Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Pemuliaan Tanaman

SMAAK PROOF

Disusun Oleh :

Nama : Rahmat Nur


Nim : G111 15 501
Kelas : Pemuliaan - D
Kelompok : 20 (Dua Puluh)
Asisten : 1. Ahrani Akbar Fachri
2. Inayah Yasmin Kamila

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Tujuan akhir dalam pemuliaan tanaman adalah pemenuhan kebutuhan


manusia secara lebih baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Salah satu
kebutuhan pokok atau utama manusia yang harus dipenuhi adalah kebutuhan akan
makanan. Sehingga sudah tentu bahwa didalam pemuliaan tanaman, tanaman-
tanaman yang dimuliakan adalah tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia dengan lebih baik. Salah satunya adalah tanaman padi. Padi merupakan
sumber karbohidrat yang tinggi selain jagung dan gandum.

Faktor rasa sebagai penentu kualitas suatu tanaman, misalnya muncul


karena adanya perbedaan kandungan atau kadar amilosa yang terkandung pada
padi dalam butir-butir beras. Sehingga rasa yang didapatkan adalah berbeda untuk
tiap varietas tanaman. Dimana semakin tinggi kandungan terkandung, maka akan
semakin berkurang keenakan rasanya karena semakin tinggi kadar amilosa yang
terkandung, maka struktur nasi yang diperoleh akan semakin keras dan
mempunyai struktur yang berpisah-pisah. Faktor rasa dapat dijadikan sebagai
parameter ukur dalam menentukan suatu kualitas tanaman dilihat dari sudut
pemenuhan kebutuhan yang didapatkan.

Suatu varietas baru akan berarti dan mempunyai nilai bilamana mendapat
apresiasi yang baik dari petani. Rasa merupakan faktor penentu kualitas hasil
pertanian tanaman pangan yang sangat berarti. Oleh karena itu arah pemuliaan
tanaman padi perlu memperhatikan faktor rasa. Faktor rasa merupakan faktor
yang paling relatif. Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu di laksanakannya
praktikum pengujiaan rasa.
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cita rasa pada berbagai
jenis varietas beras, mengetahui varietas yang memiliki penilaian tertinggi
terhadap berbagai varietas beras, dan mengetahui faktor yang mempengaruhi
kualitas beras.

Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cita rasa
pada berbagai jenis varietas beras, mengetahui varietas yang memiliki penilaian
tertinggi terhadap berbagai varietas beras, dan mengetahui faktor yang
mempengaruhi kualitas beras.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padi (Oriza sativa)

Padi atau di kenal juga dengan Oriza sativa adalah tanaman pangan yang
sangat penting dalam kehidupan. Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya
beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter.
Pada tiap-tiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah.
Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang (Widjono,2012).

Bila telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga. Bunga itu
bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai bulir. Pada tiap bulir keluar 100
sampai 400 bunga. Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan 2 helai sekam
mahkota. Waktu terjadi penyerbukan, bunga itu merekah (terbuka). Dan kalau
penyerbukan telah berlalu, maka dasar bunga itu tertutup kembali. Sekam
mahkota itulah yang selanjutnya menjadi kulit padi (Widjono,2012).

Sekam mahkota yang dua lembar tersebut tidak sama besarnya. Sekam
mahkota yang besar, pada beberapa macam padi mempunyai ekor atau janggut.
Padi yang berekor itu bisaanya disebut orang sebagai padi janggut atau padi bulu.
Yang tidak berekor disebut cereh, dan gabahnya mudah luruh. Padi bulu biasanya
tak mudah luruh (Djoko, 2011).

Sebutir padi berisi biji sebutir buah. Buah itu bisaanya disebut beras. Buah itu
mempunyai selaput. Selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat
menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi, mengandung
zat warna: ada yang merah muda, ada yang merah tua dan ada pula yang merah
hitam. Jika beras dimasak, zat warna itu meresap ke dalam, sehingga nasi menjadi
berwarna, menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu (Djoko, 2011).

Salah satu usaha dari peningkatan produksi beras adalah introduksi


kultivar-kultivar dari lembaga penelitian padi internasional (IRRI). Walaupun
varietas introduksi tersebut tahan terrhadap hama dan penyakit dan relatif berumur
lebih genjah serta memberi hasil panen yang lebih tinggi, akan tetapi rasa nasinya
kurang disenangi. Pada dasarnya penyebabnya adalah kepulenan yang rendah
dibandingkan kultivar lokal (Widjono,2012).

