Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi Hewan (Vertebrata Dan Invertebrata) Dan Perbedaannya

Pada hari ini kita akan membahas tentang hewan vertebrata dan invertebrata.
Berdasarkan klasifikasinya hewan dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu hewan
Vertebrata atau yang memiliki tulang belakang dan hewan Invertebrata atau yang tidak
memiliki tulang belakang. Lebih jelasnya mari kita simak penjelasan di bawah ini:

 Hewan Vertebrata (bertulang belakang) adalah golongan hewan yang memiliki


tulang belakang, memiliki sistem peredaran darah tertutup, otak berkembang
baik, insang atau paru-paru sebagai alat respirasi, dan memiliki sistem saraf yang
kompleks.

1. kan (Pisces) adalah jenis hewan yang hidup di air, mempunyai alat gerak bernama
sirip dan bernapas menggunakan insang serta berkembang biak secara
bertelur(ovipar) dan ovovivipar(bertelur-melahirkan).
2. Amfibi(Amphibia) adalah jenis hewan yang dapat hidup di darat dan air, tidak
dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri(berdarah dingin) serta menggunakan paru-
paru sebagai alat pernafasannya. Contohnya katak,kadal air,serta salamander.
3. Reptil(Reptilia) adalah hewan yang tidak dapat mengatur suhu tubuhnya
sendiri(berdarah dingin) yang bergerak dengan cara melata serta tubuhnya
ditutupi oleh sisik-sisik,sepeti ular,buaya,dan kadal,dll.
4. Burung(Aves) adalah jenis hewan vertebrata yang bisa terbang, memiliki bulu
yang menutupi bagian tubuhnya serta alat geraknya berupa sayap dan kaki, tetapi
ada jenis aves yang tidak dapat terbang seperti ayam, angsa ,bebek, kalkun,
pinguin, dll.
5. Hewan Menyusui (Mammalia) adalah hewan vertebrata yang memiliki kelenjar
susu bagi betinanya yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi anakannya.
Hewan mamalia tergolong dalam hewan berdarah panas. Hewan mammalia ada
yang hidup di darat dan air. Contoh mammalia antara lain paus, sapi, domba,
lumba-lumba, gajah dll.
 Hewan Invertebrata adalah golongan hewan yang tidak bertulang belakang dan
dari segi morfologi, sistem pernafasan, pencernaan serta peredaran darah
invertebrata lebih sederhana daripada hewan vertebrata.
Berikut golongan hewan yang masuk ke dalam kelompok invertebrata:

1. Porifera adalah filum bagi hewan vertebrata yang hidup di laut dengan bentuk
seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada sesuatu di dasar laut
dan dapat berpindah secara bebas. hewan ini disebut juga hewan berpori. Bakteri
dan plankton adalah sumber makanan bagi porifera. Ada 3 kelas yang termasuk
dalam filum porifera ini yaitu kelas corcorea, hexactinelida serta demospangia.
2. Protozoa adalah filum pada hewan air invertebrata yang hanya bersel satu.ukuran
tubuh protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang
1mm. Kelas pada protozoa ada empat yaitu hewan berbulu
cambuk(flagellata),berambut getar(cilliata), berkaki semu(rhizopoda) serta
berspora(sporozoa).
3. Cnidaria adalah filum bagi hewan yang memiliki sel sengat dengan
nama knidosit yang digunakan untuk berburu mangsa dan untuk membela diri.
dalam cnidaria dibagi menjadi 4 kelas yaitu anthozoa(seperti anemon laut, pena
laut, serta koral), scyphozoa (seperti ubur-ubur), cubozoa (seperti ubur-ubur
kotak) dan satu lagi kelas hydrozoa.
4. Platyhelminthes atau cacing pipih adalah filum bagi cacing dengan tubuh pipih
serta tidak bersegmen.cacing ini dapat ditemukan di sungai laut danau atau
ditubuh organisme lain.ada 3 kelas dalam filum platyhelmyntes yaitu cacing
berambut getar(turbellaria) cacing isap (trematoda) dan cacing pita (cestoda)
5. Nematoda atau cacing gilik adalah filum bagi cacing yang memiliki bentuk gilik
pada bagian tengah bulat dan pada bagian ujungnya runcing. Contohnya cacing
filaria,tambang,dan askaris
6. Ctenophora adalah filum hewan yang memiliki lubang kecil seperti pori-pori di
hampir seluruh bagian tubuhnya dan pori ini dapat menimbulkan racun yang
digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau pemangsanya .
7. Annelida atau cacing gelang adalah filum bagi cacing yang tubuhnya memiliki
segmen-segmen seperti gelang dan sistem organ yang baik dan peredaran darah
yang tertutup. Terdapat 3 kelas pada filum ini yaitu polychaeta/berambut
banyak, oligochaeta/berambut sedikit atau tidak ada rambut sama sekali
dan hirdinea/penghisap darah. Contohnya lintah,cacing tanah,cacing kipas,dan
cacing pasir
8. Mollusca atau hewan bertubuh lunak adalah filum bagi hewan yang memiliki tubuh
lunak baik itu tertutup cangkang atau pun tidak.filum ini dibagi menjadi 5 kelas
yaitu P (memiliki 2 buah cangkang seperti kerang, tiram dan
simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang ataupun
tidak), Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan Amphineura.
9. Arthopoda adah filum bagi hewan yang disebut hewan berbuku-buku. Terdapat
beberapa kelas pada filum ini yaitu Chelicerata (laba-laba, tungau,
kalajengking), Myriapoda (lipan), Krustasea (kepiting, lobster, udang)
dan Hexapoda (serangga).

