Anda di halaman 1dari 48

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi pertanian adalah dasar dari ilmu pertanian terutama dalam

penemuan jenis tanaman unggul, rekayasa genetika tumbuhan dan hewan dan

cara pembudidayaan yang tepat dan pengolahan hasilnya lebih lanjut dan

pengetahuan mengenai sifat dan karakter serangga yang berhubungan dengan

iklim atau musim membuat manusia dapat menetapkan waktu bercocok tanam

yang tepat atau metode penanggulangan hama serangga tersebut.

Adapun laporan praktikum bioloogi ini saya buat untuk memenuhi tugas

praktikum biologi yang di berikan oleh asisten biologi yaitu Q dari universitas

islam riau. Semoga dengan adanya penulisan laporan biologi ini bisa menjadi

wawasan baru bagi para pembaca dan khusuhnya bagi penulis itu sendiri.

Ada 8 (delapan) macam praktikum yang dilaksanakan di dalamnya, yang

pertama mengamati hama tumbuhan dan menentukan spesiesnya, morfologi,

klasifikasinya dan bagian tanaman yang di serang oleh hama tersebut. Hama

didalam pertanian khususnya pada pertumbuhan tanaman bias menyebabkan

kerugian terhadap tanaman tersebut, contohnya dengan mengambil protein

yang ada di dalam tanaman tersebut dan bisa mengakibatkan kematian.

Praktikm kedua mengamati pepohonan yang ada di dalam lingkungan

universitas di fakultas pertanian. Cara kerjanya dengan mencari pohon dan

menentukan apa bahasa latinnya. Ketiga kembali melakukan pengamatan

terhadap serangga, dengan cara membuat perangkap sederhana untuk


2

menangkap serangga, bagian yang di amati berapa jumlah serangga yang

terjebak atau terperangkap didalamnya, kemusian mengapa hal itu bias terjadi.

Keempat melakukan koordinasi pertukaran gas pada saat tubuh bekerja

keras dan bagaimana tubuh melakukan thernoregulasi. Hal yang di amati ialah

banyak pertukaran gas pada saat tubuh tenang, pada saat tubuh bekerja keras

dan pada saat tubuh beristirahat setelah bekerja keras. Ke lima melakukan

pengamatan terhadap bunga dan daun, bagian yang di amati pada bunga adalah

bentuk bunga, tipe bunga kelopka bunga benang sari bunga, dan putik bunga.

Sedangkan pada daun, yang di amati adalah bentuk daun, jenis tulang daun,

ujung daun, bagian daun, lebar daun, panjang daun, dan warna daun.

Ke enam mengamati perbedaan tumbuhan yang tumbuh di tempat terbuka

dan di tempat tertutup. Yaitu mengamati perbedaan antara tanaman yang hidup

di tempat terbukan dan tanaman yang hidup di tempat tertutup, dan menetukan

apa yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan terhadap kedua tanaman yang

hidup di dua jenis lingkungan yang berbeda.

Ke tujuh mengamati perkecambahan kedelai, kacang tanah, dan kacang

hijau. Kemudian tanaman tersebut di aplikasikan dalam dalam wadah yang

sudah di tentukan, tanah diganti dengan kapas yang sudah lembap atau sedikit

berair, dan di letakkan pada pot yang berasal dari gelas air mineral bekas. Dan

yang terakhir, ke delapan membuat perangkap serangka lain halnya dengan

praktikum yang ke tiga, di mana perangkap serangga ini menggunakan ekstrak

air daun papaya, serai dan kemangi. Air tersebut akan dituangkan dalam wadah

yang berbeda-beda kemudian tiga jenis air di letakkan di tempat terbukan dan

tiga di tempat tertutup.


3

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui nama hama yang menyerang suatu tanaman tertentu.

2. Untuk mengetahui nama tumbuhan yang ada di universitas beserta nama

latinnya.

3. Untuk mengetahui jenis serangga dan beserta klasifikasinya.

4. Untuk mengetahui jumlah koordinsai pertukaran gas setiap satu-satuan

waktu dengan cara beberapa keadaan.

5. Untuk mengetahui klasifikasi bunga dan daun beserta menentukan

morfologi daun dan bunga.

6. Untuk mengetahui perbedaan tumbuhan yang tumbuh di tempat ternaungi

dan di tempat tidak ternaungi.

7. Untuk mengetahui proses perkecambahan yang terjadi pada biji-bijian.

8. Untuk mengetahui serangga yang tertarik pada suatu ekstrak tdaun

tumbuhan.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengamatan Dua Tempat Hidup Tanaman

Menurut (Arinda,2016) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua,

yaiutu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini memiliki peran

masing-masing dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Berikut adalah uraian kedua faktor ini dalam mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman :

1. Faktor internal

a. Gen

Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan

dari induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan

sifat makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk

tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga menentukan

kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi

perumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang

memiliki gen tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan

periodenya. Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor

ini bukan satu-satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Di samping itu ada faktor lingkungan

yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat

unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan

rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila


5

ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai pertumbuhan

dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.

b. Hormon

Hormon merupakan zat yang berperan dalam

mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun

jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata dalam

pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada

beragam jenisnya :

 Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan,

pembelahan, dan diferensiasi sel.

 Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta

perkembangann dan perkecambangan embrio.

 Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.

 Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis,

seperti merangsang pembentukan akan dan cabanga tanamana.

 Asam absisat, berperan untuk proses penuaaan dan gugurnya

daun.

 Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.

 Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila

mengalami kerusakan jaringan.


6

2. Faktor eksternal

a. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam

proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang

terlalut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon

dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan

langsung dalama proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar

tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

b. Cahaya matahari

Cahaya memiliki suatu zat yang sangat berguna bagi

tumbuhan, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkann cahaya matahari

untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat

menghambat perumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak

hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.

c. Air dan Kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh

makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan

hidup air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di

dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang

dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini

sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel.


