Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“CYANOPHYCEAE”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Botani Cryptogamae

Dosen Pengampu:

Arif Mustakim, M. Si

Disusun oleh :

1. Devi Fatimatu udhma Ashari NIM : 126208211044

2. Indah Khalimatus syakdiyah NIM : 126208212077

3. Tyara Igwaldini Firmanda NIM : 126208213093

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2022
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt. Atas rahmat dan anugerah-
Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah mata kuliah “Botani
Cryptogamae” dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Dalam penulisan makalah ini, kami
menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka
makalah yang berjudul “Cyanophyceae” ini masih jauh dari kata sempurna. Pembuatan
makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Satu Tulungagung.

2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Tulungagung.

3. Arif Mustakim, M.Si. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Botani Cryptogamae.

4. Teman-teman jurusan Tadris Biologi kelas 3C yang telah memberi dukungan atas

terselesaikannya penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membantu dari pembaca untuk memperbaiki kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat kepada pihak yang membacanya.

Tulungagung, 19 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB 1 ................................................................................................................................4

PENDAHULUAN .............................................................................................................4

Latar Belakang ...............................................................................................................4

Rumusan Masalah ..........................................................................................................5

Tujuan ............................................................................................................................5

BAB II ...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

Pengertian Cyanophyceae ..............................................................................................6

Struktur Tubuh Cyanophyceae ......................................................................................7

Cara Perkembangbiakan Cyanophyceae ........................................................................9

Klasifikasi Cyanophyceae............................................................................................13

Contoh dan Peranan Beberapa Spesies Dari Cyanophyceae Dalam Kehidupan Sehari-
hari ...............................................................................................................................15

BAB III ............................................................................................................................23

PENUTUP .......................................................................................................................23

Kesimpulan ..................................................................................................................23

Saran ............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cyanobacteria, juga dikenal sebagai Cyanophyta, adalah filum bakteri yang
memperoleh energi melalui fotosintesis. Nama "cyanobacteria" berasal dari warna
bakteri (Yunani: κυανός (Kyanos) = biru). Cyanobacteria (alga biru-hijau) adalah
prokariotik, mikroorganisme fotosintesis, yang sangat kaya metabolit sekunder. Alga
ini disebut alga hijau-biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh
warna klorofil dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru banyak dijumpai di
tempat-tempat lembab, misalnya di atas tanah, batu, tembok, sawah, parit,dan di laut.
Jika mengering, koloni alga hijau-biru mengelupas seperti kerak. Alga hijau-biru
biasanya hidup hidup di lingkungan yang sedikit asam hingga basa. Selain hidup
bebas, alga hijau- biru juga ada yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan
organisme lain. Alga hijau-biru dapat hidup di batuan di tempat organisme lain sulit
hidup. Dengan adanya alga hijau-biru, terjadilah pelapukan batuan sehingga
memungkinkan alga dan tumbuhan lain hidup. Itulah sebabnya alga hijau-biru
dikatakan sebagai tumbuhan perintis. (Nur Hayati Dwi Handayani: 2014)
Cyanobacteria umumnya dikenal sebagai “ganggang hijau biru” karena pigmen
utamanya adalah C- phycocyanin hijau kebiruan. Mereka mungkin uniseluler atau
multiseluler, hidup bebas, filamen tidak bercabang kolonial atau filamen bercabang,
heterocystous atau non heterocystous, akuatik atau terestrial di alam. Dalam bentuk
planktonik segar, vakuola gas hadir yang berfungsi meningkatkan ketersediaan nutrisi
karena pencampuran vertikal diurnal dalam kolom air (Gibson dan Smith 1982).
Selubung polisakarida melindungi trikoma terhadap pengeringan (Whitton 1987).
Cyanopyceae berbeda dari alga lain karena mereka tidak memiliki organel sel yang
terorganisir dengan baik dan pigmennya tidak terbatas pada kromatofor tertentu,
tetapi didistribusikan ke seluruh sitoplasma perifer. Inti mereka adalah tipe primitif
yang tidak memiliki membran inti dan nukleolus. Mereka tidak memiliki flagela dan
gerakan mereka disebabkan oleh aksi meluncur yang memungkinkan mereka berburu
untuk kondisi yang optimal. Mereka tidak memiliki reproduksi seksual. Biomassa
cyanobacterial lebih ekonomis daripada bakteri dan juga enzim restriksi rahasia yang

