Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Dasar-dasar Ilmu Tanah

KERAPATAN ISI DAN POROSITAS

NAMA : MUH. FADIL MJUTAWWIF NUR

NIM : G111 15336

KELAS : DDIT – F

KELOMPOK : 15

ASISTEN : NUR SYAHIRA BINTI TAHIR

LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH

JURUSAN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah dapat dipandang sebagai suatu sistem tiga fase, yaitu terdiri dari fase
padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari campuran bahan mineral (anorganik)
dan bahan-bahan organik. Fase cair berada sebagai selaput tipis di sekeliling
butiran fase padat dan sebagian lagi menempati pori-pori berukuran kecil. Fase
gas menempati pori-pori yang berukuran besar bila tidak ditempati oleh air (terisi
air) (Hakim, 1986).
Tanah yang mengandung terlalu banyak liat mungkin mempunyai kemampuan
tinggi menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dalam tanah atau aerasi tidak
baik. Penambahan bahan-bahan organik membantu masalah kekurangan air pada
tanah berpasir. Bahan organik membantu mengikat butiran liat membentuk ikatan
butiran yang lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang udara di antara
ikatan butiran tanah (Hakim, 1986).
Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase
tanah. Banyaknya ukuran pori-pori tanah memegang peranan penting dalam
mekanisme penyerapan air dalam tanah, sifat-sifat porositas dapat berpengaruh
bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme yang dibudidayakan karena
didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya (Hanafiah, 2010).
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman.
Sifat fisik juga berpengaruh pada sifat kimia dan biologi tanah, dimana sifat fisik
tanah tergantung dari jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral
dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk
pori-pori pada waktu tertentu (Hakim, 1986).
Kelancaran aerasi dan drainase tanah sangat tergantung pada pori tanah yang
terdapat pada tanah tersebut. Tanah yang mempunyai tingkat porositas yang tinggi
akan mendatangkan aerasi dan drainase yang lebih lancar bila dibandingkan
dengan tanah yang mempunyai porositas yang lebih rendah. Untuk menentukan
tingkat porositas tersebut perlu diadakan analisa terhadap tanah tentang bulk
density dan particle density (Hanafiah, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk
density dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah,
sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai bulk density, dan
Porositas tanah pada sampel tanah utuh. Adapun kegunaan dari praktikum ini
adalah sebagai bahan informasi kapasitas bulk density pada tanah sampel. Karena
nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan
tanahnya, kandungan bahan organic dan mineral, porositas, daya memegang air,
dan kemudahan tanah ditembus akar.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bulk Density

Bulk density (berat jenis suatu tanah) adalah besar massa tanah persatuan volume,
termasuk butiran padat dan ruang pori, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3.
Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa
pori-pori tanah dengan gr/cm3. Sampel tanah yang diambil untuk menentukan
berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah. Demikian pula
halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk density ditentukan dengan
mengukur massa tanah di udara dan massa air. Sedangkan absorpsi air dalam
tanah didrasi dengan selaput parafin (Hardjowigeno, 2003).
Kerapatan suatu tanah adalah cara lain dalam menyatakan berat tanah.
Disini seluruh ruang tanah (ruang yang diduduki oleh butir padat dan pori tanah),
masuk dalam perhitungan. Kerapatan massa diukur sebagai massa suatu kesatuan
masa tanah kering. Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori
maupun oleh butiran tanah padat. Jadi tanah yang lepas dan bergumpal akan
mempunyai berat persatuan volume rendah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan
massanya (Hanafiah, 2010).
Tanah yang lepas dan berkumpul akan mempunyai berat persatuan volume
yang mudah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. Butiran-butiran
pasir letaknya cenderung untuk erat satu sama lainnya. Kandungan bahan-bahan
organik rendah dari tanah berpasir dan mempertinggi kerapatan massa, sebaliknya
butir-butir tanah yang permukaannya halus, mempunyai letak yang tidak begitu
erat satu sama lainnya. Hal ini akibat kenyataan bahwa permukaan tanah relatif
berbutir-butir (Hakim, 1986).
Tanah-tanah organik memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah di
bandingkan dengan tanah mineral. Hal ini ditentukan atau tergantung dari sifat-
sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu dan kandungan isi tanah itu
berkisar antara 0,1 – 0,9 gr/cm3 (Buckman, 1982).
Tanah lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari pada tanah
mineral bagian atas mempunyai kandungan bulk density yang lebih rendah
dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-
tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki
nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 –
0,9 gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah
banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya
dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini
banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Islami,
1995).
Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur, tekstur,
ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat
berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya (Sutedjo, 2002).
Bahan organik lebih ringan daripada bahan mineral. Disamping itu bahan
organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan lebih rendah bahan
organik penyusun tanah tinggi karena bahan organik dapat memperkecil berat (S)
tanah dan dapat memperbesar porositas tanah serta memiliki berat yang kecil
dibanding dengan bahan mineral. Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik
untuk lahan pertanian sebab bulk density yang kecil, maka bahan organik yang
dikandungnya akan semakin besar pula sehingga akan menyebabkan aerasi dalam
tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau
besar mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak, namun porositasnya
rendah karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka porositasnya akan
berkurang (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah
dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu
diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi
menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik
tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat
isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih
ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah
(Madjid, 2010).
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah
struktur tanah, dimana tanah yang memiliki struktur yang halus maka memiliki
nilai bulk density yang rendah. Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan
massa tanah semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik
yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat
lapisan atasnya (Andri, 2011).
2.3 Hubungan Bulk Density Terhadap Produktivitas Tanaman

Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi bulk densitynya, makin sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman.
Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap
hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Hardjowigeno, 1992).
Bulk density sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman karena
berhubungan bahan organik di dalam tanah. Dimana semakin banyak bahan
organik di dalam tanah maka semakin tinggi bulk densitynya dan semakin besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu, kita ketahui bahwa bulk
density mempunyai hubungan timbal balik dengan porositas (Islami, 1995).
Dimana semakin tinggi bulk density di dalam tanah maka semakin rendah
porositas di dalam tanah maka semakin baik pula dijadikan media yang baik untuk
melangsungkan kehidupan tanaman untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Semakin tinggi porositas tanaman maka semakin kecil kemungkinan tanaman
untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang (Madjid, 2010).
2.4 Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh
udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air. Porositas tanah adalah
persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Hanafiah, 2004).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai
porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat
memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas
tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih
akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan nilai partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik
pori mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori
makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar
ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat
seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam
agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur
sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume
tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada
keadaan tanah (Madjid, 2010).
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur
tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik
tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas
yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah
dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang
pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah
dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).
Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.
Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah
dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel
tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang
lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir
mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada
komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan
udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang
selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau
makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya
disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.6 Hubungan Porositas Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman.

Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dimana jika pori
didalam tanah kuang maka kurang udara/oksigen didalam tanah. Adapun beberapa
pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik : Memaksimalkan penyerapan air,
memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air tergenang,
menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia, menyelamatkan
kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang baik maka
pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam tanah,
sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan memiliki
kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan lebih
memajukan pertanian (Pairunan, 1992).

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum pengamatan kerapatan isi dan pororsitas dilaksanakan di


Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Jumat, 20 November 2015,
pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ring sampel, palu dan ring
drivers (peralatan untuk memasukkan ring sampel kedalam tanah), piston beban
berdiameter 1 mm lebih kecil dari pada diameter dalam ring sampel, beban seberat
5 kg, pisau atau gergaji besi berpegangan, karet penyambung, stopwatch, dan lup.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah utuh dengan
agregasi yang baik, dan air.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Penetapan Berat Isi (Bulk Density)
Prosedur kerja praktikum kerapaatn isi dan porositas adalah sebagai berikut :
1. Menimbang sampel tanah utuh yang terdapat didalam ring sampel.
2. Memasukkan sampel tanah utuh yang terdapat pada ring sampel kedalam
oven.
3. Mengeringkan sampel tanah utuh selama 3 x 24 jam.
4. Mengeluarkan sampel tanah dari oven.
5. Menghitung nilai Bulk Density dengan persamaan, sebagai berikut :
Pb = Mko/Vt
3.3.2 Penetapan Porositas Tanah

Prosedur kerja praktikum kerapaatn isi dan porositas adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Porositas dengan persamaan :
f = 1 – (Pb/Os)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh


hasil sebagai berikut :

Tabel 10.1 Hasil Perhitungan Berat Isi Tanah

Berat isi (BI) / Bulk Density Kriteria Berat Isi


(g.cm)-3

1,037 Sedang
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Tabel 10.2 Hasil Perhitungan Porositas Tanah

Lapisan Porositas
I 43,7%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan bulk


density diperoleh hasil berat isi (BI) bulk density yaitu 1,037 g/cm3 dengan criteria
berat isi yaitu sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) faktor
yang dapat mempengaruhi berat isi tanah berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik
memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1
gr/cm3 – 0,9 gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah
banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,
kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak
bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan.
Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar
porositasnya adalah 43,7 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas
yang rendah. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak
mineral-mineral kecil. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya. Secara
tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain
itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena
juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hakim, (1986) yang menyatakan bahwa tanah Porositas suatu lapisan tanah juga
dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan
horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat
meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum telah kami lakukan, maka dapat diperoleh


kesimpulan bahwa tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar
dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang
lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun
atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Bulk density
diperoleh hasil beratisi (BI) bulk density yaitu 1,037 g/cm3 dengan kriteriab eratisi
yaitu sedang.
Tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 39 % yang disebabkan karena
keberadaan mineral–mineral cukup besar dalam tanah tersebut. Faktor faktor yang
mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini dilakukan dengan baik dan benar, dan
perintahnya harus jelas agar mahasiswa dapat mengambil data dengan baik guna
untuk mempermudah dalam pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Bukman, H.D. and N.C. Brady. 1982. The Nature and Properties Of Soil Maxwell
Matmilin: New York.

Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hanafiah, A.K. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hanafiah, A.K. 2010. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo ; Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo.
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya. Palembang
Islami, T. Dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press. Semarang.
Pairunan. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.
Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta

LAMPIRAN

Perhitungan Nilai Porositas pada Sampel Tanah Utuh

Diketahui : Bulk Density = 1,037gr/cm3

Partikel Density= 1,849 gr/cm3

Ditanyakan : Porositas .......?

Penyelesaian : Porositas = ( 1 – BD/PD ) x 100 %

= ( 1 – 1,037 / 1,849 ) x 100 %


= ( 1 – 0,563 ) x 100 %

= 0,437 x 100 %

= 43,7 %

Perhitungan Nilai Bulk Density pada Sampel Tanah Utuh

Diketahui : Berat tanah dengan ring = 266,6 gram

Berat ring sampel = 118,8 gram

Jari-jari = 2,75 cm

Tinggi = 2,75 cm

 = 3,14

Ditanyakan : Bulk density….?

berat tanah kering oven


Penyelesaian : BD = gram/cm3
volume tanah

Berat tanah kering oven = 266,6 gram – 118,8 gram

= 147,8 gram

Volume tanah = 𝜋𝑟 2 t

= 3,14 x (2,75)2 x 6

= 142,47

=
147,8
Bulk Density gram/cm3
142,47

= 1,037 gram/cm3

Anda mungkin juga menyukai