7

Kelembaban juga pentung untuk mempertahankan stabilitas

bentuk sel.

d. Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pad

awal musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat

dipanen dari pada padi yang ditanam pada musim penghujan

dimana suhu rata-rata leih rendah. Hal ini disebabkan karena

semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti

penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada

tanaman dipengaruhi oleh suhu.

e. Tanah

Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat tumbuh dan

berkembang, sebagai tempat. Tanah berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkemangan tanaman. Tanaman akan tumbuh

dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat

hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi

tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu,

kandungan mineral, air, dan derajat keasman atau PH.

B. Keanekaragaman pada Daun dan Bunga

Keanekaragaman organisme sebagai contoh dapat dijumpai pada daun,

baik antar daun sejenis maupun antar daun lain jenis. Daun biasanya

merupakan suatu struktur pipih berwarna hijau yang sudah terkena udara dan

cahaya. Semua daun mula-mula berupa tonjolan jaringan yang kecil, yaitu

primordium daun, pada sisi meristem ujung suatu kuncup. Pada waktu ujung
8

pucuk tumbuh, primordium daun baru mulai terbentuk menurut pola khas

untuk tiap jenis tumbuhan. Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan

organ tumbuhan yang paling bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari

semua tipe daun yang terlihat pada tumbuhan disebut filom (Sumardi & Agus,

1992: 161-163). Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang

berlainan pada satu pohon, oleh karena itu dikatakan memperlihatkan sifat

heterofili. Sifat-sifat daun yang biasanya diamati dalam pengenalan suatu jenis

tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung, pangkal, susunan tulang-tulang/urat-

urat daun, tepi, daging, permukaan atas/bawah, tekstur, warna, dan lain-lain

(Sumardi & Agus, 1992: 163). Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian

berikut:

1. Upih daun atau pelepah daun (vagina),

2. Tangkai daun (petiolus),

3. Helaian daun (lamina).

Oleh karena itu, dalam sebuah pengamatan sifat-sifat daun yang perlu

mendapat perhatian ialah:

1. Bentuk daun (circumscriptio), selain menggunakan istilah-istilah atau

kata-kata yang lazim dipakai untuk menyatakan bentuk suatu benda,

misalnya: bulat, segitiga, dll., dalam menyebut bentuk daun seringkali kita

carikan persamaan bentuknya dengan bentuk benda-benda lain, misalnya:

bentuk tombak, bentuk anak panah, bentuk perisai, dst.

2. Ujung daun (apex folii), ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk

yang beraneka rupa. Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita jumpai

ialah: runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),


9

membulat (rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), berduri

(mucronatus).

3. Pangkal daun (basis folii), apa yang telah diuraikan mengenai ujung daun

pada umumnya dapat pula diberlakukan untuk pangkal daun. Selain dari

itu ada pula kalanya, bahwa kedua tepi daun di kanan dan kiri pangkal

dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain. Pangkal daun dapat berupa

runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat

(rotundatus), rompang atau rata (truncatus), berlekuk (emarginatus).

4. Susunan tulang daun (nervatio atau venatio),t ulang-tulang daun adalah

bagian daun yang berguna untuk memberikan kekuatan pada daun, seperti

halnya tulang-tulang hewan dan manusia. Tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan menjadi: ibu tulang (costa), tulang-tulang cabang

(nevus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-

tulang cabang yang besar serta susunan tulang, macam-macam daun antara

lain: bertulang menyirip (penninervis), bertulang melengkung

(cernivernis), bertulang menjari (palminervis), dan bertulang sejajar atau

lurus (rectinervis).

5. Tepi daun (margo folii), dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan

dalam dua macam: rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada

tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya, ada yang dangkal dan ada yang

dalam, besar, kecil, dll. Biasnya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan

dalam dua golongan yaitu: toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau

mengubah bangun asli daun dan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuk

asli daun.
10

6. Daging daun (intervenium), yang dinamakan daging daun ialah bagian

daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian

inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Tebal

tipisnya helaian daun pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya

daging daunnya. Berhubungan dengan sifat ini dibedakan daun yang: tipis

seperti selaput (membranaceus), seperti kertas (papyraceus atau

chartaceus), tipis lunak (herbaceus), seperti perkamen (perkamenteus),

seperti kulit/belulang (coriaceus), dan berdaging (carnosus).

7. Dan sifat-sifat lain, misalnya keadaan permukaan atas maupun bawah,

warna, dll.

Struktur anatomi bunga tentunya berbeda-beda tergantung dengan jenis

masing-masing bunga. Bunga merupakan bagian penting dari tumbuhan. Dari

bunga inilah menghasilkan buah, bagi tumbuhan yang memang berbuah.

Namun sebagian tumbuhan yang berbunga tidak menghasilkan buah. Bunga

merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai alat

untuk melakukan perkembang biakan. Bisa dikatakan demikian karena dari

bunga bisa ditemukan alat – alat reproduksi, seperti misalnya putik, kandung

lembaga, dan juga benang sari. Bagian – bagian bunga secara umum meliputi

bagian mahkota, bagian putik, bagian benang sari, bagian kelopak bunga,

bagian bakal biji, bagian tangkai bunga, dan juga bagian dasar bunga.

Mahkota mempunyai fungsi untuk membantu dalam proses penyerbukan.

Putik berfungsi untuk alat perkembangbiakan (alat reproduksi betina). Benang

sari berfungsi untuk alat perkembangbiakan (alat reproduksi jantan). Kelopak

bunga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi mahkota bunga. Bakal

biji berfungsi untuk tepat penyimpanan hasil penyerbukan. Tangkai bunga


11

berfungsi sebagai penopang bunga. Dan yang terakhir dasar bunga berfungsi

sebagai tempat yang digunakan untuk bertumpunya mahkota bunga

(Suhariyanto,2017).

C. Anatomi Pada Manusia

Anatomi manusia adalah studi ilmiah struktur tubuh manusia. Berbeda

dengan fisiologi, yang merupakan studi tentang mengapa dan bagaimana

struktur tertentu berfungsi. Anatomi mengacu pada studi dari organ tubuh

manusia yang dapat dilihat tanpa pembesaran. Anatomi mikroskopis mengacu

pada studi tentang bagian-bagian anatomi kecil yang hanya dapat dilihat

dengan mikroskop. Histologi, studi organisasi jaringan, dan sitologi, studi

organisasi seluler, keduanya bidang anatomi mikroskopis.

