Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN DARI KOMODITAS

UBI JALAR (Ipomoea batatas)

DI SUSUN OLEH :
Hanif Salma Azhar (A1HO22012)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati


dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara
lain adalah ubi jalar, ganyong, garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang
menghasilkan umbi akar adalah ubi kayu atau ketela pohon.

Ubi-ubian merupakan sumber karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan


pangan alternatif yang perlu dikembangkan. Jenis ubi kayu dan ubi jalar telah ditanam di
Indonesia dalam skala luas, dan ubi jalar, Ipomoea batatas (L Lam) merupakan salah satu
komoditas umbi-umbian yang merupakan sumber karbohidrat keempat setelah padi, jagung
dan ubi kayu.

Ubi jalar mempunyai komposisi kimia yang kaya karbohidrat, mineral dan vitamin.
Setiap100 gram ubi jalar segar memiliki kandungan air 50 – 81 gram, pati 8 – 29 gram,
protein 1 – 2 gram, lemak 0,1 – 0,2 , kalsium 55 mgr, zat besi 0,7 mgr, fosfor 51 mgr dan
vitamin A 0,01 – 0,69 mgr. Kandungan vitamin A dalam ubi jalar termasuk tinggi karena
jumlahnya sekitar dua setengah kali kebutuhan minimum per hari orang dewasa. Dengan
demikian pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan sumber karbohidrat masih sejalan dengan
usaha-usaha peningkatan gizi masyarakat. Akan tetapi kondisi di lapangan masih kurang
memuaskan hal ini bisa dilihat ketika masih belum ada ang bisa memanfaatkannya secara
maksimal.

Berdasarkan sebagian penjelasan di atas kita telah mengetahui berbagai banyak


manfaat dari ubi jalar, namun realita di masyrakat bahan alternative ini hanya sebatas
makanan sampingan. Sangat melimpah saat panen tapi kurang menjanjikan dalam segi
ekonomi. Kita perlu membuat sebuah terobosan baru di mana produk-produk ubi jalar tidak
hanya dipakai dalam satu masa saja tetapi bersifat kelanjutan.

Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.) di Indonesia merupakan salah satu tanaman
yang cukup penting, baik sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun
makanan tambahan dalam rangka diversifikasi makanan. Umbi merupakan satu organ dari
yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu
(umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar.
Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang
sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.

Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan
cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk,
sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak
bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu
reproduksi jenisnya (anonim, 2013).

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.
Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi
(karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan
pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat
sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati


dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara
lain adalah ubi jalar, ganyong, garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang
menghasilkan umbi akar adalah ubi kayu atau ketela pohon.

Ubi-ubian merupakan sumber karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan


pangan alternatif yang perlu dikembangkan. Jenis ubi kayu dan ubi jalar telah ditanam di
Indonesia dalam skala luas, dan ubi jalar, Ipomoea batatas (L Lam) merupakan salah satu
komoditas umbi-umbian yang merupakan sumber karbohidrat keempat setelah padi, jagung
dan ubi kayu. Ubi jalar mempunyai komposisi kimia yang kaya karbohidrat, mineral dan
vitamin. Setiap100 gram ubi jalar segar memiliki kandungan air 50 – 81

Berdasarkan sebagian penjelasan di atas kita telah mengetahui berbagai banyak


manfaat dari ubi jalar, namun realita di masyrakat bahan alternative ini hanya sebatas
makanan sampingan. Sangat melimpah saat panen tapi kurang menjanjikan dalam segi
ekonomi. Kita perlu membuat sebuah terobosan baru di mana produk-produk ubi jalar tidak
hanya dipakai dalam satu masa saja tetapi bersifat kelanjutan. Dari uraian di atas perlu
adanya suatu usaha peningkatan mutu hasil produk, hal ini yang melatarbelakangi penulis
untuk membuat suatu makalah yang berjudul,”Teknologi Pasca Panen Aneka Olahan
Tanaman Ubi Jalar”.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai pasca panen ubi jalar serta kegunaannya.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi serta
penjelasan tentang ubi jalar yang umum dikenal beserta fungsi dan penanganan lebih lanjut
yang dapat dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika.
Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia
Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada
abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina,
Jepang, dan Indonesia.

Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan
berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi
dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran
ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat
di bawah permukaan tanah. Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis
tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami
banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan
cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru
atau untuk membantu reproduksi jenisnya (Anonim, 2013).
1. Jenis-Jenis Umbi
Umbi merupakan istilah generik (umum). Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ
dasar yang dimodifikasi.

a. Umbi lapis (bulbus)


Umbi lapis merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun
rapat, biasanya dihasilkan oleh family Alliaceae, amaryllidaceae, dan Liliaceae;

b. Umbi batang
Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu
memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan
vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan
mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies
Solanaceae dan Asteraceae.

c. Umbi akar (tuberous root)


Ubi Akar merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar. Ketela pohon adalah
salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan perbanyakan.
Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga kadang-kadang disebut umbi,
seperti rimpang dangeragih (Abidin, 2004).

d. Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.
Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi
(karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan
pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat
sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui stolon atau batang rambatnya. Cara
menanamnya cukup mudah, dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga
stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam tanah. Pemeliharaannya cukup
mudah. Ubi jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari
gulma untuk menghindari persaingan unsur hara disekitar tanaman. Pemberian pupuk UREA
atau pupuk organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus. Panen ubi jalar yaitu
dengan mencangkuli sekitar tanaman, ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena
cangkul atau alat pertanian (Anonim, 2012).

2. Sejarah Ubi Jalar


Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika.
Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia
Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada
abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina,
Jepang, dan Indonesia.
Tim ilmuwan di Prancis mengaku telah berhasil mengungkap sejarah penyebaran ubi
jalar (Ipomoea batatas), yang sampai kini berkembang ke Asia dan Afrika. Ada sejumlah
teori mengenai asal-usul ubi jalar ini. Ada teori yang menyatakan tanaman ini berasal dari
Amerika Selatan, lalu berkembang di Polinesia dibawa oleh orang-orang yang berkunjung ke
Amerika Selatan. Ada juga teori bibit umbi-umbian ini hanyut sampai ke Pasifik. Bahkan ada
teori lain, tanaman ini asli dari Papua. Namun sebuah laporan ilmiah di Risalah Proceeding of
the National Academyof Sciences, memunculkan teori baru berlandaskan peta genetika. Teori
ini sudah muncul tahun 1970-an, dilansir arkeolog Douglas Yen, yang menyatakan ubi jalar
menyebar dalam beberapa gelombang di Oseania. Belakangan teori ini dikonfirmasi temuan
genetika.
Ubi jalar pertama kali datang antara tahun 1000 sampai 1100 ketika pelaut Polinesia
mampir di Amerika Selatan dan membawa pulang ubi jalar yang kemudian menyebar luas,
kemudian orang-orang Eropa membawa pula galur ubi jalar yang lain dari Amerika Selatan
ke Filipina dan Pasifik Barat dalam dua gelombang terpisah di abad 16. Ubi jalar muulai
menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika, diperkirakan pada abad
ke- 16. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke spanyol melalui Tahiti, kepulauan Guam,
Fiji, dan Selandia Baru. Sejak itu, dua ubi jalar yang berbeda galur berkembang di seluruh
Oseania termasuk Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hampir
di semua provinsi di Indonesia. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di
Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan, Serang, Sukabumi,
Purwakarta dll (Anonim, 2005).

3. Karakteristik Ubi Jalar

Ubi Jalar atau ketela rambat atau sweet potato (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis
tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi
dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu
sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda
ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hiaskarena
keindahan daunnya. Ubi jalar mengandung vitamin B6 yang tinggi. Sumber vitamin C yang
baik. Mengandung vitamin D. Mengandung zat besi. Sumber magnesium yang baik. Sumber
kalium. Ubi jalar mengandung air 64,60-79,59%, abu 0,92-0,98%, pati 17,06-28,19%,
Protein 1,19-2,07%, gula 0,38-0,43%, serat kasar 2,16-5,24% dan beta karoten 17,42-
51,20%. Ubi jalar ungu mengandung senyawa antisianin, yakni suatu pigmen yang memiliki
manfaat sebagai antioksidan, antibakteri, dan hebatnya lagi senyawa ini berfungsi untuk
mencegah penyakit kanker, jantung, dan stroke.

