsi untuk osmoregulasi, yaitu mengatur
tekanan osmotik cairan di dalam tubuh.
e) Ciliata memiliki dua jenis nukleus yakni makronukleus (menyintesis RNA, mengatur aktivitas
dan pertumbuhan sel, reproduksi aseksual) dan mikronukleus (alat reproduksi seksual saat
konjugasi).
f) Reproduksi ciliata dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan
cara pembelahan biner. Sedangkan reproduksi seksual terjadi dengan cara konjugasi.
Reproduksi secara konjugasi ini menghasilkan ciliata dengan sifat kombinasi baru.
Gambar 2. Konjugasi pada Paramecium sp
2) Contoh Organisme filum ciliata:
a) Paramecium caudatum, disebut hewan sandal, habitat di tempat berair, sawah, rawa,
mempunyai dua macam nukleus yaitu mikronukleus untuk reproduksi dan makronukleus
untuk membantu proses fisiologis yang lain, mempunyai dua macam vakuola yaitu vakuola
makanan berfungsi untuk membantu mencerna makanan dan vakuola kontraktil berfungsi
untuk mengeluarkan sisa makanan cair, berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif
dengan cara pembelahan biner dan generatif dengan cara konjugasi
b) Nyctoterus ovalis (hidup diusus kecoa, berbentuk oval mirip Paramecium
Stylonichia, banyak ditemukan pada permukaan daun terendam air, bentuknya seperti siput
c) Balantidium coli (habitat di kolon manusia)
d) Stentor (bentuk seperti terompet, sesil, habitat di sawah-sawah)
e) Vorticella (bentuk seperti lonceng, sesil)
f) Didium (mangsa dari Paramecium sp)

B. Rhizopoda
Rhizopada adalah protozoa yang bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia).
Pseudopodia merupakan penjuluran sitoplasma yang terbentuk saat bergerak untuk mendekati
sumber makanan. Pseudopodia dapat muncul dari permukaan sel bagian mana saja. Sitoskeleton
yang terdiri atas mikrotubulus dan mikrofilamen berperan dalam pergerakan pseudopodia. Pada
rhizopoda bercangkang, pseudopodia menjulur keluar melalui suatu lubang yang terdapat dalam
cangkang.
Gambar 3. Struktur tubuh Rhizopoda
1) Ciri-ciri Rhizopoda
a) Bentuk tubuh rhizopoda yang tidak bercangkang selalu berubah-ubah. Sitoplasma pada
rhizopoda dibedakan menjadi ektoplasma (plasma bagian luar) dan endoplasma (plasma
bagian dalam).
b) Bergerak dan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu
lobodia dan filopodia).
c) Rhizopoda bersifat heteretrof dan memangsa protozoa lain seperti ciliata, bakteri maupun
alga uniseluler. Kaki semu akan mengelilingi makanaan hingga permukaan membran yang
mengelilingi makanan tersebut bertemu membentuk rongga makanan yang disebut vakuola
makanan.
d) Hidup bebas di dalam air laut dan tawar. Rhizopoda ada yang hidup sebagai parasit di tubuh
hewan dan manusia. Beberapa rhizopoda dapat membentuk sista saat kondisi lingkungan
tidak menguntungkan.
e) Rhizopoda hanya bereproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi seksual tidak
diketahui. Rhizopoda bereproduksi secara aseksual melalui berbagai mekanisme pembelahan
sel yang mengarah ke pembelahan mitosis tetapi tahap-tahap mitosis tidak tampak dengan
jelas.

2) Contohnya organismenya:
a) Amoeba sp, bentuk selalu berubah-ubah, habitat di air tawar, inti sel berfungsi untuk
mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel, mempunyai vakuola makanan
dan vakuola kontraktil, reproduksi dengan pembelahan biner
b) Entamoeba histolytica Di dalam usus halus manusia, penyebab disentri amoeba
c) Entamoeba coli Di dalam usus besar manusia, penyebab diare
d) Entamoeba gingivalis Di dalam rongga gigi, merusak gigi dan gusi
e) Arcella sp Memiliki kerangka luar, terdapat di air tawar
f) Difflugia Mempunyai selaput halus, sehingga pasir dapat menempel
g) Foraminifera Kerangka luar dari kapur
h) Radiolaria Kerangka luar dari kersik

C. Flagelata
Flagelata adalah protozoa yang bergerak menggunakan flagelata (bulu cambuk). Hasil kajian
evolusi menyatakan bahwa flagelata (zoomastigophora) merupakan bentuk transisi (peralihan)
antara organisme prokariotik dengan eukariotik dan merupakan protozoa paling primitif

Gambar 4. Struktur tubuh Flagelata

1) Ciri-ciri flagelata
a) Memiliki bentuk tubuh yang tetap karena memiliki pelikel yang menyokong membran
sel. Flagelata juga memiliki 3-4 membran bergelombang, yaitu membran yang terbentuk
karena flagelata melingkari sel. Tubuhnya berbentuk oval memanjang, melengkung
langsing, atau pipih panjang seperti daun. Jumlah flagel pada tubuhnya ada yang satu,
dua, tiga atau lebih.
b) Flagelata bergerak seperti gerakan ombak yang menghasilkan gaya searah dengan sumbu
flagela.
c) Pada umumnya hidup sebagai parasit di tubuh hewan vertebrata, termasuk manusia.
Beberapa flagelata membutuhkan hewan perantara untuk masuk ke tubuh inang.
d) Berkembangbiak dengan cara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual dengan
cara konjugasi
e) Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof
f) Umumnya hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia

2) Contoh organismenya:
a) Tripanosoma levisi parasit pada darah tikus
b) Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)
c) Tripanosoma evansi sakit surrah, vector lalat tabanidae
d) Tripanosoma brucei penyakit nagano pada ternak
e) Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
f) Tripanosoma rhodosiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
g) Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina
h) Leishmania donovani kalaazar
i) Leishmania tropika penyakit kulit

D. Sporozoa
Sporozoa adalah protozoa yang tidak memilki alat gerak dan memiliki bentuk seperti spora pada
salah satu tahap hidupnya. Sporozoa merupakan sel inaktif sangat kecil yang disebut sporozoit.
Pada salah satu ujung tubuhnya terdapat organel kompleks yang berfungsi untuk menembus sel
dan jaringan sel ingang.

