p-ISSN: 2621-3702
Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan Biologi
e-ISSN: 2621-7538
Volume xx, Nomor xx, 20xx
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsentrasi hormon auksin (growth tone) dan media
tanam mempengaruhi pertumbuhan akar adventive tanaman rukem (flacourtia rukam) dan tanaman sawo
(Manilkara zapota). Penelitian ini, dilaksanakan selama 4 minggu, mulai dari tanggal 27 september 2023 s.d
25 oktober 2023 di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif bersifat deskriptif. Sumber data penelitian ini, yakni hasil observasi yang
dilakukan peneliti pada media yang dilakukan metode penumbuhan akar adventif tanaman rukem
(flacourtia rukem) dan manikara zapota melalui teknik stek dengan dua perlakuan yang berbeda. Perlakuan
pertama menggunakan media tanah sawah, dan perlakuan kedua menggunakan media tanah berpasir. Ujung
dari pangkal batang tanaman rukem (flacourtia rukam) & sawo direndam pada setiap baskom dengan auksin
pada konsentrasi 2000, 4000, 6000, 8000, dan 10.000 ppm selama 60 menit. Masing-masing baskom diisi
dengan 4 potongan batang stek. Total ada 24 potong batang pada setiap perlakuan.. Setelah empat minggu,
dilaksanakan pengamatan hasil dari praktikum. Pada perlakuan pertama menggunakan media tanah sawah,
pangkal batang tanpa pemberian auksin (kontrol) tidak terbentuk akar adventif, Auksin dengan konsentrasi
2000 ppm menghasilkan panjang akar 0,5 cm, konsentrasi 4000 ppm menghasilkan panjang akar 1,5 cm,
konsentrasi 6000 ppm menghasilkan panjang akar 3,5 cm, konsentrasi 8000 ppm menghasilkan panjang akar
6 cm, konsentrasi 10.000 ppm menghasilkan panjang akar 8,1 cm, Semakin tinggi konsentrasi auksin yang
diberikan pada pangkal stek batang, maka semakin panjang akar adventif yang dihasilkan. Sedangkan pada
perlakuan kedua menggunakan media tanah berpasir, akar adventif tidak tumbuh sama sekali. Hal ini
disebabkan media tanah berpasir tidak menyediakan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan akar & pendukung
kinerja auksin. Persentase hidup stek perlakuan pertama sebesar 100 %, sedangkan persentase hidup stek
perlakuan kedua sebesar 0%.
Kata Kunci: Auksin, Growth tone, Akar adventif, pertumbuhan, flacourtia rukam, Manilkara zapota
ABSTRACT
This study aims to determine how the concentration of auxin hormone (growth tone) and planting media affects
the growth of adventitious roots of rukem plants (flacourtia rukam) and sawo plants. This research was carried
out for 4 weeks, starting from September 27, 2023 to October 25, 2023 in Plosokandang Village, Kedungwaru
District, Tulungagung Regency, East Java. . This type of research is qualitative, descriptive. The source of this
research data is the results of observations made by researchers on media carried out adventitious root growth
methods of rukem plants (flacourtia rukem) and zapota maniara through cuttings techniques with two
different treatments. The first treatment uses rice field soil media, and the second treatment uses sandy soil
medium. The tip of the stem base of the rukem plant (flacourtia rukam) & sawo was soaked with auxin at
concentrations of 2000, 4000, 6000, 8000, and 10,000 ppm for 60 minutes. Each basin is filled with 4 pieces of
stem cuttings. In total there are 24 pieces of stems in each treatment. After four weeks, observations were
carried out on the results of the practicum. In the first treatment using rice field soil media, the base of the stem
without auxin application is not formed adventitious roots, Auxin with a concentration of 2000 ppm produces a
root length of 0.5 cm, a concentration of 4000 ppm produces a root length of 1.5 cm, a concentration of 6000
ppm produces a root length of 3.5 cm, a concentration of 8000 ppm produces a root length of 6 cm, a
concentration of 10,000 ppm produces a root length of 8.1 cm, The higher the concentration of auxin applied to
the base of stem cuttings, the longer the adventitious roots produced. While in the second treatment using sandy
soil media, adventitious roots do not grow at all. This is because sandy soil media does not provide sufficient
nutrients for root growth and supports the performance of auxins. The live percentage of the first treatment
cuttings is 100%, while the live percentage of the second treatment cuttings is 0%.