Berikut ini adalah perbedaan yang mencolok antara hewan Vertebrata dan Invertebrata:

 Vertebrata memiliki tulang punggung dengan sumsum tulang belakang,


sedangkan Invertebrata tidak memiliki tulang belakang.
 Keragaman di invertebrata sangat tinggi dibandingkan dengan vertebrata.
 Vertebrata selalu simetri bilateral, sementara Invertebrata bisa menunjukkan
simetri bilateral atau simetri radial.
 Vertebrata biasanya berbadan besar dan bergerak cepat dibandingkan
invertebrata.
Avertebrata
1. Paramecium
Paramecium adalah salah satu contoh hewan invertebrata jenis protozoa. Hewan ini berasal dari kelas
Cilliata. Paramecium termasuk ke dalam kelompok Eukariot. Paramecium memiliki makronukleus dan
mikronukleus. Sistem pernafasan hewan invertebrata pada paramecium belum memiliki memiliki organ
tersebut. Protozoa ini adalah contoh hewan yang terdiri dari satu sel. Protozoa adalah hewan yang
bersifat mikroorganisme karena ukuran pada protozoa tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Protozoa
pada umumnya banyak ditemukan di dalam air. Protozoa ini dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan alat bantu bergerak.

 Rhizopoda (protozoa berkaki semu)


 Flagellata (protozoa berbulu cambuk)
 Cilliata (protozoa berambut getar)
 Sporozoa (protozoa berspora)

2. Sponge
Sponge merupakan hewan yang tergolong pada Porifera. Porifera adalah hewan yang berpori seperti
sponge. Hewan ini banyak ditemukan di laut. Porifera telah berkembang memiliki banyak sel atau
multiseluler. Porifera memiliki banyak pori dan bagian mesohil berada diantara dua lapisan sel tipis. Pada
porifera juga diketahui telah mulai berkembang pada bagian sistem pencernaan maupun sistem regulasi.
Hewan ini juga telah memeliki sistem pernafasan yang khusus. Porifera mencari makan dengan cara
heterotrof. Mereka bereproduksi dengan cara membentuk tunas dan gemula

3. Udang
Udang merupakan golongan Artropoda. Pada hewan ini memiliki kulit yang keras. Udang mengandung
protein yang tinggi. Hewan ini merupakan hewan yang termasuk ke dalam filum dengan jumlah jenis
paling besar. Hewan ini banyak ditemukan di dunia. Hewan Artropoda juga memiliki permukaan tubuh
beruas dan banyak ditemukan di darat, air, maupun udara.

