Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN KACANG TANAH

Disusun oleh :
Della Hardiyanti
Zidhan Nugraha Ramadhan
Hans M Fadil Hasan Rais
Kurniawan Wahyu Pamungkas

Madrasah Alyah Negeri 5 Sleman

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Adapun
pengertian dari pertumbuhan adalah proses pertambahan volume, dan tinggi batang
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Sedangkan perkembangan
adalah proses menuju kedewasaan atau terspesialisasinya sel – sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi
dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh faktor internal (Gen
dan hormon) dan faktor eksternal (makanan, air, suhu, kelebaban, oksigen, cahaya).
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan
perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang
sempurna yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu,
tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.
Cahaya matahari dan air adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup di dunia. Baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam hal
ini, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari dan air sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang tanah?
2. Bagaimana perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang tanah di tempat yang
gelap dan terang?
3. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
kacang tanah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang tanah.


2. Mengamati perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang tanah di tempat yang
gelap dan terang.
3. Mengamati pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
kacang tanah.

2
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan referensi serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah dan
padi dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang tanah yang
diletakan di lingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga menanam
kacang tanah dan padi dengan intensitas cahaya yang tepat
Sebagai salah satu media untuk meningkatkan wawasan serta dapat
memberikan pengalaman bagi peneliti tentang pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah dan padi dan perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang tanah dan padi yang diletakan
di lingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu
terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk
pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki
pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat balik
(Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk.
Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Untuk mengukur pertumbuhan tanaman
digunakan alat yang.disebut busur tumbuh atau auksanometer. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat
diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi.
Calon tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot,
embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh atau rumput yang mudah
digoyangkan oleh angina. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul
kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah
sebagai berikut :
 Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
 Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak.
Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh
penyerapan air kedalam vakuola.
 Tahap diferensiasi sel, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai
ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses
diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
B. Pertumbuhan dan Perkembagan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung
potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya
embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan
tumbuh menjadi akar) dan planula (yang akan tumbuh menjadi kecambah).
Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya
terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan
yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk
mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa
memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang
menggabungkan kulit kotiledon.

4
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di
dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji
tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif
(dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana
ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi
embrio agar tetap bertahan hidup.
C. Perkembangan Embrio
Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian
pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis zigot akan
berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari
jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang
mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer
dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk
kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan
perkecambahan (germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu
meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical aka. Sel-sel tersebut berada
dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah,
kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan
akar.
Perkembangan embrio terhenti stelah mencapai tahapan tertentu, yaitu saat
bakal biji telah menjadi biji matang. Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk
perkecambahan. Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telah
terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam
bertepung. Sel – sel aleuron menyintesis enzim amilase. Enzim tersebut dapat
mengubah cadangan zat pati didalam endosperma menjadi gula yang dapat
digunakan oleh embrio.
D. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat
didalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Tahapan perkecambahan
Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut
meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis
cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik
tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang
masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya
menyebabkan pecahnya testa.

5
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan
karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim
protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm
amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan
sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa.
Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding
sel bagi sel – sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino
akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui
pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari
timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari,
plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai
melakukan fotosintesis.
Macam perkecambahan
1. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di
bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan
kotiledon terangkat keatas tanah, misalnya pada kacang hijau. Perkecambahan ini
umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri),
contoh: kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
2. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang
teratas (epikotil) sehinga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, tetapi
kotiledon tetap di dalam tanah. Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae,
contoh: Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,


tumbuhan mengalami pertumbuhan, Macamnya yaitu:
1) Pertumbuhan primer
Adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun
ujung batang (meristem primer). Berlangsung pada embrio, embrio dibedakan
menjadi 3 bagian penting yaitu:
a. Tunas embrionik, yaitu calon batang dan daun
b. Akar embrionik, yaitu calon akar
c. Kotiledon, yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3
daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel – sel di daerah ini aktif
membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel – sel di
daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.

6
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel – selnya berdiferensiasi
menjadi sel – sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.

2) Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan
meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar
bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas: Kambium vaskuler (terletak diantara
xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang
menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/ mati). Pertumbuhan sekunder
terjadi pada tumbuhan dikotil.

E. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan


A. Faktor Eksternal
1. Makanan (Zat Hara)
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan
air, tetapi juga unsur – unsur lainnya. Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun,
sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.
Makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan terdiri dari unsur makro dan mikro
yang masing masing terdiri atas 9 unsur makro dan 8 unsur mikro. Makronukrien
(unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya: C, H, O [defisiensi:
Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati], N (Nitrogen)
[defisiensi:Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca
(Kalsium), S (Sulfur), Mg (Magnesium).
2. Suhu atau Temperatur
Untuk proses tumbuh dan perkembangan, tumbuhan memerlukan suhu yang
sesuai. Suhu tersebut disebut suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih
memungkinkan pertumbuhan disebut suhu minimum. Sedangkan suhu paling tinggi
yang masih memungkinkan pertumbuhan disebut suhu maksimum.
Jenis tumbuhan satu dengan yang lain memiliki suhu minimum, suhu optimum,
dan suhu maksimum yang berbeda – beda. Bagi tumbuhan suhu lingkungan
berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim. Umumnya tumbuhan tidak tumbuh di
bawah suhu 0°C dan di atas 40°C . Kisaran suhu masih memungkinkan tumbuh
dengan baik adalah 22°C – 37°C.
3. Air
Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air merupakan senyawa utama yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman yang berfungsi sebagai komponen pembantu proses
fotosintesis.
Fungsi lain dari air yaitu, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan
dan membantu perkecambahan biji tanaman baik pada biji tanaman monokotil
maupun dikotil.
4. Cahaya

7
Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan,
umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meninggi, karena cahaya dapat
menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Pada tempat yang gelap tumbuhan
akan lebih cepat tinggi daripada tempat yang terang. Pertumbuhan yang cepat di
tempat gelap disebut etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang
hari). Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam,
hal ini ada hubungannya dengan hormon fitokrom dalam tumbuhan (protein dalam
kromatofora yang mirip fikosianin), macamnya yaitu:
a. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang
dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar,
kedelai, dan anggrek.
b. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih
dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang,
gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari
untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar,
kapas, mentimun dan tomat.

5. Kelembaban
Pengaruh kelembaban udara berbeda – beda terhadap berbagai
tumbuhan,tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi tumbuhan. Kondisi
lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang
dikeluarkan.

6. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob
padatumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan
aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami
kematian.

7. pH medium (Tingkat keasaman)


Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-
unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam,
unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.

B. Faktor Internal
1. Gen
Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel,
misalnyaproses sintesis protein. Protein merupakan komponen dasar penyusun
tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dengan demikian gen dapat mengatur

8
pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis yang
dikendalikannya, Sehingga genetis tanaman satu dengan yang lainnya akan memiliki
pola pertumbuhan yang berbeda akibat susunan gen yang berbeda – beda.
2. Hormon
Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial, yang dibuat pada
satu bagian tumbuhan sedangkan respon pertumbuhan terjadi terhadap hormon di
bagian tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang dan daun. Hormon pertumbuhan
(fitohormon) yang telah dikenal antara lain auksin, sitokinin, dan giberilin.
a. Auksin
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang artinya meningkatkan.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Fritts Went, seorang mahasiswa pascasarjana
dari Belanda tahun 1926. Beberapa pengaruh auksin terhadap pertumbuhan antara
lain :
1. Merangsang perpanjangan sel.
2. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
4. Mempengaruhi pembengkokan batang.
5. Merangsang pembentukan akar lateral.
6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
b. Giberelin
Hormon Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang tahun 1930. Penemuan itu
merupakan hasil penelitian tentang penyebab tanaman padi tumbuh sangat tinggi.
Tanaman padi tersebut tidak mampu tumbuh tegak dan akhirnya mati.
Hal ini dikarenakan lemahnya batang dan rusak oleh parasit. Ternyata
penyebab penyakit tersebut adalah cendawan Gibberella fujikuroi. Beberapa
pengaruh hormon Giberelin adalah:
1. Memacu pertumbuhan batang.
2. Merangsang perkecambahan biji dan tunas.
3. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
4. Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).
5. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran
raksasa.
c. Sitokinin
Hormon sitokinin pada dasarnya suatu senyawa yang merangsang proses
sitokinesis (pembelahan sel). bersama auksin yang mempengaruhi pembelahan sel
atau sitokinesis. Sitokin diperoleh dari ragi santan kelapa, ekstrak buah apel, dan dari
jaringan tumbuhan yang aktif membelah. Sitokinin yang pertama kali ditemukan
ialah kinetin. Beberapa fungsi sitokinin adalah:
1. Merangsang proses pembelahan sel.
2. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
3. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
4. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti
suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.

9
5. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
d. Asam Absisat
Zat ini merupakan zat penghambat tumbuh yang umum dijumpai pada
tumbuhan. Zat dijumpai pada semua tumbuhan tingkat tinggi, beberapa jenis jamur,
beberapa jenis lumut, ganggang hijau, namun tidak ditemukan pada bakteri.Beberapa
fungsi lainnya yaitu:
1. Menghambat perkecambahan biji.
2. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
3. Memperpanjang masa dormansi umbi – umbian.
4. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
e. Gas Etilen
Gas etilen adalah gas atau uap yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Pada
tahun 1934, R. Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tanaman dan
berperan mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang
penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang. Beberapa
fungsi lainnya yaitu:
1. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan
kentang.
2. Mendukung pematangan buah.
3. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
4. Mendukung proses pembungaan.
5. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
6. Menstimulasi perkecambahan.
7. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
f. Asam traumalin (hormon luka)
Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada
tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi yang dipengaruhi oleh
hormon luka.
g. Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.
1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1) Biji Kacang tanah secukupnya
2) Kapas secukupnya
3) Air Secukupnya
4) Kardus
5) Gelas aqua secukupnya
6) Alat tulis penelitian

B. Cara Kerja
1. Merendam kacang tanah satu hari satu malam dengan menggunakan air.
2. Memilih biji yang berkualitas baik.
3. Menyiapkan gelas aqua setidaknya 4 buah, dan melubangi alasnya.
2. Menaruh kapas yang telah dibasahi ke dalam gelas aqua sebagai media tanamnya .
3. Menempatkan masing – masing 5 biji kacang tanah untuk disimpan di tempat yang
terkena cahaya baik cahaya matahari atau lampu pada masing-masing gelas aqua.
4. Menempatkan masing – masing 5 biji kacang tanah padi untuk disimpan di tempat
yang tidak terkena cahaya pada masing-masing gelas aqua, agar tidak terkena
cahaya, biji disimpan di dalam kardus yang tertutup.
8. Memberi label pada setiap gelas aqua agar mudah dibedakan.
7. Menyiram biji – biji yang sudah ditempatkan di gelas aqua tersebut dengan
menggunakan air secukupnya.
10. Mengamati dan mengukur perkecambahan pada biji – biji tersebut.
11. Menyiram tanaman tersebut secara rutin setiap hari.
14. Menuliskan data pertumbuhan dari hari-1 sampai hari ke-5 tanaman tersebut pada
tabel pengamatan.

C. Waktu Percobaan

Diawali pada hari Minggu, 19 Desember 2020 pukul 17.00 dan diakhiri pada hari
Rabu, 25 Desember 2020 pukul 17.00

11
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Percobaan

Tanaman Kacang Tanah di Tempat Terkena Cahaya


Hari
1 2 3 4 5 KET.
Kacang
A. 0 cm 0 cm 0 cm
( belum ( belum (mulai
tampak tampak tampak 0,3 cm 0,5 cm
kecambah kecambah) kecambah
) )
B. 0 cm 0 cm
( belum (mulai
tampak tampak 0,2 cm 0,5 cm 0,6 cm
kecambah kecambah)
)
C. 0 cm 0 cm
( belum (mulai
tampak tampak 0,2 cm 0,6 cm 0,5 cm
kecambah kecambah)
)
D. 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
( belum ( belum ( belum ( belum ( belum
tampak tampak tampak tampak tampak mati
kecambah kecambah) kecambah kecambah) kecambah
) ) )
E. 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
( belum ( belum ( belum (mulai
tampak tampak tampak tampak 0,1 cm
kecambah kecambah) kecambah kecambah)
) )

12
Tanaman Kacang Tanah di Tempat Gelap atau Tidak Terkena Cahaya

Hari
1 2 3 4 5 KET.
Kacang
A. 0 cm
(mulai
tampak 0,4 cm 0,8 cm 1,2 cm 1,5 cm
kecambah
)
B. 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
( belum ( belum ( belum ( belum ( belum
tampak tampak tampak tampak tampak mati
kecambah kecambah) kecambah kecambah) kecambah
) ) )
C. 0 cm
(mulai
tampak 0,4 cm 0,7 cm 1,1 cm 1,3 cm
kecambah
)
D. 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
( belum ( belum ( belum (mulai
tampak tampak tampak tampak 0,2 cm
kecambah kecambah) kecambah kecambah
) )
E. 0 cm 0 cm
( belum (mulai
tampak tampak 0,3 cm 0,6 cm 1,4 cm
kecambah kecambah
)

13
B. Pembahasan
Dalam percobaan yang kami lakukan, kacang tanah yang di tanam di tempat
gelap atau tidak terkena cahaya memiliki pertumbuhan yang sangat cepat
dibandingkan kacang tanah dan padi yang ditanam di tempat terkena cahaya. Dari 5
biji kacang tanah yang kami lakukan percobaan dengan media tanam kapas yang
tempatnya terkena sinar matahari hanya 1 biji kacang tanah yang tidak mengalami
perubahan sampai hari ke-5 (mati), mungkin hal itu diakibatkan karena biji yang satu
ini kurang berkualitas dibanding biji yang lainnya. Dibandingkan dengan tanaman
kacang yang kami tanam di tempat yang tidak terkena cahaya hanya ada satu biji juga
yang tidak mengalami perubahan sampai hari ke-5 (mati). Tetapi jika dibandingkan
dengan tanaman kacang yang kami tanam di tempat terkena cahaya, pertumbuhan
tanaman kacang di tempat gelap jauh lebih cepat dari pada kacang tanah yang
terkena cahaya.
Tipe perkecambahan biji kacang tanah adalah perkecambahan epigeal, karena
terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah.

Pertumbuhan Kacang Tanah di Tempat Gelap


Pada tempat yang gelap, kacang tanah tidak mendapatkan cahaya matahari
sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang tanah menjadi
sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan
kacang tanah menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah
dan warnaya kekuning – kuningan Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang
jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang
sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat (lemah), warna
batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun
berwarna kekuningan. Peristiwa ini disebut etiolasi.

Pertumbuhan Kacang Tanah di Tempat Terang

14
Pada tempat yang terang, kacang kacang tanah mendapat cahaya dengan
intensitas yang sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang tanah dan padi akan
lambat, karena sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari.
Akibatnya, pertumbuhan kacang tanah ditempat terang cenderung bengkok, batang
tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur,
batang terlihat gemuk dan kuat, daun terlihat segar dan berwarna hijau karena
mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis serta memiliki cukup klorofil.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
diambil, diantaranya:
1. Tipe perkecambahan biji kacang tanah adalah perkecambahan epigeal.
2. Cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman yang
berada di tempat gelap, akan tumbuh lebih cepat daripada tanaman yang berada di
tempat yang terang. Karena di tempat gelap, tanaman tidak mendapatkan cahaya
matahari sehingga hormon auksin (hormon pertumbuhan) yang terdapat pada biji
bekerja secara optimal. Sedangkan di tempat terang, tanaman mendapatkan cahaya
matahari sehingga hormon auksin (hormon pertumbuhan) terurai.

15
16

Anda mungkin juga menyukai