Gambar 5. Struktur tubuh Sporozoa

1) Ciri-ciri Sporozoa
a) Tubuh sporozoa berbentuk bulat dan oval. Sporozoa memiliki nukleus tetapi tidak
memiliki vakuola kontraktil.
b) Tidak mempunyai alat gerak, berpindah tempat melalui aliran darah tubuh inang. Saat
berada dalam usus hewan vektor, sporozoa membentuk sista.
c) Hampir semua spesies ini bersifat parasite ditubuh manusia dan beberapa hewan seperti
burung, reptil dan rodentia.
d) Reproduksi dengan dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembelahan biner, sedangkan reproduksi secara seksual melalui peleburan
antara gamet jantan dan betina. Reproduksi aseksual dan seksual terjadi secara bergilir
dalam siklus hidupnya, dan terjadi beberapa kali perubahan bentuk sporozoa pada saat
berada ditubuh hewan perantara atau tubuh inang. Siklus hidup Plasmodium sp adalah
sebagai berikut:
Gambar 6. Siklus Hidup Plasmodium sp.

Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh manusia dan di
dalam tubuh nyamuk Anopheles betina:
1. Nyamuk Anopheles menggigit manusia (fase infektif). Air liurnya mengandung sel-
sel Plasmodium dalam bentuk sporozoit dan zat antikoagulan yang merupakan anti
pembekuan darah.
2. Sporozoit mengalir menuju hati, kemudian mengalami pembelahan menjadi
merozoit.
3. Merozoit mengalir ke aliran darah dan menyerang eritrosit menjadi tropozoid, lalu
melakukan sporulasi.
4. Tropozoid lalu matang dan keluar dari eritrosit, sehingga eritrosit mengalami lisis
atau pecah (fase diagnosa). Pecahnya sel darah merah mengakibatkan tubuh manusia
melakukan reaksi dengan menghasilkan gejala demam.
5. Tropozoid yang mengalami sporulasi dapat: (a.) Menjadi merozoit kembali dan
menyerang eritrosit lain kembali, (b). Menjadi gametosit.
6. Gametosit akan dihisap kembali oleh nyamuk Anopheles lain. Di dinding usus
nyamuk, gametosit selanjutnya akan berkembang menjadi mikrogamet (betina) dan
makrogamet (jantan).
7. Kedua gamet kemudian mengalami fertilisasi menjadi zigot.
8. Zigot berkembangan menjadi ookinet.
9. Ookinet berkembang menjadi ookista dan menghasilkan sporozoit.
10. Sporozoit yang matang akan dilepas ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia,
dan siklus berulang.

2) Contoh organisme:
a) Plasmodium sp. merupakan penyebab penyakit malaria. Saat ini, sudah ditemukan lebih dari
175 spesies Plasmodium sp. dan yang paling umum, antara lain:
 Plasmodium falciparum merupakan penyebab malaria tropika. Plasmodium falciparum
paling banyak mengancam kehidupan dan berpotensi menyebabkan kematian. Ini
disebabkan karena parasit ini sering kebal terhadap berbagai macam obat dan
antibiotik. Masa inkubasinya ialah selama 5-12 hari.
 Plasmodium vivax merupakan penyebab malaria tertiana. Plasmodium vivax banyak
tersebar di India dan Amerika Selatan (di negara lain juga ditemukan tetapi tak banyak).
Masa inkubasinya (masa dari penggigitan di tubuh manusia hingga menimbulkan
penyakit) ialah sekitar 8-13 hari. Infeksi m vivax dapat tetap dorman hingga bertahun-
tahun di jaringan hati manusia sehingga memungkinkan penyakit tersebut kambuh
kembali.
 Plasmodium ovale merupakan penyebab malaria dengan gejala mirip malaria tertiana.
Plasmodium yang sporadis dan hanya ditemukan di Afrika. Masa inkubasinya ialah
selama 8-17 hari. Parasit tipe ini juga dapat bersembunyi di dalam hati dan kembali saat
kondisi memungkinkan.
 Plasmodium malariae merupakan penyebab penyakit malaria kuartana. Plasmodium
malariae banyak terdapat di mana-mana. Masa inkubasinya 2-4 minggu. Jika tidak
diobati, infeksi dapat bertahan dalam waktu tahunan.
b) Toxoplasma gondii merupakan penyebab toksoplasmosis. Jika terjadi pada ibu hamil dapat
menyebabkan cacat atau kematian bayi di dalam kandungan.

Peranan Protista Mirip Hewan dalam Kehidupan


a. Menguntungkan
1) Mengontrol jumlah bakteri di alam karena berperan sebagai predator bakteri
2) Merupakan zooplankton dan bentos sebagai sumber makanan hewan air
3) Foraminifera/Globigerina, cangkangnya yang terbuat dari kalsium karbonat kerangkanya
yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna
sebagai petunjuk adanya minyak bumi, untuk menentukan umur lapisan bumi atau sebagai
petunjuk sejarah bumi
4) Radiolaria, kerangkanya dari silikon yang mengendap di dasar laut dapat digunakan sebagai
bahan penggosok.
5) Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan sapi.
b. Merugikan
1) Enthamoeba histolyca, Enthamoeba disentriae, penyebab disentri
2) Trypanasoma brucei, penyakit tidur di Afrika
3) Trypanasoma evansi, penyakit pada hewan ternak
4) Leishmania, penyebab penyakit kala-azar
5) Trichomonas vaginalis, parasit di vagina
6) Balantidium coli, penyebab diare
7) Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis
8) Trypanosoma, penyebab penyakit tidur Afrika
9) Plasmodium sp, penyebab malaria

Tabel 1. Klasifikasi Protista Mirip Hewan

Rhizopoda Flagelata
Sporozoa (tidak
Ciliata (bergerak (bergerak
Ciri-ciri memiliki alat
(berambut getar) dengan kaki dengan bulu
gerak)
semu) cambuk)
Contoh Paramecium Amoeba Trypanosoma Plasmodium vivax
caudatum proteus cruzi Plasmodium
Balantidium Entamoeba Trypanosoma falciparus
coli gingivalis brucei Toxoplasma
Stentor sp. Foraminifera Leishmania gondii
Vorticella sp. sp. donovani
Collosphaera
sp.
Gambar

