Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KACANG TANAH

(Arachis hypogeae L)
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Budidaya Tanaman Pangan I
Dosen Pengampu: Ir. Rahayu Widowati, M.Sc

Disusun Oleh:
1. Nugroho Wisnu 1488/APTA/2015
2. Sapran Hadi 1489/APTA/2015
3. Veni Junita Rahim 1493/APTA/2015
4. Hidayatun Nisa 1501/APTA/2015
5. Jono 1511/APTA/2015
6. Safrizal 1512/APTA/2015

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN


PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
AKADEMI PERTANIAN YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Kacang tanah atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae L adalah salah
satu tanaman polong-polongan yang banyak di budidayakan di Indonesia. Kebutuhan akan
kacang tanah sebagai salah satu produk pertanian pangan masih perlu di tingkatkan seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendapatan. Kemungkinan terjadinya
peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan
konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hilirnya seperti
industri kacang kering, industri produk olahan lain baik dalam bentuk asal, campuran
makanan maupun bentuk pasta.
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka diperlukan
terobosan dalam meningkatkan produksi kacang tanah melalui penerapan inovasi
teknologi. Salah satu inovasi teknologi yang diperlukan dalam peningkatan produksi
kacang tanah adalah penggunaan varietas unggul dalam proses budidaya. Penggunaan
varietas unggul sebaiknya memperlihatkan kesesuaian lingkungan, ketahanan terhadap
hama dan penyakit dan kebutuhan pasar.
Oleh karena itu, dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca mengetahui
bagaimana teknik budidaya kacang tanah, mengetahui morfologi kacang tanah beserta
hama dan penyakitnya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan terutama dalam
budidaya kacang tanah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi dan Habitat Kacang Tanah


Kacang tanah atau Arachis hypogeae L adalah salah satu tanaman polong-
polongan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kacang tanah sendiri
merupakan tanaman semak dengan tinggi sekitar 30 cm. Tanaman ini memiliki daun kecil
berbentuk oval berwarna hijau. Selain itu, kacang tanah memiliki bunga berwarna kuning
dengan buah berkulit keras dengan warna coklat serta memiliki serat di permukaannya.
Jika dibuka, maka akan terdapat biji kacang tanah yang berwarna coklat muda pada kulit
bijinya dan bila kulit bijinya dikupas, akan terlihat biji kacang berwarna putih.
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian 500 m
diatas permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara 800 mm hingga 1.300 mm per
tahunnya. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah adalah sekitar 28C hingga
32C. Jika suhunya dibawah 10C akan menghambat pertumbuhan kacang tanah sehingga
bunga tidak akan tumbuh dengan sempurna. Selain itu, kacang tanah juga membutuhkan
kelembaban udara berkisar antara 65%-75% dengan pH tanah antara 6,0 hingga 6,5.
Frekuensi sinar matahari juga merupakan salah satu hal yang penting untuk perkembangan
kacang tanah. Di Indonesia sendiri ada bebeapa kawasan yang mampu memproduksi
kacang tanah dalam jumlah yang besar seperti di Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan
Sulawesi.

B. Klasifikasi Kacang Tanah

Kerajaan Plantae
Divisi Tracheophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Magnoliophyta
Ordo Leguminales
Famili Fabaceae
Sub Famili Faboideae
Genus Arachis
Spesies Arachis hypogaea

C. Tipe Pertumbuhan Kacang Tanah


Tipe pertumbuhan kacang tanah secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi
dua tipe yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Pada tipe tegak, pertumbuhan kacang tanah
umumnya lurus atau agak miring keatas dan umur panennya pendek, yaitu 100-120 hari
(Marzuki, 2007). Sedangkan pada tipe menjalar, pertumbuhan kacang tanah tumbuh ke
samping tetapi ujung-ujung cabangnya mengarah keatas dan umur panennya antara 150-
200 hari (Marzuki, 2007).
Batang tanaman kacang tanah memiliki tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm
hingga mencapai 80 cm serta memiliki daun majemuk yang bersirip genap, bunga kacang
tanah timbul dari ketiak daun dan mahkota bunga kecil berwarna kuning serta berumur
hanya sehari kemudian layu, bakal buah setelah penyerbukan tumbuh memanjang
menembus tanah menjadi ginofor (tangkai kepala putik) dan membentuk polong, setelah
polong terbentuk pertumbuhan memanjang dari ginofor akan terhenti (Somaatmadja,
1985).