4
tersedia secara komersial, dapat dipromosikan dengan biaya rendah seperti berbagai
Anabaena, Microcoleus , Nostoc sp. (Elhai dan Wolk 1988). Cyanobacteria telah
menarik perhatian dunia untuk kemungkinan penggunaan dalam fotoproduksi biofuel,
NH₃ membersihkan gas rumah kaca atmosfer yang berlebihan termasuk CO₂,
produksi berbagai metabolit sekunder, vitamin, racun, kosmetik, produk susu,
pewarna makanan dan zat terapeutik lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Cyanophyceae?
2. Bagaimana struktur tubuh Cyanophyceae?
3. Bagaimana cara perkembangbiakan Cyanophyceae?
4. Apa saja contoh spesies yang tergolong kedalam Cyanophyceae?
5. Bagaimana peranan beberapa spesies dari Cyanophyceae dalam kehidupan sehari-
hari?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Cyanophyceae
2. Untuk mengetahui struktur tubuh Cyanophyceae
3. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan Cyanophyceae
4. Untuk mengetahui contoh spesies yang tergolong kedalam Cyanophyceae
5. Untuk mengetahui peranan beberapa spesies dari Cyanophyceae dalam kehidupan
sehari-hari

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cyanophyceae
Cyanophyceae atau ganggang biru-hijau, atau biasanya disebut sebagai cyanobacteria
(bakteri biru-hijau). Istilah cyanobacteria membuktikan bahwa alga prokariotik ini lebih
dekat hubungannya dengan bakteri prokariotik daripada alga eukariotik. Selama
seperempat abad terakhir, cyanobacteria diperkirakan telah berevolusi sekitar 3,5 miliar
tahun yang lalu. Laporan ini didasarkan pada interpretasi mikrofosil, sulit mendapatkan
hasil terbaik dengan organisme kecil seperti itu. Sekarang tampaknya para peneliti ini
memilih spesimen yang sesuai dengan asumsi penulis, dengan sebagian besar
phycologists sekarang menolak klaim mereka. Berdasarkan laporan lain, waktu aktual
evolusi cyanobacteria diperkirakan mendekati 2,7 miliar tahun yang lalu (Buick, 1992;
Brasier et al., 2002; Dalton, 2002).

Cyanobacteria adalah fotoautotrof oksigen tertua di bumi, mereka memanfaatkan


energi dari sinar matahari dan mencapai berbagai upregulasi aktivitas metabolisme
seluler. Seperti tanaman hijau dan ganggang sejati, mereka menghasilkan oksigen dan
juga mendapatkan makanan mereka dengan cara yang sama. Mereka memiliki kapasitas
untuk menjajah hampir semua habitat yang mungkin karena kemampuan tambahan
mereka untuk sintesis senyawa dengan bantuan energi pancaran sumber daya (Van Liere
dan Walsby 1982). Beberapa spesies memiliki kemungkinan fotosintesis anoksigenik
(Cohen et al. 1986). Banyak spesies memiliki kapasitas untuk tumbuh secara heterotrofik
dalam gelap (Smith 1982; Bastia et al. 1993). Semua cyanobacteria mengandung
organisasi sel prokariotik, pigmen fotosintesis klorofil a, ditambah pigmen aksesori
phycobiliprotein.

6
Cyanobacteria umumnya dikenal sebagai “ganggang hijau biru” karena pigmen utamanya
adalah C-phycocyanin hijau kebiruan. Mereka mungkin uniseluler atau multiseluler,
hidup bebas, filamen tidak bercabang kolonial atau filamen bercabang, heterocystous atau
non heterocystous, akuatik atau terestrial di alam. Dalam bentuk planktonik segar,
vakuola gas hadir yang berfungsi meningkatkan ketersediaan nutrisi karena pencampuran
vertikal diurnal dalam kolom air (Gibson dan Smith 1982). Selubung polisakarida
melindungi trikoma terhadap pengeringan (Whitton 1987). Cyanopyceae berbeda dari
alga lain karena mereka tidak memiliki organel sel yang terorganisir dengan baik dan
pigmennya tidak terbatas pada kromatofor tertentu, tetapi didistribusikan ke seluruh
sitoplasma perifer. Inti mereka adalah tipe primitif yang tidak memiliki membran inti dan
nukleolus. Mereka tidak memiliki flagela dan gerakan mereka disebabkan oleh aksi
meluncur yang memungkinkan mereka berburu untuk kondisi yang optimal. Mereka tidak
memiliki reproduksi seksual. Biomassa cyanobacterial lebih ekonomis daripada bakteri
dan juga enzim restriksi rahasia yang tersedia secara komersial, dapat dipromosikan
dengan biaya rendah seperti berbagai Anabaena, Microcoleus , Nostoc sp. (Elhai dan
Wolk 1988). Cyanobacteria telah menarik perhatian dunia untuk kemungkinan
penggunaan dalam fotoproduksi biofuel,NH₃ membersihkan gas rumah kaca atmosfer
yang berlebihan termasuk CO₂, produksi berbagai metabolit sekunder, vitamin, racun,
kosmetik, produk susu, pewarna makanan dan zat terapeutik lainnya.

B. Struktur Tubuh Cyanophyceae


Struktur sel penyusun tubuh cyanobacteria mirip dengan sel bakteri gram negatif,
dengan ciri utama memiliki dinding sel yang mengandung lapisan peptidoglikan yang
tipis.Sel cyanobacteria terdiri atas bagian-bagian, yaitu lapisan lendir, dinding

7
sel,membran plasma, membran fotosintetik,mesosom, sitoplasma, ribosom, granula
penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).

1. Lapisan lendir

Lapisan lendir, menyelimuti dinding sel. Lendir berfungsi membantu meluncur


(lokomosi) pada cyanobacteria uniseluler, serta gerak bergetar atau maju mundur (osilasi)
pada cyanobacteria yang terbentuk benang (filamen) contohnya oscillatoria.

2. Dinding sel

Dinding sel mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk
memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.

3. Membran sel

Membran sel (membran plasma) bersifat selektif permeabel dan berfungsi


membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat.

4. Membran fotosintetik

Membran fotosintetik (membran tilakoid) merupakan lipatan membran plasma ke


arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk berfotosintesis. Membran fotosintetik
mengandung klorofil hijau, karoten, dan pigmen fotosintetik lainnya, antara lain
fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru) perpaduan antara pigmen-pigmen tersebut

8
menyebabkan warna cyanobacteria berbeda-beda antara lain kekuningan, kemerahan,
kecoklatan, violet, hijau cerah, hijau kebiruan, bahkan kehitaman.

5. Sitoplasma

Sitoplasma, merupakan larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula,
mineral, dan enzim. Di dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula penyimpanan,
fakultas, protein pada, dan nukleoplasma (DNA).

6. Ribosom

Ribosom merupakan organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.

7. Granula penyimpanan

Granula penyimpanan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

8. Vakuola gas

Vakuola gas berisi udara yang menyebabkan tubuh cyanobacteria bisa mengapung di
permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.

9. Nukleoid

Nukleoid merupakan materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak dikelilingi
membran nukleoid hanya terdapat di lokasi tertentu.

C. Cara Perkembangbiakan Cyanophyceae


Ganggang biru atau Cyanophyceae sering di jumpai di danau, sungai, laut, rawa, batu,
tanah, di air dengan suhu yang tinggi, maupun di air dengan tingkat keasaman
tinggi(ph=4). Ada 3 perkembang biakan Cyanophyceae, diantaranya :

1. Pembelahan Biner

9
Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanophycea uniseluler maupun multiseluler
yang berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil
pembelahan ada yang langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga
membentuk koloni (misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanophyceae
yang berbentuk filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.

2. Fragmentasi

10
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanophyceae yang
berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada
sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini
memiliki panjang filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka
akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanophyceaa yang mengalami
fragmentasi antara lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.

3. Pembentukan Endospora

Pembentukan endospora terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan,


misalnya pada kondisi kekeringan. Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet.
Akinet berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena
mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi lingkungan
membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanophycea baru, contohnya Nostoc
sp.