4. Lintah
Lintah maupun termasuk ke dalam kategori Annelida yang menyimpan telur dalam klitelium. Lintah
banyak digunakan untuk pengobatan tradisional. Lintah adalah salah satu contoh hewan karnivora. Salah
satu enis annelida ini merupakan hewan yang tergolong jenis cacing yang memiliki cincin kecil. Pada
annelida ditemukan memiliki susunan cincin yang membentuk gelang. Annelida banyak ditemukan hidup
pada lingkungan lembab dan basah. Contoh hewan Annelida lain yakni pacet, cacing tanah, dan lain-
lain.

Cacing Pipih
Platyhelmintes adalah hewan yang berbentuk cacing namun pipih. Pada hewan ini terdiri atas tubuh yang
pipih dan belum memiliki saluran pencernaan khusus. Cacing ini pada umumnya bertahan hidup dengan
cara parasit.

6. Bintang Laut
Bintang laut adalah hewan yang hidup menempel pada batu di perairan. Bintang laut ini heterotrof dan
banyak memakan hewan siput dan berbagai jenis gastropoda. Hewan bintang laut akan mengeras
mengapur saat mereka mati. Hewan ini sangat banyak dijadikan pernak pernik.

7. Teripang
Teripang adalah hewan yang memiliki satu saluran untuk berbagai maca kegiatan metabolisme. Hewan
ini juga banyak ditemukan di bebatuan. Teripang saat ini banyak diolah menjadi berbagai makanan
seperti keripik dan lain-lain. Teripang juga dijadikan obat tulang karena kandungan protein yang tinggi.
Ciri-Ciri Avertebrata Terlengkap Beserta
Penjelasannya
Masih banyak dari kawan-kawan semua yang bingung apa itu hewan avertebrata dan hewan invertebrata.
Sebenarnya ciri-ciri hewan avertebrata dan ciri-ciri hewan invertebrata adalah kategori hewan yang sama.
Hanya saja penyebutan istilahnya yang berbeda. Hewan avertebrata/invertebrata adalah hewan yang
dibedakan berdasarkan kepemilikan tulang belakang dimana hewan ini tidak memiliki tulang belakang pada
struktur tubuhnya.

Setelah kawan-kawan semua memahami pengertian dari hewan avertebrata/invertebrata, dosen biologi
akan lanjut ke pembahasan lain mengenai ciri-ciri hewan avertebrata. Perlu diketahui bahwa ciri-ciri hewan
avertebrata harus dipahami oleh kawan-kawan semua. Hal ini untuk mempermudah kita dalam
menemukan hewan avertebrata dan bisa memanfaatkannya dengan benar sesuai dengan ciri-ciri yang
melekat pada hewan avertebrata. Berikuti ini penjelasan ciri-ciri hewan avertebrata yang perlu anda
ketahui.
1. Rangka tubuh terletak di luar
Setiap hewan memiliki rangka tubuh yang berfungi melindungi organ-organ tubuh yang terdapat
didalamnya dan memberikan bentuk. Pada hewan avertebrata, rangka tubuh terletak di luar
tubuh (eksoskeleton). Bagian rangka tubuh yang diluar ini pada umumnya bertubuh lunak dan beberapa
hewan avertebrata mengalami proses pergantian kulit sehingga rangka tubuh dapat ditanggalkan dari
tubuh mereka

2. Susunan saraf di bawah saluran pencernaan


Pada ciri-ciri hewan avertebrata susunan saraf berada di saluran pencernaan bagian bawah. Ukuran sel
saraf pada hewan avertebrata memiliki diameter kurang dari 0.1 milimeter dan ketebalan serabut saraf
berukuran kurang dari 0.01 milimeter sehingga berukuran kecil. Susunan neuron pada sisitem saraf hewan
avertebrata terdiri dari ujung akson, akson dan badan sel. Mekanisme sistem saraf pada hewan avertebrata
masih sangat sederhna karena hewan avertebrata merupakan hewan yang memiliki sistem tubuh yang
masih sederhana jika dibandingkan dengan hewan tingkat tinggi,

3. Sistem sirkulasi avertebrata khusus


Beberapa hewan avertebrata emiliki sistem sirkulasi yang berbeda. Sistem sirkulasi adalah kemampuan
tubuh hewan avertebrata untuk mengatur aliran meteri dan cairan yang ada di dalam tubuh. Ada 2 (dua)
cara yang bisa dilakukan hewan avertebrata dalam sistem sirkulasinya yaitu

 Difusi adalah peristiwa mengalirnay zat dalam pelarut dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
 Aliran Sitoplasma adalah proses tubuh hewan avertebrata untuk menyebarkan makanan dan oksigen ke
seluruh tubuh.

