PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada mahasiswa untuk memperoleh teknologi apa saja yang
digunakan oleh petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia tanaman ubi jalar dapat ditanam mulai dari pantai sampai ke
pegunungan dengan ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut (dpl), suhu
rata-rata 27° C dan lama penyinaran 11–12 jam per hari. Tanaman ubi jalar
membutuhkan intensitas sinar matahari yang sama dengan tanaman padi atau
setara dengan tanaman jagung dalam ketahanannya terhadap kekeringan. Ubi jalar
dapat di tanam pada kelembaban yang sama dengan kelembaban yang dibutuhkan
oleh jagung. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh subur apabila iklim panas dan
lembab. Ubi jalar memerlukan paling sedikit empat bulan musim panas dan
jumlah sinar yang cukup selama periode pertumbuhannya (Jedeng, 2011).
Ubi jalar sangat membutuhkan udara panas, lembab dan kandungan air
tinggi. Suhu yang dibutuhkan sekitar 24°C sampai 27°C dengan lama penyinaran
matahari 10-12 jam sehari. Meskipun demikian tanaman ubi jalar dapat tumbuh
sepanjang tahun, asalkan berada di tempat lahan yang terbuka dan tidak
tergenangi air (Suparman, 2007). Kelembaban berpengaruh terhadap laju
transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan disekitar tumbuhan tinggi maka
difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat.
Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah difusi air dalam ruang
udara pada tumbuhan berlangsung cepat (Sonhaji, 2007).
Ubi jalar dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, namun hasil terbaik akan
didapat bila ditanam pada tanah lempung berpasir yang kaya akan bahan organik
dengan drainase yang baik. Perkembangan umbi akan terhambat oleh struktur
tanah bila ditanam pada tanah lempung berat sehingga dapat mengurangi hasil dan
bentuk umbinya sering berbenjol-benjol dan kadar seratnya tinggi. Apabila
ditanam pada lahan yang sangat subur akan banyak tumbuh daun tetapi hasil
umbinya sangat sedikit (Jedeng, 2011).
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup (Sarwono,
2005).
C. Teknologi yang Digunakan Petani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
C. Cara Kerja
Cara Kerja alam praktikum ini yaitu:
1. Membaaca protokol PSBB Pandemi COVID 19 dan terapkan dengan
sungguh- sungguh saat melakukan kegiatan praktek mandiri ini.
2. Menyiapkan/mengambil lembar kerja (formulir) pengamatan lapangan.
Membuatkan videonya dan melengkapi narasi.
3. Melakukan wawancara kepada pemilik lahan ubi jalar.
4. Melakukan wawancara kepada petani atau pemilik lahan untuk memperoleh
informasi terkait teknologi budidaya yang digunakan oleh petani untuk
peningkatan produksi tanaman pangan seperti:
a. Apakah petani melakukan budidaya pertanain secara modern atau
masih tradisional ?
b. Bagaimana Sejarah Pembukaan lahan ?
c. Teknologi apa saja yang digunakan saat pembukaan lahan ?
d. Teknologi apa saja yang digunakan saat pengolahan tanah ?
e. Apakah petani menggunakan bibit/benih lokal atau hybrida ?
f. Teknologi yang digunakan saat melakukan penanaman ?
g. Apakah petani melakukan pemupukan (kimia atau organik) ?
h. Teknologi yang digunakan saat pengendalian OPT ?
i. Teknologi yang digunakan saaat panen ?
j. Membuatkan videonya dan melengkapi narasinya.
5. Melakukan pengamatan terhadap hamparan salah satu tanaman di atas yang
menjadi obyek pengamatan dari aspek luasan (mencatat luasnya) dan
menulis jenis tanamannya. Sesuaikan dengan apa yang di peroleh selama
melakukan kegiatan terkait tugas ini). Membuatkan videonya dan
melengkapi narasinya.
6. Memilih secara acak 5-10 tanaman bersangkutan dari tiap bagian area
tersebut, dan beri label untuk tiap tanaman. Buatkan videonya dan lengkapi
narasi.
7. Melakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman yang diukur dari pangkal
batang sampai ujung daun atau titik tumbuh paling atas dari tanaman
menggunakan alat ukur dengan ketelitian yang sesuai, diameter batang
diukur pada bagian tengah batang menggunakan jangka sorong, hitung
jumlah daun, ukur panjang dan lebar daun sampel kemudian hitung luas
daun, dan tentukan warna daun (gunakan bagan warna daun (minta bantuan
google untuk mencarikannya). Catat semua hasil pengukuran/menghitung
dalam lembar kerja (terlampir). Buatkan videonya dan lengkapi narasi dari
tiap kegiatan Anda.
8. Selesai
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pada praktikum teknologi budidaya tanaman pangan ini dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
Hari/Tgl Uraian Kegiatan Dokumen Pendukung
Minggu, 13 Menjelaskan protokol kesehatan
Desember 2020 kepada petani
Minggu, 13 Melakukan wawancara mengenai
Desember 2020 tanaman ubi jalar
Minggu, 13 Memilih 10 sampel tanaman ubi
Desember 2020 jalar secara acak
Minggu, 13 Mengukur 10 sampel tanaman ubi
Desember 2020 jalar
4 2. 3,5 cm 2. 2,2 cm 2.
28,6 cm 0,51 cm 19 daun Hijau
3. 3,5 cm 3. 2 cm 3. tua
1. 2,1 cm 1. 1,7 cm 1.
2. 3 cm 2. 1,7 cm 2. Hijau
5 17 cm 0,345 cm 10 daun 3. 2 cm 3.1,3 cm 3. tua
1. 3,3 cm 1. 1,6 cm 1.
2. 2,9 cm 2. 1,8 cm 2.
6 23 cm 0,42 cm 22 daun 3. 3,9 cm 3. 2,3 cm 3. Hijau
tua
1. 3,4 cm 1. 2 cm 1.
2. 4 cm 2. 2,3 cm 2.
7 20,4 cm 0,31 cm 11 daun 3. 3,2 cm 3. 2,1 cm 3. Hijau
tua
1. 3,6 cm 1. 2,1 cm 1.
2. 3,8 cm 2. 2,4 cm 2.
8 21,2 cm 0,445 cm 9 daun 3. 3,2 cm 3. 2,5 cm 3. Hijau
tua
1. 4 cm 1. 2,7 cm 1.
2. 3,9 cm 2. 2,3 cm 2.
9 17,2 cm 0,31 cm 14 daun 3. 4,1 cm 3. 2,6 cm 3. Hijau
tua
1. 2,7 cm 1. 1,7 cm 1.
2. 2,5 cm 2. 1,7 cm 2.
10 19,2 cm 0,356 cm 14 daun 3. 2,2 cm 3. 1,4 cm 3. Hijau
tua
Keterangan: 1) Tinggi taaman, 2) diameter batang, 3) jumlah daun, 4) panjang
daun, 5) lebar daun, 6) luas daun.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani ubi jalar yang
bernama Pak Putu di Desa Sindang Kasih, Kabupaten Konawe Selatan degan luas
lahan tanaman ubi jalar seluas 15 Are, di ketahui bahwa petani di sana melakukan
budidaya pertanian mulai masuk ke pertanian modern. Sejarah pembukaan lahan
untuk tanaman ubi jalar di lahan Pak Putu yaitu pertama tanahnya di lukuh (di
hancurkan) setelah itu di gemburkan dan dibuatkan galuran baru memulai proses
penanaman. Teknologi yang digunakan saat pembukaan lahan dan pengolahan
tanahnya yaitu berhubung lahan yang digunakan untuk budidaya ubi jalar lahan
bekas tanaman padi maka terlebih dahulu disemprotkan dengan menggunakan
herbisida, untuk proses penggemburan tanahnya digunakan mesin traktor dan
untuk pembuatan galuran menggunakan cangkul.
Bibit yang digunakan untuk tanaman ubi jalar umumnya menggunakan
bibit lokal yaitu dengan mengambil pucuk tanaman ubi jalar yang telah di panen.
Teknologi yang digunakan saat melakukan penanaman ubi jalar yaitu dengan cara
manual yang langsung tanaman di tanah. Pemupukan pada tanaman ubi jalar ini di
lakukan saat pengolahan lahan dan pada saat penanaman, di mana pada saat
pengolahan lahan menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang yang
ditebarkan sebelum di galur pada saat pengolahan. Pupuk organik ini bertujuan
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi pada tanah bekas tanaman padi
tersebut. Pada proses penanaman atau setelah ubi jalarnya di tanama pada saat itu
di lakukan pumupukan menggunakan pupuk kimia untuk mempercepat
pertumbuhan dari ubi jalar tersebut. Dengan menggunakan perpaduan pupuk
organik dan pupuk kimia ini memperoleh hasil yang lebih subur jika di
bandingkan dengan hanya menggunkana pupuk organik.
Teknologi yang digunakan pada saat pengendalian OPT pada tanaman ubi
jalar yaitu dengan menggunakan pestisida yang berupa insektisida untuk hama
yang memakan batang dan umbi ubi jalar tersebut. Pada saat proses pemanenan
teknologi yang digunakan yaitu teknologi manual dengan memacul jika cuacanya
tidak hujan maka dapat menggunakan traktor pada saat pembongkaran ubi jalar.
DAFTAR PUSTAKA
Purbasari K dan Angga RS. 2018. Studi Variasi Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.)
Berdasarkan Karakter Morfologi Di Kabupaten Ngawi. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya, 5 (2): 78 – 84.
Susanto E., Herlina N., dan Suminarti NE. 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Ubi Jalar. (Ipomoea batatas L.) pada Beberapa Macam dan Waktu
Aplikasi Bahan Organik. Jurnal Produksi Tanaman. 2 (5): 412-418.
Damanhuri. 2005. Pewarisan Antosianin dan Tanggap Klon Tanaman Ubi Jalar
Terhadap Lingkungan Tumbuh. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana,
Universitas Brawijaya. Malang.
Karuniawan A., Arif AW., Debby U. dan Haris M. 2020. Pemuliaan dan
Budidayana Tanaman Ubi Jalar Madu. Penerbit Deepublish. Yogyakarta.
Purwono dan Heni Purnamawati . 2007. Budidaya 8 jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Paulus, J.M., 2011. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar Pada Pemupukan Kalium
Dan Penaungan Alami Pada Sistem Tumpangsari Dengan Jagung. J.
Agrivigor 10(3): 260-271.
Sarwono, 2005. Ubi Jalar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jedeng IW. 2011. Pengaruh macam dan dosis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil ubi jalar (Ipomoea batatas L.) var lokal ungu. Tesis.
Universitas Andalas.
Sonhaji, A, 2007. Mengenal Dan Bertanam Ubi Jalar. Gaza Publishing, Bandung.
Suparman. 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Press, Bandung.
Malik, A dan D. Wamaer. 2013. Kelayakan Teknis dan Ekonomis Ubi Jalar di
DataranRendah (kasus Kabupaten Keerom, Papua). Prosiding Seminar
Nasional Kerjasama Balai BP2TP, Pemerintah Privinsi Papua Dan ACIAR.
Jayapura.
Malik A. dan Intan GC. 2017. Manfaat Dan Ketersedian Teknologi Untuk
Pengembangan Ubi Jalar. Prosiding Seminar Nasional Kesiapan Sumber
Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0.