Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN DOE

ANALISA PERKEMBANGAN
TUMBUHAN KACANG HIJAU
TERHADAP AIR DENGAN
METODE RAL

Disusun Oleh :
Yurli Madia 170103098
Mustakim 150101023
Rifan Anugrah Septio 150103001

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau adalah
sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber mineral dan protein yang tinggi.
Bagian yang paling bernilai ekonomi dari kacang hijau adalah bijinya.

Biji kacang hijau banyak digunakan oleh manusia sebagai bahan pangan.
Salah satu contoh makanan yang berasal dari biji kacang hijau yang sering
dikonsumsi di kawasan Asia adalah tauge. Tauge adalah bahan sayur-sayuran hasil
dari pertumbuhan dan perkembangan biji menjadi tumbuhan baru yang disebut
kecambah.

Perkecambahan merupakan proses awal yang penting untuk kehidupan


tanaman. Proses tersebut dimulai dengan penyerapan air oleh biji. Biji menyerap
air dari lingkungan di sekelilingnya, baik melalui tanah maupun dari udara.
Penyerapan air melalui udara bisa dalam bentuk uap air ataupun embun. Akibat
penyerapan air, ukuran biji membesar dan menjadi lunak.

Dalam rangka menghasilkan kecambah yang berkualitas dibutuhkan biji-


bijian yang sehat, tidak busuk, dan bersih dari pestisida serta lingkungan yang
optimal. Biji yang sehat dipengaruhi oleh faktor genetik yang berasal dari dalam
tubuh tumbuhan. Sedangkan lingkungan yang baik merupakan bagian penting dari
faktor ekstern tumbuhan. Ada banyak faktor ekstern yang berasal dari lingkungan
di sekitar perkecambahan diantaranya adalah kondisi cahaya dan jenis media tanam
yang digunakan. Faktor-faktor tersebut harus tersedia secara optimum pada saat biji
mengalami proses perkecambahan.

Air merupakan faktor mutlak yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan


proses fotosintesis. Kebutuhan akan air berbeda-beda untuk setiap tumbuhan. Ada
jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan air penuh dan ada pula yang memerlukan
air yang remangremang untuk pertumbuhannya. Disamping air, media tanam juga
penting dalam perkecambahan. Media yang digunakan untuk perkecambahan harus
mempunyai porositas yang tinggi dan mampu menjaga aerasi. Ada beberapa media
tanam atau bahan yang dapat digunakan sebagai media perkecambahan biji antara
lain tanah dan kapas.

Tanah berfungsi sebagai media utama tempat ditanamnya tumbuhan dalam


mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Selain tanah, kapas juga bisa
digunakan sebagai alternatif media tanam karena dapat menahan biji kacang hijau
agar tidak sepenuhnya terendam air ketika di beri air. Kapas juga kuat untuk
menggantikan tanah sebagai tempat menancapnya bakal akar pada pertumbuhan
biji kacang hijau.

Banyak penelitian yang menjelaskan secara terpisah tentang pengaruh cahaya


dan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan perkecambahan kacang
hijau. Namun penelitian yang bertujuan untuk menguji secara simultan pengaruh
dari kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan
perkecambahan kacang hijau belum pernah dilakukan. Pengamatan terhadap respon
pertumbuhan dan perkembangan perkecambahan dilakukan selama 7 hari. Oleh
karena itu pada penelitian ini akan dilakukan percobaan dengan melibatkan dua
faktor untuk melihat pengaruh interaksi antara cahaya dan media tanam dengan
waktu terhadap respon yang akan diamati. Percobaan semacam ini disebut
percobaan faktorial.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan factor air dan cayaha mempengaruhi pertumbuhan kacang
hijau. Maka dari peneliti akan melakukan penelitian dengan parameter cahaya dan
air. Berikut rumusan masalah :
1. Apakah air berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kacang hijau?
2. Apakah ada pengaruh nyata terhdap pertumbuhan kacang hijau yang kulit
yang telah terlepas dan yang masih utuh ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Untuk mengetahui ada pengaruh nyata terhdap pertumbuhan kecambah
yang kulit yang telah terlepas dan yang masih utuh

1.4. Batasan Masalah


Penelitian terhadap pertumbuhan kecambah mempunyai batasan masalah
sebagai berikut :
1. Menggunakan parameter air
2. Dilakukan dengan 2 kali pengulangan
3. Menggunakan perhitungan Anova untuk menguji data kelompok
4. Menggunkan metode RAL
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Kacang Hijau


Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur
pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram
atau golden gram. Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat
bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada
bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang
hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya
berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna
daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning,
tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk
sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm
dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan
setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein
(memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin
B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu
meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah).
Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat
antioksidan yang berguna bagi tubuh. http://id.wikipedia.org/wiki/kacang hijau

2.2. Macam Perkecambahan


Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
2.2.1. Perkecambahan Epigeal

gambar 2.1perkecambahan
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon).
Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali
kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
2.2.2. Perkecambahan Hipogeal

gambar 2.2Perkecambahan Hipogeal


Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula
tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas
kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi.
dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,


tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu : pertumbuhan primer (pertumbuhan
yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung
akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang dan pertumbuhan Sekunder
(pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan
meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar
bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : kambium vaskuler (terletak
diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk
xylem dan kearah luar membentuk floem dan kambium gabus (jaringan pelindung
yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan
sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.3 Uji ANOVA
Uji Anova analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu
metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi.
Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti
analisis ragam, sidik ragam, dan analisis variansi. Ia merupakan pengembangan
dari masalah Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam pengambilan
keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher,
bapak statistika modern. Dalam praktik, analisis varians dapat merupakan uji
hipotesis (lebih sering dipakai) maupun pendugaan (estimation, khususnya di
bidang genetika terapan). Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu
teknik analisis multivariate yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua
kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk
dalam kategori statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka untuk
dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji
asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali,
2009).
Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari
berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan
pada penelitianpenelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu
menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok-
kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak
digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen. Secara umum,
analisis varians menguji dua varians (atau ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa
kedua varians itu sama. Varians pertama adalah varians antarcontoh (among
samples) dan varians kedua adalah varians di dalam masing-masing contoh (within
samples). Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan dua contoh akan
memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rerata (mean).
Supaya sahih (valid) dalam menafsirkan hasilnya, analisis varians
menggantungkan diri pada asumsi yang harus dipenuhi dalam perancangan
percobaan. Asumsi analisis varian yang harus dipenuhi adalah :
1.Homogeneity of variance : variabel dependen harus memiliki varian yang
sama dalam setiap kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu
variabel independen, maka harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang
dibentuk oleh variabel independen kategorikal.
2.Random sampling : untuk tujuan uji signifikansi, maka subyek di dalam
setiap grup harus diambil secara acak.
3.Multivariate normality : untuk tujuan uji signifikansi, maka variabel harus
mengikuti distribusi normal multivariate.
Variabel dependen terdistribusi normal dalam setiap kategori variabel
independen. ANOVA masih tetap robust walaupun terdapat penyimpangan asumsi
multivariate normality. (Ghozali, 2009)

2.4. Rancangan Percobaan dengan Pengamatan Berulang (Repeated


Measurement)
Percobaan yang melibatkan pengamatan berulang sudah seharusnya
memerlukan penanganan model analisis yang lain dari model rancangan dasar agar
informasi yang diperoleh lebih luas. Disamping perlakuan yang dicobakan tentunya
juga diharapkan mampu melihat pertumbuhan / perkembangan respon selama
penelitian sehingga pengaruh waktu akan sangat bermanfaat untuk dikaji
disamping perlakuan yang diberikan.
Percobaan seperti ini sering diberi nama sesuai dengan rancangan dasar
yang dipakai ditambah “dalam waktu”. Sebagai contoh jika rancangan dasar yang
digunakan Faktorial maka rancangan dengan pengamatan berulang sering disebut
Faktorial dalam waktu (Factorial in Time, tetapi jika rancangan dasarnya Petak
Terpisah maka rancangan ini disebut Petak Terpisah dalam waktu (Split Plot in
Time). (Mattjik AA & Sumertajaya IM, 2000)

2.5. Model Linier


Sebagai contoh, untuk rancangan faktorial 2x3 dalam waktu dengan rancangan
lingkungan RAL dapat dituliskan sebagai berikut :
Yijkl i j ij ijk l kl il jl
ijl ijkl .. (1)
dimana : Yijkl nilai respon pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, ulangan ke-k
dan waktu pengamatan ke-l, µ rataan umum, αi pengaruh faktor A taraf ke-i, βj
pengaruh faktor B taraf ke-j, αβij pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B, δijk
komponen acak perlakuan, ωl pengaruh waktu pengamatan ke-l, γkl komponen acak
waktu pengamatan, αωil pengaruh interaksi waktu dengan faktor A, βωjl pengaruh
interaksi waktu dengan faktor B, αβωijl pengaruh interaksi faktor A, faktor B
dengan waktu, dan εijkl komponen acak dari interaksi waktu dengan perlakuan.