Proses Reproduksi Cyanophyta

Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan hormogonia atau baeosit atau


fragmentasi koloni. Hormogonia (atau hormogones), yaitu karakteristik dari semua

11
cyanobacteria yang benar-benar berserabut , adalah bagian pendek dari trikoma yang
menjadi terlepas dari filamen induk dan menjauh dengan meluncur, akhirnya berkembang
menjadi filamen terpisah . Hormogonia dibedakan dari filamen vegetatif dengan motilitas
meluncur mereka, ukuran kecil sel mereka dan tidak adanya heterokista (Meeks dan
Elhai, 2002). Pada beberapa spesies, hormogonia mengandung vakuola gas, yang
mengontrol daya apung. Dalam beberapa ganggang berfilamen, seperti Oscillatoria dan
Cylindrospermum, seluruh filamen dapat putus sedangkan pada mogonia diproduksi di
ujung khusus ranting. Dalam beberapa ganggang, pemisahan khusus cakram atau nekridia
terlibat dalam pemutusan hormon dari orang tua filamen, sedangkan di tempat lain,
filamen hanya patah tulang. Satusatunya faktor umum dalam inisiasi hormogonium
diferensiasi tampaknya menjadi perubahan dalam beberapa parameter lingkungan seperti
peningkatan atau penurunan nutrisi atau perubahan kuantitas cahaya.

12
D. Klasifikasi Cyanophyceae
Cyanobacteria dapat di klasifikasikan atau dikelompokkan menjadi beberapa ordo
antara lain Ordo Chroococcales, Ordo Chamaesiphonales, dan Ordo Hormogonales.

1. Ordo Chroococcales

13
Anggota kelompok ini berbentuk tunggal atau tanpa spora dan berwarna biru
kehijauan. Kelompok ini membentuk selaput lender pada cadas atau tembok yang basah.
Setelah pembelahan sel-sel tetap bergandengan sehingga terbentuk koloni. Contohnya
Chroococcus turgidus dan Gloeocapsa sanguinea.

2. Ordo Chamaesiphonales

Anggota kelompok ini bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benar yang
mempunyai spora. Benang-benang tersebut dapat terputus dan membentuk koloni baru.
Spora terbentuk dari isi sel (endospore). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat
menjadi tumbuhan baru. Contohnya, Chamaesiphon comfervicolus.

3. Ordo Hormogonales

14
Ordo hormogonales memiliki sel-sel berkoloni yang berbentuk benar atau diselubungi
membrane. Benang-benang tersebut melekat pada substratnya, jarang mempunyai
percabangan sejati namun lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang-benang
tersebut selalu dapat membentuk hormogonium. Contohnya, Oscillatoria limosa, Nostoc
commune, Anabaena azollae, dan Spirullina maxima.

E. Contoh dan Peranan Beberapa Spesies Dari Cyanophyceae Dalam Kehidupan


Sehari-hari
Kali ini kita akan membahas beberapa contoh spesies yang tergolong kedalam kelas
Cyanophyceae dan peranan beberapa spesies dari kelas Cyanophyceae. Berikut
beberapa contoh nya :
1. Microcystis

Microcystis adalah alga air tawar. Koloni mungkin bulat atau tidak beraturan. Ada
ratusan atau ribuan sel kecil di masing-masing koloni. Sel-sel bulat atau memanjang
dalam koloni mengapung bebas di tempat yang tidak berwarna, matriks lendir
homogen. Mereka tidak memiliki selubung individu dan menunjukkan tipikal struktur
sel cyanophycea. Microcystis mengandung racun yang dikenal sebagai microcystins
yang sangat beracun bagi ikan dan burung air. Ada beberapa spesies cyanobacterial lain
yang menghasilkan microcystin termasuk: ( Anabaena, Oscillatoria, Nostoc,
Hapalosiphon, dan Anabaenopsis) Microcystins adalah hepatotoxins.