Pendekatan yang berbeda dapat digunakan dalam mengajar atau belajar

tentang anatomi manusia. Misalnya, struktur anatomi dapat dipelajari sebagai

kelompok regional, seperti kepala dan leher, ekstremitas atas, ekstremitas

bawah, dada, perut, punggung, dan panggul dan perineum. Masing-masing

daerah memiliki batas-batas. Misalnya, kepala dan leher adalah wilayah di

atas cerukan dada, sedangkan toraks adalah daerah antara cerukan dada dan

diafragma thoraks.

Pendekatan lain adalah untuk kelompok struktur tubuh manusia sesuai

dengan sistem organ utama. Sistem ini meliputi peredaran darah, pencernaan,

endokrin, muskuloskeletal, saraf, reproduksi, pernafasan, kemih, dan sistem

kekebalan tubuh. Dalam pendekatan ini, struktur tubuh dikelompokkan

bersama-sama sesuai dengan fungsinya. Misalnya, fungsi sistem peredaran

darah dalam pengiriman darah dan melibatkan jantung, pembuluh darah, dan
12

darah. Fungsi sistem muskuloskeletal dalam mendukung dan gerakan, dan

melibatkan tulang, otot, ligamen, tendon, dan tulang rawan.

Posisi anatomis adalah keadaan ketika seseorang berdiri tegak, menghadap

ke depan, dengan lengan di samping, dan dengan telapak tangan menghadap

ke depan. Ketika mempelajari anatomi manusia, mengetahui landmark

superfisial penting untuk dapat menentukan di mana organ tertentu berada.

Permukaan, atau superfisial, anatomi tubuh melibatkan mengetahui anatomi

yang berfungsi sebagai titik acuan untuk struktur yang lebih dalam dalam

tubuh manusia.

Anatomi manusia hanya dapat sepenuhnya dipahami ketika istilah anatomi

tubuh dasar dikenal. Istilah anatomi tubuh dasar meliputi superior, inferior,

anterior atau ventral, posterior atau dorsal ke, medial, lateral, ipsilateral,

kontralateral, proksimal, distal, superfisial, dalam, terlentang, dan rentan.

Sebuah organ memiliki pandangan yang berbeda berdasarkan di mana

pengamat, dengan demikian bidang tubuh juga penting dalam anatomi tubuh.

Bidang sagital membagi tubuh menjadi kanan dan kiri, sedangkan bidang

frontal atau koronal membagi tubuh menjadi bagian anterior dan posterior.

Juga disebut melintang atau bidang horizontal, bidang aksial membagi tubuh

menjadi bagian atas dan bawah (hisham, 2015).

D. Regulasi dan Hemeostatis

Regulasi pada manusia ialah sistem pengatur dalam tubuh manusia. Tubuh

manusia terdiri atas berbagai macam alat tubuh atau organ yang masing-

masing memiliki fungsi tertentu dalam menunjang aktivitas tubuh. Semua

aktivitas tubuh kita seperti berjalan menggerakan tangan menguyah makanan

dan lainnya diatur dan dikendalikan oleh satu system yang disebut dengan
13

sistem pengatur ( regulasi ). Sistem regulasi pada manusia terdiri dari sistem

saraf, sistem endokrin atau hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat

dalam menanggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat

dalam menanggapi perubahan. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.

Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan

internal tubuh. Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme

pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang

konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam

biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis

pengaturan dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap

organisme (Resha,2009). Homeostatis dipertahankan oleh mekanisme

fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk

sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan

tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi

jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan

cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya

ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.

E. Perangkap Serangga dengan Larutan

Dengan mahalnya harga insektisida pada saat ini ada strategi baru yang

menjadi alternatif untuk mengatasi pengendalian hama pada tanaman kedelai

yakni dengan menggunakan perangkap gluon. Glumon adalah sejenis bahan

perekat berwarna kuning kemerahan yang mempunyai daya tarik dan daya

rekat terhadap serangga .

Perangkap serangga adalah tempat atau alat yang digunakan untuk

menangkap serangga dengan cara memberi umpan dan menarik perhatian


14

serangga tersebut. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma

makanan atau bau tertentu. Tujuan dari pembuatan perangkap ini di gunakan

untuk kegiatan penelitian / praktikum dan bisa juga digunakan untuk

membasmi hama dengan tidak menggunakan bahan kimia, melainkan dengan

larutan gula, air kencing, air sabun, minyak makan, dan minyak tanah.

F. Perangkap Serangga dengan Ekstrak Daun

Indonesia mempunyai keragaman flora yang sangat besar. Lebih dari 400

ribu jenis tumbuhan telah teridentifikasi bahan kimianya dan 10 ribu di

antaranya mengandung metabolit sekunder yang potensial sebagai bahan baku

pestisida nabati. Berdasarkan jenis spesies tumbuhan yang dapat dijadikan

insteksisida terdapat 3 tumbuhan yang dapat dijadikan untuk pestisida alami

yaitu tanaman sirsak, tanaman kemangi, dan tanaman serai. Insektisida alami

dalam pengaplikasiannya dapat menggunakan satu bahan maupun

dikombinasikan dengan bahan lain. Insektisida alami berasal dari tumbuhan-

tumbuhan yang mengandung minyak atsiri, bahan aktif eugenol, azadirachtin,

nimbin, salanin, saponin, dan flavonoid untuk membasmi serangga, ulat, lalat,

kumbang, belalang dan lainnya, karena terbuat dari bahan- bahan alami maka

jenis insektisida ini mudah terurai di alam sehingga aman bagi manusia dan

lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas maka praktikum ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas insektisida alami eksrak daun sirsak, daun kemangi,

dan daun serai terhadap pengaruh hama dan serangga.


15

III. BAHAN DAN METODA

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air

Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan

selama 4 bulan, terhitung mulai dari bulan 04-oktober-2018 sampai dengan

06-desember-2018 (Lampiran 1).