Karakteristik beras meliputi sifat fisik, kimia, fisikokimia, dan


organoleptik butiran beras. Sifat-sifat tersebut mempunyai hubungan langsung
dengan preferensi konsumen dan harga beras digunakan sebagai kriteria dalam
komponen mutu beras. Mutu beras dapat dikategorikan menjadi : mutu pasar,
mutu tanak, rasa dan prosesing atau mutu giling, mutu gizi dan standar spesifik
untuk penampakan dan kemurnian biji (Widjono,2012).

Tingginya produktivitas padi tidak menjamin nilai rasa dari padi tersebut.
Perbedaan rasa nasi antar varietas terletak pada adanya perbedaan kadar amilosa
yang terdapat pada pati dari butir-butir berasnya. Pati beras tersusun atas
rangkaian unit-unit gula (glukosa) yang terdiri dari fraksi rantai cabang
amilopektin, dan rantai lurus amilose (Djoko, 2011).

Adapun faktor-faktor yang menentukan rasa beras antara lain : bentuk,


ukuran, warna nasi, serta rendemen. Beras yang mempunyai harga tinggi
dipasaran umumnya bening. Rendemen merupakan suatu unsur mutu penting.
Rendemen dikatakan baik bila dari gabah dihasilkan 70 % beras giling yang
terdiri dari 50 % beras kepala dan 20 % beras pecah (Harahap, 2014).

Mutu yang baik dan rasa nasi yang enak memegang peranan penting dalam
perdagangan dan perkembangan suatu varietas. Banyak varuietas unggul yang
mempunyai potensial hasil yang tinggi, tahan terhadap penyakit namun tidak
populer dikalangan masyarakat petani karena mutu berasnya kurang baik dan
rasanya tidak sesuai dengan selera konsumen. Masing-masing varietas atau galur
padi mempunyai sifat dan mutu beras serta memiliki rasa nasi yang berbeda pada
setiap jenis padi (Harahap, 2014).

Menurut Harahap (2014) klasifikasi tanaman padi yaitu:


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa

2.2 Smaak Proof

Smaak proff merupakan suatu metode pengujian rasa pada suatu varietas
beras. Rasa pada dasarnya dapat turut menentukan suatu kualitas. Hal ini
tergantung pada jenis varietas padinya. Perbedaan rasa nasi antar varietas terletak
pada perbedaan kadar amylose yang terdapat pada butir-butir berasnya masing-
masing. Kadar amylose untuk nasi enak berkisar antara 20-24%. Kadar yang
terlalu tinggi justru akan membuat nasi menjadi tidak enak (keras). Untuk menilai
rasa dapat digunakan skoring sistem 5 = enak sekali, 4 = enak, 3 = biasa, 2 =
kurang enak, 1 = tidak enak. Semuanya tergantung dari ungkapan cita rasa selera
konsumen. Biasanya untuk metode ini digunakan parameter berupa penampilan,
rasa, aroma, kelengketan dan kekerasan (Weeb, 2010).

Mutu yang baik dan rasa nasi yang enak memegang peranan penting dalam
perdagangan dan perkembangan suatu varietas. Banyak varietas unggul yang
mempunyai potensi hasil tinggi, tahan terhadap penyakit namun tidak populer di
kalangan masyarakat petani karena mutu berasnya kurang baik dan rasanya tidak
sesuai dengan selera konsumen. Masing-masing varietas atau galur padi
mempunyai sifat dan mutu beras serta rasa nasi yang berbeda. Sebuah varietas
yang direkomendasikan untuk menjadi produk komersial harus telah cukup uji
dalam area dimana varietas tersebut diharapkan bisa tumbuh dan mampu
menunjukkan keunggulan atau dibandingkan dari salah satu atau keduanya yaitu
kemampuan adaptasi dan kualitas bulir padi untuk eksis sebagai varietas
komersial (Weeb, 2010).
2.3 Deskripsi varietas padi yang di uji

2.3.1 Deskripsi Varietas Cisadane

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2013), deskripsi padi


varietas cisadane adalah sebagai berikut:
Nomor seleksi : B2484B-PN-28-3-MR-1
Asal persilangan : Pelita I-1/B2388
Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu
Umur tanaman : 135 - 140 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 105 - 120 cm
Anakan produktif : 15 - 20 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Miring sampai mendatar
Bentuk gabah : Gemuk
Warna gabah : Kuning bersih, ujung gabah sewarna
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Agak tahan
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 20%
Indeks glikemik : 68
Bobot 1000 butir : 29 g
Rata-rata hasil : 5,0 t/ha
Potensi hasil : 7,0 t/ha
Ketahanan terhadap :
 Hama : Tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, rentan terhadap
wereng coklat biotipe 3.
 Penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri, rentan terhadap blas
dan hawar pelepah, rentan terhadap virus kerdil hampa
dan virus kerdil rumput
Pemulia : Z. Harahap dan Adiyono P.
Dilepas tahun : 1980