Plasmodium sp.
Amoeba sp.
Stentor sp. Trypanosoma
sp.
Alat gerak silia pseudopodia Flagel Tidak memiliki
alat gerak
Habitat air asin, air tawar Tersebar di Parasit pada Parasit pada
dan beberapa di alam, dan hewan tubuh hewan dan
tubuh makhluk beberapa vertebrata manusia
hidup parasit di
tubuh hewan
dan manusia
Reproduksi Pembelahan Mitosis Pembelahan Pembelahan biner
1. Aseksual biner biner, dengan
arah membujur
konjugasi Tidak Tidak diketahui Peleburan gamet
diketahui jantan dan betina

2. seksual
Peranan Parasit di usus Penanda untuk Penyebab Penyebab
besar, penyebab mencari penyakit tidur, penyakit malaria
disentri sumber minyak penyakit chagas, dan
bumi dan penyakit toxoplasmosis
kala-lazar

II. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (ALGA)

Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat autotrof karena memiliki klorofil atau
plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang mudah ditemukan di
lingkungan perairan, baik di air tawar maupun di air laut. hidup menempel di suatu tempat
atau melayang-layang di dalam air. Ganggang yang menyebabkan air danau, air sawah, air
kolam dan akuarium bewarna hijau.

1. Ciri-ciri protista mirip tumbuhan (Algae)


Ukuran dan bentuk tubuh ganggang:
a. Ganggang sel satu (uniseluler) dan ada juga bersel banyak (multiseluler)
b. Ukuran tubuh ganggang bervariasi mulai dari mikroskopis 8 μm hingga makroskopis
berukuran 60 meter.
Contoh ganggang mikroskopis: Volvox, Chorella, Synura
Contoh ganggang makroskopis: Ulva, Sargassum, Spirogyra, Laminaria, Turbinaria
c. Ganggang mikroskopis terdiri atas satu sel dengan bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, oval,
kotak segitiga, batang, dan seperti bintang.
d. Ganggang makroskopis terdiri atas banyak sel, dengan bentuk tubuh yang bervariasi, yaitu
seperti benang (filamen), lembaran, menyerupai rumput, serta ada pula yang seperti
tumbuhan tingkat tinggi.
e. Pada umumnya ganggang memiliki bentuk tubuh yang tetap karena memiliki dinding sel.
f. Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter (sendiri-sendiri), ada pula yang berkoloni
(selnya berkelompok dan bergandengan).
Ganggang uniseluler yang hidup soliter, misalnya Botrydiopsis arhiza, Goniochloris sculpta,
Chlorella sp., dan Euglena sp.
Ganggang uniseluler yang hidup berkoloni, misalnya Volvox sp., Hydrodictyon sp.,
dan Gonium sp..

Struktur tubuh ganggang:


a. Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu bersifat eukariotik (memiliki
membran inti) serta memiliki dinding sel dan kloroplas.
b. Dinding Sel ganggang ada yang mengandung selulosa, hemiselulosa, silika, kalsium
karbonat, polisakarida, pektin, algin, agar, dan karagenan. Bahan-bahan tersebut
membentuk gel sehingga ganggang terasa berlendir atau seperti karet. Ganggang
jenis Euglena tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki pelikel yang lentur untuk
menyokong membran sel.
c. Bentuk kloroplas pada sel ganggang bervariasi, antara lain berbentuk bulat, jala, spiral,
cakram (diskoid), bintang, seperti mangkuk, dan seperti pita. Di dalam kloroplas sel
terdapat ribosom, DNA, pirenoid, dan klorofil. Jenis klorofil, antara lain klorofil a, klorofil
b, klorofil c, dan klorofil d, yang semuanya berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil,
ganggang juga memiliki tambahan pigmen fotosintetik lainnya,
yaitu karoten (kuningkemerahan), xantofil (kuning), fikoeritrin (merah), fikosianin (biru),
dan fukosantin (cokelat). Campuran
d. antara warna hijau klorofil dengan beberapa pigmen lainnya membuat ganggang tampak
berwarna-warni.
e. Hasil fotosintesis ganggang digunakan untuk metabolisme sel dan kelebihannya disimpan
sebagai cadangan makanan di dalam pirenoid.
f. Cadangan makanan yang disimpan dapat berupa amilum, protein, tepung florid, floridosid,
minyak, laminarin, paramilon, dan leukosin.
g. Ganggang juga memiliki organel sel seperti yang dimiliki Protista lain, misalnya
mitokondria, ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan inti sel. Pada ganggang
uniseluler yang dapat bergerak (misalnya Euglena dan Chiamydomonas) terdapat vakuola
kontraktil untuk osmoregulasi (pengaturan tekanan osmtik cairan sel) dan bintik merah
yang disebut stigma, yang berfungsi sebagai organel fotoreseptor.
h. Beberapa jenis ganggang yang uniseluler memiliki satu atau lebih flagela untuk bergerak dan
berenang di dalam air, misalnya Euglena, Chlamydomonas, Volvox, Synura, Ochromonas,
Chromulina, Prymnesium, Isochrysis, dan Chrysochromulina.
i. Ganggang multiseluler yang hidup menempel pada batu akan membentuk struktur
menyerupai akar yang disebut holdfast. Bagian tubuh ganggang yang menyerupai batang
disebut stipe, sedangkan bagian yang menyerupai daun disebut blade. Pada beberapa jenis
ganggang cokelat, blade dilengkapi dengan pelampung sehingga blade dapat tetap berada
dekat permukaan air untuk dapat berfotosintesis, misalnya Sargassum. Struktur ganggang
yang bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, tetapi tidak memiliki akar, batang, daun
yang sejati, disebut talus (Yunani, thallos = kecambah).