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanaman rumput gajah,

daun jambu, daun jagung, daun asoka, daun ubi, daun matoa, daun sawit,

daun pepaya, daun jeruk, daun jarak, daun nangka/cimpedak, bunga asoka,

bunga air mata pengantin, organ tubuh telinga, kepala, tangan/kaki, mata,

wajah, hidung, air kencing, air gula, air sabun, minyak makan, minyak tanah,

ekstrak batang sereh, ekstrak daun sirsak dan ekstrak daun kemangi.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pensil, pena, buku tulis

kegiatan, buku penuntun praktikum biologi pertanian, penggaris, handphone,

botol aqua 1,5 liter, pisau cutter, karung, plastik asoy, ranting pohon, tali

rafia, dan kayu

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Mengamati hama yang menyerang tumbuhan.

Pada pengamatan pertama ini kami mengamati suatu hama yang

menyerang tumbuhan bagian yang di serang dan gejala akibat serangan


16

serta morfologi dari hama tersebut. Hal ini dilakukan agar para petani

lebih mudah mengetahui hama yang menyerang tumbuhan dan cepat

mengambil keputusan untuk membasmih hama tersebut dengan cara yang

baik, tepat dan benar.

2. Pemangatan tumbuhan yang ada di sekitar pakultas pertanian.

Pengamatan ini di lakukan di area sekitar pakultas pertanian

tepatnya di lahan pertanian. Hal yang di lakukan adalah mengamati 20

(dua puluh) jenis tumbuhan yang berbeda dan menentukan nama

tumbuhan tersebut serta nama latinnya. Setiap tumbuhan memiliki nama

latin yang berbeda walaupun dalam satu kingadom yang sama, biasanya

tumbuhan di bedakan atas tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat

rendah. Tumbuhan tingkat tinggi yaitu tumbuhan sudah memiliki akar,

batang, daun, dan bunga yang tampak jelas oleh mata. Sedangkan

tanaman tingkat rendah yang belum dapat di bedakan antara akar batang

daun dan bunganya.

3. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Larutan

Pada praktikum ini kita mempersiapkan bahan air larutan gula, air

sabun, air kencing, minyak tanah, dan minyak makan. Dengan alat pisau

cutter, botol aqua 1,5 liter, kantong asoy, karung, tali rafia, ranting pohon,

dan kayu. Pertama carilah dua tempat, satu tempat ternaungi dan yang

tidak ternaungi. Lalu potonglah botol aqua seukuran setengahnya.

Kemudian bagilah pekerjaan untuk membuat lubag 5x3, dengan

kedalaman setengah botol. Gunakanlah kayu/ranting untuk membuat

lubang. Jika lubang telah terbuat, masukan botol aqua yang telah
17

terpotong tadi, kemudian masukan larutan ke dalam botol, dengan

susunan 1 larutan 3 botol. Setelah itu buatlah atap dari karung atau

kantong asoy dan ranting atau kayu jadi tiannya ( khusus untuk

ternaungi). Untuk yang tidak ternaungi cukup dengan menancapkan

ranting kecil disisi botol yang tertanam, kemudian letakan kepala botol

yang terpotong diatas ranting sebagai atapnya. Amatilah dalam waktu

yang di tentukan.

4. Pengamatan Tehadap Regulasi Dan Homeostatis

Sebelum memulai kegiatan kita harus memiliki kawan sebagai

pengamat dalam praktek kali ini. Untuk awalnya kita mempersiapkan

buku pengamatan, pena, dan stopwatch. Kemudian kita mulai menghitung

frekuensi nafas, frekuensi denyut nadi dan keringat. Frekuensi nafas

dilakukan dengan cara menaruh ujung jari tepat dibawah lubang hidung

teman penelitian, kemudia rasakan udara hangat keluar, setiap keluar

udara hangat itu dihitung 1, lakukan selama 10 detik menggunakan

stopwcacth kemudian kalikan 60 untuk mendapatkan hasil selama 1

menit.. Frekuensi denyut nadi dilakukan dengan cara menempelkan 3 jari

pada leher ataupun pergelangan tangan, rasakan adanya denyutan, setiap

denyutan dihitung 1 lakukan selama 10 detik menggunakan stopwacth

kemudian kalikan 60 untuk mendapatkan hasil selama 1 menit. Untuk

keringat dapat kita lihat pada bagian telapak tangan, tangan, dan sekitaran

wajah. Lakukanlah langkah ini pada saat kondisi tenang, beraktivitas, dan

saat tenang kembali. Untuk beraktivitas dilakukan dengan berlari 1

putaran dari lahan percobaan kemudian putar balik di persimpangan


18

fakultas psikologi dan berakhir di lahan percobaan. Lakukan dengan baik

dan benar agar kita dapat mengambil kesimpulannya.

5. Pengamatan Terhadap Keanekaragaman Pada Daun Dan Bunga

Hal pertama yang kita lakukan dalam praktikum ini yaitu mencari

10 jenis daun tanaman dan 2 jenis bunga yang berada diareal lahan

percobaan. Jenis daunnya antara lain, daun jambu, daun jagung, daun

asoka, daun matoa, daun sawit, daun pepaya, daun jarak, daun jeruk, dan

daun nangka, untuk jenis bunganya antara lain, bunga asoka, dan bunga

air mata pengantin. Hal yang kita amati dari struktur daun yaitu bentuk

daunnya (lanset/ pita, lonjong, bulat), tulang daun (menyirip, menjari,

sejajar, melengkung), ujung daun (runcing, tumpul), bagian daun

(tangkai, helaian, pelepah), luas daun, warna daun, dan penyakit daun.

Pada struktur bunga kita mengamati bentuk bunga (lengkap, tak lengkap,

bunga tunggal, bunga majemuk), kelopak bunga (warna, jumlah, bentuk,

aroma).