4. Sel Multiseluler
Hewan avertebrata memiliki sel multiseluler. Sel multiseluler adalah sel yang terdapat dalam jumlah yang
banyak pada tubuh. Sel yang terdapat dalam jumlah yang banyak di hewan avertebrata ini terspesialisasi
sehingga beberapa sel hewan avertebrata memiliki fungsi yang berbeda antar-selnya.

5. Simetri tubuh radial dan bilateral


Simetri tubuh adalah bentuk tubuh yang apabila dibagi menjadi bagian-tertentu memiliki hasil potongan
yang sama pada keduanya. Simetri tubuh radial adalah bentuk hewan avertebrata yang memiliki bagian
atas (dorsal) dengan bawah (ventral) sama. Simetri tubuh bilateral adalah bentuk tubuh hewan avertebrata
bagian depan (anterior) dan belakang (posterior) sama.

6. Sistem Ekskresi Masih Sederhana


Sistem ekskresi pada hewan adalah kemampuan tubuh hewan untuk mengatur zat-zat pada tubuh untuk
disimpan maupun keluar dari tubuh. Sistem eksresi hewan avertebrata masih sangat sederhana. Beberapa
sistem ekresi invertebrata dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya. Berikut ini sistem ekskresi pada
hewan avertebrata.

 Planaria/Plathyhelmintes : sistem ekskresi menggunakan sel api.


 Cacing Tanah : sistem ekskresi menggunakan nefriduium.
 Arthropoda : sistem ekskresi menggunakan tubula atau pembuluh malpighi.
 Porifera : tidak ada sistem ekskresi.
 Coelenterata : tidak memiliki sistem ekskresi.
 Annelida : sistem ekskresi menggunakan saluran nefridia.

Setelah kawan-kawan mengetahui ciri-ciri dari hewan avertebrata, kalian akan mudah membedakan ciri-
ciri hewan avertebrata dengan ciri-ciri hewan vertebrata. Apabila kawan-kawan semakin penasaran
tentang kedua kategori hewan ini, ada baiknya perlu mempelajari tentang contoh hewan avertebrata dan
contoh hewan vertebrata. Belajar biologi jadi asik dan menyenangkan bersama dosen biologi. Sampai
jumpa dipertemuan selanjutnya

Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak bertulang
belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing
tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang
belakang (Vertebarata) memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan
mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta
mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Sistem
sarah hewan bertulang belakang (Vertebrata) seperti hewan mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan
sistem sarah pada hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan
Hydra sp.

Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan


Avertebrata)
1. Sistem Saraf pada Vertebrata

a. Mamalia

Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak
belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan
sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena
pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan
seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india
penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium
anjing yang sangat tajam.
b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak
dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak
dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas
otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.

Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan
kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti
pada otak besar manusia.

Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk gelembung
sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-
lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak
kecil menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.

c. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus
olfaktorius yang merüpakan pusat pencium berkembang dengan baik Sehingga indra penciumannya
lebih tajam.

Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi kurang berkembang
dengan baik sehingga menyebabkan indra penglihat reptilia kurang tajam.

d. Amfibi
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.

Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang
membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas
tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga
berbentuk oval.

Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan
berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar
menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.

e. Ikan

Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan, otak
tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi térdiri atas serabut saraf otak dan serabut
saraf dari sumsum tulang belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf pencium dan hidung,
sedangkan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihat.
Advertisement
Kedua bagian tersebut kurang berkembang dengan baik sehingga indra pencium dan penglihat ikan
kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang paling baik adalah otak kecil.
Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika
berenang. Keberadaan pusat keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan dapat
bergerak cepàt dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.
Kesimpulan :
Sistem saraf pada mamalia, burung, reptilia, amfibi, dan ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.

2. Sistem Saraf pada Avertebrata

a. Cacing

Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan
arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang
membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia
(jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa dua buab ganglia di daerah
kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bagian
ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil
sehingga dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.

Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan,
dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan sel saraf, terletak di ujung depan
tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran
pencernaan.

Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf penghubung. Di
antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung.

Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus.
Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.
b. Serangga
Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf tangga tali yang
mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala,
ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.

Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala sebelah atas. Di
dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion
bawah kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang
masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah
kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.

Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan
oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf
yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian,
pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.

c. Ubur-Ubur dan Hydra sp.

Ubur-ubur dan Hydra sp. belum memiliki sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. menyebar
secara merata keseluruh tubuh dan berhubungan satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.

Sel-sel saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan
tubuh.

Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan hewan tersebut memberikan reaksi terhadap berbagai
rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.

d. Hewan Bersel Satu

Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak memiliki sistem
saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang.
Ingat, salah satu cirimakhluk hidup adalah iritabilitas.

Apabila Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh. Sebaliknya,
apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat. Paramaecium sp.
sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut
getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan
hewan berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.

Sistem Gerak pada Hewan Vertebrata

07.32

Bagaimana cara hewan vertebrata bergerak ? hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang
belakang. Hewan vertebrata terdiri dari beberapa golongan, yaitu aves, reptilia, amphibia, ikan dan
mamalia. Umumnya hewan vertebrata memiliki endoskeleton atau rangka dalam yang berguna untuk
menyangga berat tubuh hewan tersebut. Tulang dan otot pada hewan bergabung membentuk
endoskeleton. Bentuk endoskeleton berbeda untuk masing-masing jenis hewan.

Sistem gerak pada aves. Aves atau burung merupakan vertebrata berdarah panas yang bergerak
dengan cara mengepakkan sayapnya sehingga dapat terbang di udara. Aves memiliki otot-otot
terbang yang berguna untuk mengendalikan sayap pada saat terbang. Aves bergerak dengan cara
mengepakkan sayap dari atas ke bawah sehingga tubuh aves akan terdorong ke atas.

Sistem gerak pada ikan berbeda dengan vertebrata yang lain karena habitatnya berbeda. Hewan yang
habitatnya di air memiliki sistem gerak yang berbeda.
Berikut karakterisitik sistem gerak hewan yang habitatnya di air :

1. Ikan memeiliki ekor dan sirip yang lebar


2. Beberapa hewan air mempunyai sirip tambahan untuk menghindari gerakan yang tidak di inginkan.
3. Hewan air memiliki bentuk yang aerodinamis untuk mengurangi hambatan ketika bergerak
4. Hewan air memilki gelembung renang, susunan otot dan tukang belakang yang fleksibel.

Sistim gerak pada amphibia, misalnya pada katak. Rangka katak terdiri dari tulang anggota gerak,
tulang badan, dan tulang kepala atau tengkorak. Katak mempunyai tungkai belakang yang panjang
dan otot yang kuat. Terdapat selaput renang pada tungkai katak yang berguna untuk memberikan
tekanan pada air sehingga mempermudah gerakan katak saat berenang.

Reptilia mempunyai sistem gerak yang khas. Misalnya pada ular. Ular merupakan jenis reptilia yang
memiliki tulang ekor, tulang badan dan tulang kepala atau tengkorak. Tulang badan pada ular tersusun
dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya ratusan buah. Tulang rusuk ular dihubungkan dengan
tulang belakang oleh otot otot elastis, hal inilah yang membedakan dengan vertebrata lainnya. Ular
bergerak dengan merayap yaitu dengan cara meleok-leokkan tubuhnya pada tanah dan batu.

Mamalia ialah hewan yang menyusui anaknya. Mamalia ada yang hidup di darat, di laut dan di udara.
Pada artikel ini hanya akan dibahas sistem gerak mamalia yang hidup di darat. Salah satu contoh
hewan mamalia yang hidup di darat adalah kuda. Kuda mempunyai rangka untuk menyokong
tubuhnya. Kuda dapat bergerak karena kuda mempunyai otot-otot yang menempel pada tulang-
tulangnya. Pada saat kuda berlari kaki belakang kuda memberikan gerakan yang melawan tanah
sehingga tubuh kuda bergerak ke depan. Kekuatan kuda terletak pada gerakan kaki belakangnya.
Demikianlah sekilas tentang sistem gerak pada verterata, semoga bermanfaat. Baca: Sistem
pernapasan pada hewan vertebrata

Anda mungkin juga menyukai