PROFIL TANAH
KELAS : DDIT – F
KELOMPOK : 15
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
I. PENDAHULUAN
Dalam menentukan suatu jenis tanah, diperlukan adanya sebuah deskripsi terhadap
tanah dengan mengamati sifat-sifat tanah serta didukung oleh hasil analisa. Contoh
tanah di laboratorium yang diambil dari tiap lapisan di dalam profil, sehingga dapat
ditentukan jenis tanahnya.
Setiap jenis dan tipe-tipe tanah memiliki ciri yang khas yang dipandang dari
sifat-sifat fisis, kimia, maupun biologinya. Dalam hal ini menyangkut tanah yang
memiliki horizon sebagai akibat berlangsungnya suatu kegiatan bahan-bahan organik
yang ada di dalam tanah.
Tanah adalah suatu produk dari kegiatan iklim, organisme, dan topografi yang
mempengaruhi bahan induk mengalami proses pemecahan atau penghancuran
menjadi berkeping-keping atau halus dalam jangka waktu tertentu.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses
pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk
tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang
dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah,
pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke
bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada
tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut horizon tanah yang terbentuk dari
mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah.
Dengan kata lain, Profil tanah adalah penampang atau irisan vertikal tanah
yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah tanah.
Tanah yang terbentuk di permukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang
berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan, baik secara fisis maupun kima
yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat
komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air tanah.
Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan
induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang
berulang-ulang oleh genangan air.
Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan
genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam
perkembangan profil tanah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan
profil tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
I.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum profil tanah ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisika tanah,
dan mengetahui sifat-sifat kimia tanah. Kegunaan praktikum profil tanah ini adalah
sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan
praktikum yang dilakukan di lapangan.
Sedangkan tujuan dari analisa tekstur tanah yaitu untuk mengetahui perbandingan
antara fraksi pasir, debu dan liat. Kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi dalam
proses perbandingan antara materi kuliah dan praktikum.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi
tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih
tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk membentuk
berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar (Foth, 1999).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu
sesuai dengan keadaan tanah dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam
(natural force) (Hakim, 1982).
Dalam rangka penelitian tanah, kadang-kadang diperlukan deskripsi (penguatan)
profil tanah. Dari pengamatan sifat-sifat tanah di lapangan serta di sokong oleh
analisis contoh tanah di laboratorium yang diambil dari tiap horizon, di dalam profil,
maka dapat ditentukan jenis tanahnya. Tiap jenis tanah dan tipe tanah memiliki ciri
yang khas di pandang dari tiap horizon di dalam profil atau dari sifat-sifat fisik dan
kimianya. Menurut Gobenghog (1994) Profil tanah ialah penampang tegak/vertikal
tanah di mulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk bawah tanah. Solum tanah
adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B. Pembentukan
lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut
tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat
disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap
horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis
lainnya (Pairunan, 1985). Faktor-faktor pembentukan tanah adalah tidak tergantung
(bebas), namun perlu dilihat situasinya. Oleh karena itu dari seluruh faktor pada
bentang lahan yang efektif sehingga hanya satu faktor peubah yang tampak. Hal ini
menjadikan sekuen-sekuen tanah dapat dikatakn hanya dirajai oleh faktor tunggal
sehingga dapat ditemui tanah-tanah climosekuen, biosekuen, toposekuen,litosekuen,
dan kronosekuen (Jenny, 1941).
II.2. Tekstur Tanah
Menurut Hakim (1986), Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%)
antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas,
permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah
geografis tertentu. Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah yang liat. Liat tertimbun di
horizon bawah. Ini berasal dari horizon di atasnya dan tercuci ke bawah bersama
dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambarkan adanya perubahan
tekstur yang sangat pendek dikenal dalam taksonomi tanah sebagai Ablup Tekstural
Change atau perubahan tekstur yang sangat ekstrim (Foth, 1998).
Menurut Munir (1996), Alfisol merupakan suatu jenis tanah yang memiliki cirri-
ciri dengan bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur
berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara
agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya beragam dari
rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah.
Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik. Alfisol sebagian ditemukan di daerah
beriklim kering dan sebagian kecil di daerah beriklim basah. Alfisol ini dapat pula
ditemukan pada wilayah dengan temperatur sedang dan sub tropika dengan adanya
pergantian musim hujan dan musim kering.
Partikel tanah liat pada lapisan Alfisol digerakkan oleh air yang meresap dari
horizon A dan disimpan pada horizon B. Hasilnya adalah polipodeon dengan horizon-
horizon yang mempunyai tekstur yang berbeda. Macam pita yang terbentuk
berhubungan dengan kandungan liat dan digunakan untuk menggolongkan tanah
sebagai lempung, lempung liat atau tanah liat (Poerwowidodo, 1991).
II.3. Sifat-Sifat Tanah
Tanah sebagai media tanaman memilki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari
sifat fisik, kimiawi, maupun biologisnya dimana ketiganya ini saling mempengaruhi
satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman. Berikut ini penjelasan masing-
masing sifat atau karakteristik tanah baik dari sifat fisik,kimiawi,maupun biologisnya.
II.3.1. Sifat Fisika Tanah
Menurut Hardjowigeno (1987), sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
a. Batas Batas horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan
horison horison ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar
peralihan kurang dari 2,5 cm dan berangsur.
b. Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah
menunjukan apabila makin tinggi bahan organik , warna tanah semakin gelap.
Didaerah berdrainase buruk yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah
berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi. Pada
tanah yang berdrainase baik yaitu tanah yang tidak perna terendam air
terdapat dalam keadaan oksidasi.
c. Tesktur tanah tekstur tanah menujukkan halus kasarnya tanah dari fraksi
tanah halus. Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur tanah yaitu:
kasar, agak kasar, sedang, agak halus, dan halus.
d. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.struktur ini
terjadi karna butir-butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu
perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain lain.
e. Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir- butir tanah dengan
benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah
dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
f. Drainase tanah. Kelas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya
gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
g. Bulk density (kerapatan lindat), menunjukan perbandingan antara berat tanah
kering dengan volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density
merupakan petunjuk kepadatan tanah.
II.3.2. Sifat Kimia Tanah
Menurut Hardjowigeno (1987) sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
a. Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn
dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen
di dalam tanah semkin masam tanah tersebut.
b. Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat
halusSehingga membenuk permukaan yang tinggi persatuan berat .koloid
tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi reaksi
fsikokimia di dalam tanah.
c. Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen
per 100g.
d. Pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al dan
fe-oksida.
e. Kejenuhan basa menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation
basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan
tanah.
II.3.3. Sifat Biologi Tanah
Menurut Hardjowigeno (2003), sifat-sifat biologi tanah terdiri dari:
a. Makro fauna
Makro fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan
besar pelubang tanah, cacing tanah.Hewan-hewan besar pelubang tanah
seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan
mengubah kesuburan serta struktur tanah.Cacing tanah mengaduk tanah
dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik
dan lebih muda ditembus akar.
b. Makro flora
Tanaman tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan
penyimpan energy surya.Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah
sehingga menyediakan makanan dan energy bagi hewan tanah dan mikro
flora.Akar tanaman yang masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara
tanah akibat penyerapan unsure-unsur hara oleh akar-akar tersebut.
c. Mikro flora
Bakteri, fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah
yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat
perekat yang tidak mudah larut dalam air.
Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah
dari fraksi tanah halus(2mm). Pada pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I
berupa pasir, lapisan II berupa liat, dan lapisan III berupa liat. Tekstur tanah penting
untuk diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan
menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah. Hal ini dikarenakan
adanya proses pencucian.
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
II.4. Faktor - Faktor Pembentuk Tanah
1. Memilih tanah yang datar dan alami, lalu membuat lubang dengan luas
150x100 cm. Kedalaman lubang/solum kira-kira 130 cm. Tanah hasil galian
ditempatkan jauh dari penampang praktikum. Setelah mebuat penampang, kita
mengambil sampel tanah utuh dan tanah terganggu.
2. Membuat lubang penampang yang besar, supaya orang dapat duduk atau
berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
3. Melakukanpengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau
sore) pada tanah terganggu dan tanah tidak terganggu.
4. Menggunakan GPS untuk menentukan letak profil berdasarkan lintang dan
bujur.
III.8.2.Tekstur tanah
Tahapan pengamatan tekstur tanah yaitu:
1. Mengambil tanah dari lapisan pertama pada tanah yang akan diamati,
kemudian basahi tanah lalu rasakan bagaimana tekstur dari tanah tersebut.
Apabila tekstur tanahnya terasa kasar, berarti tanah tersebut merupakan tanah
berpasir. Apabila tanahnya terasa licin berarti tanah tersebut merupakan tanah
berdebu. Apabila tanahnya terasa lengket maka tanah tersebut merupakan
tanah liat.
2. Melakukan hal yang sama terhadap lapisan kedua.
III.8.3.Sampel Tanah Terganggu
Tahapan kerja pengambilan sampel tanah terganggu yaitu :
1. Mengambil tanah dengan sekop atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan
diambil.
2. Mengambil sampel tanah dan memasukannya ke dalam kantong plastik yang
telah diberi label.
III.8.4. Sampel Tanah Utuh
Tahapan kerja pengambilan sampel tanah utuh yaitu :
1. Meratakan dan membersihkan lapisan atas tanah yang akan diambil
kemudian meletakkan Ring Sample tegak lurus pada lapisan tanah tersebut.
2. Menggali tanah disekeliling Ring Sample dengan sekop.
3. Mengiris tanah dengan pisau sampai hampir mendekati Ring Sample.
4. Menekan Ring Sample dengan papan sehingga tanah memenuhi ruang Ring
Sample.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah
Parameter Lapisan
pengamatan I II III
Simbol lapisan O A B
Kedalaman lapisan 0-25 cm 25-45 cm 45-75 cm
Warna (Munsell) Coklat gelap Coklat kuat Coklat kemerahan
Batasan lapisan Berangsur Berangsur Berangsur
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Lapisan I mempunyai kedalaman 0-25 cm, dengan warna cokelat gelap, memiliki
batasan lapisan berangsur, tekstur liat berpasir.
2. Lapisan II mempunyai kedalaman 25-45 cm dengan warna tanah cokelat kuat,
memiliki batasan lapisan berangsur, tekstur liat berpasir.
3. Lapisan III mempunyai kedalaman 45-75 cm dengan warna tanah cokelat
kemerahan, memiliki batasan lapisan berangsur, tekstur liat berdebu.
4. Faktor-faktor pembentukan tanah yaitu kemiringan, material asal, organisme
hidup, waktu, dan iklim.
V.2. Saran
Agar pada praktikum selanjutnya bisa berjalan lebih lancar, baiknya dilakukan
dengan teliti agar data yang diperoleh akurat, terlebih jika hasil pengamatan ini akan
digunakan untuk pengolahan tanah lebih lanjut. Selain itu, kelengkapan alat dan
bahan percobaan sebaiknya lebih diperhatikan sebelum percobaan berlangsung, agar
percobaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Hakim Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Universitas, Lampung.
Hardjowigeno. S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo,
Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. CV. Rajawali: Jakarta.
Pairunan,A. K. J.L.Nanere, dkk. 1985. Dasar-Dasar IlmuTanah. Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.
pada tanggal 20 Oktober 2015.)
Uny, 2011. BAB II Tinjauan Pustaka Ilmu Tanah.
(http://eprints.uny.ac.id/9381/3/BAB%202%20-%2005308141018.pdf) .
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015)`
Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. PengantarIlmuTanah.RinekaCipta.Jakarta.
LAMPIRAN
BATUAN INDUK
BAHAN INDUK
TANAH