Anda di halaman 1dari 22

Kumpulan jurnal

mengenai MEDIA TANAM


HIDROPONIK
Nama : Herwin Perdinan Simanjuntak
Nim : J1B119045
Rekayasa Media Tanam Pada Sistem Penanaman Hidroponik
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Sayuran
M. Aksa1), Jamaluddin P 2) , Subariyanto2)
1Alumni Program Studi Pendidikan
Teknologi Pertanian 2 dan 3 Dosen PTP FT
UNM aksaunm@yahoo.co.id

 PENDAHULUAN
Sayur merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap
dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten
(provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak
kandungan karotennya. Salah satu sayuran yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat adalah sawi hijau (Brassica Juncea L). Sawi hijau, dapat
dikategorikan kedalam sayuran daun. Sawi, memiliki nilai ekonomis tinggi
setelah kubis dan brokoli. Selain itu, tanaman ini juga mengandung
mineral, vitamin, protein dan kalori. Oleh karena itu tanaman ini menjadi
komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia (Rukmana, 1994)
METODOLOGI PENELITIAN
 Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan masing-
masing 3 konsentrasi berbeda, serta terdapat 3 kontrol, masing-
masing 4 ulangan sehingga jumlah tanaman yang diamati 48.
Perlakuan dalam percobaan ini yaitu Perlakuan I arang sekam + sekam
padi, masing-masing 75%+25%, 50%+50%, 25%+75% dengan 4 kali
ulangan, Perlakuan II sekam padi + akar pakis, masing-masing 75%+25%,
50%+50%, 25%+75% dengan 4 kali ulangan, Perlakuan II arang sekam +
akar pakis, masing-masing 75%+25%, 50%+50%, 25%+75% dengan 4 kali
ulangan dan kontrol arang sekam, sekam padi, dan akar pakis dengan
4 kali ulangan. Data diperoleh dari nilai pengamatan parameter tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang daun dan panjang akar dihitung pada
0, 7, 14, 21, 28 hari setelah tanam (HST). selanjutnya data tersebut di
analisis dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dan dilanjukan
dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tinggi Tanaman
Hasil penelitian menunjukkan perbedaaan nilai rata-rata tinggi tanaman pada setiap perlakuan.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan pemberian campuran media tanam pada setiap media dan
kontrol. Perlakuan yang menunjukkan tinggi tanaman ideal yaitu diperoleh dari kombinasi media
tanam antara arang sekam dan sekam padi. Kondisi ini mungkin dikarenakan pada kombinasi media
tanam antara arang sekam dan sekam padi mempunyai aerasi yang baik sehingga sirkulasi udara
berjalan dengan baik. Hasi penelitian yang dilakukan oleh Perwtasari, dkk. (2012) tampak sejalan
dengan hasil penelitian ini. Dimana hasil penelitiannya telah berhasil mengungkapkan bahwa
perlakuan komposisi media tanam memberikan hasil yang berbeda nyata pada tinggi tanaman sawi.
Selain itu,budidaya tanaman sawi pada sistem penanaman hidroponik selain memerlukan unsur hara
dan media tanam yang digunakan juga harus memiliki porositas yang baik agar udara dan nutrisi
dalam akar dapat menyerap nutrisi dengan optimal.

2. Jumlah Daun
Hasil rekayasa media tanam campuran antara arang sekam dan sekam padi menunjukkan adanya
perbedaan jumlah daun yang relatif banyak. Hal ini disebabkan pada hasil rekayasa media tanam
antara arang sekam dan sekam padi selain karena memiliki perpaduan yang baik juga dapat 0 5 10 15
20 25 30 35 0 7 14 21 28 Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Lama Penanaman (hari) AS-SP SP-AP AS-AP
AS-SP-AP M. Aksa, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 163-168 166
memberikan daya pegang akar yang lebih bagus serta memberikan sirkulasi udara yang baik untuk
penyerapan nutrisi keseluruh akar tanaman.
 3. Panjang Daun
Perubahan panjang daun tanaman sawi baru mulai ditunjukkan pada hari selanjutnya,
kondisi tersebut dikarenakan pada setiap hasil rekayasa campuran media tanam yang
berbeda memberikan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Hasil
rekayasa media tanam pada campuran antara arang sekam dan sekam padi menunjukkan
panjang daun yang dapat dijadikan persentase dalam pertumbuhan tanaman sawi, dimana
panjang daun berbanding lurus dengan pertumbuhan tanaman. Dengan demikian
pertumbuhan yang terjadi pada campuran media arang sekam dan sekam padi memberikan
hasil yang terbaik.