6. Pengamatan tumbuhan yang sama di tempat yang berbeda.

Pada praktikum ini kami mengamati dua tanaman sejenis namun

didua tempat yang berbeda, satu tanaman yang tidak ternaungi dan yang

lainya ternaungi. Kami tertarik untuk mengamati tanaman rumput gajah

(Caladium) yang berada disekitaran kebun percobaan Univrsitas Islam

Riau. Kami mengamati perbedaan yang tampak secara jelas dari dua

tanaman rumput gajah yang berbeda tempat, terdapat perbedaan yang

menonjol antara tanaman rumput gajah yang tidak ternaungi dengan


19

tanaman rumput gajah yang ternaungi. Pada tanaman rumput gajah yang

tidak ternaungi terlihat jelas dari segi ukuran daunya yang lebih lebar,

kemudian bewarna hijau yang segar, dengan batang yang lebih besar dan

kokoh, sedangkan pada tanaman rumput gajah yang ternaungi daunya

tampak lebih pucat dan seolah olah layu, kemudian ukuran daunnya tidak

terlalu lebar, dengan batang yang lebih kerdil. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan perbedaan yang signifikan anatara kedua tanaman rumput

gajah ini, yakni faktor dari perolehan sinar matahari yang sempurna pada

tanaman rumput gajah yang tidak ternaungin, sedangkan pada tanaman

rumput gajah sinar matahari terhalang oleh tanaman yang menaunginya,

kemudian faktor akar tanaman rumput gajah yang saling berebut unsur

hara dan air serta segala macam yang dibutuhkan oleh tanaman lainnya,

kemudian dari faktor suhu, dan kelembaban tanah.

7. Mengamati perkecambahan pada biji-bijian

Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati perkembangan

perkecambahan biji-bijian baik itu hipogeal maupun epigeal. Tentunya

dari dua jenis biji bijian tersebut memiliki perkembangan yang berbeda.

Pada hypogeal akan terjadi pembentangan batang teratas (epikotil)

sehingga daun ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledonnya tetap di

dalam tanah misalnya perkecambahan pada biji jagung. Sedangkan pada

perkecambahan epigeal akan terjadi pembentangan ruas batang di bawah

daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya

perkecambahan pada kacang hijau.


20

8. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Ekstrak Daun

Pada praktikum terakhir sama halnya dengan praktikum yang ke 5,

hanya saja pada praktikum ini kita mengganti larutannya dengan ekstrak

daun sirsak, daun kemangi dan daun serei, dengan susunan 3x3.

Kemudian amatilah seberapa efektifnya perangkap serangga yang kita

buat dengan bahan alami yaitu dengan menggunakan ekstrak daun


21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan terhadap tumbuhan dan nama latinnya

Hasil pengamatan tumbuhan dan nama latinnya:

No Nama tumbuhan Nama latin tumbuhan

1 Sawit Elais guneensis

2 Pisang Musa

3 Kelapa Cocos nucifera

4 Pinang Areca catechu. L

5 Jambu biji Psidium guajava

6 Manga Mangifera indica

7 Nangka Artorcapus heterophyta

8 Sirsak Capsicum frutescens

9 Ketapang Terminalia

10 Cabai Capsum annum

11 Durian Durio

12 Jambu air Syzygium aqueum

13 Sukun Artocarpus communis

14 Akasia Acacia

15 Jagung Zea mays

16 Bamboo Bambuseae

17 Mahkota dewa Phaleria macrocarpus

18 Matoa Pometia pinnnata

19 Kelengkeng Dimocarpus longan


22

20 Rambutan Nephelium lappaceum

B. Pengamatan Terhadap Dua Tempat Hidup Tanaman

Hasil pengamatan terhadap dua tempat hidup tanaman dapat dilihat pada

tabel Pengamatan Terhadap Dua Tempat Hidup Tanaman beerikut :

No Generatif Bentuk daun Warna daun Ukuran batang

1 Rumput ternaungi Tidak lebar Kuning pucat Kerdil

Rumput tidak
2 Lebar Hijau segar Besar
ternaungi

Data pada tabel 1. Berdasarkan keterangan tabel pengamatan terhadap

dua tempat hidup tanaman dapat disimpulkan bahwa tanaman rumput gajah

yang tidak dinaungi memiliki daun yang lebar, warna daun yang hijau segar

dan memiliki ukuran batang yang besar dan menjadi subur disebabkan karena

tumbuhan tersebut mendapatkan sinar cahaya matahari dan perolehan air

serta unsur hara yang cukup sehingga hasil fotosintesisnya maksimal dan

dapat menunjang tinggi dan kesuburan tanah.

Dan pada tanaman rumput gajah yang di naungi memiliki daun yang

tidak lebar, bewarna kuning pucat, dan batangnya kerdil, dikarenakan

tanaman tersebut kekurangan sinar matahari karena terlindungi oleh tanaman

diatasnya. Hal tersebut yang membuat tanaman rumput gajah menjadi kerdil

dan kurang subur.


23

C. Pengamatan Terhadap Keanekaragaman pada Daun dan Bunga

Hasil pengamatan terhadap keanekaragaman pada daun dan bunga dapat

dilihat pada tabel 2. Pengamatan Terhadap Keanekaragaman pada Daun dan

Bunga :

Tabel 2. Pengamatan Keanekaragaman Pada daun dan bunga:

Jenis daun Bentuk Tulang Ujung Bagian Warna

Manga Lonjong Menyirip Runcing tangkai Hijau

Nangka Lonjong Sejajar tumpul tangkai Hijau

Sukun Lonjong Menjari Runcing tangkai Hijau

Pisang lonjong Menjari Runcing Pelepah Hijau

Sirih Lonjong melengkung Runcing Tangkai Hijau

Kelopak
Jenis bunga Bentuk
Warna Jumlah Bentuk Aroma

Terompet Majemuk Merah 4 Menjari Harum

Merah
Flos Majemuk 4 Menjari Harum
muda

Data pada tabel 2. Berdasarkan keterangan tabel pengamatan terhadap

keanekaragaman pada daun dan bunga diatas dapat disimpulkan bahwa daun

pada tanaman memiliki ciri bentuk daun, tulang daun, ujung daun, bgian

daun, luas daun, warna daun, dan penyakit. Sedangkan pada bunga memiliki

ciri bentuk bunga, warna kelopak, jumlah kelopak, bentuk kelopak, dan

aroma kelopak.
24

Dari 5 jenis daun dan 2 jenis bunga yang diamati dapat kita ambil

kesimpulan bahwa setiap daun dan bunga memilik kesamaan dan perbedaan

pada daun dan bunga yang satu dengan yang lainnya.

D. Pengamatan Tehadap Regulasi dan Homeostatis

Hasil pengamatan regulasi dan homeotosis dapat dilihat pada tabel 4.

Pengamatan Regulasi dan Homeotosis :

Tabel 4. Pengamatan Tehadap Regulasi dan Homeostatis :

Nama Tahap Amatan Nafas Denyut Keringat

Saat tenang 48 102 -

Desvi r Saat beraktivitas 60 108 √

Setelah istirahat 54 90 √

Saat tenang 42 72 √

Irwansyah Saat beraktivitas 42 138 √

Setelah istirahat 42 72 √

Saat tenang 42 102 √

Rendi agustiawan Saat beraktivitas 78 126 √

Setelah istirahat 60 72 √

Saat tenang 24 90 -

Yoga pramudia Saat beraktivitas 42 126 √

Setelah istirahat 24 114 √

Saat tenang 42 90 √

Beny azrul Saat beraktivitas 54 114 √

Setelah istirahat 42 90 √

Saat tenang 90 90 √
25

Said juni I Saat beraktivitas 66 120 √

Setelah istirahat 30 58 √

Saat tenang 84 72 √

Abi naldika putra Saat beraktivitas 60 90 √

Setelah istirahat 60 72 √

Saat tenang 30 84 -

Dedi kurniawan Saat beraktivitas 48 138 √

Setelah istirahat 30 108 √

Data pada tabel 4. Berdasarkan keterangan pengamatan terhadap regulasi

dan homeostatis dapat disimpulkan bahwa pada saat tubuh kita dalam

keadaan tenang maka frekuensi nafas, frekuensi denyut nadi kita dalam

hitungan normal dan tubuh tetap mengeluarkan keringat sebagai hasil proses

sekresi tubuh. Sedangkan pada saat kondisi tubuh beraktivitas maka

frekuensi nafas, frekuensi denyut akan lebih tinggi atau diatas normal,

dikarenakan tubuh melakukan aktivitas dan tubuh tetap mengeluarkan

keringat dengan volume yang lebih banyak dari pada saat kondisi tubuh

tenang. Kemudian pada saat tubuh kembali normal setelah melakukan

aktivits makan frekuensi nafas, frekuensi denyut, dan keringat akan kembali

normal seperti semula.

Dari situ kita dapat simpulkan bahwa frekuensi nafas, denyut nadi, dan

sistem ekresi bekerja cepat saat kita bereaktivitas.

E. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Larutan

Hasil pengamatan perangkap serangga dengan larutan dapat dilihat pada

tabel 5. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Larutan:


26

Tabel 5. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Larutan :

Pengamatan larutan yang dinaungi

Jenis Larutan

No. Hari/Tanggal Jenis Serangga Minyak Air Air Air Minyak

Tanah Urin Gula Sabun Goreng

Lalat - - - - 17

agas - - - - 17

Sebut besar - 1 - - 3

Semut hitam - - 35 - -
Jumat, 19
1. Tawon
Oktober-2018
(Vespula - - - 1 -

Maculata)

Laba-laba
- - - - 1
(Araneane)

Lalat - - - - 18

Agas - - - - 18

Semut besar - 3 - - -
Sabtu, 20
2. Lalat - 3 - 25 50
Oktober 2018
Semut hitam - - 76 - -

Laba-laba
- - - - 2
(Araneane)

3. Minggu, 21 Lalat 2 5 - 1 13

Oktober 2018 Agas - - 1 - 13

Semut besar - 5 - - -
27

Semut hitam

(Monomorium - - >76 - -

minimum)

Tawon

(Vespula - - 1 - -

Maculata)

Laba-laba
- - - - 2
(Araneane)

Lalat 3 - - - 15

Agas - - 1 20 2

Semut 3 11 78 41 10

kumbang - - - - 15
Senin, 22
4. Tawon
Oktober 2018
(Vespula - - 1 - -

Maculata)

Laba-laba
- - - - 2
(Araneane)

5. Selasa, 23 Lalat (Diptera) 2 11 - - 15

Oktober 2018 Agas - 11 - 41 15

Semut - 11 - 41 -

Semut hitam

(Monomorium - - - - 78

minimum)

Tawon - - 1 - -
28

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - 2

(Araneane)

Lalat (Diptera) 2 78 - - 15

Agas - - 2 - 3

Nyamuk 5 48 13 2 10

(Culicidae)

Semut hitam - - >100 60 >100

(Monomorium
Rabu, 24
6. minimum)
Oktober 2018
Tawon - 1 1 - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - 1 3

(Araneane)

Pengamatan Larutan yang tidak dinaungi


29

Jenis Larutan

Minya Air Air Air Minya


N
Hari/ Tanggal Jenis Serangga k Uri Gula Sabu k
o
Tanah n n Goren

Lalat (Diptera) - 1 - - -

Laron - - - - -

(Isoptera)

Nyamuk - 7 - - -

(Culicidae)

Semut hitam - - 47 10 15

(Monomorium

Jumat, 19 minimum)
1.
Oktober 2018 Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - 1 - 1

(Araneane)

Lebah (Apis - - - - 2

florea)

2. Sabtu, 20 Lalat (Diptera) - 9 - - -

Oktober 2018 Laron - - - - 1

(Isoptera)

Nyamuk - 15 - - 7
30

(Culicidae)

Semut hitam - - 55 18 20

(Monomorium

minimum)

Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - 2

(Araneane)

Lebah (Apis - - - - -

florea)

3. Minggu, 21 Lalat (Diptera) - - - - -

Oktober 2018 Laron - 3 - - -

(Isoptera)

Nyamuk - - 15 - -

(Culicidae)

Semut hitam - >80 12 - 26

(Monomorium

minimum)

Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - 4
31

(Araneane)

Kumbang - 1 - 3 4

(Chondropyga

dorsalis)

4. Senin, 22 Lalat (Diptera) - 5 - - -

Oktober 2018 Laron - - - - -

(Isoptera)

Nyamuk - - 20 - -

(Culicidae)

Semut hitam - >80 25 8 35

(Monomorium

minimum)-

Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - 6

(Araneane)

Kumbang - 3 - 5 5

(Chondropyga

dorsalis)

5. Selasa, 23 Lalat (Diptera) - 8 - - -

Oktober 2018 Laron - - - - 3

(Isoptera)
32

Nyamuk - - 24 - 10

(Culicidae)

Semut hitam - >80 38 12 42

(Monomorium

minimum)

Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - 8

(Araneane)

Kumbang - 5 - 7 6

(Chondropyga

dorsalis)

6. Rabu, 24 Lalat (Diptera) - 10 - - -

Oktober 2018 Laron - 10 - - 3

(Isoptera)

Nyamuk - 48 13 2 10

(Culicidae)

Semut hitam - >80 40 25 >48

(Monomorium

minimum)

Tawon - - - - -

(Vespula
33

Maculata)

Laba-laba - - - - -

(Araneane)

Kumbang - 7 - 8 7

(Chondropyga

dorsalis)

7. Jumat, 26 Lalat (Diptera) - 35 - 3 5

Oktober 2018 Laron - - 2 - 3

(Isoptera)

Nyamuk - 48 20 5 12

(Culicidae)

Semut hitam - >80 >40 37 >48

(Monomorium

minimum)

Tawon - - - - -

(Vespula

Maculata)

Laba-laba - - - - -

(Araneane)

Kumbang - 7 - 8 8

(Chondropyga

dorsalis)
34

Data pada tabel 5. Berdsarkan keterangan pengamatan terhadap perangkap

serangga dengan larutan dapat disimpulkan bahwa perangkap menggunakan

larutan ini efektif dalam menarik serangga, apalagidengan larutan air gula

yang lebih banyak memikat serangga, dan lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan bahan bahan peptisida lain yang mengandung bahan

kimia yang berbahaya.

F. Pengamata daun tumbuhan dan bunga

hasil pengamatan daun tumbuhan dan di lihat pada table berikut:

No Nama Morfologi daun

daun Bentuk Tulang Ujung Bagian Lebar Panjang

1 Cabai Lonjong Melengkung Runcing Tangkai 3 cm 7 cm

2 Pinang Pita Sejajar Runcing Pelepah 5 cm 30 cm

3 Terong Lonjong Menyirip Tumpul Tangkai 15cm 20 cm

4 Sukun Lonjong Menjari Runcing Tangkai - -

5 Jambu Lonjong Menyirip Tumpul Tangkai 4 cm 11cm

6 mahkta Lonjong Menyirip Tumpul tangkai - -

dewa

7 Sawit Pita Sejajar Runcing Pelepah - -


35

8 Lalang pita Melengkung Runcing Helaian - -

9 Pakis Lonjong Sejajar Runcing Tangkai - -

10 rambtn Lonjong Menyirip Tumpul Tangkai - -

Dari data yang telah di ambil di atas dapat disimpulkan bahwa setiap daun

memiliki perbedaan, baik itu pada tulangnya, batangnya ukuran dan lain-lain.

Hasil pengamatan bunga dapat di lihat dari table berikut:

No Morfoligi Nama tanaman

Air mata pengantin Bunga alamanda

1 Bentuk bunga Majemuk Tunggal

2 Tipe bunga - -

3 Warna kelopak Merah keputihan Kuning

4 Jumlah kelopak 8 5

5 putik Lonjong Lonjong dan memanjang

G. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga Dengan Ekstrak Daun

Hasil pengamatan perangkap serangga dengan ekstrak daun dapat dilihat

pada tabel 6. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Ekstrak

Daun:

Tabel 6. Pengamatan Terhadap Perangkap Serangga dengan Ekstrak Daun :

No. Hari/Tanggal Nama Jenis Larutan

Serangga Air Air Air

papaya
36

Serai Kemangi

1. Sabtu, 27 Oktober Semut api 1 - -

2018

2. Minggu, 28 Oktober Semut api 1 - -

2018

Lalat - 1 -

3. Senin, 29 Oktober Semut api 1 - -

2018 Lalat - 1 -

Walang - - 1

sangit

4. Selasa, 30 Oktober Semut api 1 - -

2018 Lalat - 1 -

Walang - - 1

sangit

Semut hitam 2 2 -

Data pada tabel 6. Berdsarkan keterangan pengamatan terhadap perangkap

serangga dengan ekstrak daun dapat disimpulkan bahwa perangkap

menggunakan ekstrak daun ini juga efektif dalam menarik serangga, dan

lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bahan peptisida lain

yang mengandung bahan kimia yang berbahaya.


37

H. Pengamatan Terhadap Perkecambahan Pada Dua Tempat

Pengamatan terhadap perkecambahan dilakukan di lapangan

pertanian dan praktikum sudah dilaksanakan. Untuk lampiran tentang

pengamatan perkecambahan akan di tilis dalam table di bawah ini:

hari Tinggi tanaman selama 5 (lima) hari

Kacang hijau Kacang tanah Kacang kedelai

Tertutup Terbuka Tertutup Terbuka Tertutup Terbuka

Sabtu - - - - - -

Minggu 1,6 cm 1,4 cm 0,7 cm 0,6 cm 2,2 cm 1,5 cm

Senin 2,7 cm 2,2 cm 3 cm 2,7 cm 4,7 cm 3,2 cm

Selasa 6,2 cm 4,2 cm 3 cm 2,7 cm 5,2 cm 4,2 cm

Rabu 9,7 cm 8,7 cm 3,2 cm 3 cm 7,7 cm 5,7 cm

Pada ruangan tertutu pertumbuhan kcang hijau mengalami etiolasi

atau pemanjangan sel, disebabkan karena tidak adanya cahaya matahari

yang menyirami tanaman,sehingga tanaman tidak memiliki pigmen hijau

daun. Batang tanaman tidak berdiri kokoh atau merunduk, daun kecil,

batang keci, dan terlihat pucat atau tidak normal.

Pada tempat yang terbuka tanaman bias mendapatkan cahaya

matahari secara langsung cenderung bias tumbuh dengan normal, karena

tidak mengalamai perpanjangan sel, memiliki pigmen hijau, batang yang

kokoh, jumlah daunnya kana lebih banya, dan mampu membuat

makanannya sendiri.
38
39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu

pertama, tanaman yang berkembang dengan baik yaitu tanaman yang tidak

ternaungi oleh pohon lainnya sehingga tanaman tersebut memperolah sinar

matahar, unsur hara, dan air yang cukup. Kedua, melakukan pengamatan

tehadap keanekaragaman pada daun yang meliputi bentuk, tulang, ujung,

bagian, luas, warna, dan penyakit daun, pada bunga meliputi bentuk dan

aroma dari bunga. Ketiga, pengamatan anatomi pada manusia dengan ciri

telinga, rambut, kulit, mata, wajah, golongaan darah, hidung dan tubuh yang

dapat dijadikan sebagai identitas seseorang. Keempat, pada pengamatan

regulasi dan homeostatis tubuh mengalami frekuensi nafas dan denyut yang

tinggi serta volume keringat lebih banyak pada saat beraktivitas, dan akan

kembali normal jika tubuh telah tenang. Kelima dan keenam pengamatan

perangkap serangga dengan larutan dan ekstrak daun ditarik kesimpulan

bahwa cara ini cukup baik digunakan dari pada menggunakan peptisida

dengan bahan kimia yang berbahaya.

B. Saran

Saya mengucapkan terimakasih dan saya berharap agar praktikum biologi

pertanian kedepannya akan lebih baik lagi, sehingga dapat memberikan

pengetahuan bagi semua yang terlibat dalam praktikum untuk meningkatkan


40

kualitas dan kuantitas mahasiswa/i khususnya di Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau


41

DAFTAR PUSTAKA

Egga, Verry. 2014. Keanekaragaman Organisme Pada Berbagai Jenis Daun.

https://www.academia.edu/19674658/Laporan_Praktikum_Keanekaraga

man_Organisme_Pada_Berbagai_Daun.

Hisham. 2015. Pengertian Anatomi Manusia.

https://hisham.id/2015/07/pengertian-anatomi-manusia.html.

Aulia, Cahya. 2013. Konsep Homeostatis.

http://cahyaaulia.blogspot.com/2013/12/makalah-anfisman-konsep-

homeostatis_8.html.

Wahyudi, Eko T. 2014. Laporan Perangkap Kuning.

http://ekoteguhwahyudi.blogspot.com/2014/06/laporan-perangkap

kuning.html.

Saenong, M S. 2016. Tumbuhan Indonesia Potensial Sebagai Insektisida Nabati

Untuk Mengendalikan Hama Kumbang Bubuk Jagung ( Sitophilus Spp.)

http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5945.
42

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan

Mengamati hama yang menyerang tanaman

1. Kamis/04 – oktober - 2018 serta mengambil documentasinya dan

menentukan klasifikasi dan morfologinya.

Mengamati tanaman yang berada di sekitar

2. Kamis/11 - Oktober – 2018 lahan pertanian serta menentukan nama

tumbuhan dan nama latinnya.

Membuat perangkap serangga di dua tempat


3. Kamis/18 - Oktober – 2018
yaitu tempat terbuka dan tempat tertutup.

Menganalisa regulasi dan homoestatis, dan

menghitung denyut nadi saat badan dalam


4 Kamis/ 8 – november– 2018
keadaan tenang, beraktivitas dan beristirahat

setelah beraktifitas.

Mengamati 10 jenis daun dan 2 jenis bunga

serta menentukan morfologinya pada daun,


5. Kamis/15-November-2018
dan pada bunya menentukan putik mahkota

dan kelopak bunganya.

Mengamati dua tanaman yang sama di tempat

yang berbeda dan menentukan bagian-bagia

perbedaannya, jenis tanaman. Serta


6. Kamis/22-November-2018
menentukan penyebab terjadinya perbedaan

yang terjadi antara dua tanaman yang sejenis

di tempat yang berbeda.


43

Mengamati proses perkecmabahan, dan

7 Sabtu/12 – desember-2018 mengamati perkecambahan yang terjadi di

dua tempat yang berbeda.

Memasang perangkap serangga/hama

menggunakan tiga ekstrak daun sebagai


8 Kamis/6 – desember- 2018
umpannya, yaitu ekstrak daun kemangi,

batang serai, dan daun kates


44

DOKUMENTASI

1. Praktikum pertama
45

2. Praktikum ke dua
46

3. Praktikum ke tiga
47

4. Praktikum ke empat
48

Lampiran 3. Biodata Penulis

Nama saya DESVI RYANTO tempat tanggal lahir; 27

desember 1999 di seberang sanglar INHIL. Tempat

tinggal sewaktu kecil berada di tembilahan inhil lebih

tepatnya di PT.Bumi lestari bumi pala Divisi III. Saya

laki-laki yang berwajah paspasan namun memiliki

cita-cita yang agung, yaitu membahagiankan orang tua

dengan cara memberi sebuah kesuksesan dunia akhirat sebagai tujuan hidup saya.

Pada usia lapan tahu saya sudah pisah dengan kedua orang tua dikarnakan sekolah

yang berada disekitar orangtu sangat buruk atau dalam keadaan memprihatinkan,

lalu saya dipindahkan ke desa sipare-pare hilir kecamatan marbau, rantau prapat,

medan. Dan bersekolah di sana selama 5 tahun bersama kedua nenek saya. Pada

usia 12 tahun saya kembali ke daerah orang tua dan bersekolah smp di sana. Dan

pada usia 15 saya melanjutkan keperguruan yang lebih tingg(SMA). Setelah tamat

dari sana saya pun berkuliah di UNIVERSITAS ISLMA RIAU pakultas pertanian

jurusan agroteknologi. Hobi saya bermain futsan makanan kesukaan mie ayam,

dan film kesukaan saya adalah film yang bergendre action, supernatural, magic,

dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai