Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH VOLUME AIR TERHADAP TINGGI TANAMAN

KACANG HIJAU

Alexandra Kathleen S. (03 / XII MIPA 3)


Aurdia Tanjung P. (07 / XII MIPA 3)
Gabriela Justicia N. (12 / XII MIPA 3)
Kimberly Callista M. (21 / XII MIPA 3)

SMA REGINA PACIS SURAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
I. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan pengaruh volume air terhadap tinggi tanaman kacang hijau.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah volume air yang berbeda akan mempengaruhi tinggi tanaman kacang
hijau?
III. Dasar Teori

Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel


atau bagian-bagian pada tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut. Pertumbuhan adalah proses
kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena
adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses
pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dibagi
menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga
meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Sedangkan pertumbuhan sekunder, Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas
jaringan meristem sekunder seperti pada jaringan kambium pada batang tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae. Semakin tua umur tumbuhan, batang tumbuhan dikotil
akan semakin besar.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor luar dan


faktor dalam. Faktor dalam meliputi gen dan hormon. Pada tumbuhan, gen akan
memengaruhi tinggi tumbuhan, warna bunga yang muncul, atau rasa dan ukuran buah.
Bisa juga menentukan ketahanan terhadap hama, lama panen, kualitas hasil produksi,
ukuran fisiologis, dan lain sebagainya. Sedangkan hormon merupakan bagian dari
proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Adapun hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan tersebut antara lain: auksin yang berfungsi
merangsang pertumbuhan akar, batang, bunga, buah, perkecambahan, dan
membengkokkan batang, sitokinin yang berfungsi merangsang pembelahan sel,
pertumbuhan akar, tunas, bunga, buah dan menghambat penuaan, giberelin yang
berfungsi merangsang pertumbuhan daun, bunga, buah, pemanjangan batang, serta
perkecambahan biji dan tunas, asam absisat yang berfungsi menghambat pertumbuhan
sel, menunda pertumbuhan, dan membantu dormansi, gas etilen yang berfungsi
mempercepat pematangan buah, penebalan batang, kombinasi gas etilen dan auksin
atau giberlin dapat memacu pembuangan, asam traumatin : berfungsi merangsang
regenerasi sel di bagian tumbuhan yang luka, kalin: berfungsi merangsang
pembentukan organ tumbuhan, misalnya akar (Rizokalin), batang (kaulokalin), daun
(fitokalin), dan bunga (Autokalin/florigen).

Faktor luar pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh


antara lain; suhu yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan
struktur tanaman, cahaya matahari yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan
lamanya penyinaran (panjang hari), hara dan air yang menjadi bahan pembangunan
tubuh makhluk hidup; bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara dan air yang
nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan, curah hujan yang mempengaruhi
kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak langsung juga
menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman, tinggi tempat yang
menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan,
yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan tanah yang
menentukan penampilan tanaman.

Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditandai oleh pertumbuhan


biji yang mengawali dengan melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran
biji bertambah dan menjadi lunak sedangkan enzim-enzim mulai aktif sehingga
menghasilkan berbagai reaksi kimia yang akan mengaktifkan metabolisme di dalam
biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan
pada saat perkecambahan berlangsung. Kedua, perkecambahan yang melalui dua
proses yaitu proses fisika dan kimia. Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air
(imbibisi), akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering melainkan proses
kimia terjadi ketika air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon
giberelin dna mengeluarkan enzim yang akan menghidrolisis pati endosperm menjadi
glukosa untuk pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

Kacang hijau (Phaceolus radiates) adalah tumbuhan dengan family


Leguminoceae. Kacang hijau juga merupakan tumbuhan yang sangat banyak
dikonsumsi. Perkembangbiakan kacang hijau yang termasuk mudah memberikan
peluang usaha yang banyak. Kacang hijau dapat tumbuh kurang lebih selama 60 hari.
Dia merupakan tanaman semusim. Kacang hijau memiliki julukan nama yang
berbeda-beda diantaranya ada yang menyebut mungbean, dikenal juga dengan green
gram bahkan ada juga yang mengatakan golden gram. Ciri-ciri kacang hijau ini
adanya polong, bahkan dapat berbentuk perdu atau semak dan tanaman ini juga
digolongkan dalam tanaman palawija. Budidaya kacang hijau sendiri memiliki
tahapan-tahapan serta berbagai masalah yang dapat terjadi salah satunya ialah lahan
yang kering. Lahan kering ini membuat produksi kacang hijau yang rendah.

Pada tanaman, air sangat berperan penting. Air sebagai pelarut senyawa
molekul organic dari dalam tanah ke dalam tanaman. Air berperan dalam menjaga
turgiditas sel seperti pembesaran sel, proses membukanya stomata, penyusunan
protoplasma, serta pengatur suhu tanaman. Apabila air didalam tanah tidak
mencukupi, akan berdampak pada proses fotosintesis karena air sebagai transportasi
unsur hara ke daun menjadi terhambat dan berdampak pada produksi yang dihasilkan.
Dalam fisiologi tanaman, air adalah faktor penting pendukung terjadinya proses
fotosintesis. Terbentuknya senyawa kompleks seperti karbohidrat, protein, lemak
melalui respirasi dan transpirasi. Tidak hanya itu, air juga stabilisator suhu tanaman.
Dalam penyusunan protoplasma sel, air akan diserap oleh akar melalui stomata dan
menghasilkan biomassa tanaman. Bulu-bulu akar yang terdapat Rhizobium yang akan
menyerap air dan berpengaruh terhadap pertumbuhan (Lapanjang et al., 2008).
Kekurangan air dapat menyebabkan kekeringan. Kekeringan menjadi faktor yang
menghalangi proses pertumbuhan dan perkembangan. Contohnya tumbuhan tingkat
tinggi akan mengalami gangguan jika tumbuh pada lahan yang kering. Namun hal ini
harus diatasi agar dapat tumbuh walaupun dalam keadaan air yang terbatas. Banyak
spesies tumbuhan yang mencoba mangembangkan mekanisme untuk bertahan hidup .
Tanaman yang hanya memperoleh air sangat sedikit akan mempengaruhi pada
pertumbuhan vegetatifnya sehingga tumbuhan akan mengalami defisiensi air dan akan
menyebabkan kematian. Tumbuhan yang kekurangan air memiliki gangguan terhadap
aktivitas metaboliknya, seperti lebih kecilnya volume sel, menurunnya luas daun, laju
fotosintesis yang lambat, serta metabolisme karbon dan nitrogen yang berubah.

Variabel penelitian adalah obyek yang mempunyai variasi tertentu yang


ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian dibagi menjadi tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat dan
variabel kelompok. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Contohnya yaitu intensitas cahaya
matahari, jenis pupuk, jumlah pupuk, dll. Variabel terikat merupakan variabel yang
tergantung pada variabel lainnya. Contohnya adalah jumlah daun, tinggi tanaman,
jumlah buah, dll. Sedangkan, variabel terkontrol merupakan variabel yang
dikendalikan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contohnya adalah umur tanaman,
jenis tanaman, dll.

IV. Variabel Penelitian


1. Variabel bebas : Volume air.

2. Variabel terikat : Tinggi tanaman.

3. Variabel terkontrol : Kacang hijau.

V. Perlakuan
1. Perlakuan I : 14 ml ( 1 sendok makan ).
2. Perlakuan II : 28 ml ( 2 sendok makan ).
3. Perlakuan III : 56 ml ( 4 sendok makan ).
4. Perlakuan IV : 70 ml ( 5 sendok makan ).

VI. Alat dan Bahan


1. 4 buah gelas plastik.
2. Kapas secukupnya.
3. 1 buah sendok.
4. 1 buah bolpoin.
5. 1 buah kertas.
6. Handphone.
7. 1 buah penggaris.
8. 200 ml air.
9. 20 biji kacang hijau.
VII. Langkah Percobaan
1. Merendam 20 biji kacang hijau satu hari sebelumnya sebagai proses imbisisi.
2. Meletakan kapas 1 lembar disetiap gelas plastik sebagai media tanam.
3. Beri air pada kapas.
4. Meletakan 5 buah biji kacang hijau di setiap gelas plastik.
5. Menyirami gelas 1 dengan 1 sendok makan, menyirami gelas 2 dengan 2 sendok
makan, menyirami gelas 3 dengan 4 sendok makan, dan menyirami gelas 4
dengan 5 sendok makan setiap dua hari sekali pada pukul 17.00 WIB.
6. Mengamati pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau dan mendokumentasikan
serta mengukurnya setiap dua hari sekali.
VIII. Data Pengamatan
1. Data yang bisa diukur

No Hari ke- Sample A Sample B Sample C Sample D Keterangan


(14 ml) (28 ml) (56 ml) (70 ml)
1. Hari 0 - - - - Hari
(29/7/22) penanaman
2. Hari 1 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm Testa Biji
(31/7/22) pecah
3. Hari 3 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm Mulai muncul
(2/8/22) plumula,
epikotil,
hipokotil,
radicula
4. Hari 5 6 cm 3,5 cm 3 cm 3 cm Akar tanaman
(4/8/22) mulai
menempel
pada kapas.
Tanaman
sampel A
sudah dapat
berdiri tegak.
5. Hari 7 20 cm 17 cm 20 cm 16 cm Keempat
(6/8/22) sampel
mengalami
fase log
dimana terjadi
pertumbuhan
menjadi pesat.
6. Hari 9 22 cm 20 cm 23 cm 19 cm
(8/8/22)
7. Hari 11 Kekeringa 22 cm 24 cm 20 cm
(10/8/22) n, daun
dan batang
mengering.
8. Hari 13 Tanaman 24 cm 26 cm 22 cm
(12/8/22) mati.
9. Hari 15 Tanaman 26 cm 28 cm 23 cm
(14/8/22) mati.
10. Hari 17 Tanaman 28 cm 29 cm 24 cm
(16/8/22) mati.
11. Hari 19 Tanaman Kekeringa 30 cm 25 cm
(18/8/22) mati. n, daun
dan
batang
mengering
.
12. Hari 21 Tanaman Tanaman 30 cm 26 cm
(20/8/22) mati. mati.
13. Hari 23 Tanaman Tanaman Daun dan 26 cm
(22/8/22) mati. mati. batang
mulai
layu, dan
akhirnya
mengering
.
14. Hari 25 Tanaman Tanaman Tanaman Daun dan
(24/8/22) mati. mati. mati batang
mulai
layu, dan
akhirnya
mengering
.

15. Hari 27 Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


(26/8/22) mati mati mati mati

2. Foto

Keterangan foto:

Dari kiri ke kanan = sampel A – sampel B – sampel C – sampel D


3. Grafik garis
IX. Analisa Data

Penelitian dimulai pada saat biji tanaman kacang hijau direndam oleh air. Air
menyebabkan percepatan proses perkecambahan, karena biji tanaman kacang hijau
yang direndam di dalam air akan mengalami proses imbibisi dimana peristiwa
masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi.proses imbibisi ini, sehingga volume biji bertambah dan testa (kulit biji) pecah,
dan munculnya plumula (calon daun), epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon
batang), serta radikula (calon akar). Proses imbibisi ini, menjadi pertanda berakhirnya
masa dormansi biji dan awal mulainya proses perkecambahan. Setelah air masuk ke
dalam biji, embrio akan merespon dengan mengeluarkan hormon giberelin, lalu
menyebar ke seluruh bagian biji dan akan masuk ke lapisan aleurone. Butir – butir
aleurone merespon dan membentuk enzim alfa – amilase atau enzim amilase, yang
berperan dalam penguraian cadangan makanan biji, yaitu amilum, menjadi senyawa
yang lebih sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan sebagai sumber energi yang
dapat digunakan oleh embrio dan mulailah proses perkecambahan. Proses
perkecambahan merupakan tahapan dari adanya perkembangan tumbuhan karena
enzim dalam kecambah mulai bereaksi untuk menuju “juvenility”, kemudian
pendewasaan, pembungaan dan pembuahan.

Pada penelitian yang dilakukan, pengamat mengamati faktor luar yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau yaitu volume air, dengan
menggunakan empat buah sample dengan perlakuan yang berbeda – beda. Keempat
biji tanaman kacang hijau yang sudah direndam tadi diletakan di gelas bening, dengan
media tanam kapas supaya memudahkan pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman
kacang hijau. Keempat wadah tersebut diletakan di luar ruangan pada tempat, dengan
suhu dan kelembapan yang sama. Perbedaan perlakuan di dalam penelitian ini berupa
volume air yang disiramkann pada setiap biji tanaman kacang hijau dua hari sekali,
yang sebelumnya telah diukur dengan menggunakan sendok terlebih dahulu.

Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan selama satu bulan diperoleh,


sampel A dengan volume air penyiraman 14 ml setara satu sendok makan, akan
tumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan ketiga sampel lainnya pada
minggu pertama. Hal ini dibuktikan pada data hari kelima sampel A tumbuh lebih
cepat dan lebih tinggi, dengan tinggi 6 cm daripada ketiga sampel lainnya yang rata-
rata tingginya 4,75 cm. Pada hari kelima, akar sampel A sudah menempel di media
tanam yaitu kapas dan mampu berdiri tegak yang disebabkan oleh air yang mampu
mendukung tegaknya tanaman. Selain itu, juga disebabkan karena pada awal
pertumbuhan, tanaman memerlukan volume air yang setara dengan media tanamnya
yaitu kapas, satu lembar, dan kebutuhan energi untuk proses fotosintesis belum terlalu
besar. Pada minggu kedua terjadi fase log dimana terjadi pertumbuhan yang pesat
pada tanaman. Dibuktikan pada dua hari sebelumnya sample A masih berukuran 5 cm
dan pada hari ketujuh langsung melonjak 15 cm menjadi 20 cm. Hingga akhirnya
tanaman kacang hijau mati, dimulai pada hari kesebelas dimana tanaman mulai
mengering akibat media tanam berupa kapas satu lembar lebih cepat menyerap air,
dan jangka waktu penyiraman dua hari sekali terlalu lama untuk tumbuhan
mendapatkan air lagi. Lahan yang kering membuat produksi kacang hijau menjadi
rendah. Disamping itu, volume air yang diberikan juga mempengaruhi. Air
merupakan salah satu molekul pendukung proses fotosintesis. Semakin besar
tumbuhan, maka akan semakin banyak energi yang digunakan untuk melalukan
fotosintesis. Jika air yang disiramkan tidak sebanding dengan proses pembentukan
energi maka tumbuhan tidak dapat berfotosintesis dengan baik dan tidak dapat
bertahan hidup, hingga mengering pada hari kesebelas. Tanaman kacang hijau yang
mengalami kekeringan akan memiliki batang yang kerdil, tidak memiliki akar yang
kuat sebagai penopangnya dan akhirnya mati pada hari ketiga belas.

Sample B dengan volume air penyiraman 28 ml setara dengan dua sendok


makan, pada minggu pertama akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sample
C dan D, dengan pertumbuhan tinggi sample B 3,5 cm disertai dengan menempelnya
akar sampel B di media tanam yaitu kapas, karena adanya daya ikat air sehingga akar
bisa menempel. Akhir minggu pertama, terjadi fase log dimana pertumbuhan tinggi
tanaman kacang hijau sample B melonjak tinggi menjadi 17 cm. Pada minggu kedua
pertambahan tinggi perhari sample B 1 cm, yang bearti pertumbuhan tinggi sample B
konstan. Pada minggu ketiga yaitu hari ketujuh belas didapatkan hasil yang paling
tinggi yaitu 28 cm, namun dua hari setelahnya tanaman kacang hijau mengalami
kekeringan, dan memiliki batang yang kerdil, serta tidak memiliki akar yang kuat
sebagai penopangnya. Hal ini disebabkan, karena air yang digunakan untuk
memelihara tekanan turgor cepat terserap oleh media tanam yaitu kapas, sehingga
kapas mudah mengering dan akhirnya tanaman kesulitan untuk menyerap air. tekanan
turgor sendiri digunakan sebagai proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga dapat
meningkat dan tenaga bisa digunakan untuk pertumbuhan. Ketika sel tanaman
mengalami banyak kehilangan air sehingga menjadi layu maka pada saat tersebut sel
mempunyai nilai tekanan turgor yang sama dengan nol, sehingga tanaman akan
kehilangan turgiditasnya dan akhirnya mengering dan mati pada minggu ketiga.
Disamping itu, jangka waktu penyiraman juga terlalu lama, dengan volume air yang
tidak sebanding untuk proses penyerapan, akibatnya tanaman kekurangan air selama
periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kacang hijau pada sample B tidak
bertumbuh dengan baik.

Sampel C dengan volume air penyiraman 56 ml setara dengan empat sendok


makan, dan sample D dengan volume air penyiraman 70 ml yang setara dengan 5
sendok makan, pada minggu pertama mulai tumbuh dengan tinggi yang sama yaitu 3
cm, dan akar sampel C dan D sudah mulai menempel di media tanam yaitu kapas.
Pada hari terakhir minggu pertama, sample C dan D mengalami fase log yang
berbeda. Perubahan tinggi sample C yaitu 17 cm sehingga tinggi sample C menjadi 20
cm, sedangkan sample D dari 13 cm menjadi 16 cm. Pada minggu kedua sample C
akan terus bertumbuh tinggi lebih tinggi dibandingkan sampel D, namun akan mulai
layu pada hari keduapuluh tiga dan sample D selalu bertumbuh 0,5 cm seetiap harinya
dan akan layu pada hari keduapuluh lima. Hal ini disebabkan volume air yang
diberikan terlalu banyak dan tidak sebanding dengam media tanamnya, maka biji
kacang hijau yang kelebihan air akan memiliki batang yang besar namun lunak dan
tidak kokoh (dapat dilihat pada data gambar batang sample C dan D), selain itu juga
akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman sehingga menyebabkan tanaman
lama – kelamaan menjadi layu dan akhirnya mati, seperti pada sample C di hari
keduapuluh lima dan sample D keduapuluh tujuh. Hal ini juga didukung oleh volume
air yang diberikan terlalu besar, sehingga akan menutup stomatanya, sehingga dapat
menurunkan tekanan turgor secara bersamaan serta meningkatnya asam absisat yang
bebas berada pada daun akan terjadinya penyempitan pada stomata yang juga
mempengaruhi fotosintesis. Walaupun biji kacang hijau yang tumbuh di media kapas
tergenang air seperti sampel C dan D dengan volume air 56 ml dan 70 ml akan
tumbuh lama dibandingkan biji kacang hijau yang tumbuh di media kapas yang
lembap seperti pada sample A, dan B. Dibuktikan jangka waktu yang paling lama
hidup adalah sample D (27 hari), sample C (25 hari), sample B (21 hari) dan sample A
(13 hari).

X. Kesimpulan
Air merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan pada tumbuhan.
Dari praktikum pengaruh kadar air terhadap tanaman kacang hijau yang telah kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar air yang sesuai akan membuat tanaman
kacang hijau tumbuh dengan maksimal dan optimal. Kadar air yang terlalu sedikit
akan membuat tanaman kacang hijau mengalami kekeringan, kekeringan yang dialami
oleh tanaman akan menyebabkan tanaman kacang hijau mati. Sedangkan kadar air
yang terlalu banyak pada tanaman kacang hijau akan menyebabkan akar serta batang
tanaman kacang hijau menjadi lemah sehingga tanaman kacang hijau mudah mati.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, tanaman kacang hijau dengan kadar air
berlebih dapat tumbuh lebih lama dan lebih tinggi daripada tanaman kacang hijau
dengan kadar air sedikit. Hasil dari praktikum pengaruh kadar air terhadap tinggi
tanaman kacang hijau menunjukkan bahwa kadar air mempengaruhi tinggi tanaman
kacang hijau. Semakin banyak kadar air semakin tinggi tanaman kacang hijau. Namun
untuk membuat tanaman kacang hijau tumbuh secara optimal, dibutuhkan kadar air
yang sesuai yaitu tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.

Anda mungkin juga menyukai