15
Toksisitas akut adalah perhatian utama dengan microcystins. Senyawa itu
menyerang hati menyebabkan perdarahan dan gagal hati. Ancaman terhadap kesehatan
manusia sangat besar kekhawatiran karena paparan jangka panjang dengan dosis yang
relatif rendah dapat mendorong perkembangan tumor hati. Toksin ini juga berakibat
fatal bagi hewan peliharaan yang minum air yang terkontaminasi. M. toxica sangat
beracun dan bertanggung jawab atas kematian ribuan domba dan sapi. Pada manusia,
beberapa spesies menyebabkan penyakit maag masalah, jika mereka tertelan bersama
dengan air minum atau saat berenang. Di sana Ada beberapa spesies Microcystis yang
menghambat pertumbuhan bakteri seperti:staphylococcus, clostridium, zooplankton
dan beberapa alga lainnya.
2. Spirulina

Spirulina adalah organisme akuatik, biasanya menghuni berbagai jenis air tawar air,
sering ditemukan terjalin erat dengan Oscillatoria. Spirulina terjadi di badan air tawar
tropis dan subtropis yang kaya akan karbonat/bikarbonat dan pH. Spirulina adalah
filamen biru-hijau non heterocyst soliter dan mengambang bebas, terdiri dari sel-sel
vegetatif silinder yang terluka menjadi heliks longgar atau dekat. Itu Gerak biasanya
merayap atau meluncur ke arah sumbu longitudinal dan dapat berlangsung baik ke
belakang maupun ke depan. Pada beberapa spesies, gerakan meluncur berjalan seiring
dengan revolusi trikoma, terjadi dalam arah melingkar.

16
Protoplas Cyanobacteria dibedakan menjadi kromoplasma berpigmen perifer dan
sentroplasma sentral. Butiran cyanophycin, bagaimanapun, tidak ada dan mampu
bertahan pada berbagai suhu, beberapa spesies bahkan ditemukan di sumber air panas (
S. Plantensis dan S. Maxima ). Spesies Spirulina kaya akan protein dan kandungan zat
besi, vitamin esensial dan asam lemak tak jenuh. Mereka menerima perhatian yang
cukup besar untuk digunakan sebagai suplemen untuk diet. Spirulina berkembang biak
secara vegetatif dengan proses pembelahan.
3. Nostoc

Spesies Nostoc ada di air tawar serta di habitat darat. Air segar membentuk spesies
koloni makroskopik di permukaan air. Setiap koloni adalah dibatasi secara eksternal
oleh membran seperti pelikel. N. Komune , spesies terestrial daerah pegunungan,
membentuk lembaran kasar atau karet di tanah yang lembab. Beberapa spesies dari
Nostoc bersifat endofit dan terjadi dalam asosiasi simbiosis dengan tanaman lain.
Misalnya N. punctiforme ditemukan di akar coralloid dari Cycas dan Anthoceros
thallus, dan N. sphaericum dan N. colleme adalah komponen lumut dan terjadi dalam
hubungan simbiosis dengan jamur. Spesies seperti N. amplissimum , mencapai
diameter 30 cm atau hampir sebesar telur ayam. Beberapa spesies Nostoc ditanam
disawah. Mereka mampu memperbaiki nitrogen atmosfer, sehingga membantu dalam
meningkatkan kesuburan tanah. Trikoma Nostoc tidak beraturan, biasanya berkerut dan
dipelintir dengan berbagai cara. Fitur penting adalah adanya penyempitan yang
menonjol antara sel-sel yang berdekatan yang memberikan penampilan moniliform
yang khas ke trikoma. Setiap trikoma diselimuti selubung agar-agar yang transparan,

17
hialin atau berwarna. Biasanya banyak trikoma berkumpul bersama, dan amplop agar-
agar larut untuk membentuk koloni dengan berbagai bentuk dan ukuran. Itu trikoma
Nostoc ditandai dengan adanya heterokista yang interkalar atau kadang-kadang
terminal, biasanya soliter dan dengan ukuran yang hampir sama dan bentuk sebagai sel
vegetatif. Heterokista interkalar memiliki dua nodul polar dan yang terminal hanya
memiliki satu (basal) nodul kutub. Trikoma kebanyakan pecah dekat heterocyst dan
membentuk hormogonia dan dengan demikian mereka membantu dalam
penggandaannya.