2.3.2 Deskripsi Varietas Ratu Merah

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2013), deskripsi padi


varietas ratu merah adalah sebagai berikut:
Nomor seleksi : B11844-MR-7-17-3
Asal seleksi : Bio 12 – MR-1-4-PN-6/ Beras merah
Umur tanaman : ±111 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : ±106 cm
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Ramping
Warna gabah : Kuning
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Tahan
Tekstur nasi : Pulen
Kadar Amilosa : 18 %
Rata – rata hasil : 6,7 t/ha GKG
Potensi hasil : 7,7 t/ha GKG
Ketahanan terhadap :
 Hama : Agak rentan terhadap wereng batang cokelat biotipe 1, 2,
dan 3.
 Penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak
tahan terhadap patotipe IV, agak rentan terhadap patotipe
VIII.
Anjuran tanam : Cocok ditanam disawah dataran rendahsampai sedang (0-
600 m dpl).
Pemulia : Buang Abdullah, Sularjo, Heni Safitri,Cahyono, dan
Bambang Kustianto.
Dilepas tahun : 2012

2.3.3 Deskripsi Varietas Pandan Wangi

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2013), deskripsi padi


varietas pandan wangi adalah sebagai berikut:
Asal : Populasi varietas lokal pandanwangi cianjur 1596
Metode seleksi : Balitpa 1644
Golongan : Berbulu
Umur tanaman : 105 hari
Bentuk tanaman : Kompak
Tinggi tanaman :85 cm
Anakan produktif : 15-18 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna helai daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Bulat
Warna gabah : Kuning mas
Kerontokan : Tahan
Kerebahan : Kurang tahan
Tekstur nasi : Pulen
Bobot seribu butir : 29,7 g
Potensi hasil : 7,4 ton GKG/ha
Rata-rata hasil : 5,7 ton GKG/ha
Ketahanan terhadap :
 Hama : Rentan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan 3
 Penyakit : Rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain 4,
rentan terhadap penyakit tungro
Keterangan : Baik ditanam di Kabupaten Cianjur
Penelitian Pemulia : Dr. Aan A. Daradjat dan Ir. Suwito, MS
Tim Peneliti : Aan A. Daradjat, Suwito, Mariani P, Hamzah B, Mamat
R, Supandi, Handedi, M.Junaidi, Tuteng DJ, Tansyah,
Iyus R, Machpudin dan H. Mansyur

2.3.4 Deskripsi Varietas Mutiara

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2013), deskripsi padi


varietas mutiara adalah sebagai berikut:
Asal seleksi : Desa Anjir Seberang Pasar II. Kec. Anjir Pasar, Kab.
Barito Kuala
Umur tanaman : 255 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 159,6 – 160,0 cm
Anakan produktif : 17-19 anakan (sedang)
Warna gabah : Kuning bersih
Bentuk gabah : Ramping (silinder)
% gabah isi/malai : 97,8 %
Jumlah gabah/malai : 214-215 butir
Kerontokan : Sedang
Kerebahan tanaman : Agak tahan
Tekstur nasi : Pera
Rasa nasi : Enak
Berat 1000 butir : 17,6 – 17,7 gram
Kadar amilase : 28,28 %
Kadar protein : 8,12 %
Kadar karbohidrat : 48,88 %
Potensi hasil : 4,80 – 5,67 GKP

2.3.1. Varietas Mekongga

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2013), deskripsi padi


varietas mutiara adalah sebagai berikut:

Nama Varietas :Mekongga


Kategori :Cere
Tahun :2004
Tetua :A2790/2*IR64
Rataan Hasil :8,4 t/ha
Potensi Hasil :6,0 t/ha
Pemulia :Z. A. Simanullang, Idris Hadade, Aan A. Daradjat, dan
Sahardi, B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail B. P.,
Triny S. Kadir, dan A. Rifki
Nomor seleksi :S4663-5D-KN-5-3-3
Umur tanaman :116-125 hari
Bentuk tanaman :Tegak
Tinggi tanaman :91 - 106 cm
Anakan produktif :13 - 16 batang
Warna kaki :Hijau
Warna batang :Hijau
Warna telinga daun :Tidak berwarna
Warna lidah daun :Tidak berwarna
Warna daun :Hijau
Muka daun :Agak kasar
Posisi daun :Tegak
Daun bendera :Tegak
Bentuk gabah :Ramping panjang
Warna gabah :Kuning bersih
Kerontokan :Sedang
Tekstur nasi :Pulen
Kadar amilosa :23 %
Bobot 1000 butir :28 g
Ketahanan terhadap :Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
hama
Ketahanan terhadap :Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV
penyakit
Anjuran tanam :Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian
500 m dpl
Instansi pengusul :Balitpa dan BPTP Sultra
Teknisi :M. Suherman , Abd. Rauf Sery, Uan D., S. Toyib S. M., Edi S.
MK, M. Sailan, Sail Hanafi, Z. Arifin, Suryono, Didi dan
Neneng.
2.4 Faktor yang mempengaruhi kualitas beras

