Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar
Agronomi

SISTEM PERTANAMAN

NAMA : MUNAWAR

NIM : G061221023

KELAS : DASAR –DASAR AGRONOMI A

KELOMPOK : 22

ASISTEN : ALIYYA SALSABILA

DEPARTEMEN BUDIDAYA

PERTANIAN PROGRAM STUDI

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang mana memiliki
keanekaragaman flora dan fauna. Indonesia juga merupakan negara pengekspor
sumber daya pertanian yang besar bagi negara negara lain. Masyarakat Indonesia
masih menggantungkan hidupnya pada pendapatan dari hasil sektor pertanian. Sektor
pertanian merupakan sektor yang penting guna meningkatkan perekonomian Indonesia
meskipun kontribusinya sangat kecil namun menentukan kesejahteraan pangan
masyarakat Indonesia (Aryawati et al., 2018).

1.2 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang mana memiliki
keanekaragaman flora dan fauna. Indonesia juga merupakan negara pengekspor
sumber daya pertanian yang besar bagi negara negara lain. Masyarakat Indonesia
masih menggantungkan hidupnya pada pendapatan dari hasil sektor pertanian. Sektor
pertanian merupakan sektor yang penting guna meningkatkan perekonomian Indonesia
meskipun kontribusinya sangat kecil namun menentukan kesejahteraan pangan
masyarakat Indonesia (Aryawati et al., 2018).
Sistem pertanaman (cropping system) terus berkembang dari waktu ke waktu
dan menjadi bagian dari sistem pertanian (farming system) yang luas. Cropping
systems sebagai pola dan pengaturan spasial pertanaman pada suatu lahan. Secara lebih
luas maka sistem pertanaman merupakan pengatur pola waktu spasial pertanaman pada
suatu lahan dan bentang lahan dalam periode waktu panjang. Pengertian ini
mendekatkan istilah sistem pertanaman dengan sistem pertanian, misalnya sistem
pertanian ladang berpindah sebagai slas-and-burn cropping system atau sistem
pertanian tebas-bakar (Evzal, 2021).
Dalam sistem pertanaman dikenal istilah pola tanam. Pola tanam merupakan
suatu urutan atau kombinasi tanam pada suatu bidang lahan dalam satu tahun
penanaman. Satu tahun penanaman tersebut sudah termasuk dengan pengolaan tunah
sampai suatu komoditas tanaman yang dipanen. Pola tanam merupakan salah satu
bentuk teknologi budidaya pertanian yang bertujuan untuk mengoptimalkan semua
potensi yang ada berkaitan dengan efisiensi penggunaan lahan. Perbedaan kondisi
lahan memungkinkan adanya beragam jenis pola tanam. Selain untuk efisiensi
penggunaan lahan, pola tanam juga dimaksudkan untuk meminimalisir resiko
kegagalan suatu jenis komoditas (Hidayat, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan praktikum mengenai pola
tanam guna dapat mengetahui sebuah efesiensi dari penggunaan lahan pertanian dan
produksi satu dan dua jenis tanaman pada luas lahan yang sama pada musim tanam
yang sama.
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk melihat efisiensi pengguaan lahan
pertanian dan produksi satu atau dua jenis tanaman pada luas lahan yang sama pada
musim tanam yang sama. Kegunaan praktikum diharapkan setiap peserta praktikan
dapat memahami pentingnya mengefktifkan penggunaan lahan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jagung (taksonomi, morfologi dan syarat tumbuh)


Tanaman jagung adalah tanaman multifungsi memiliki banyak kegunaan, dan
hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan, oleh karena itu jagung mempunyai arti penting dalam pengembangan
industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan (Bakhri,
2013). Dengan demikian, semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di
Indonesia maka kebutuhan akan jagungpun semakin meningkat. Pulau Sulawesi
merupakan pulau yang memiliki luas 18,7 juta ha dengan lahan potensial yang dapat
dimanfaatkan untuk lahan pertanian, sehingga memiliki peluang cukup besar untuk
peningkatan produksi bahan pangan termasuk jagung. (Hikmatullah, 2014).
Jagung merupakan tanaman berakar serabit yang terdiri dari tiga tipe akar,
yaitu kar seminal, akar udara, dan akur adventif. Akar seminal tumbuh dari radikula
dan embrio, akar udara adalah akar yang keluar dari dua atao lebih buku terbawah
dekat permukaan tanah sedangkan akar adventif disebut juga akar tunjang.
Perkembangan akar pada jagung bergantung pada varietas, kesuburan tanah dan
keadaan air tanais (Riwandi et al. 2014).
Secara morfologi, tanaman jagung manis mempunyai akar serabut terdiridari
tiga macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar kait atau penyangga. Akar
seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio, sedikit berperan
dalam siklus hidup jagung (Rukmana, 2010).
Adapun syarat tumbuh jagung yaitu:
1. Tanah
Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman
jagung manis pH 5.6-7,5 dan pH tanah yang paling baik adalah 6,8. Keasaman
tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tanaman. Adapun
penanaman pada tanah yang memiliki pH kurang dari 55 mengakibatkan
pertumbuhan tanaman jagung tidak maksimal karena keracunan ion aluminium
(Paeru dan Dewi, 2017).
2. Iiklim
Tanaman jagung manis mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan
tumbuh. Tanaman jagung manis dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di
dataran rendah sampai ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut. Optimalnya
tanaman jagung manis akan tumbuh pada ketinggian 750 meter diatas permukaan
2.2 Deskripsi Tanaman Kacang Hijau (taksonomi, morfologi, syarat
tumbuh) (Minimal 3 paragraf)
2.2 Sistem Pertanaman Secara Umum (Minimal 3 paragraf)

2.3 Monokultur (Minimal 3 paragraf)

2.4 Polikultur
Polikultur berasal dari kata poly yang berarti banyak dan culture berarti
pengolahan. Polikultur merupakan jenis pertanaman lebih dari satu jenis tanaman
pada suatu lahan atau pertanian dalam waktu satu tahun. Salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas lahan yaitu dengan mengadopsi pola tanam polikultur
yang menjamin berhasilnya penanaman menghadapi iklim yang tidak menentu
seperti, serangan hama dan penyakit, serta fluktasi harga (Sagala et al., 2021).
Pembudidayaan tanaman secara polikultur menggunakan perbaikan
teknik bercocok tanam, dengan sistem penamannya melalui keanekaragaman tanaman
yang ditanam. Sistem penanaman polikultur ini merupakan bentuk penanaman ganda
yang akan dapat menghasilkan nisbah kesetaraan lahan lebih tinggi dibandingkan
dengan penanaman yang ditanam secara tunggal. Hal ini akan meningkatkan
produktivitas lahan dan menguntungkan para petani (Faqih, 2016).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Plant Nursery, Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktkum ini adalah cangkul, alat penyiram, dan alat tugal.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung manis, benih
kacang hijau dan furadan.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah:
1. Buat bedengan dengan ukuran 2 x 1 m.
2. Cangkul lahan pertanian sampai gembur.
3. Rendam benih selama 5 jam sebelum tanam.
4. Tanam benih jagung dengan jarak 50 x 20 dan kacang hijau 25 x 25.
5. Tanam benih tanaman sela sesuai perlakuan dengan jarak tanam sesuai masing-
masing tanman sela dengan ketentuan setengah jarak tanam masing-masing
tanaman sela dari pinggir bedengan.
6. Lakukan penyiraman tanaman setiap dua kali sehari (pagi dan sore).
7. Lakukan pemeliharaan yang meliputi pengendalian hama, penyakit dan gulma
secara berkala.
8. Ukur/ hitung parameter yang di amati secara seksama.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Sebaiknya diperlukan pemahaman dan kerja keras yang baik pada


anggota kelompok sehingga praktikum berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Oleh
karena itu, kekompakan anggota kelompok perlu ditingkatkan agar kelalaian yang
tejadi dilapangan tidak terjadi. Serta perlu adanya penyampaian informasi yang
sebanyak-banyaknya agar praktikan lebih paham lagi.
LAMPIRAN

Aryawati, N. P. R., dan Budhi, M. K. S. 2018. Pengaruh Produksi, Luas Lahan, dan
Pendidikan Terhadap Pendapatan Petani dan Alih Fungsi Lahan Provinsi Bali. E-
Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. 7(9): 191-195

Evzal, F.S., Walida. H. Dan Iman, A. 2021. Dasar-dasar Agronomi Pertanian. Palembang:
CV. Mitra Cendekia Media

Faqih, A. 2016. Analisis Usaha Tani Pola Tanam Ganda (Polikultur) di Desa Bakung Lor,
Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Jurnal Agrijati, 7(1): 1-13.

Hidayat, A. M.. 2013. Macam-macam pola polikultur.


<http://www.anakagronomy.com/2013/01/macam-macam-pola-polikultur.html>
Diakses 25 April 2015.

Riwandi. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB
Press. Bengkulu.

Sagala, D., Ningsih, H., Koryati, T. 2021. Dasar-Dasar Agronomi. Bengkulu: Yayasan
Kita Menulis.

Warrier, Ranjini and Tripathi, K.K. 2011. Biology Of Zea mays (Maize). India. Departemen
Of Biotechnology Government Of India.

Anda mungkin juga menyukai