Selain kandungan senyawa dan zat aktif, ubi ungu juga memiliki kandungan nutrisi
lainnya yang tidak sedikit. Beberapa zat penting yang terkandung di dalam ubi ungu
diantaranya adalah vitamin A, vitamin C, vitamin B1, Zat besi, Kalsium, Lemak, protein,
Serat kasar, fosfor, dan riboflavin. Senyawa antosianin yang tinggi pada umbi ini memiliki
tingkatan kestabilan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan umbi atau bahkan sumber
makanan lain. Ubi ungu diketahui memiliki kandungan betakaroten dalam jumlah yang cukup
banyak. Yang mencengangkan dari ubi jalar ungu ini ialah, selama proses pengolahan dengan
cara direbus hingga matang, kadar betakaroten yang rusak hanya sekitar 10% dari total
keseluruhan. Apabila dimasak dengan cara digoreng atau memanggang, kadar betakaroten
yang terkandung dalam ubi hanya rusak sekitar 20%. Kerusakan paling banyak, yakni dengan
jumlah 50% didapatkan ketika dilakukan penjemuran hingga kering (Anonim, 2008).

4. Panen dan Pasca Panen Ubi Jalar


Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua. Kriteria ubi jalar matang
fisiologis, antara lain, ialah bila kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan
kadar serat yang rendah dan bila direbus rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu
panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen
pada umur 3 - 3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5 - 5 bulan.
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut : tentukan pertanaman ubi jalar
yang telah siap dipanen, potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit,
kemudian batang-batangnya disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan. Digali guludan
dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya. diambil dan dikumpulkan ubi jalar di suatu
tempat pengumpulan hasil. Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih
menempel. Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah
terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni,
lalu angkat ketempat penampungan hasil. Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya
ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik
dilakukan dalam pasir atau abu.
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut :
diangin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
disiapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan
peredaran udaranya baik. Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir
kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup (Woolfe, 1992).

5. Pemanfaatan Ubi Jalar


Hampir seluruh bagian ubi jalar dapat dimanfaatkan yaitu daun sebagai sayuran, pakan
ternak. Batang biasanya digunakan sebagai bahan tanam, pakan ternak, kulit ubi
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ubi segar yang paling banyak dimanfaatkan. Ubi segar
biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tepung ubi jalar. Pati dari ubi jalar biasa
dimanfaatkan sebagai fermentasi, pakan ternak, asam sitrat.
Di Jepang, ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan pangan tradisional dan dipromosikan
setara hamburger dan pizza. Di negara tersebut berbagai makanan berbahan baku ubi jalar
banyak dijumpai di toko-toko dan restoran bertaraf internasional. Ubi Jalar Cilembu ST 1,
sejak lama menembus pasar Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang (Zhang et al, 1998).
III. PEMBAHASAN

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika.
Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia
Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada
abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina,
Jepang, dan Indonesia. Tim ilmuwan di Prancis mengaku telah berhasil mengungkap sejarah
penyebaran ubi jalar (Ipomoea batatas), yang sampai kini berkembang ke Asia dan Afrika.
Ada sejumlah teori mengenai asal-usul ubi jalar ini.

Ada teori yang menyatakan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, lalu berkembang di
Polinesia dibawa oleh orang-orang yang berkunjung ke Amerika Selatan. Ada juga teori bibit
umbi-umbian ini hanyut sampai ke Pasifik. Bahkan ada teori lain, tanaman ini asli dari Papua.
Namun sebuah laporan ilmiah di Risalah Proceedings of the National Academy of Sciences,
memunculkan teori baru berlandaskan peta genetika. Teori ini sudah muncul tahun 1970-an,
dilansir arkeolog Douglas Yen, yang menyatakan ubi jalar menyebar dalam beberapa
gelombang di Oseania. Belakangan teori ini dikonfirmasi temuan genetika.

Ubi jalar pertama kali datang antara tahun 1000 sampai 1100 ketika pelaut Polinesia
mampir di Amerika Selatan dan membawa pulang ubi jalar yang kemudian menyebar luas;
kemudian orang-orang Eropa membawa pula galur ubi jalar yang lain dari Amerika Selatan
ke Filipina dan Pasifik Barat dalam dua gelombang terpisah di abad 16. Sejak itu, dua ubi
jalar yang berbeda galur berkembang di seluruh Oseania termasuk Indonesia. Studi genetika
ini dilakukan tim peneliti yang dipimpin Caroline Roullier, ahli botani dari Pusat Kerjasama
dan Riset Pengembangan Pertanian Internasional di Montpellier, Prancis, yang meneliti
sampel dari ubi jalar masa kini dan spesimen sejarah yang disimpan di herbarium.
Spesimen herbarium termasuk pula tanaman yang dikoleksi Kapten James Cook yang
tahun 1769 berkunjung ke New Zealand dan Kepulauan Society. Roullier dan timnya
menargetkan spesimen sejarah karena menggambarkan bagaimana varietas ubi jalar
berkembang di Oseania sebelum pertukaran dan pemanenan mempengaruhi tanda genetisnya.
Kisah ini berikutnya menggambarkan bagaimana ubi jalar melintas lautan, merekam
hubungan kuno Polinesia dan Amerika Selatan.

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman budidaya. Ubi jalar yang biasa dikenal
sebanyak tiga jenis, antara lain ubi jalar ungu, ubi jalar kuning dan ubi jalar putih. Di tengah
masyarakat, ubi jalar kuning dan ubi jalar ungu adalah yang paling banyak diminati. Hal ini
karena warna yang dimiliki yang menjadi salah satu daya tarik yang memikat, sehingga ubi
jalar ungu dan kuning banyak diminati.

Ubi jalar biasanya ditanam di perkebunan. Untuk menghasilkan ubi jalar dengan kualitas
tinggi dan produktif, maka lahan yang digunakan haruslah memenuhi syarat. Syarat yang
harus dipenuhi antara lain: pH tanah berkisar antara 5,5 – 6,5 dengan tanah yang tidak
terinfeksi hama penggerek, penyakit kudis dan virus. Peluang tergenang kecil, karena sistem
perakar ubi jalar aerob serta transportasi harus mudah menuju lahan perkebunan.

Ubi jalar ditanam selama dan dapat dipanen kurang lebih 95 hari atau 5-6 bulan, dengan
ciri-ciri daun menguning dan cenderung kering. Penentuan saat panen ubi jalar yang tepat
sangat penting karena umur panen berpengaruh terhadap komposisi kimia umbi segar
maupun tepung ubi jalar yang dihasilkan. Umur 120 hari merupakan umur panen optimum
ubi jalar segar berdasarkan kadar pati tertinggi dan serat minimal.

Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik
ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan
kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan
waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur
pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang
(dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan,
dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan,
selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil
ubi.
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) adalah jenis tanaman budidaya yang mana bagian akarnya
banyak dimanfaatkan.

2. Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum,
ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak
berair.

3. Ubi jalar adalah umbi-umbian yang bila disimpan lama akan menghasilkan rasa yang lebih
manis.

4. Vitamin B6, vitamin C, vitamin D, mengandung zat besi, sumber magnesium, sumber
kalium, mengandung air, abu, pati, protein, gula, serat kasar, beta karoten, Ubi jalar ungu
mengandung senyawa antisianin, vitamin B1, zat besi, kalsium, lemak, protein, serat kasar,
fosfor, dan riboflavin, betakaroten.

5. Hampir seluruh bagian ubi jalar dapat dimanfaatkan yaitu daun sebagai sayuran, pakan
ternak. Batang biasanya digunakan sebagai bahan tanam, pakan ternak, kulit ubi
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ubi segar yang paling banyak dimanfaatkan. Ubi segar
biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tepung ubi jalar. Pati dari ubi jalar biasa
dimanfaatkan sebagai fermentasi, pakan ternak, asam sitrat.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan


Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Hariyadi, Agus. Penyuluh Pertanian, Sumber : Balai Penelitian Tanaman Pangan,Malang.
Najiyati, Sri. 1998. Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta:PT.Penebar Swadaya.
Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. PenerbitKanisius
(Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Jalar : budi daya dan pascapanen.Yogyakarta: Kanisius.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016 pemerintah
Kabupaten Pandglang, hal II-1

Anda mungkin juga menyukai