Cara hidup dan habitat ganggang


a. Semua ganggang fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis. Fotosintesis dilakukan oleh sel-
sel yang mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya.
b. Ganggang hidup di habitat yang lembap, basah, atau perairan, baik air tawar maupun air
asin yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari.
c. Di dalam perairan, ganggang merupakan penyusun fitoplankton. Fitoplankton berperan
sebagai penyedia bahan makanan dan oksigen bagi organisme perairan lainnya.
d. Ganggang yang hidup melayang-layang di dalam air disebut neuston. Sementara ganggang
yang hidup melekat di dasar perairan atau melekat pada organisme lainnya disebut bentik.
Bentik dapat dibedakan menjadi :
 epilitik (melekat di batu),
 epipelik (melekat pada lumpur atau pasir),
 epifitik (melekat pada tanaman), dan
 epizoik (hidup di atau melekat pada hewan).
e. Berdasarkan tempat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan ke dalam beberapa
kelompok berikut.
 Ganggang subaerial, hidup di permukaan air.
 Ganggang intertidal, secara periodik muncul ke permukaan air karena terbawa oleh
pasang surut air.
 Ganggang sublitoral, berada di bawah permukaan air.
 Ganggang edafik, hidup di lumpur atau pasir di dasar perairan.
f. Ganggang ada yang hidup soliter, berkoloni, atau bersimbiosis dengan organisme lain.
Ganggang yang berkoloni terbentuk karena pada saat pembelahan biner sel-sel ganggang
tetap berikatan satu dengan lainnya melalui untaian sitoplasma atau matriks bergelatin. Sel
tidak dapat melakukan reproduksi bila diisolasi dari sel lainnya. Contohnya koloni Volvox
yang terdiri atas ratusan hingga ribuan sel biflagelata (berfiagela dua).

(a) (b)
Gambar 7. (a) Koloni Volvox berbentuk bola; (b) Euglena hidup soliter

Beberapa jenis ganggang hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya sel-
sel ganggang Zoochlorella yang hidup bersama dengan Paramecium bursaria (Ciliata), alga
hijau dengan hewan spons, dan ganggang hijau uniseluler yang bersimbiosis dengan jamur
membentuk lichen (lumut kerak).
Ganggang cokelat yang hidup di perairan beriklim sedang, misalnya Macrocystis,
dapat tumbuh hingga panjangnya mencapai 60 meter, dan membentuk hutan kelp. Hutan
kelp menyediakan habitat dan makanan bagi kehidupan ikan atau organisme laut lainnya.

Reproduksi ganggang
a. Reproduksi aseksual pada ganggang, yaitu:
Reproduksi secara aseksual pada ganggang dapat terjadi melalui pembelahan biner,
fragmentasi, dan pembentukan spora vegetatif.

1. Pembelahan biner
Pada euglenoid, pembelahan biner terjadi secara membujur. Pembelahan diawali
dengan pembelahan inti, diikuti pembelahan sitoplasma, dari satu sel induk menghasilkan
dua sel anakan yang tumbuh menjadi ganggang baru

Gambar 8. Pembelahan Biner pada Euglena sp


2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas
dari tubuh induk akan tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi terjadi pada ganggang
multiseluler yang berbentuk filamen dan talus. Contohnya: Gladophomonas,
Hydrodictyon, Vaucheria, Ulotrix, Spirogyra
Gambar 9. Fragmentasi pada Spirogyra

3. Pembentukan Spora vegetatif


Pembentukan spora vegetatif di dalam sel induk yang menghasilkan zoospora.
Pembentukan spora vegetatif ini dapat terjadi jika kondisi lingkungan mendukung dan
jumlah makanan mencukupi, terjadi pada ganggang uniseluler maupun multiseluler,
misalnya Chlamydomonas, Hidrodictyon, Vaucheria, Ulotrix.

Gambar 10. Zoospora pada Chlamydomonas

b. Reproduksi seksual pada ganggang


Reproduksi seksual terjadi secara konjugasi, singami, anisogami.
1) Konjugasi adalah proses saling berlengketan dua individu yang berbeda jenis. Diikuti
dengan terjadinya plasmogami (peleburan plasma sel) dan kariogami (peleburan inti sel).
Contoh ganggang yang dapat berkonjugasi adalah Spirogyra yang berbentuk filamen
yang tidak bercabang.
Gambar 11. Konjugasi Spirogyra sp.

2) Singami (isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama bentuk dan
ukurannya, tetapi berbeda jenisnya ((+) dan (-)) dan diikuti terjadinya peleburan inti,
yang menghasilkan zigot yang dploid (2n). Contohnya ganggang hijau Ulva.

Gambar 12. Diagram isogami

3) Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya.
Anisogami dapat berupa oogami, yaitu masuknya sel gamet jantan berflagela (sperma)
ke sel gamet betina (ovum) kemudian terjadi peleburan inti. Hasil fertilizsasi adalah
zigot. Contohnya Laminaria.

Gambar 13. Diagram Anisogami

a.Klasifikasi Protista mirip tumbuhan (Alga)


Klasifikasi alga didasarkan kepada: pigmen dominan, keberadaan dan komponen
penyusun dinding sel, dan jenis cadangan makanan yang disimpan. Dibagi menjadi enam
filum: Euglenophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, dan
Rhodophyta
1. Euglenophyta
Berasal dari kata (Yunani, eu = sejati, gleen = mata).
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Merupakan uniseluler yang soliter
2) Memiliki bintik mata bewarna merah (stigma)
Stigma ditutupi oleh pigmen warna merah dan mengandung fotoreseptor yang berfungsi
untuk membedakan gelap dan terang.
3) Tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki pelikel yang lentur untuk menyokong
membran sel.
4) Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia memiliki sifat mirip
tumbuhan dan hewan.
Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a dan b, juga ditemukan karotin
sehingga dikelompokkan kedalam organisme fotoautotrof melalui fotosintesis.
5) Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan berupa polisakarida yang disebut
paramilon.
6) Bila keadaan tidak menguntungkan (misalnya tidak ada cahaya matahari), euglena hidup
heterotrof, yaitu dengan memakan sisa bahan makanan.
7) Euglenophyta dianggap mirip hewan karena dapat bergerak aktif dengan pertolongan
satu atau beberapa bulu cambuk (flagela) yang keluar dari selnya.Karena mempunyai
alat gerak, dia dapat hidup di perairan, misalnya air tawar dan air tergenang.
8) Habitat di air tawar, misalnya air kolam, air sawah, dan banyak ditemukan di parit-parit
peternakan yang banyak mengandung kotoran hewan.
9) Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner membujur.
10) Lebih kurang terdapat 1000 spesies. Contohnya: Euglena viridis

Gambar 14. Euglena viridis

b. Phyrrophyta (Alga Api)


Phyrrophyta berasal dari kata yunani ( pyrrhos = api), berati ganggang api. Yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Sering disebut Dinoflagellata karena memiliki 2 flagel. Sehingga dapat bergerak aktif.
2) Bersifat uniseluler, memiliki piqmen berupa klorofil a dan c, karotenoid, santofil,
dinosantin, dan fikobilin. Sehingga dapat berfotosintesis. Tetapi ada beberapa bersifat
parasit.
3) Memiliki dinding sel berupa selulosa berbentuk poligonal dan ada juga yang tidak
memiliki dinding sel.
4) Disebut ganggang Api, karena sel-selnya mengandung fosfor mampu memancarkan
cahaya (bioluminesens) pada kondisi gelap.
5) Bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner
6) Hidup ada yang di air tawar tetapi pada umumnya banyak terdapat di air laut sehingga
dikenal dengan produsen utama fitoplankton laut.
Contoh spesies:
 Noctiluca scintillans dapat berpendar, tidak menghasilkan racun
 Gymnodinium breve penghasil brevetoksin yang menyebabkan keracunan dengan
gejala mual-mual, pusing, muntah, dan ataksia (gangguan koordinasi gerakan otot)
 Gambierdiscus toxicus penghasil ciguatoksin
 Gonyaulax penghasil saksitoksin
 Pfiesteria menghasilkan racun yang menyebabkan kerusakan sistem saraf
(neurotoksin), menyebabkan kematian pada ikan, udang, kepiting dan burung.
Gambar 15. Noctiluca scintillans dan Gonyaulax

c. Chlorophyta (Alga Hijau)


Chlorophyta (Yunani, chloros=hijau, phyta=tumbuhan)
Ciri-ciri :
1) Bersifat uniseluler dan multiseluler, sel berinti sejati (eukaryotik)
2) Pigmen, klorofil a dan b, santofil, dan karoten, klorofil terdapat dalam jumlah yang banyak
sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
3) Memiliki pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis berupa amilum dalam kloroplas
4) Memiliki stigma untuk menuntun alga kearah cahaya sehingga bisa berfotosintesis..
5) Kloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral.
Kloroplas ini ada yang berbentuk mangkok contohnya Chlorella; berbentuk spiral
contohnya Spirogyra; dan berbentuk bintang contohnya Zygnema
6) Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin.
7) Habitat :
 Sebagian besar di air tawar, beberapa spesies di ù laut sebagai fitoplankton
 Di tanah lembab atau basah, tembok basah, salju, menempel ditumbuhan ataupun
hewan.
 Ada pula yang bersimbiosis mutualisme dengan organisme eukariotik lain. Contoh:
Trebouxia dan Pseudotrebouxia yang bersimbiosis dengan jamur membentuk Lichen
(lumut kerak)
8) Perkembangbiakan
 secara aseksual: membelah diri, menghasilkan zoospora dan fragmentasi
 secara seksual: konjugasi
Gambar 16. Konjugasi pada Spirogyra
Mekanisme konjugasi Spirogyra
a) Dua Spirogyra (+ dan –) yang saling berdekatan membentuk tonjolan.
b) Tonjolan tadi selanjutnya bergabung membentuk saluran konjugasi.
c) Protoplasma dari sel yang satu berpindah ke sel yang lain.
d) Setelah protoplasma berpindah atau bergabung (plasmogami) selanjutnya diikuti
dengan penggabungan inti (kariogami).
e) Hasil penggabungan di atas akan menghasilkan zigospora.
f) Zigospora selanjutnya bermeiosis diikuti pembentukan dinding yang melingkupinya,
menghasilkan empat sel spora haploid, tapi hanya satu sel spora yang tumbuh menjadi
individu baru. Spora ini mampu bertahan terhadap lingkungan ekstrim.
g) Saat lingkungan mendukung, spora akan berkecambah membentuk filamen baru.
9) Jumlah Chlorophyta diperkirakan 7000 spesies
a) Chlorophyta uniseluler tidak bergerak : Chlococcum, Chlorella (protein tinggi) sebagai
bahan makanan, obat-obatan, dan kosmetik)
Chlorella sp.
 Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar.
 Ukuran tubuh mikroskopis, bersel satu, • bentuk tubuhnya bulat
 Mempunyai kloroplast untuk fotosintesis dan kloroplastnya menyerupai mangkuk
atau lonceng
 berkembangbiak dengan pembelahan sel, tiap sel membentuk 4 sel anakan
 Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan
metabolisme di laboratorium sebagai SCP (Single Cell Protein)atau Protein Sel
Tunggal untuk penyedia protein masa depan
 Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan
makanan.
 Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual
sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.
 Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan)
b) Chlorophyta uniseluler bergerak : Chlamydomonas.
c) Chlorophyta berkoloni bergerak: Volvox globator dan Hydrodictyon
d) Chlorophyta berbentuk benang: Spirogyra, Oedogonium
e) Chlorophyta berbentuk lembaran : Ulva lactuva (sebagai bahan pembuat sayuran) dan
Chara

Gambar 17. Zygnema sp. Gambar 18. Spirogyra sp.

Gambar 19. Chlorella sp. Gambar 20. Ulva sp.

d. Chrysophyta (Alga cokelat-keemasan)


Berasal dari kata yunani chrysos = emas, berarti ganggang keemasan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Ada yang uniseluler soliter dan uniseluler berkoloni, ada yang multiseluler, dan banyak
yang berflagel.
2) Memiliki piqmen warna yang dominan adalah karotin berupa xantofil (kuning),
fukosantin (coklat kuning) dan piqmen warna lain klorofil a dan b.
3) Sebagian besar kelompok ini adalah Diatom.
4) Diatom mempunyai bentuk kotak dan memiliki dinding sel.
5) Sel tersusun atas dua belahan, yaitu : wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka).
6) Dinding sel mengandung hemiselulosa, pektin, atau silika, kersik, sehingga sering disebut
ganggang kersik atau tanah diatom.
7) Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk karbohidrat dan lemak.
8) Manfaat : untuk bahan penggosok, bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat
dinamit, penyaring kolam renang.
9) Habitat: air tawar, air laut.
10) Fotoautotrof, namun ada yang menyerap organik terlarut (mikrosotrofik) atau menelan
partikel makanan dan bakteri dengan menjulurkan pseudopodianya.
Contohnya Vaucheria, Synura, hidup berkoloni, Mischococcus dan Ochromonas hidup
soliter, tubuh berbentuk bola dan memiliki flagel.

Gambar 21. Vaucheria Gambar 22. Mischococcus


Gambar 23. Synura Gambar 24. Navicula, Cyclotella,

Gambar 25. Pinnularia

e. Phaeophyta (Alga Cokelat)


Phaeophyta (Yunani, phaios=cokelat, phyta=tumbuhan)
Alga cokelat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tubuhnya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi (struktur mirip akar, batang, daun
tumbuhan) berbentuk benang atau talus, multiseluler.
2) Terdapat struktur seperti akar (holdfast: membantu untuk menempel pada batuan),
seperti daun (blade), seperti batang (stipe), dan pengapung (bladder: membantu untuk
mengapung terdapat di dekat blade), tetapi tidak ada sistem transport nutrien dan
cadangan makanan. Di tengah stipe terdapat sel-sel memanjang seperti jaringan vaskuler
pada tumbuhan. Sel-sel tersebut berfungsi untuk membantu memindahkan karbohidrat
hasil fotosintesis, dari blade ke tempat sel-sel yang kurang aktif fotosintesanya seperti
stipe dan holdfast.
3) Memiliki pigmen berupa, fukosantin yang menutupi pigmen klorofil dan karoten,
santofil, klorofil a dan c,
4) Dinding sel ada yang mengandung pektin dan algin. Cadangan makanan disimpan dalam
bentuk minyak laminarin (sejenis glukosa atau dalam bentuk lemak)
5) Habitat di dasar laut, sekitar pantai atau daerah pasang surut.
6) Reproduksi secara metagenesis (pergantian keturunan antara vegetatif dan generatif).
7) Vegetatif dengan cara fragmentasi, zoospora.
8) Sedangkan generatif dengan cara oogami (peleburan antar ovum dan spermatozoid).

Gambar 26. Struktur Phaeophyta multiseluler


Contoh :
- Laminaria sp, penghasil asam alginat (untuk produksi tekstil, kosmetik dan makanan.
- Sargassum sp dan Nereocytstis keduanya memiliki gelembung udara yang berfungsi
menyimpan gas nitrogen dan dapat digunakan untuk mengapung.
- Macrocytis (alga raksasa), membentuk hutan kelp yang sangat luas.
- Fucus dan Ascophylum menghasilkan asam alginat juga. Hormosira atau dikenal sebagai
Neptune’s neclace (kalung neptunus)
Postelsia (palm laut)

Gambar 27. Alga Coklat

f. Rhodhophyta (Alga Merah)


Rhodophyta (Yunani, rhodos=merah, phyta=tumbuhan)
Alga merah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Bersifat multiseluler,berbentuk benang atau lembaran. Struktur tubuh lebih halus dari
alga coklat, menyerupai rumput.
2) Memiliki piqmen dominan fikobilin yang terdiri dari fikoreitrin (merah) dan fikosianin
(biru), klorofil.sehingga ada alga yang berwarna merah kehitaman.
3) Dinding sel mengandung selulosa dan pectin. Cadangan makanan berupa tepung florid
4) habitat di dasar laut, seperti rumput sehingga sering disebut dengan rumput laut (sea
weed). Pada laut tropis hidup pada kedalaman 200meter.
5) Reproduksi secara vegetatif dengan pembentukan spora, dan secara generatif
dengan dengan oogami. Daur hidupnya mengalami pergiliran keturunan antara
gametofit dan saprofit.
6) Sering dimanfaatkan untuk bahan makanan (agar-agar) dan kosmetika.
Contoh:
Euchema spinosum dan Gelidium robustum sebagai bahan pembuat agar-agar.

Gambar 28. Glacillaria Gambar 29. Gladilium robustum

3. Peranan Algae Bagi manusia


a. Alga hijau / Chlorophyta
Menguntungkan :
1) sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar.
2) dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
3) penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air
Merugikan :
Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah
warna dan berbau.

b. Alga keemasan/ Chrysophyta


Diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit,
membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam, campuran semen, bahan peledak.

c. Alga Coklat/ Chrysophyta


1) Gymnodinium breve penghasil brevetoksin (toksin saraf) sehingga dmanfaatkan sebagai
industry makanan atau farmasi,
2) Macrocystis dan Laminaria sebagai penghasil algin atau asam alginate dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi,
lotion dank rim,
3) Laminaria lavaniea dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya
cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
4) Laminaria digitalis sebagai penghasil yodium untuk obat penyakit gondok.
5) Sargasum dan Turbinaria penghasil ekstrak berupa senyawa natrium alginat. Alginat
berperan dalam pembuatan obat anti bakteri, antitumr, penurunan darah tinggi dan
mengatasi gangguan kelenjer.

d. Alga Merah/ Rhodophyta


1) Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan
lain yang hidup di laut.
2) Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus
crispus (lumutIrlandia) dan beberapa genus Porphyra.
3) Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan
untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
4) Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin
yang dikenal sebagai agar-agar.
Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada
elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat
pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.

Tabel 2. Klasifikasi

Ciri-ciri Alga cokelat Alga merah Alga keemasan Alga hijau Alga api Euglenophyta
(pheophyta) (rhodophyta) (chrysophyta) (chlorophyta) (phyrrophyta/
dinoflagellata)
Contoh Turbinaria sp. Gracilaria sp. Naviculla sp. Chlorella sp. Gymnodinium sp. Euglena sp.
Fucus sp. Gelidium sp. Pinnularia sp. Ulva sp. Gambierdiscus sp.
Sargassum sp. Eucheuma sp. Synura sp. Spirogyra Gonyaulax sp.
Macrocytis
sp.

