Anda di halaman 1dari 39

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Roesmarkam dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa kebutuhan

jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan

untuk kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika

Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika

Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa

Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber

karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),

diambil minyaknya (dari bulir),dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan

istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan

tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan

baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang

ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan

keringbiji. Karbohidrat dalam bentuk  pati umumnya berupa campuran amilosa  dan 

amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan

amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi

lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
2

mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan

fitoglikogen dan sukrosa.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian produksi jagung Indonesia (Angka

Ramalan I) pada 2018 seberat 30,56 juta ton dengan luas lahan panen 5,73 juta

hektare (ha). Alhasil, produktivitas jagung nasional tahun lalu seberat 52,41

kuintal/ha.

Luas lahan panen jagung tahun tahun lalu diperkirakan meningkat 5,66% dari

tahun sebelumnya sementara produksinya hanya tumbuh 3,64%. Alhasil,

produktivitas jagung nasional hanya tumbuh 0,27% dari tahun sebelumnya.

Petani di Kabupaten Pelalawan, Riau enggan untuk bertanam jagung. Padahal

lahan pertanian untuk tanaman jagung tersedia bahkan didukung oleh kondisi alam

yang sangat menunjang.Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pelalawan, Ir Syah

Pahlefi kepada GoRiau.com (GoNews Group), Rabu (28/12/2016) mengatakan,

jagung merupakan produk pertanian yang potensial di Pelalawan."Keengganan petani

untuk menanam jagung karena tidak adanya jaminan pasar yang pasti bagi petani,"

ujar Pahlefi.Menurutnya, produksi jagung lebih besar dibutuhkan oleh industri.

Sehingga harga jagung tidak sesuai dengan harapan para petani.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami

Ilman, mengatakan, salah satu permasalahan dalam produksi jagung nasional

adalah rendahnya produktivitas Untuk itu, pemerintah sebaiknya mendorong

berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung nasional.


3

Ilman mengatakan, cuaca adalah faktor yang sangat menentukan dalam

produksi jagung Tanah Air. Cuaca buruk dapat menyebabkan tertundanya musim

tanam. Tertundanya musim tanam dapat menghambat pertumbuhan jagung yang

optimal.“Contohnya pada tahun 2009/2010, produktivitas jagung nasional turun

sebesar 0,45 % dari periode sebelumnya akibat El Nino. Hal ini pada akhirnya

menyebabkan tertundanya musim tanam pertama selama dua bulan,” jelas Ilman

sesuai keterangan resmi yang diterima Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis

(17/1/2019).

Penemuan varietas sayur dan buah-buahan dengan wujud unik saat ini

memang sedang marak dilakukan di berbagai tempat di dunia. Setelah sebelumnya

semangka berbentuk hati, kali ini muncul jenis jagung baru dengan bulir yang

berwarna-warni.

Jagung ini disebut Glass Gem. Varietas ini diciptakan oleh seorang petani

lokal Amerika Serikat. Ide menciptakan jagung warna warni pertama kali terlintas di

kepalanya saat memperhatikan tongkol jagung hasil panennya yang menunjukkan

tanda-tanda tak biasa yaitu memililki warna yang terang dan bersinar jilka terkena

sinar matahari.

Pria bernama Carl Barnes tersebut kemudian mengumpulkan bibit jagung

dengan warna berbeda dan menanamnya dengan cara melakukan persilangan. Setelah

bertahun-tahun melakukan percobaan, Barnes berhasil memproduksi jagung dengan

puluhan warna berbeda pada bulir-bulirnya, seperti yang ditulis Daily mail.


4

Sebelum meninggal, Barnes mewariskan koleksi biji-biji varietas uniknya

kepada sang teman, Greg Schoen dan memintanya untuk meneruskan usahanya

tersebut. Pada tahun 2010, schoen memutuskan untuk memberikan biji-biji itu kepada

Bill McDorman, pemiliki perusahaan penghasil biji tanaman di Arizona.