Jurnal Biolokus:
p-ISSN: 2621-3702
Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan Biologi
e-ISSN: 2621-7538
Volume xx, Nomor xx, 20xx
Keywords: Auxin, Growth tone, Adventitious root, growth, flacourtia rukam, Manilkara zapota
Nama Penulis, Judul Naskah
Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan Biologi Vol.xx (xx)
penumbuhan akar adventif tanaman rukem kedalaman 5 Cm, dan disiram air dan ditutup
(flacourtia rukem) dan manikara zapota melalui dengan sungkup plastik
teknik stek dengan dua perlakuan yang
berbeda. Perlakuan pertama, stek pangkal HASIL DAN PEMBAHASAN
batang tanaman flacourtia ditanam di tanah 4.1 PENGARUH ZPT (GROWTH TONE)
hasil yang didapat dari sawah. sedangkan TERHADAP TANAMAN SAWO (MANIKARA
perlakuan kedua, stek pangkal batang tanaman ZAPOTA) & RUKEM ( FLACOURTIA RUKAM).
sawo ditanam di tanah berpasir. Adapun Alat ZPT yang digunakan oleh kelompok 02
dan bahan yang digunakan adalah Sekop, adalah Growth Tone. ZPT merupakan senyawa
Baskom, Gergaji, air, growth tone, tanah sawah organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit
& tanah pasir, polybag. dapat merangsang, menghambat, dan mengubah
Persiapan Media tanam proses fisiologi tumbuhan (Nisak et al., 2012).
Media tanam yang digunakan adalah (Lestari, 2011) menambahkan bahwa zat
tanah sawah dan tanah berpasir yang pengatur tumbuh tanaman berperan penting
dimasukkan di dalam polybag ukuran 23 x 23 dalam mengontrol proses biologi dalam jaringan
cm. Setek pangkal batang yang sudah diberi tanaman karena peranannya dalam mengatur
perlakuan growth tone kemudian ditanam kecepatan pertumbuhan tanaman dan
dalam polybag mengintegrasikan bagian-bagian tanaman
Persiapan Tanaman Stek tersebut guna menghasilkan bentuk yang
Bagian tanaman flacourtia rukam dan dikenal sebagai tanaman.
sawo ( Manilkara zapota) yang akan distek Hanriyanto (2007) dalam Bukori (2011),
adalah pangkal bawah batang. Pangkal bawah Growtone adalah bahan kimia berupa serbuk
batang tanaman flacourtia diambil dengan cara putih yang mengandung fungisida, yang
dipotong menggunakan gergaji. Bagian yang digunakan untuk menghidupkan perkembangan
diambil berkisar antara 19-42 cm. pada bibit (tunggul, stek, sambungan). Bagian dari
perlakuan pertama, setiap dosis auksin diberi 1 bahan kimia ini adalah untuk menahan lewatnya
potongan stek batang, total keseluruhan ada 5 bibit serendah mungkin ketika dipindahkan ke
stek batang. Sedangkan pada perlakuan kedua, lapangan, karena dapat menyegarkan atau
setiap dosis auksin diberi 5 potongan stek mempercepat perkembangan akar. Growtone
batang, total keseluruhan ada 25 stek batang. mengandung fixing dinamis termasuk: Derivasi
Kemudian pada bagian pangkal batang dikuliti asam naftalena asetat 0,067%, metil-1 naftalena
bagian epidermisnya. setamida 0,013%, derivasi asam metil-1
Pemberian Auksin Pada Tanaman Stek naftalena asetat 0,033%, icon 3 butirat 0,05%
ZPT auksin yang digunakan, ditimbang dan thiram 4% Growtone sepertiRootone F.
berdasarkan dosis yang telah ditentukan, yaitu Terdapat beberapa ZPT yang dapat digunakan
2 gram, 4 gram, 6 gram & 10 gram. kemudian dalam memacu proses inisiasi pembungaan,
diletakkan dalam wadah yang berbeda. Hasil yaitu giberelin, auksin, sitokinin, zat
timbangan ZPT ini kemudian dituang pada penghambat bnine (Alar) dan Paclobutrasol.
baskom dan ditambahkan air hingga mencapai Jenis. (Kurniati et al., 2012) menyatakan bahwa
takaran masing- masing yaitu 200 ml, 400 ml, auksin mampu merangsang proses
600 ml, 800 ml, 1000 ml, Kemudian batang pemanjangan sel pada tanaman. Pemberian
tumbuhan flacourtia rukam yang telah jenis dan konsentrasi auksin mampu
dipotong, direndam di dalam cairan hasil menginduksi perakaran pada tunas, panjang
pengenceran ZPT tersebut selama 60 menit. akar, dan jumlah akar pada anggrek
Setelah perendaman, batang tumbuhan Dendrobium sp. Zat pengatur tumbuh golongan
flacourtia rukam dan Manilkara zapota, auksin seperti NAA, IAA, IBA, dan 2,4-D
kemudian ditanam pada polybag dengan berfungsi dalam meningkatkan tekanan
Nama Penulis, Judul Naskah
Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan Biologi Vol.xx (xx)
osmotik, permeabilitas sel, mengurangi tekanan tanaman 42 cm. konsentrasi ZPT 6 gram, tinggi
pada dinding sel, meningkatkan plastisitasudan tanaman 21,5 cm. Konsentrasi ZPT 8 gram,
mengembangkan dinding sel, serta untuk tinggi tanaman 34 cm. Konsentrasi ZPT 10
gram, tinggi tanaman 19 cm.
meningkatkan Sintesis protein. Di samping itu
auksin berperan menstimulir pemanjangan dan
Auksin berperan menyebabkan dinding
pembesaran sel (Widiastoety, 2014). Penelitian mudah merenggang sehingga tekanan dinding
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan sel akan menurun dan dengan demikian
konsentrasi ZPT auksin dan media tanam terjadilah pelenturan sel, sehingga
terhadap pertumbuhan akar adventif & tinggi pemanjangan dan pembesaran sel dapat terjadi.
tanaman flacourtia rukam dan Manilkara Auksin dapat bekerja optimal untuk
zapota. pertumbuhan tinggi tanaman jika berada di
kondisi yang minim cahaya (Rukmana, 1994).
Perlakuan Pertama
A B
Diagram 4.1
D
biologi dalam jaringan tanaman karena
peranannya dalam mengatur kecepatan
pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan akar adventif flacourtia
rukam meningkat seiring dengan peningkatan
konsentrasi growth tone. Setelah empat minggu,
Gambar 4.6 (A)2000 ppm, (B) 4000 ppm, (C) dilaksanakan pengamatan, hasil dari praktikum
6000 ppm, (D) 8000 ppm, (E) 10.000 ppm, pada perlakuan pertama menggunakan tanah
sawah tanpa pemberian Growth tone (kontrol)
Persentase hidup setek tanaman Manilkara menunjukkan tidak adanya perubahan
zapota pertambahan akar, pada Auksin dengan
Setek dikatakan hidup jika tumbuh akar. konsentrasi 2000 ppm menghasilkan panjang
Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian. akar 0,5 cm, konsentrasi 4000 ppm
Pensentase setek tanaman Manilkara zapota menghasilkan panjang akar 1,5 cm, konsentrasi
hidup dihitung dengan rumus sebagai berikut: 6000 ppm menghasilkan panjang akar 3,5 cm,
jumlah setek yang hidup dibagi jumlah setek konsentrasi 8000 ppm menghasilkan panjang
yang ditanam, kemudian dikali 100%. Dari hasil akar 6 cm, konsentrasi 10.000 ppm
penelitian didapatkan total batang stek yang menghasilkan panjang akar 8,1 cm. Pemberian
tumbuh akar pada perlakuan pertama sebanyak Growth tone memacu pembelahan dan
0, sedangkan awal penanaman terdapat 24 pertumbuh sel tanaman terutama pada bagian
batang (4 batang sebagai kontrol). Dari perakaran.
perhitungan persentase, dapat kita tulisan 0 Pada perlakuan kedua menggunakan media
dibagi 24, kemudian dikalikan 100% dan tanah berpasir, menunjukkan tidak adanya
didapatkan hasil 0%. Jadi persentase kehidupan satupun akar adventif yang tumbuh. Hal ini
batang stek adalah 0%. disebabkan media tanah berpasir tidak
menyediakan nutrisi yang cukup bagi
PENUTUP pertumbuhan akar & pendukung kinerja auksin.
KESIMPULAN Persentase hidup stek perlakuan pertama
Rukam (Flacourtia rukam) mengandung sebesar 100 %, sedangkan persentase hidup
antosianin yang merupakan pigmen warna stek perlakuan kedua sebesar 0%.
kategori flavonoid, antosianin ini dapat menjadi
pewarna pada makanan, anti karsinogenik, anti
hipertensi, pencegah gangguan fungsi hati, dan
Referensi
antioksidan. Daun Sawo manila ternyata
menyimpan banyak khasiat dan memiliki
Hasyim, Muhammad F., et al. (2018). Uji
potensi sosial dalam pelayanan kesehatan
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Sawo
sebagai obat tradisional seperti pengobatan Manila (Manikara Zapota L) terhadap
pada demam, diare dan antimikroba juga Escherichia Coli Jurnal Farmasi Sandi
digunakan untuk pengobatan penyakit tipus. Karsa, vol 4, No. 7, 16-19.
Julianti, Reine Suci Wulandari, Herlina Darwanti
Dengan adanya manfaat dari kedua (2013). Penambahan NAA dan BAP
tanaman tersebut, maka flacourtia rukam dan Terhadap Multiplikasi Subkultur Tunas
Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk).
Manilkara zapota perlu dikembangbiakkan.
Jurnal Hutan Lestari, 1(3) 327-335.
Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat Leopond, A.C, P.E Kriedmann (1975). Plant
dilakukan dengan pengaplikasian zat pengatur Growth and Development. MC Graw Hill,
tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh tanaman Inc. New York. 545 p.
berperan penting dalam mengontrol proses
Nama Penulis, Judul Naskah
Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi dan Biologi Vol.xx (xx)