Gambar

Naviculla sp. Spirogyra sp. Gonyaulax sp.


Fucus sp. Gracilaria sp. Euglena sp.
Pigmen Fukosantin: Fikobilin, Santofil:kuning Klorofil a,b, klorofil a, b, c, Klorofil a,b,
terdiri atas (derivat karoten:kuning karoten
Fikoeritrin:m karoten), kemerahan
Ciri-ciri Alga cokelat Alga merah Alga keemasan Alga hijau Alga api Euglenophyta
(pheophyta) (rhodophyta) (chrysophyta) (chlorophyta) (phyrrophyta/
dinoflagellata)
cokelat, erah dan klorofil a dan dan β-karoten,
klorofil a, c, Fikosianin:bir c, karoten, santofil:kuning Xantofil
santofil u,klorofil a, fukosantin (Peridinin,
d, dan Fukosantin,
karoten Diadinosantin
Dinosantin
Gyrosantin),
Habitat air asin, air air asin, air air asin, air 10% air asin, air asin Air tawar
tawar tawar tawar 90% air tawar
Bentuk Benang. Benang, Benang, seperti Benang, Bola berflagel Botol berflagel
talus seperti tumbuhan telapak tangan, lembaran, bola
tumbuhan tingkat tinggi beberapa
tingkat memiliki
tinggi epiteka dan
hipoteka
Reproduk Zoospora Spora Zoospora Zoospore Pembelahan Pembelahan
si berflagel 2, haploid berflagel biner biner
Aseksu fragmentasi banyak,
al pembelahan
hipoteka dan
epiteka
Isogami/ Persatuan Persatuan sel konjugasi konjugasi konjugasi
oogami spermatium sperma dan
Seksual dan ovum
korpogonium
Dinding Selulosa,asa Manan dan Kersik/silika Selulosa Lempeng -
sel m alginat silan selulosa
peranan Fitoplanton, Bahan agar- Planton dan Fitoplanton, Mampu fitoplanton
asam alginat agar dan sup produsen di bahan berpendar,
untuk perairan laut, makanan banyak
industri penggosok, merugikan
makanan, bahan (blooming algae
farmasi dan penyekat dan red tide)
pupuk dinamit

III. PROTISTA MIRIP JAMUR


1. Ciri-ciri Protista mirip Jamur
Protista yang menyerupai jamur ini mempunyai struktur tubuh dan cara reproduksi
yang tidak sama dengan kelompok Fungi. Cara reproduksi jamur lendir hampir sama dengan
Fungi, tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam kingdom Fungi karena gerakan pada fase
aseksualnya lebih mirip dengan Amoeba. Semetara itu, jamur air lebih menyerupai ganggang
pada struktur molekulnya, hanya saja tidak mengandung klorofil.

2. Klasifikasi Protista Mirip Jamur


A. Filum Jamur Lendir Plasmodial (Mycomycota)

Jamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime Mold) disebut juga Myxomycota


(jamur lendir tidak bersekat). Jamur lendir ini bersifat heterotrof fagosit dan memiliki
tahapan (fase) makan berbentuk massa ameboid (seperti Amoeba) dalam siklus
hidupnya. Massa ameboid tersebut dinamakan plasmodium. Namun, perlu diingat
bahwa plasmodium yang dimaksud di sini bukanlah plasmodium yang menyebabkan
penyakit malaria. Plasmodium Myxomycota merupakan massa tunggal sitoplasma yang
tidak terbagi bagi oleh membran (tidak bersekat) sehingga mengandung banyak nukleus
dan dapat tumbuh hingga diameter beberapa sentimeter
Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diploid (2n) dan dapat membelah
secara mitosis secara bersamaan. Pada umumnya plasmodium berwarna cerah, kuning
atau oranye. Terkadang plasmodium berbentuk seperti jaringan untuk memperluas
permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh makanan dan oksigen lebih banyak.
Pada fase plasmodium, jamur lendir ini memperoleh makanannya dengan cara
menjulurkan pseudopodianya ke arah makanan, kemudian makanan tersebut ditelan
(fagositosis). Makanan berupa sisa-sisa daun atau kayu yang membusuk, bakteri, atau
jamur uniseluler yang terdapat di tanah lembap dan di hutan basah. Bila habitat mulai
mengering dan makanan tidak ada, plasmodium Myxomycota berhenti tumbuh dan
mengalami diferensiasi untuk memasuki tahap reproduksi generatif. Jamur lendir
plasmodial bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sporangium dan
bereproduksi secara generatif dengan singami antara sesama sel ameboid atau antara
sesama sel berflagela. Terdapat sekitar 500 spesies jamur lendir plasmodial, antara lain
Physarum sp., Didymium sp., dan Fuligo septica.

Gambar 30. Physarum sp. dan Dydimium iridis


Gambar 31. Daur Hidup Jamur Lendir

Siklus hidup jamur lendir plasmodial adalah sebagai berikut.

1) Plasmodium tumbuh dewasa dan membentuk jaringan agar mendapatkan


makanan dan oksigen lebih banyak.
2) Pada saat kondisi lingkungan kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan),
plasmodium dewasa membentuk sporangium bertangkai (stalk). Plasmodium
dewasa memiliki kromosom diploid (2n).
3) Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan menghasilkan spora
yang haploid (n). Spora ini tahan terhadap kekeringan.
4) Bila kondisi lingkungan membaik, maka spora akan berkecambah membentuk sel
aktif yang haploid (n).
5) Sel-sel aktif tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan dapat berubah menjadi sel
ameboid atau sel berflagela.
6) Terjadi singami antara sel-sel yang memiliki bentuk yang sama. Singami
menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
7) Nukieus (inti) zigot yang diploid (2n) membelah secara mitosis tanpa disertai
pembelahan sitoplasma membentuk plasmodium pemakan yang diploid (2n).