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang disediakan oleh silang yang

proses persilangannya disetujui oleh angin (anemogami). Jagung termasuk tanaman

berputik tunggal, di mana benang sari dan putik berada dalam satu tanaman, namun

berbeda bunga. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga

dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret disetujui oleh dibuka

glumae (tunggal: gluma).

 Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berbentuk karangan bunga

(perbungaan). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina

tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah

daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol

produktif bahkan memiliki bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas

prolifik. Bunga jantan jagung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih awal dari bunga

betinanya (protandri), (Bahar, 2004).

Jagung merupakan salah satu tanaman yang dapat melakukan penyerbukan

silang tetapi juga dapat melakukan penyerbukan sendiri. Darwin membuktikan bahwa

penyerbukan sendiri pada jagung akan menghasilkan produksi yang rendah dan
5

tanaman tidak dapat tumbuh tinggi, padahal penyerbukan sendiri memiliki kekuatan

yang normal (Sinnot et al ., 1958).

Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena tertiup angin sehingga terjadi

penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stres) karena kekurangan udara,

rambut tongkolnya tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak disetujui. Interval

antara keluarnya bunga betina dan bunga jantan (interval anthesis silking, ASI)

adalah hal yang sangat penting. ASI kecil untuk pembungaan, yang berarti peluang

besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil keputusan pembungaan dan

penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Periksa ASI, seperti pada

cekaman kekeringan dan suhu tinggi (Seka dan Cross, 2005).

Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter

aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya

berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos

yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya,

sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang

digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana

seperti kotoran hewan,  jamur, spora

jamur, cacing, ragi, acar,sake, miso, natto ,anggur,bahkan bir,sepanjang material

tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.

Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya

menjadi material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan

yang menjadi pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit
6

gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000). Mikroorganisme starter umumnya

berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas

bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat pembusukan materi

organik.

Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki

sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga

kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas

hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk bokashi tidak meningkatkan

unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah,

sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi,

seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga

dapat meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati,

2000, dan Cahyani, 2003).

Pengertian pupuk NPK adalah pupuk yang mengandung setidaknya 5 unsur

hara yang terdiri dari 3 unsur hara makro ialah N, P dan K serta 2 unsur hara mikro.

Setiap jenis pupuk atau merek mempunyai persentase atau komposisi kandungan

yang berbeda-beda, yang ditandai dengan angka seperti yaitu NPK 16-16-16, NPK

15-15-15 atau NPK 12-12-12. Angka-angka tersebut ialah persentase kandungan

unsur hara makro yang ada didalamnya.

Intinya dari proses penyerbukan adalah bertemunya putih (di buah jagung)

dan serbuk sari (di atas tanaman).  ketika serbuk sari di bunga atas pecah maka
7

keluarlah -jatuh ke bawah- jutaan serbuk sari dan menempel di rambut-rambut

jagung. ( kalau kita perhatikan secara teliti ada semacam lem yang ada di rambut-

rambut jagung tsb).Ketika satu benang terserbuki maka akan menghasilkan 1 bulir

jagung. Maka bila ada buah jagung yang terserbuki maka rambut-rambut jagung telah

terserbuki semua. Karena tanaman jagung adalah tanaman berumah satu, dan proses

penyerbukan bunga tak serempak, ada jeda beberapa puluh jam maka dapat

dipastikan buah jagung tsb tidak akan terisi semua.

B. Tujuan Praktikum

1. Agar mahasiswa/i mengetahui tahap penanaman jagung pelangi

2. Untuk mengetahui tinggi perkembangan pada jagung pelangi

3. Untuk mengetahui parameter pengamatan terhadap jagung pelangi

II.
8

TINJAUAN PUSTAKA

jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan

dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari

axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di

ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual.

Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak

berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium

pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal, 2000).

Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,

terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.

Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.

Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum

tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi panas dan

berangin (Purwono dan Hartono,2010).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi

tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian

antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman

biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga

jantan (Anonim, 2010).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
9

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Klasifikasi tanaman jagung Kingdom: Plantae  (Tumbuhan), Sub

kingdom : Tracheobionta (Tumbuhanberpembuluh),SuperDivisi: Spermatophyta (Me

nghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga),

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil), Sub Kelas : Commelinidae,

Ordo : Poales, Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan), Genus : Zea, Spesies: Zea

mays L. (Rukmana, 2012).

Morfologi Tanaman Jagung. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat

mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada

tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang

bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Jagung mempunyai

akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait

atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan

embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke

permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar

adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil,

kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke

atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif

berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam

siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot

total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal.  Akar

kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas

permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap
10

tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada

varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan

(Nuning Argo Subekti,dkk. 2012).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan

akar udara. Akar utama muncul dan berkembang kedalam tanah saat benih ditanam.

Pertumbuhan akar melambat ketika batang mulai muncul keluar tanah dan kemudian

berhenti ketika tanaman jagung telah memiliki 3 daun. Pertumbuhan akar kemudian

dilanjutkan dengan pertumbuhan akar adventif yang berkembang pada ruas pertama

tanaman jagung. Akar adventif yang tidak tumbuh dari radikula tersebut kemudian

melebar dan menebal. Akar adventif kemudian berperan penting sebagai penegak

tanaman dan penyerap unsur hara. Akar adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian

ruas ke 2 dan ke 3 batang, namun fungsi utamanya belum diketahui secara pasti

(Belfield dan Brown, 2010).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh

pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus

pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak

banyak mengandung lignin. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas

yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol
11

yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit

(epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Teknik

Produksi dan Pengembangan lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang

tinggi, dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang

begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi dibawah

epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai

batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di

bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2010).

Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang jagung.

Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang. Batang

tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya

tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai

tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh

bernama  xilem  dan  floem. Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari

bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman dengan

bentuk cairan. (Belfield dan Brown, 2009).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan

bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung

berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel
12

epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman

menanggapi defisit air pada sel-sel daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan

rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling

luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk selnya

adalah batang. Jaringan epidermis selalu berada di luar. Silika kristal terdapat pada

beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda. Silika kristal bersebelahan dengan

jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada tanaman monokotil seperti

jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap sistem vaskular, dikelilingi oleh

jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem vaskular dikelilingi bundle sheath.

Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4 memiliki sel kloroplas yang besar dan

tersebar secara kaku. Kloroplas terletak didaerah mesofil daun yang terletak pada

bagian tengah jaringan daun. (Malti et al., 2011).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam

satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari

suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang

glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa

karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.

Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang

dan pelepah daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan

dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari
13

axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di

ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual.

Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak

berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium

pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Paliwal 2010).

Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya rambut atau tassel

dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma.

Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak

mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga

betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu (Sudjana,

Rifin dan Sudjadi, 2010).

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya,

satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki

sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada

bunga betinanya (protandri). (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.

Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada

bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak

pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu

genap. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan
14

kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian

utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio

dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan

makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10%

protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur

tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman

and Gunsolus 2010).

Syarat Tumbuh Jagung. Tanah merupakan media tanam tanaman jagung. Akar

tanaman berpengang kuat pada tanah serta mendapatkan air dan unsur hara dari tanah.

Perubahan tubuh tanaman secara kimi, fisik dan biologi akan berpegaruhi fungsi dan

kekuatan akar dalam menopang pertumbuhan serta produktifitas tanaman. Pemberian

pupuk, akan memberikan dan menambah kesuburan tanah sehingga pertumbuhan dan

produktifitas tanaman jagung dapat di penenuhi dengan seimbang ( Purwono, 2010 ).