D. Varietas Kacang Tanah


Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya
bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Daya hasil tinggi
2. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
3. Hasilnya stabil.
4. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
5. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
1. Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
2. Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
3. Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas
yang ada.

Terdapat varietas unggulan tanaman kacang tanah dan banyak dibudidayakan


khususnya di Indonesia antara lain:
1. Varietas Gajah
Jenis varietas gajah berasal dari keturunan persilangan indukan jenis Schwarz-
21 dan Spanish 18-38 bertempat dibalai Pemulian Penyelidikan Teknik Pertanian
Bogor. Ciri dari varietas ini yaitu memiliki warna batang hijau, warna bunga kuning,
warna biji merah muda, umur 30 hari untuk berbunga, dan 100 hari siap panen.
Keunggulan varietas ini yaitu tahan terhadap penyakit layu dan produktifitas hasil
rata-rata 1,2 - 1,8 ton/hektar. Kelemahannya rentan penyakit karat dan bercak daun.
2. Varietas Kidang
Jenis varietas kidang berasal dari keturunan persilangan indukan jenis
Schwarz-21 dan Small Japan bertempat di Balai Pemulian Penyelidikan Teknik
Pertanian Bogor. Cirinya yaitu warna batang hijau, warna bunga kuning, warna biji
merah, umur 30 hari untuk berbunga, dan 100 hari siap panen. Keunggulannya tahan
terhadap penyakit layu dan produktifitas hasil rata-rata 1,4-1,8 ton/hektar.
Kelemahannya rentan penyakit karat dan bercak daun.
3. Varietas Macan
Jenis varietas macan berasal dari keturunan indukan jenis Schwarz-21 dan
Spanish 18-38 bertempat di Balai Pemulian Penyelidikan Teknik Pertanian Bogor.
Ciri-cirinya yaitu warna batang hijau, warna bunga kuning, warna biji merah muda,
umur 30 hari untuk berbunga, dan 110 hari siap panen. Keunggulan varietas ini tahan
terhadap penyakit layu dan mampu berproduktifitas hasil rata-rata 1,5-1,8 ton/hektar.
Kelemahan rentan penyakit karat dan bercak daun.
4. Varietas Biawak
Jenis varietas biawak berasal introduksi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan
Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) berpusat di Filipina. Ciri dari varietas ini
memiliki warna batang hijau, warna bunga kuning, warna biji merah, umur 28 hari
untuk berbunga, dan 80-90 hari siap panen. Keunggulan varietas ini yaitu tahan
terhadap penyakit layu dan Cercospora sp (bercak daun), produktifitas hasil rata-rata
1,14-3,37 ton/hektar dan cocok untuk lahan kering dan lahan tadah hujan.
Kelemahannya rentan penyakit PSTV (Peanut Stripe Virus) atau penyakit belang pada
tanaman kacang tanah.
5. Varietas Jerapah
Jenis varietas jerpah ini merupakan hasil persilangan tunggal varietas lokal
Majelengka dengan ICGV 86021. Cirinya yaitu warna batang ungu, warna bunga
kuning, warna biji merah muda, umur 28- 31 hari untuk berbunga, dan 90-95 hari siap
panen. Keunggulan varietas ini yaitu memiliki tingkat adaptasi tinggi, tahan terhadap
penyakit layu, penyakit karat, penyakit bercak daun, mampu berproduktifitas hasil
rata-rata 1,0-4,0 ton/hektar dan toleran terhadap lahan masam dan kekeringan.
Kelemahannya rentan penyakit Aspergilus flavus (penyakit kuning).
6. Varietas Kancil
Jenis varietas kancil berasal introduksi The International Crops Research
Institut for Semi-Arid Tropics (ICRISAT) di India dan dirawat serta diperbanyak di
Balitkabi, Indonesia. Ciri dari varietas ini yaitu memiliki warna batang hijau
keunguan, warna bunga kuning, warna biji merah muda, umur 26- 28 hari untuk
berbunga, dan 90-95 hari siap panen. Keunggulan varietas ini tahan terhadap penyakit
karat, penyakit bercak daun dan toleran terhadap klorosis, mampu berproduktifitas
hasil rata-rata 1,3-2,4 ton/hektar. Kelemahannya rentan penyakit Aspergilus flavus
(penyakit kuning).
7. Varietas Turangga
Varietas turangga berasal introduksi The International Crops Research Institut
for Semi-Arid Tropics (ICRISAT) di India dan dirawat dan diperbanyak di Balitkabi,
Indonesia. Ciri dari varietas ini memiliki warna batang keunguan, warna bunga
kuning, warna biji merah muda, umur 28- 31 hari untuk berbunga, dan 100-110 hari
siap panen. Keunggulan varietas ini tahan terhadap penyakit layu, penyakit karat,
mampu berproduktifitas hasil rata-rata 1,4-3,6 ton/hektar dan toleran naungan dan
kekeringan. Kelemahannya rentan penyakit flavus dan penyakit bercak daun.

E. Teknik Budidaya Kacang Tanah


1. Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun.
Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki
oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban
di sekitar tanaman kacang tanah.
b. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara
minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 2832C. Bila suhunya dibawah
10C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil
dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75%. Adanya
curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar
tanaman.
d. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang
tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur/bertekstur ringan dan subur.
b. Derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah
6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada
disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan beraerasi baik atau lahan yang
tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian 500 mdpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
4. Budidaya
a. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih kacang tanah yang baik adalah:
a) Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b) Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat.
c) Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d) Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e) Kadar air benih berkisar 9-12%.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Benih dilakukan secara generatif (biji).
b) Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c) Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d) Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah
ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
b. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa
jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan
dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari
segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman
sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran
tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan
penyakit yang mungkin ada.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi,
ataupun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang
sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam
jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara
30-40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10-20 meter
atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20-30 cm.
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat
masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk
pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan
diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang
diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan
adalah Urea = 60-90 kg ditambah TSP = 60-90 kg ditambah KCl=50 kg.
Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan
dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
c. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada
tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak
tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat
ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti
yang telah ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi.
Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.
Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan,
di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan
Juli-September (palawija II).
d. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh,
untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain
kelihatan tumbuh 3-7 hari setelah tanam).
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit
tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar
(gulma) pada umur 5-7 hari.
3) Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah
barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang
sepanjang barisan tanaman.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan
yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha.
Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan-
kiri lubang.
5) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga
kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman
berbunga tidak dilakukanp penyiraman, karena dapat mengganggu
penyerbukan.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman
hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan
maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
7) Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa
dilakukan, asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya
pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi
lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
e. Panen
1) Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu
umur pendek 3-4 bulan dan umur panjang 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri
kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, polong sudah berisi
penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
2) Cara Panen
Cabut tanaman, lalu petik polong (buahnya), bersihkan dan dijemur
di sinar matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya
dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau
bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.

3) Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya
untuk lahan seluas satu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton
polong kering.
f. Pasca Panen
1) Pengumpulan
Kumpulkan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk
dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak
atau busuk untuk dibuang.
3) Penyimpanan
a) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering
kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan
digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas
kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air
9% lalu masukan ke dalam wadah.
4) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah atau polong
mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue
atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang
goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan
pada prinsipnya yang penting kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau
tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.

F. Hama dan Penyakit


1. Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman
layu dan mati.
Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang
dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau
Sevin 5 D.
c. Ulat grapyak
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Pengendalian: (1)membersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran
tanaman, (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
d. Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah.
Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C,
Lannate L Sevin 85 S.
e. Sikada
Gejala: menghisap cairan daun.
Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman, (2)
penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin
85 S, Supraciden 40 EC.
f. Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk
bunga.
Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC,
Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
2. Penyakit
a. Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha
membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b. Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman
inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c. Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 persen atau Dithane
M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval
penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.
d. Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali
sejak tanaman itu baru tumbuh.
e. Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru
diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
f. Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g. Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor
penularan harus dibasmi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian, sehingga perlu dikembangkan
karena permintaan yang semakin meningkat.
2. Budidaya kacang tanah yang dimulai dari pemilihan lokasi, penyiapan benih
varietas unggul, penanaman, perawatan yang didalamnya meliputi pengendalian
hama dan penyakit, jika dilakukan dengan benar maka akan diperoleh hasil
produksi yang tinggi sesuai harapan.
B. Saran
Disarankan bagi petani, jika ingin memperoleh hasil yang baik dari
budidaya kacang tanah, maka hal mendasar yang harus diperhatikan adalah pada
saat perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kacang Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah . Diakses pada

tanggal 03 April 2017.

Marzuki, H.A.R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

43 hal.

Somaatmadja. 1985. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Perakitan Varietas. Bogor:

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan.

Anda mungkin juga menyukai