B. Jamur Lendir Seluler (Acrasiomycota)

Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold) disebut juga Acrasiomycota (jamur
lendir bersekat). Jamur lendir ini memiliki tahapan (fase) makan berupa sel-sel yang
hidup soliter, tetapi setelah makanannya habis, sel-sel tersebut membentuk agregat
(koloni) dalam suatu unit. Dalam satu agregat tersusun sekitar 125.000 sel. Agregat
tersebut dapat berpindah tempat untuk sementara waktu. Pada fase makan, sel ameboid
soliter bergerak dengan pseudopodia dan memakan bakteri. Berbeda dengan jamur
lendir plasmodial, jamur lendir seluler berkromosom haploid (n), hanya zigot yang
memiliki kromosom diploid (2n).

Jamur lendir ini bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk tubuh buah
(fruiting body), dan bereproduksi secara generatif dengan singami sel ameboid. Tubuh
buah berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Stalk pada Acytostelium sp.
mengandung selulosa. Terdapat sekitar 65 spesies jamur lendir seluler, antara lain
Dictyostelium discoideum, Polysphondylium sp., Coenonia sp., dan Acytostelium sp.

Gambar 32. Dictyostelium discoideum


Sel soliter Agregat sel
ameboid (n)

Tahapan makan Reproduksi


seksual
Munculnya
sel ameboid Reproduksi
Reproduksi
Aseksual
Aseksual
Koloni
Tubuh buah
berimigrasi
(n)
Spora (n)

Gambar 33. Siklus hidup jamur lendir seluler Dictyostellium sp.

Siklus hidup jamur lendir seluler adalah sebagai berikut:


1. Pada saat persediaan makanan tidak ada, sel-sel ameboid berkromosom haploid
(n) membentuk agregat.
2. Agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat.
3. Agregat menetap di suatu tempat untuk membentuk tubuh buah (fruiting body).
4. Beberapa sel mengering membentuk batang penyokong (stalk). Kemudian, sel-sel
yang lain bergerak merayap ke atas sel yang mengering; menjadi kumpulan spora
yang haploid (n). Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh buah.
5. Spora bersifat resisten atau tahan terhadap kondisi lingkungan buruk (misalnya,
kekeringan).
6. Bila spora jatuh di tempat yang menguntungkan, maka akan tumbuh menjadi sel
ameboid yang haploid (n).
7. Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan bergerak dengan
pseudopodia.
8. Bila makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid mengeluarkan senyawa
kimiawi yang dapat rnerangsang sel ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat
agregat untuk membentuk suatu unit.
9. Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singami sehingga terbentuk
zigot yang diploid (2n).
10. Zigot yang diploid (2n) akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh menjadi sel
raksasa yang dilindungi dinding sel yang resisten. Sel raksasa tersebut kemudian
mengalami pembelahan secara meiosis dan beberapa kali mitosis sehingga
menghasilkan sel-sel ameboid yang haploid (n) di dalamnya.
11. Bila dinding sel raksasa pecah, maka sel ameboid baru yang haploid (n) akan keluar
dan menjadi sel pemakan (misalnya memakan bakteri). Sel-sel ameboid hasil
reproduksi generatif juga dapat membentuk agregat bila di lingkungan tidak
tersedia makanan yang memadai.
C. Filum Jamur Air (Oomycota)
Oomycota dapat hidup di air atau tempat-tempat lembap dan mempunyai
oospora sebagai penghasil spora. Spora yang dihasilkan oleh zigot berdinding tebal yang
berfungsi sebagai pelindung. Pada kondisi tertentu, spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Jamur ini memiliki ciriciri sebagai berikut:
a. dinding sel berupa selulosa,
b. mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak
bersekat, dan
c. berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan zoospora. Zoospora ini
dilengkapi dengan alat berenang berupa dua buah flagel seperti yang terlihat pada
gambar di bawah,

Gambar 34 . Daur Hidup Oomycota

Contoh Oomycota adalah Phytophthora, Saphrolegnia, dan Pythium.


Phytophthora adalah jamur karat putih yang dapat hidup secara saprofit atau
parasit. Jamur yang hidup secara parasit, misalnya, P. nicotin (tembakau), P.
palmifera (kelapa), dan P. infestans (kentang). Saprholegnia mempunyai
miselium dan hifa sebagai alat reproduksi. Jamur ini merupakan saprofit pada
hewan air yang telah mati. Jamur ini dikatakan mempunyai spora kembara
dimorf.

Gambar 35. Oogonium Saphrolegnia sp. Gambar 36. Saphrolegnia sp.


yang menyerang ikan
3. Peranan Protista Mirip Jamur
a. Protista mirip jamur yang bersifat saprofit memiliki peranan sebagai pengurai zat
organik menjadi zat anorganik contohnya pada Fuligo septica
b. Protista mirip jamur yang bersifat parasit pada makhluk yang masih hidup.
Contohnya:
 Saprolegnia sp : parasit pada ikan menyebabkan kematian pada ikan air
tawar
 Phytophthora sp.: penyebab penyakit late blight yang menyerang
tanaman budidaya (kentang, tomat, kelapa, tembakau, dan kedelai)
 Plasmopora viticola : parasit pada tanaman anggur
 Pythium sp. : penyebab penyakit rebah semai pada bibit tanaman

Tabel 3. Klasifikasi Protista Mirip Jamur


Jamur lendir Plasmodial Jamur lendir Seluler
Ciri-ciri Jamur Air (Oomycota)
(Mycomycota) (Acrasiomycota)

Contoh Fuligo septica Dictyostelium sp. Saphrolegnia sp.

Bentuk Seperti jaringan luas Memiliki tubuh buah Berbentuk hifa halus
berisi spora dan bercabang, tidak
memiliki batang bersekat
penyokong

Sifat Heterotrof fagosit Heterotrof Heterotrof dan parasit

Fase makan Berbentuk seperti Berbentuk Sel –sel -


amoeba soliter

Reproduksi Singami Singami Pembuahan sel telur


seksual oleh inti sel sperma

Reproduksi Membentuk sporangium Membentuk tubuh Membentuk zoospora


aseksual buah berflagel 2

Anda mungkin juga menyukai