2.6. Sumber-sumber Keragaman


Penguraian keragaman total akan dilakukan untuk faktorial AxB dalam
waktu dengan rancangan lingkungan RAL. Sebagai kasus faktor A terdiri dari a
taraf, faktor B terdiri dari b taraf dan setiap perlakuan diulang sebanyak r kali.
Pengamatan dilakukan sebanyak c kali, maka sumber-sumber keragaman yang
muncul dapat dilihat pada tabel sidik ragam berikut :

Tabel 1 : Sidik ragam untuk rancangan faktorial dalam waktu RAL

Sumber db Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel


Keragaman Kuadrat Tengah
Faktor A a-1 JKA KTA KTA/KTG(a) F(α, db-
A, db-
G(a))
Faktor B b-1 JKB KTB KTB/KTG(a) F(α, db-
B, db-
G(a))
Interaksi (a-1) JKAB KTAB KTAB/KTG(a) F(α, db-
A*B (b-1) AB, db-
G(a))
Galat (a) ab(r-1) JKG(a) KTG(a)
Waktu W c-1 JKC KTC KTC/KTG(b) F(α, db-
A, db-
G(b))
Galat (b) c(r-1) JKG(b) KTG(b)
Interaksi (a-1) JKAC KTAC KTAC/KTG(c) F(α, db-
A*W (c-1) AW,
db-
G(c))
Interaksi (b-1) JKBC KTBC KTBC/KTG(c) F(α, db-
B*W (c-1) BW,
db-
G(c))
Interaksi (a-1) JKABC KTABC KTABC/KTG(c) F(α, db-
A*B*W (b-1) ABW,
(c-1) db-
G(c))
Galat (c) (abc- JKG(c) KTG(c)
ab-c)
(r-1)
Total abcr-1 JKT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2 : Hasil Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau

Intensitas Media Panjang Batang Kecambah (cm) Pada Hari Ke-


Ulangan
Air Tanam C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
Gelap Tanah 1 0,5 0,62 3,90 9,30 11,50 24,30 30,40
(IC1) (MT1) 2
2 0,7 0,86 3,98 11,70 15,45 28,50 34,40
8
3 0,7 0,94 3,30 6,50 11,33 25,24 32,00
6
1 0,4 0,66 2,44 3,66 7,75 11,77 16,38
8
Kapas 2 0,7 0,94 2,04 6,14 10,80 15,00 19,94
(MT2) 6
3 0,9 1,06 2,40 3,90 9,21 14,39 18,88
4
1 0,9 2,78 10,60 18,50 23,90 31,00 38,09
8
Tanah 2 1,0 3,08 10,40 20,60 24,75 30,90 37,66
(MT1) 4
3 0,5 2,44 9,64 16,80 21,00 27,54 34,00
8
1 0,2 0,56 1,08 2,96 11,25 18,67 26,25
4
Kapas 2 1,0 1,60 8,50 18,30 25,40 32,00 36,67
(MT2) 8
3 0,5 0,96 2,66 5,08 12,85 18,89 26,55
0
1 0,1 0,20 4,20 7,24 8,03 10,23 12,73
4
Tanah 2 0,2 0,26 2,02 3,80 6,12 8,64 12,77
(MT1) 0
3 0,1 0,24 1,70 2,64 5,56 8,64 11,00
Terang 8
(IC3) 1 0,0 0,15 0,32 0,50 0,75 0,90 1,03
5
Kapas 2 0,0 0,00 0,01 0,02 0,03 0,03 0,05
(MT2) 0
3 0,1 0,22 0,28 0,28 0,29 0,29 0,32
4
3.1. Uraian Singkat Ilustrasi Percobaan dalam Penelitian
Pada penelitian ini akan dilakukan percobaan tentang pertumbuhan dan
perkembangan kecambah kacang hijau yang diberikan 2 buah perlakuan yaitu
intensitas AIR(IC) dan media tanam (MT), dimana masing-masing perlakuan
terdiri dari level yang berbeda. Untuk faktor intensitas air terbagi atas 3 level yaitu
IC1 (1 kali sehari), IC2 (2 kali sehari) dan IC3 (3 kali sehari) sedangkan faktor
media tanam terdiri dari 2 level yaitu MT1 (Tanah) dan MT2 (Kapas). Dengan
demikian banyaknya perlakuan yang dicobakan adalah 3x2 = 6 kombinasi
perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga
banyaknya petak percobaan yang digunakan adalah 6x3 = 18 unit percobaan.
Pengamatan dilakukan selama 7 hari. Setiap kombinasi perlakuan yang diletakkan
pada unit percobaan diberikan volume air yang seragam.