Nostoc berkembang biak hanya secara vegetatif. Reproduksi seksual sama sekali
tidak ada perbanyakan vegetatif terjadi dengan metode berikut.
1) Fragmentasi : Koloni dapat pecah menjadi fragmen kecil karena faktor mekanis,
fisiologis, atau lainnya. Setiap fragmen memiliki kemampuan untuk berkembang
menjadi koloni baru.
2) Hormogonia: Trikoma pecah menjadi segmen-segmen kecil atau potongan-
potongan oleh kematian dan pembusukan sel vegetatif. Fragmen multiseluler yang
terbentuk disebut hormogonia. Mereka keluar dari selubung agar-agar koloni,
tumbuh dengan cepat dan membentuk koloni baru. Sangat sering, hormogonia gagal
keluar dari koloni induk dan membelah di dalam selubung agar-agar dari koloni
induk. Ini menghasilkan sejumlah besar trikoma di dalam koloni induk, trikoma
pecah di dekat heterokista.
3) Akinetes : Selama periode yang tidak menguntungkan, beberapa sel vegetatif
membesar dan berubah menjadi spora istirahat berdinding tebal atau akinet yang

18
mengakumulasi makanan bahan. Mereka memiliki tiga lapisan tambahan di luar
dinding sel normal. Itu lapisan luarnya beragam dan protoplasmanya menjadi sangat
granular. Pengembangan akinetes biasanya terjadi di koloni dewasa. Ini selalusel
vegetatif yang berdekatan dengan heterocyst yang pertama kali bermetamorfosis
menjadi akinet. Selanjutnya, banyak sel vegetatif diubah menjadi akinet. Bukan itu
tidak biasa untuk menemukan semua sel antara dua heterokista berturut-turut
berubah menjadi akinet. Metamorfosis sel vegetatif menjadi akinet mungkin
disimulasikan oleh zat kimia tertentu yang disekresikan oleh heterokista. Akinetes
memiliki ketahanan yang luar biasa terhadap dingin dan kekeringan. Selama kondisi
yang menguntungkan, protoplasma menjadi aktif dan memecahkan dinding luar
yang tebal dan membentuk trikoma baru.
4) Hetrocysts : Dalam beberapa spesies Nostoc (misalnya, N. commune ) heterocysts
bertindak sebagai pori-pori tahan. Protoplasma heterokista dari spesies tersebut
menjadi fungsional dan berkecambah untuk membentuk trikoma baru. Pada saat
perkecambahan, protoplas membelah oleh dinding melintang untuk membentuk dua
sel. Kedua sel ini membelah lagi menjadi membentuk kecambah bersel 4. Dinding
tebal heterokista pecah pada tahap ini dan germling keluar dan berkembang menjadi
trikoma baru.
5) Endospora : Pada beberapa spesies Nostoc ( N. commune , N. microscopicum )
protoplasma heterokista membelah secara berurutan untuk membentuk endospora.
Tidak seperti akinet, endospora berdinding tipis dan karenanya tidak dapat dianggap
sebagai spora istirahat kenalan. Disintegrasi dinding kapsul menghasilkan
pembebasannya, dan spora bulat kemudian berkecambah untuk membentuk trikoma
baru.
Fusi Filamen: Meskipun reproduksi seksual dan organ seks sejati tidak ada di
Nostoc seperti di biru-hijau lainnya; namun fusi dan anastomosis trikoma telah
diamati pada N. muscorum. Fenomena ini dapat dibandingkan dengan somatogami.
4. Oscillatoria