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur,

subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan

ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat

kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan

pasang surut asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang

dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol, dan Grumosol. Tanah bertekstur

lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik untuk
15

pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang

subur, gembur dan kaya humus. Pada tanah berpasir, tanaman jagung manis hibrida

bisa tumbuh dengan baik dengan syarat kandungan unsur hara tersedia dan

mencukupi. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung

manis hibrida masih dapat tumbuh dengan baik dengan syarat tata air (drainase) dan

tata udara (aerasi) diperhatikan. Adapun tanah yang paling baik untuk ditanami

jagung manis hibrida adalah tanah lempung berdebu, lempung berpasir atau lempung

(Warisno, 2010).

Daerah yang sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang

hingga beriklim subtropik/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak

antara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman

memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari yang penting

dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

pertumbuhan terbaiknya antara 270- 320 C (Purwono dan Hartono, 2009).

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam

awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,

tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji

yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C.

Tanaman akan tumbuh normal pada curah hujan yang berkisar 250-500 mm

pertahun. Curah hujan kurang atau lebih dari angka yang di atas akan menurunkan
16

produksi. Air banyak dibutuhkan pada waktu perkecambahan dan setelah berbunga.

Tanaman membutuhkan air lebih sedikit pada pertumbuhan vegetatif dibanding

dengan pertumbuhan generatif. Setelah tongkol mulai kuning, air tidak diperlukan

lagi. Idealnya tanaman jagung manis membutuhkan curah hujan 100-125 mm

perbulan dengan distribusi merata (Tobing, dkk, 2015).

Cara budidaya jagung secara umum yaitu Pengolahan tanah untuk penanaman

jagung dapat dilakukan dengan 2 carat yaitu olah tanah sempurna (OTS) dan tanpa

olah tanah (TOT) bila lahan gembur. Namun bila tanah berkadar garam tinggi

sebaiknya dilakukan pengolahan tanah sempurna (intensif). Pada lahan yang ditanami

jagung dua kali setahun, penanaman pada musim penghujan tanah diolah sempurna

dan pada musim tanam berikutnyapenanaman dapat dilakukan dengan tanpa olah

tanah untuk mempercepat waktu tanam. Setelah ditentukan penetapan pengolahan

tanah kemudian dilakukan penataan lahan, pembuatan saluran/draenase. Selanjutnya

bila pH tanah kurang dari 5, sebaiknya ditambah kapur (dosis 300 kg/ha) (Balitbang.

2009).

Penanaman pada perlakuan TOT bisa dilakukan langsung dicangkul/koak

tempat menugal benih sesuai dengan jarak tanam lalu beri pupuk kandang atau

kompos 1-2 genggam (+ 50 g) tiap cangkulan/koakan. Penanaman pada lahan OTS

cukup ditugal untuk dibuat lubang tanam benih sesuai dengan jarak tanam,

selanjutnya dibcrikan pupuk kandang atau kompos 1-2 genggam (+ 50 g). Pemberian

pupuk kandang ini dilakukan 3-7 hari sebelum tanam. Bisa juga pupuk kandang ini

diberikan pada saat tanam sebagai penutup benih yang baru ditanam. Jarak tanam
17

yang dianjurkan ada 2 cara adalah: (a) 70 cm \ 20 cm dengan 1 benih per lubang

tanam, atau (b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih per lubang tanam). Dengan jarak

tanam seperti ini populasi mcncapai 66.000-71.000 tanaman/ha ( Rukmana,2010).

Berdasarkan hasil penelitian, takaran pupuk untuk tanaman jagung manis

adalahl00 kg urea/ha, 50 kg SP-36/ha, dan 200 kg ZA/ha. Waktu pemberian pupuk

yaitu umur 0 hst Urea = 100 kg/ha, SP-36 = 50 kgdia, umur 15 hst ZA = 100 kg/ha,

dan umur 35 hst ZA sebanyak 100 kg(Badan Penyuluh Pertanian, 2015).Cara

pemberian pupuk, ditugal sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari batang tanaman dan

ditutup dengan tanah (Rao,2010).