Faktor-faktor yang menentukan kualitas beras antara lain adalah bentuk,


ukuran, dan warna beras serta rendemen. Beras yang diinginkan dan mempunyai
harga tinggi di pasar, berukuran panjang (6,61 - 7,50 mm) atau sedang (5,51 -
6,60 mm), serta mempunyai bentuk lonjong atau sedang, dan berwarna bening.
Rendemen merupakan salah satu faktor mutu yang penting. Rendemen dikatakan
baik apabila gabah diperoleh minimum 70% beras giling, tediri dari ± 50% beras
kepal dan 20% beras pecah. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah rasa nasi.
Nasi lunak (pulen) dan wangi sangat disukai sebagian besar masyarakat karena
pada saat dimakan terdapat pada tekstur yang lembut (Widjono,2012).
Ada empat faktor utama yang mempengaruhi mutu beras yaitu sifat
genetik, lingkungan dan kegiatan prapanen, perlakuan prapanen, dan perlakuan
pascapanen. Sifat genetik beras meliputi ukuran dan bentuk beras, rendemen
giling, penampakan biji, sifat mutu tanak, dan cita rasa nasi. Aroma beras
ditentukan juga oleh sifat genetik. Faktor lingkungan antara lain adalah kondisi
ekosistem suatu wilayah. Rendemen beras giling dari varietas padi yang sama
(IR64) yang ditanam di lahan beririgasi teknis, berbeda rendemen berasnya
dibanding  yang ditanam di lahan tadah hujan, dataran tinggi, lahan pasang surut
dan rawa sehingga dapat mempengaruhi kualitas beras tersebut (Widjono,2012).
Faktor genetika dalam tanaman padi sangat mempengaruhi sifat fisiologi,
morfologi tanaman dan ketahanan terhadap hama penyakit. Tipe tanaman ideal
merupakan kombinasi dari karakteristik fisiologi dan morfologi. Tipe tanaman
ideal yang tercermin dalam sifat morfologi tanaman adalah jumlah malai, berat
gabah, panjang lebar gabah, tinggi tanaman, tipe tiga daun termasuk tiga daun
teratas (panjang, ketebalan, bentuk dan sudut), dan indeks panen (Harahap, 2014).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum Smaak Proof dilaksanakan di Laboratorium Statistika Fakultas


Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. pada hari Jum'at, 7 Oktober 2016
pukul 13.00 sampai selesai

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum Smaak Proof adalah rice cooker,
sendok, alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Smaak Proof adalah padi
berbagai varietas (Cisadane, Mekongga, Ratu Merah, Mutiara dan Pandan wangi),
dan air putih.

3.3 Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan yang dilakukan selama praktikum yaitu :


1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Mencuci beras berbagi varietas hingga bersih.
3. Memasak beras hingga menjadi nasi menggunakan rice cooker.
4. Setelah beras matang, menguji rasa dilakukan dengan mencoba masing-
masing varietas beras yang sudah dimasak dan memberikan nilai pada
masing-masing varietas beras.
5. Membersihkan tempat kerja dari sampah atau sisa dari praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2013. Deskripsi Varietas Padi. Subang.
Jawa Barat

Djoko, S.D. 2011. struktur kandungan biji beras. Pusat penelitian dan


pengembangan tanaman pangan. Bogor. 112 p.

Harahap, Z.,S.Ibrahim, I.J. Soemantri dan T. W. Susanto. 2014. Cibandung


Varietas Padi Dengan Mutu Baik . Penelitian Pemberitaan
Puslitbang .III(40) : 13-18

Weeb. 2010. Rice quality and grades. B.S. Luh (ed) Rice. Vol II. 89-119

Widjono, A., dan M. Syam. 2012. Penelitian Pemuliaan Padi. Pusat Penelitian


Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 148p.

Anda mungkin juga menyukai