 4. Panjang Akar
Perbedaan perubahan panjang akar tanaman sawi dipengaruhi oleh rekayasa media
tanaman, dimana dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa perlakuan media tanam
yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap perkembangan akar
tanaman sawi. Pada hari ke-28, perlakuan kontrol pada konsentrasi masing-masing 50%
diperoleh perubahan panjang akar yang paling besar, kemudian diikuti oleh perlakuan pada
media arang sekam dan sekam padi yang memberikan respon yang hampir sama. Demikian
pula halnya pada konsentrasi campuran 25% dengan 75%, kedua perlakuan ini memberikan
pertumbuhan akar yang baik pula. Dengan demikian, maka diperoleh gambaran bahwa pada
perlakuan kontrol dan rekayasa media campuran antara arang sekam dan sekam padi
memberikan pertumbuhan terbaik yang ditunjukkan dengan semakin kokohnya
pertumbuhan akar tanaman sawi.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Pengaruh


perlakuan campuran antara media arang sekam dengan sekam
padi terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau secara
hidroponik memberikan kontribusi atau pengaruh yang
signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol,
berdasarkan hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun dan panjang akar sawi hijau. 2.
Pengaruh perlakuan campuran media tanam antara sekam padi
dengan akar pakis terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau
secara hidroponik memberikan kontribusi atau pengaruh yang
signifikan kedua dibandingkan dengan perlakuan kontrol,
berdasarkan hasil rata-rata
KOMPOSISI NUTRISI DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) SISTEM HIDROPONIK
Anis Wahyuningsih *), Sisca Fajriani dan Nurul
Aini *)Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran,
Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia E-mail :
sina_manist03@yahoo.co.id
 PENDAHULUAN Kebutuhan hasil pertanian semakin meningkat seiring jumlah penduduk
yang semakin meningkat. Kemajuan teknologi semakin meningkat, menyebabkan industri
seperti pabrik-pabrik semakin berkembang, sehingga menggeser banyak lahan pertanian
terutama di daerah perkotaan yang mengakibatkan lahan pertanian semakin terbatas.
Hidroponik adalah alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas
tanaman terutama di lahan sempit (Siswandi dan Sarwono, 2013). Budidaya tanaman
sistem hidroponik dapat dilakukan di ruangan sempit, di luar ataupun di dalam rumah,
seperti di pekarangan rumah, dapur dan garasi. Hidroponik merupakan sistem budidaya
tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh tanaman dengan tambahan
nutrisi untuk pertumbuhan. Keuntungan bercocok tanam sistem hidroponik yaitu
kebersihan tanaman lebih mudah dijaga, tidak perlu melakukan pengolahan lahan dan
pengendalian gulma, media tanam steril, penggunaan air dan pupuk sangat efisien,
tanaman dapat dibudidayakan terus tanpa tergantung musim, dapat dilakukan pada lahan
yang sempit, serta terlindung dari hujan dan matahari langsung (Silvina dan Syafrinal,
2008).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
 Alat yang digunakan antara lain polibag, cetok, timbangan, LAM (Leaf
Area Meter), ember. Bahan yang akan digunakan antara lain benih Pak
Choy Green, arang sekam, pasir, Mix AB, Growmore, Gandasil D, NPK.
Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang menggunakan 9 perlakuan komposisi nutrisi dan media tanam
yaitu arang sekam dengan Nutrisi Mix AB, pasir dengan Nutrisi Mix AB,
arang sekam dan pasir dengan Nutrisi Mix AB, arang sekam dengan
Nutrisi NPK dan Growmore, pasir dengan Nutrisi NPK dan Growmore,