3.2. Deskripsi Data


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dari hari ke hari. Kian hari biji
yang berubah menjadi kecambah tumbuh dan berkembang semakin panjang. Hal
ini mengindikasikan bahwa waktu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
perkecambahan. Pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau berbeda-beda
tergantung pada seberapa besar tumbuhan tersebut dikasih air dan jenis media
tanamnya. Interaksi antara kombinasi perlakuan mengakibatkan perbedaan yang
signifikan dalam hal pertumbuhan dan perkembangan perkecambahan kacang
hijau, namun perbedaan yang ditimbulkan antar perlakuan tidak begitu nyata. Pada
gambar tidak terlihat adanya perbedaan panjang batang tanaman berdasarkan media
tanamnya. Biji kacang hijau yang ditanam di tanah dan di kapas tidak menunjukkan
adanya perbedaan. Kecuali panjang batang tanaman pada kombinasi perlakuan
C3N1 dengan C3N2.
Gambar 3 : Grafik panjang batang dalam waktu pengamatan

3.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian : media air mempengaruhi tinggi tumbuhan kacang hijau
Hipotesis Statistik
Ho : µ A = µ B = µ C
H1 : µ i ≠ µ j ; i,j = A,B atau C

Ho : media air tidak mempengaruhi tinggi tumbuhan


H1 : media air mempengaruhi inggi tumbuhan
kriteria penolakan Ho :Ho ditolak jika p≤ᶛ
3.4 Langkah Perhitungan dan Struktur Tabel Sidik Ragam
Intensitas Media Panjang Batang Kecambah (cm) Pada Hari Ke- Jumlah
Ulangan
Air Tanam C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
1 kali 80,54
Tanah 1 0,52 0,62 3,9 9,3 11,5 24,3 30,4
sehari
(IC1) (MT1) 2 0,78 0,86 3,98 11,7 15,45 28,5 34,4 95,67
3 0,76 0,94 3,3 6,5 11,33 25,24 32 80,07
Kapas 1 0,48 0,66 2,44 3,66 7,75 11,77 16,38 43,14
(MT2) 2 0,76 0,94 2,04 6,14 10,8 15 19,94 55,62
3 0,94 1,06 2,4 3,9 9,21 14,39 18,88 50,78
2 kali 125,85
Tanah 1 0,98 2,78 10,6 18,5 23,9 31 38,09
sehari
(IC2) (MT1) 2 1,04 3,08 10,4 20,6 24,75 30,9 37,66 128,43
3 0,58 2,44 9,64 16,8 21 27,54 34 112
Kapas 1 0,24 0,56 1,08 2,96 11,25 18,67 26,25 61,01
(MT2) 2 1,08 1,6 8,5 18,3 25,4 32 36,67 123,55
3 0,5 0,96 2,66 5,08 12,85 18,89 26,55 67,49
3 kali 42,77
Tanah 1 0,14 0,2 4,2 7,24 8,03 10,23 12,73
sehari
(IC3) (MT1) 2 0,2 0,26 2,02 3,8 6,12 8,64 12,77 33,81
3 0,18 0,24 1,7 2,64 5,56 8,64 11 29,96
Kapas 1 0,05 0,15 0,32 0,5 0,75 0,9 1,03 3,7
(MT2) 2 0 0 0,01 0,02 0,03 0,03 0,05 0,14
3 0,14 0,22 0,28 0,28 0,29 0,29 0,32 1,82
Jumlah 1136,35
rata-rata 63,13

Langkah-langkah perhitungan

FK = 1136,352 : (18x7) = 1291291 : 126 =10248,34

JKT = (0,522 + 0,622 + 3,92 +…..+ 0,322) – FK = 24429,54 – 10248,34 = 14181,2

JKP = ((80,542 + 95,672 + 80,072 +…..+ 1,822) :7) - FK = 10,889,1/7 = 14555,59 –


10248,34 = 4307,2425

JKG = 14181,2 – 4307,25 = 9873,95

KTP = 4307,25 : 6 = 717,88

KTG = 9873,95 : 126 = 78,36

717,88
F hitung = KTP / KTG = = 9,16
78,36

F tabel 0,05 = F 0,05 (V1,V2) = F 0,05 (4,35) = 2,64


Tabel Sidik Ragam

Sumber Derajad Jumlah Kuadrat F Hitung


keragaman Betabs Kuadrat Tengan
Perlakuan 6 4307,25 717,88 9,16

Galat 126 9873,95 78,36

Total 132 14181,2 796,24


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai