Anda di halaman 1dari 16

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata l.) merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang

cukup penting di Indonesia. Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang

tanah. Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Tanaman pangan ini telah dikenal luas dan sudah lama dibudidayakan di Indonesia.

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di

daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki

banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein

nabati tinggi. Kelebihan kacang hijau dibandingkan dengan jenis kacang lain diantaranya

mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Bahkan, pada musim kemarau hanya tanaman

kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah. Kacang hijau juga tahan

terhadap hama dan penyakit.

Kacang hijau diIndonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman

pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Bagian paling bernilai ekonomi adalah

bijinya. Biji kacang hijaudirebus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan

langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau

gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan

Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup

lama akan pecah dan pati yang terkandung dalambijinya akan keluar dan mengental,

menjadi semacam bubur. Tepung bijikacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung

hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kuedan cenderung membentuk gel. Tepung ini

juga dapat diolah menjadi mie yang dikenal sebagai soun.


2

Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain : amilum, protein, besi, belerang,

kalsium, minyak lemaak, mangan, magnesium, niacin, vitamin (B1, A dan E ). Meskipun

tanaman kacang hijau memiliki manfaat, namun tanaman ini masih kurang mendapatkan

perhatian petani untuk dibudidayakan. Disumatra barat, luas tanaman kacang hijau

menduduki posisi terakhir dibandingkan tanaman pangan alainnya, seperti : padi, jagung,

kacang tanah, umbi kayu, umbi jalar, dan kedelai. Padahal, tanaman kacang hijau memiliki

potensi yang tinggi untuk dfikembangkan. Kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari

segi agronomi dan ekonomis, seperti : lebih tahan kekeringan, serangan hama dan penyakit

lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55 – 60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang

subur, dan cara budidayanya mudah.

Ditinjau dari ketersediaan lahan sangat berpotensi mengembangkan tanaman

kacang hijau dilahan sawah. Keseluruhan lahan ini sangat berpotensi untuk pengembangan

kacang hijau setelah panen padi sawah. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap

kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil

yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini harus

dikerjakan beberapa kali. Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara

memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi

dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasca panen.

B. Tujuan

 Untuk mengetahui varietas unggul pada tanaman kacang hijau

 Untuk mengetahui cara pembudidayaan kacang hijau

 Untuk mengetahui hama dan penyakit tanaman


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi

pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang

sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu

sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat

permanent (tetap) dan tidak dapat balik (Irrevisible), sedangkan perkemobangan adalah

proses perubahan dalam bentuk. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan

volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan

pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur.

Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Nama lain proses

perkembangan adalah morfogenesis. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul

sederhana dan molekul kompleks (D.A. Pratiwi, 2000).

Awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan

untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calon

daun (calon akar). Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang

akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang akan tumbuh menjadi kecambah).

Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung

pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang

disebut testa. Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air

di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak

dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman).

Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat
4

dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap

bertahan hidup (H. Marthin 2002)

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji

yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.

Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji misalnya

radikula dan plumula. Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui

mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada

akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan disahului aktifnya enzim

hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau

endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein

menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi

membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian

menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk

membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan

asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji

memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa

yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa

hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai

melakukan fotosintesis (http://www.wikipedia.com, 2012)

Tipe perkecambahan berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan

dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang

dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas

tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapra.

Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa
5

tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan,

pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah

lainnya, serta asimilasi (fotosintetisung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh

memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.

Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang

hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanah

(http://www.google.com, 2012)

Pertumbuhan terdiri atas pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder, primer

adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung

batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan

alat auksanometer. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah

diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder

yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil,

Faktor eksternal/lingkungan merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan

proses pertumbuhan dan perkembangan .Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut: Air dan mineral, suhu, kelembaban, dan

cahaya. Faktor Internal yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Karmila, dkk, 2006).

Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya

digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan

klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses

pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang

tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap

akan menyebabkan terjadinya etiolasi (Daroji, 2007).


6

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kacang Hijau

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di

daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki

banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein

nabati tinggi. Kelebihan kacang hijau dibandingkan dengan jenis kacang lain diantaranya

mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Bahkan, pada musim kemarau hanya tanaman

kacang hijau yang masih bisa tumbuh di pematang sawah. Kacang hijau juga tahan

terhadap hama dan penyakit.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih

60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-

tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60

cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan

berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri

dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari
7

daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning,

tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong

kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.

Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong

berisi 10-15 biji.

Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya

tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang). Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan

dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E

(membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah).

Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna

bagi tubuh.

B. Morfologi Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman

pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman kacang hijau berbatang tegak

dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya

menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan

cabangnya ada yang hijau ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan

letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna

daunnya hijau muda sampai hijau tua.

Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang

serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan

panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna

hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
8

Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya

kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning,

cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada

permukaan.

C. Syarat Tumbuh dan Varietas Unggul

Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama

hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas

permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya

rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.

Menurut Balitkabi (2005), semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam

dilahan sawah. Namun, untuk daerah endemik penyakit embun tepung dan bercak daun

(Cercospora) dianjurkan menanam varietas Sriti, Kenari, Perkutut, Murai, dan Kutilang. Beberapa

varietas ini rata-rata memiliki daya hasil diatas 1,5 t/ha, dengan umur tanaman dapat

dipanen 60-75 hari diantaranya adalah :

1. Kacang Hijau Varietas Sriti

Tipe determinate produktifitas rata-rata 1,8 t/ha, warna biji hijau kusam, ukuran biji

besar ( 6,0 – 6,5 g/100 biji ), toleran penyaakit embun tepung dan bercak daun, umur panen

60 -65 hari.

2. Kacang Hijau Varietas Murai

Varietas introduksi ini berasal dari Institut Plant Breeding, Filipina dengan nomor

induk MLG 1026 dan nomor galur EVO 947. Warna batangnya hijau tua, sedangkan warna

daunnya hijau muda. Periode berbunganya serempak, tanaman berbunga 50 pada umur 35

hari. Varietas ini dapat dipanen pada umur 63 hari. Jumlah polong per tanaman sebanyak

13, sedangkan jumlah biji per polong rata-rata sebanyak 11. Biji kacang hijau varietas
9

Murai berwarna hijau kusam dengan ukuran 6 g/100 biji. Produktivitas 1,50 ton/ha.

Varietas ini tahan terhadap penyakit bercak daun.

3. Kacang Hijau Varietas Perkutut

Varietas ini merupakan introduksi dari AVRDC Taiwan, berasal dari galur VC

2750 dengan nomor induk MLG 1025. Warna batang dan daunnya hijau tua, periode

berbunganya serempak. Tanaman berbunga 50 pada umur 36 hari, sedangkan umur

panennya 60 hari. Dalam satu tanaman terdapat 12 polong; satu polong rata-rata

mengandung 12 biji. Bijinya berwarna hijau mengilat dengan ukuran 5 g/100 biji.

4. Kacang Hijau Varietas Kenari

Varietas ini merupakan introduksi dari AVRDC Taiwan, berasal dari galur

VC.3012B. Tinggi tanaman rata-rata mencapai 55 cm, Daunnya berwarna hijau, bijinya

hijau mengilat. Polong masak pada umur 60-65 hari. Rata-rata hasil per hektar yaitu 1,38

ton. Varietas ini agak tahan terhadap penyakit bercak daun dan toleran penyakit karat.

5. Kacang Hijau Varietas Camar

Varietas ini mempunyai nomor galur MI-5/Psj. Daunnya berwarna hijau muda,

sedangkan batang dan tangkai daunnya hijau. Polongnya terletak di atas kanopi, tidak

mudah pecah, jika sudah tua berwarna hitam. Bijinya hijau mengilat, berukuran kecil, dan

cepat lunak jika direbus. Rata-rata hasil per hektar 1,0-2,0 ton biji bersih. Varietas ini tahan

terhadap bercak cokelat (Cercospora sp.), cukup tahan terhadap penyakit kudis (Uromyces

sp.). Selain itu, Camar juga toleran terhadap lahan masam dan lahan asin.

6. Kacang Hijau Varietas Merpati

Varietas ini berasal dari galur VR 8608-1-B, introduksi dari AVRDC. Daunnya

berwarna hijau tua dan bunganya kuning, muncul pada umur 35 hari. Rata-rata tinggi

tanaman mencapai 57 cm. Polongnya masak serempak pada umur 58 hari dan tidak mudah
10

pecah. Polong yang sudah masak berwarna hitam, sedangkan bijinya hijau mengilap. Berat

1.000 butir biji 61 g. Kisaran produksinya sekitar 1.400 kg/ha. Varietas ini tahan terhadap

penyakit bercak daun (Cercospora sp.) dan embun tepung (Erysiphe polygons).

D. Pengolahan Tanah

Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis, ketinggian tanah

yang cocok untuk tanaman ini yaitu 500 m dpl. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya

kacang hijau ini suhu yang panas. Pada musim hujan, pertumbuhan vegetative sangat cepat

sehingga mudah rebah.

Tanah yang cocok untuk budidaya kacang hijau adalah yang memiliki pH 5,8. Jika

pH kurang dari 5, tanah sebaiknya di beri kapur terlebih dahulu, dengan waktu 2-4 minggu

sebelum penanaman. Kacang hijau menyukai tanah gembur dengan saluran pembuangan

air yang baik. Tanah sawah bekas padi bisa digunakan untuk lahan penanaman kacang

hijau, dan sisa-sisa tumbuhan padi seperti jerami bisa langsung dibenamkan.

Pengolahan kering dilakukan dengan cara mencangkul atau dibajak supaya dapat

diratakan. Dan setiap 5-6 m dibuat saluran pengairan. Pada lahan kering, kacang hijau

ditananam pada akhir musim hujan. Dan tanaman ini bisa ditanam secara tumpang sari

dengan tanaman jagung atau umbi kayu.

E. Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara menggunakan alat tugal bermata

tiga. Fungsi dari tugal bermata tiga yaitu lubang pertama untuk menanam bibit kacang

hijau, dan lubang yang kedua dan ketiga untuk lubang pupuk. Lubang tanaman memiliki

kedalaman 4 cm dan lubang pupuk sedalam 7-10 cm. jarak antara lubang tanam dan lubang

pupuk 7-10 cm.


11

F. Cara Penanaman

Untuk lahan yang belum pernah ditanami kacang sebelumnya, maka harus

dilakukan inokulasi bakteri. Caranya, yaitu benih kacang dibasahi dengan air secukupnya

dan dicampur secara merata dengan legin 10 gram dan sedikit dibasahi. Selama 1-4 jam

diangin-anginkan. Benih yang sudah dionokulasi segera ditanam.

Tanah yang sudah biasa ditanami kacang hijau sudah banyak mengandung bakteri

Rhizobium. Hal ini akan lebih praktis, karena untuk mengejar waktu dan bakteri rhizobium

praktis sudah ada di dalam tanah. Setelah tanah sudah dilubangi, kemudian masukan benih

pada lubang pertama, setiap lubang diisi dengan 2 butir benih dan diikutii dengan

memasukan pupuk pada lubang du dan tiga dan metupnya dengan tanah. Sedangkan jarak

yang umum dipakai yaitu panjang 20-20 cm dan lebar 10-20 cm. jika ditanam pada musim

penghujan biasanya jaraknya 40 x 15 cm. sedang jika ditanam pada musim kemarau 25 x

25 cm atau 30 x 20 cm.

G. Cara Pemeliharaan Tanaman

1. Pengairan

Pengairan pada kacang hijau diperlukan terutama pada lahan sawah irigasi,

terutama pada saat tanaman mengalami masa pertumbuhan vegetative. Jika ditanam pada

sawah tadah tidak perlu diberi air. Sebab tanah masih lembap bila ditanam pada saat masih

hujan. Kacang hijau pada masa generative sedikit memerlukan air.

2. Penyulaman dan Penyiangan

Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 17 hari setelah penanaman

dilakukan. Penyulaman dilakukan dengan cara menyediakan tanaman cadangan yang

ditanam di luar area tanaman. Penyulaman dilakukan jika 5% lubang tanaman tidak

ditumbuhi tanaman sempurna.


12

Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Pertama ketika tanaman sudah berumur 2

minggu dan kedua pada waktu berumur satu bulan. Penyiangan dilakukan untuk

membersihkan tanaman pengganggu atau gulma.

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dua kali, pertama diberikan pada saat tanam, dan yang kedua

diberikan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman umur satu bulan. Dosis

pupuk yang diberikan adalah urea 50-100 kg/ha TSP 100 kg/ha dan KCL 50-75 kg/ha.

Cara pemupukan, pertama pupuk dimasukan ke lubang kemudian ditutup dengan

tanah jarak lubang pupuk 5-6 cm. kemudian lubang kedua yang jaraknya 10 cm kemudian

tutp dengan tanah. Pupuk jangan sampai kontak langsung dengan benih, karena

perkecambahan akan terhambat.

H. Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Jenis-jenis Hama

a) Lalat kacang

Ciri-cirinya tubuh kecil berukuran 1,5 mm, warna hitam mengkilap, siang hari

bersembunyi di dalam rumput, dan kepongpongnya atau pupa berwarna coklat.

Dampak pada tanaman, terdapat bercak-bercak pada daun pertama, polong yang

diserang gugur, daun mulai layu dan kekuning-kuningan, tanaman akan mati saat

berumur 3-4 minggu. Pengendaliannya, tanam serempak, tanam gilir, benih

masukan kedalam lubang dengan insektisida butiran seperti furadan 3G, dan

penyemprotan dengan insektisida seperti Thiodin 35 EC mulai umur tiga hari.

b) Ulat Jengkal

Ciri-cirinya, tubuhnya berwarna hijau, ukurannya 2-3 cm, dan jalannya

menyungkal. Dampak pada tanaman, menyerang tanaman yang sudah tua, dan
13

menyerang daun hingga tulang daun. Pengendaliannya, musnahkan telur dan

larvanya, tanam gilir, tanam serempak, dan penyemprotan pestisida, seperti

Dekametrin, azodrin 15 WSG, atau Dursbori 20 EC.

c) Penggerek Polong

Ciri-cirinya, larva berwarna merah kebiruan pada waktu kecil, dan setelah besar

berwarna hijau, dan bentuk larva gemuk licin. Dampak pada tanaman, membuat

lubang pada polong, memakan biji, gejala bercak hitam, adanya lubang bulat pada

polong, dan biji pada polong habis dimakan. Pengendaliannya, tanam serempak,

tanam gilir, pengaturan waktu yang tepat, menghentikan penanaman selama 2 tahun

jika hama banyak, dan penyemprotan dengan pestisida, seperti azodrin 15 WSC

atau Sihalotrin.

d) Ulat penggulung daun

Ciri-cirinya, ulat berwarna hijau terang, dan kupu-kupu kecil berwarna coklat

muda. Dampak pada tanaman, daun menggulung ke dalam/keriting karenasel-sel

bagian atasnya mengerut dan menurunkan hasil, karena proses fotosintesis

terganggu. Pengendaliannya, membuang daun yang menggulung, mematikan

ulatnya, dan menyemprot pada saat berumur 3 minggu denga Fungisida Benlate 50

WP sebanyak 1 gram/liter air, dan setiap 10 hari pada umur 30-50 disemprot

dengan ½ gram per liter air.

2. Jenis-jenis Penyakit

a) Bercak daun, pengendaliannya memotong daun dan lakukan penyemprotan dengan

Benlate 50 WP sebanyak 0,5 gram/liter pada usia 30 dan 40 hari.


14

b) Karat daun, pengendaliannya menaman varietas tahan penyakit, dan lakukan

penyemprotan dengan fungisida setiap 10 hari mulai 25 hari sampai 45 hari dengan

Bayleton 2 gram/2 cc/liter air.

c) Kudis, pengendaliannya penanamn varietas tahan penyakit, tanaman dicabut dan

dibakar, dan penyemprotan pestisida secara teratur dengan Bavistin, Topsin M 70

WP pada umur 20 hari, 30 hari, dan 50 hari.

d) Embun tepung, penngendaliannya dengan menanam varietas yang tahan penyakit,

dan menyemprotkan fungisida seperti Benlate 50 WP 1 gram/liter air saat tanaman

usia 3 minggu.

e) Mozaik kacang hijau, penanggulangannya dengan menanam varietas tahan

penyakit, tanam gilir, mencabut dan membakar tanaman yang terserang, dan

memberantas vector dengan insektisida.

I. Panen dan Pasca Panen

Tanaman kacang hijau dapat dipanen pada saat umur tanaman pada umumnya 58-

85 hari, pemungutan panen dapat dilakukan ketika sebagian besar polong berwarna hitam

atau coklat serta telah kering dan mudah pecah, panen dapat dilakukan satu, dua, atau tiga

kali tergantung varietas dengan dipetik dan dilakukan pada pagi hari. Polong yang sudah

dipetik kemudian dijemur diatas lantai beralaskan terpal atau karung dengan ketebalan 2 -3

cm, dan dilakukan pembalikan setiap lebih kurang 3 jam. Setelah biji kacang hijau kuning

masukan kedalam karung dan dipukul-pukul agar biji terlepas dari polong, dan setelah itu

lakukan penapian untuk memisahkan biji-biji yang rusak. Biji yang sudah bersih kemudian

dijemur lagi sampai 2-3 hari. Biji kemudian simpan dalam kaleng. Berilah abu dapur atau

insektisida agar tidak diserang hama bubuk.


15

IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang banyak dimakan

rakyat indonesia. Tanaman ini selain banyak mengandung zat-zat gizi juga bermanfaat untuk proses

pengobatan. Secara agronomis dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki kelebihan

dibandingkan tanaman kacang-kacangan lainnya.

Potensi untuk mengembangkan tanaman kacang hijau dilahan sawah yang selama ini

sebagian besar dibiarkan bera setelah panen padi untuk waktu lama ( 1 – 3 bulan ). Lahan yang

memiliki potensi itu adalah lahan sawah tadah hujan, lahan sawah irigasi desa dan lahan sawah irigasi

sederhana. Permasalahan nya adalah masih rendahnya produktifitas hasil dibandingkan potensi

hasilnya. Hal ini antara lain disebabkan oleh praktik budidaya yang kurang optimal.

B. SARAN

Dalam pembudidayaan tanaman kacang hijau memiliki ketersediaan lahan yang

sangat berpotensi dalam mengembangkan tanaman kacang hijau pada lahan pertanian.

Keseluruhan lahan ini sangat berpotensi untuk pengembangan kacang hijau setelah panen

padi sawah. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang.

Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya

masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali.

Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis

petani, untuk mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan dapat

menggunakan varietas-varietas unggul agar masak serempak, serta peningkatan usaha

pasca panen optimal.


16

DAFTAR PUSTAKA

D. A, Pratiwi. 2012. Laporan Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau, Dalam


http://ziabazlinah.blogspot.com/2012/08/laporan-praktikum-pertumuhan-biji.htm

Martin. 2013. Laporan Pengamatan “Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan


Perkembangan Kacang Hijau”, Dalam
http://farischarming.wordpress.com/2013/08/31/laporan-pengamatan-pengaruh-cahaya-
terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau/.

Yasih, Fitri. 2012. Laporan Perkecambahan Kacang Hijau, Dalam


http://kecambahkacanghijau.blogspot.com/2012/09/laporan-perkecambahan-kacang-
hijau.html.

Nurcholis, M. 2013. Praktikum Biologi, Dalam


http://mnurcholisnabylateman.blogspot.com/2013/04/praktikum-biologi.html.

Karmila,dkk. 2006. Contoh Laporan Biologi "Pertumbuhan Biji Kacang Hijau", Dalam
http://karmila,dkk.blogspot.com/2012/09/contoh-laporan-biologi-pertumbuhan-
biji.htmlhttp://tika-nurfarida.blogspot.com/.

Daroji, 2007. Pertumbuhan Kacang Hijau by Daroji, Dalam


http://Daroji.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-kacang-hijau-by-khaeriani.html.

Anda mungkin juga menyukai