arang sekam dan pasir dengan Nutrisi NPK dan Growmore, arang
sekam dengan Nutrisi NPK dan Gandasil D, pasir dengan Nutrisi NPK
dan Gandasil D, arang sekam dan pasir dengan Nutrisi NPK dan
Gandasil D. Data pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis
ragam (uji F) dengan taraf 5% yang bertujuan untuk mengetahui nyata
atau tidak nyata pengaruh dari perlakuan. Apabila terdapat beda nyata
maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media
dan nutrisi memberikan hasil yang berbeda nyata pada umur
pengamatan 18 dan 35 hst dan tidak berbeda nyata pada umur
pengamatan 9 dan 27 hst (Tabel 1).
2. Luas Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media
dan nutrisi memberikan hasil yang berbeda nyata pada umur
pengamatan 9 dan 35 hst dan pada umur 18 dan 27 hst tidak memberikan
pengaruh yang nyata (Tabel 2).
3. Bobot Segar Total Per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media
dan nutrisi memberikan hasil yang berbeda nyata pada umur
pengamatan 9, 18 dan 27 hst dan pada umur 35 hst tidak memberikan
pengaruh yang nyata (Tabel 3).
 Bobot Segar Konsumsi per Tanaman
 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan
hasil yang berbeda nyata pada umur pengamatan 9, 18, 27 hst dan pada umur pengamatan
35 hst tidak memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 4). Bobot Kering Total per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan
hasil yang berbeda nyata pada umur pengamatan 18, 27 dan 35 hst dan pada umur
pengamatan 9 hst tidak memberikan pengaruh yang nyata Pakcoy merupakan tanaman yang
banyak mengandung air terutama pada bagian daun. Cahaya dan klorofil merupakan faktor
penting dalam proses fotosintesis yang terjadi pada daun. Semakin besar luas daun maka
penerimaan cahaya matahari juga akan lebih besar (Duaja, 2012). Tanaman pakcoy lebih
diminati dalam kondisi segar Luas daun yang semakin lebar diikuti pula dengan bobot segar
yang tinggi pada tanaman Pakcoy. Parameter bobot segar total yang tinggi diikuti pula
dengan bobot kering yang tinggi. Hasil bobot segar dan bobot kering menunjukkan bahwa
selain tanaman mampu menyerap air secara optimal, serta menunjukkan bahwa kemampuan
tanaman yang baik dalam menyerap nutrisi dan terak
 Perlakuan media pasir dengan nutrisi NPK dan Gandasil D memberikan hasil terbaik terhadap
parameter luas daun, bobot segar total, bobot segar konsumsi, bobot kering total tanaman,
dan Indeks Panen. Hasil perlakuan tersebut baik dikarekan sifat fisik pasir yang porous
sehingga akar yang berfungsi sebagai penopang tanaman dapat mencengkeram media
dengan baik sehingga mempermudah tegaknya batang tanaman, jika posisi tanaman tegak
maka batang dapat menyangga daun dengan baik, sehingga sinar matahari mampu diserap
secara optimal oleh daun dan digunakan untuk proses fotosintesis.
KESIMPULAN
Perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil yang
berbeda nyata pada tanaman pakcoy terhadap semua
parameter pertumbuhan pakcoy. Parameter jumlah daun pada
umur pengamatan 18 dan 35 hst, luas daun pada umur
pengamatan 9 dan 35 hst, bobot segar total tanaman dan
bobot segar konsumsi pada umur pengamatan 9, 18 dan 27 hst,
dan bobot kering pada semua umur pengamatan. Perlakuan
komposisi media dan nutrisi memberikan hasil yang berbeda
nyata pada tanaman pakcoy terhadap hasil produksi pakcoy
dengan sistem hidroponik. Komposisi media pasir dengan
nutrisi NPK dan Gandasil D mampu memberikan hasil terbaik
untuk pada parameter pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy
sistem hidroponik.

Anda mungkin juga menyukai