19
Spesies Oscillatoria ditemukan di saluran, kolam, kolam renang,
drainasesistem. Beberapa jenis juga terbentuk di tanah lembab dan batuan lembab.
Mereka diatur di berupa lapisan-lapisan di permukaan air dalam kondisi bergerak atau
basement kolam dan laguna. Sejumlah kecil varietas biasanya ditemukan di air yang
terkontaminasi. Strukturnya beruas-ruas yang tersusun dalam satu baris dan tidak
bercabang. Setiap monofi rata terbentuk baik secara tunggal atau massal dan berisi
trikoma tertutup oleh penutup kental yang sampai batas tertentu persegi panjang. Sel
dari filamen diposisikan satu demi satu seperti tangga. Sel terakhir dari filamen
mungkin sedikit melengkung di bagian atas. Di Oscillatoria proboscidea puncak dari fi
rata membuat penampilan seperti moncong. Nukleus dan sitoplasma setiap sel mungkin
hanya dibedakan menjadi daerah biner. Daerah berwarna marjinal adalah dinamakan
sebagai kromoplas dan tidak hanya pigmen tetapi pseudovakuola juga terlihat di
provinsi. Area pucat utama sel disebut sebagai sentroplasma atau pusat tubuh. Nukleus
sejati tidak ada. Area utama mengandung butiran kromatin dalam bentuk diskrit
membentuk. Badan pusat menandakan tipe nukleus purba yang sebenarnya. Tidak
adanya nukleolus dan membrannya. Dinding sel dibedakan menjadi dua lapisan yaitu
lapisan luar pelapis terdiri dari bahan pektik sedangkan pelapisan mengikuti protoplas
terbuat dari selulosa. Filamen Oscillatoria memiliki fluktuasi dalam penggeraknya. Itu
Replikasi aseksual dilakukan dengan cara hormon. Di banyak tempat di filamen cakram
perpisahan bikonkaf monokrom terbentuk dan mengganggu ini soket yang membentuk
hormon. Setiap hormon mengandung sel tambahan dan tumbuh menjadi organisme

20
segar.

5. Anabaena

Anabaena adalah alga hijau biru kolonial air tawar autotrofik yang ditemukan di
seluruh Dunia. Rantai panjang sel yang dikenal sebagai trikoma itu adalah
cyanobacterium yang ada sebagai plankton. Ini tidak spesifik untuk air tawar tetapi
dapat menghuni a berbagai suhu dan salinitas. Banyak spesies Anabaena memiliki
ditemukan di tanah dan membantu menambah nutrisi ke tanah. Hal ini juga bertindak
sebagai efektif pupuk alami. Tumbuh di filamen panjang sel vegetatif. Genus Anabaena
dikenal dengan heterokista interkalar dan filamen terisolasi atau amorf.
• Heterocyst : Sel khusus untuk mengikat nitrogen (nitrogen menjadi amonia untuk
amino kelompok dan kegunaan lainnya). Untuk menghindari difusi oksigen dalam
heterokista, tiga lapisan ekstra tebal di luar yang membuat nitrogenase terpisah dari
oksigen dan sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam heterokista daripada sel
vegetatif.
• Selubung gelatin : Memegang sel dalam filamen, melindungi filamen dari
pemangsa atau faktor lingkungan yang berbahaya.
• Tilakoid: Membran meningkatkan luas permukaan untuk pigmen fotosintesis
Anabaena agak motil dan memiliki tipe gerakan meluncur, dan ini fitur
membuatnya berbeda dari kerabat terdekat seperti Nostoc. Seharusnya ini drive

21
dihasilkan oleh gelombang momentum melalui seluruh trikoma dan juga emisi
lendir digunakan untuk membantu dalam gerakan. Terkait dengan bentuk lain dari
cyanobacteria itu memiliki kekunoan tersendiri. Anabaena biasanya mereproduksi
melalui fragmentasi. Hormogonia dan sel-sel mati membantu dalam fragmentasi.
Setelah kita akan membahas beberapa contoh spesies yang tergolong kedalam kelas
Cyanophyceae, selanjutnya kita akan membahas mengenai peranan beberapa spesies
dari kelas Cyanophyceae. Berikut peranan beberapa spesies dari kelas Cyanophyceae.
Cyanobacteria digunakan sebagai makanan manusia dan suplemen makanan hewan.
Di Cina, industri Arthrospira (Spirulina) didukung oleh State Science dan Komisi
Teknologi sebagai strategi alami program. Pada tahun 1996 ada lebih banyak dari 90
pabrik Spirulina dengan total produksi dari 400 ton bubuk kering Spirulina dan total
area produksi 1 juta meter persegi. Di samping itu Spirulina pil dan kapsul, ada juga
kue kering, blok, dan blok cokelat berisi Spirulina.
Nostoc adalah cyanobacterium yang telah dikumpulkan untuk makanan selama
lebih dari 2000 tahun di Cina. Ini disebut "rambut" sayuran” karena penampilannya
yang seperti rambut. Itu Kata Cina untuk "sayuran rambut" (Facai) terdengar seperti
kata Cina lainnya yang berarti beruntung dan kaya, menambahkan nilai spiritual ke
makanan sianobakteri. Di Jepang, Aphanothece sacrum, Nostoc verrucosum, N.
commune, dan Brachytrichia telah digunakan sebagai lauk pauk sejak zaman dahulu.
Bernal Diaz del Castillo, yang menemani Cortez ke Meksiko, dijelaskan pada tahun
1521 bagaimana orang yang tinggal di daerah Mexico City "menjual" beberapa kue
kecil yang terbuat dari semacam cairan yang mereka keluar dari danau besar, yang
mengental dan dari yang mereka buat roti memiliki rasa sesuatu seperti keju’’.
Aphanizomenon flos-aquae memiliki telah dipanen dari Danau Klamath di California
sejak awal 1980-an dan dijual sebagai makanan dan suplemen kesehatan. Pada tahun
1998, 10 × 106 kg (kering berat) dipasarkan dengan nilai $100 juta. Cyanobacteria
lainnya, seperti: sebagai Arthrospira , sudah tersedia di toko makanan kesehatan di
negara maju , meskipun orang bertanya-tanya bagaimana sehat cyanobacteria ini benar-
benar dalam hal dengan potensi kelompok ganggang ini untuk menghasilkan
sianotoksin.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cyanophyceae merupakan alga prokariotik yang mempunyai struktur sheat
(selubung), dinding sel, membrane plasma, apparatus fotosintetik, vakuola gas,
cytoplasmic inclusion, dan nukleoplasma yang semuanya memiliki fungsi dan peranan
yang sangat penting untuk menunjang kehidupan Cyanophyceae. Cyanophyceae
berkembang biak dengan fragmentasi, pembelahan biner, spora, akinet, heterocysts, dan
hormogonia. Pembagian kelas Cyanophyceae antara lain: Microcystis, Spirulina,
Anabaena, Nostoc, dan Oscillatoria. Peranan Cyanophyceae antara lain, Cyanobacteria
digunakan sebagai makanan manusia dan suplemen makanan hewan, Di Jepang,
Aphanothece sacrum, Nostoc verrucosum, N. commune, dan Brachytrichia telah
digunakan sebagai lauk pauk sejak zaman dahulu.

B. Saran
Demikianlah hasil pemaparan makalah yang telah disusun, semoga dengan adanya
pembahasan tentang konsep modernisasi ini, pembaca dapat memahami lebih lanjut dan
dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak. Apabila terdapat kekurangan
dalam penyamapaian, penulisan, pemaparan, serta penyusunan dalam makalah ini, maka
penulis memohon maaf yang sebebsar- besarnya. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami terima dan butuhkan. Atas kesediaan dan perhatiannya, penulis
mengucapkan terimakasih.

23
DAFTAR PUSTAKA
Venkataraman, G.S. 1993. Blue-green algae (Cyanophyceae) Dalam: S.N. Tata AM.
Wadhwani and MS. Mehdi (eds.), Biological nitrogen fixation. Indian Council of Agric.
Res. New Delhi. Watanabe, M.M. & H. Nozaki, 1994, NIES-Collection. List of strains,
microalgar

B.A. Whitton & AJ Brook (eds). The Freshwater Algal Flora of The British Isles: An
Identification Guide to Freshwater and Terrestrial Algae.

SCHMITZ, FR., Untersuchungen uiber die Struktur des Protoplasmas und

der Zellkerne der Pflanzenzellen. Ibid. 37: I59-I98. i88o.

Sahoo, Dinabandhu, Joseph Sechkbach. (2016). The Algae World. New York: Springer.

Sharma, OP. (2011). Series on Diversity of Microbes and Cryptogams: Algae. New
Delhi: Tata McGraew.

Barsanti, Laura dan Gualtieri, Paulo. (2014) Algae Anatomy, Biochemistry, and
Biotechnology second edition. United States: Taylor and Francis group.
Amelia, Clara, dkk. (2014). MAKALAH DIVISI SCYPZOPHYTA (Kelas
Cyanophyta). Bandar Lampung: Lampung University.

24

Anda mungkin juga menyukai