Penyiangan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali selama masa

pertumbuhan tanaman jagung, yaitu pertama pada umur 15 hst hingga pada umur 6

minggu hst . Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan

(mencangkul tanah diantara, barisan lalu ditimbunkan kebagian barisan tanaman

sehingga membentuk guludan yang memanjang) (Rukmana,2009).

Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung manis adalah penyakit

bulai. jamur (Fusarium sp). Pengendalian penyakit bulai dengan perlakuan benih. 1

kg benih dicampur dengan metalaksis (Ridhomil atau Saromil) 2 gr yang dilarutkan

dalam 7.5-10 ml air. Sementara itu untuk jamur (Fitsariunisp) dapat disemprot

dengan Fungisida (Dithane M-45) dengan dosis 45 gr / tank isi 15 liter.

Penyemprotan dilakukan pada bagian tanaman di bawah tongkol. Ini dilakukan sesaat

setelah ada gejala infeksi jamur. Dapat juga dilakukan dengan cara membuang daun

bagian bawah tongkol dengan ketentuan biji tongkol sudah terisi sempuma dan biji
18

sudah keras. Hama yang umum mengganggu pertanaman jagung adalah lalat bibit,

penggerek batang dan tongkol. Lalat bibit umumnya mengganggu pada saat awal

pertumbuhan tanaman. oleh karena itu pengendaliannya dilakukan mulai saat tanam

menggunakan insektisida carbofuran utamanya (Rao,2009)

Pemanenan jagung dilakukan pada saat jagung telah berumur sekitar 60- 70 hst

tergantung dari jenis varietas yang digunakan. Jagung yang telah siap panen ditandai

dengan daun jagung/klobot telahkering, berwama kekuning-kuningan, dan ada tanda

hitam di bagian pangkal tempat melekatnya biji pada tongkol.

10 Panen yang dilakukan sebelum lewat masak fisiologis akan berpengaruh terhadap

kualitas kimia biji jagung karena dapat menyebabkan kadar protein menurun, namun

kadar karbohidratnya cenderung meningkat(Rukmana,2010)

Penyerbukan jagung merupakan salah satu tanaman berumah satu. Itu artinya,

tanaman jagung mempunyai bunga berbeda (terpisah), tapi masih dalam satu

tanaman. BIla kita perhatikan, bunga betina terletak di soleng yang berisi rambut-

rambut jagung. Sedangkan bunga jantan terletak pada bagian atas. Proses terjadinya

penyerbukan Bagaimana proses penyerbukan tanaman jagung? intinya proses

penyerbukan adalah bertemunya putih (di buah jagung) dan serbuk sari (di atas

tanaman). Bagaimana bertemunya? ketika serbuk sari di bunga atas pecah maka

keluarlah -jatuh ke bawah- jutaan serbuk sari dan menempel di rambut-rambut

jagung. ( kalau kita perhatikan secara teliti ada semacam lem yang ada di rambut-

rambut jagung tersebut). Ketika satu benang terserbuki maka akan menghasilkan 1

bulir jagung. Maka bila ada buah jagung yang terserbuki maka rambut-rambut jagung
19

telah terserbuki semua. Bila kita tanam 1 tanaman jagung apa yang terjadi? karena

tanaman jagung adalah tanaman berumah satu, dan proses penyerbukan bunga tak

serempak, ada jeda beberapa puluh jam maka dapat dipastikan buah jagung teresebut

tidak akan terisi semua (Rukmana,2010)

Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi

persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing). Selfing adalah persilangan

yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada perbedaan antara

genotipe kedua tanaman yang disilangkan. Sedangkan crossing atau pembastaran

adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya.

Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke

dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua

(uji turunan). Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea

mays). Tanaman jagung dipilih karena penyerbukan buatan yang dapat dilakukan

relative mudah. Selain itu periode tumbuh atau masa tanam jagung juga tidak terlalu

lama, sekitar dua bulan. Persilangan adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan

meletakkan pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal

berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya

tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan. Dikenal

dua macam persilangan, yaitu perkawinan sendiri (selfing) dan perkawinan silang

(crossing). Perkawinan sendiri (selfing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen

pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu tanaman, tetapi masih dalam satu

spesies. Perkawinan silang (crossing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen


20

pada stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda pada spesies yang sama

baik. Jika persilangan dilakukan siang hari, putik mengering sehingga tidak akan

terjadi pembuahan, kalaupun terjadi pembuahan kualitas buah tidak maksimal. Umur

bunga satu atau dua hari setelah mekar hingga lima minggu setelah mekar (Sandra,

2009).

Bokashi daun ketapang, Pupuk bokashi merupakan salah satu jenis pupuk

organik yang dapat digunakan. Pupuk bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang

yang berarti bahan organik yang telah difermentasikan. Bokashi dibuat dengan

memfermentasikan bahan organik dengan Effective Microorganisme (EM) yang

merupakan kultur campuran dari berbagai mikroorganisme yang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik

Actinomycetes, ragi dan jamur. Fungsi dari pupuk bokashi itu sendiri adalah untuk

meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur

hara bagi tanaman (Musnamar, 2010). Munurut Orwa (2009), Daun Ketapang

(Terminalia catappa) memiliki kandungan nitrogen sebesar 3,92% sebelum

dilakukan pengomposan.

Pupuk NPK Mutiara 16:16:16, Pupuk NPK Mutiara disebut juga sebagai pupuk

majemuk karena mengandung unsur hara utama lebih dari 2 jenis, dengan kandungan

unsur hara N (15%) dalam bentuk NH3, P (15%) dalam bentuk P2O5 dan K (15%)

dalam bentuk (K2O). Unsur fosfor (P) yang berperan penting dalam transfer energi di

dalam sel tanaman, mendorong perkembangan akar dan pembuahan lebih awal,

memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah, serta meningkatkan serapan N pada

awal pertumbuhan. Unsur kalium (K) juga sangat berperan dalam pertumbuhan
21

tanaman misalnya untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman

(Aguslina, 2010).
22

III. BAHAN DAN METODA

A. Tempat Dan Waktu

Praktikum dilakukan di kebun percobaan (kompos) fakultas pertanian

Universitas Islam Riau , Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air Dingin,

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Pada Bulan Oktober sampai Desember

2019.

B. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih jagung pelangi yang telah dikeringkan

sebelum dilakukan penanaman terhadap lahan yang akan diolah. Bokashi daun

ketapang untuk sebagai pupuk kompos yang digunakan pada awal praktikun sebelum

dilakukannya penanaman. Kemudian ada pupuk NPK mutiara 16:16:16 yang

digunakan pada saat atau setelah penanaman benih jagung pelangi. Dan pupuk untuk

penyemprotan yang digunakan.

Alat yang digunakan yaitu garu dan cangkul untuk mengolah tanah pada saat

pembentukan lahan dan masing-masing bedengan. Dan digunakan untuk

membersihkan gulma yang ada pada saat pengolahan lahan dan untuk seterusnya

sampai waktunya panen jagung pelangi tersebut.

C. Rancangan Praktikum

Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalan rancangan acak

lengkap (RAL) secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah

pupuk Bokashi daun ketapang (B) yang terdiri dari 2 taraf, sedangkan faktor kedua

adalah NPK mutiara (P) terdiri dari 4 taraf sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan
23

yang terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Pada setiap satu-

satuan percobaan terdapat 4 tanaman dan 2 tanaman dijadikan sampel yang diambil

secara acak, sehingga jumlah keseluruhan tanaman adalah 160 tanaman.

Adapun faktor-fakto perlakuan tersebut yaitu :

Faktor pertama adalah Bokashi (B), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:

B0 : 0 kg/plot

B1 : 1 kg/plot

B2 : 2 kg/plot

B3 : 3 kg/plot

Faktor kedua adalah NPK (P), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :

P0 : 0 gr/ plot

P1 : 20 gr/ plot

P2 : 35 gr/ plot

P3 : 50 gr/ plot

Tabel kombinasi antar perlakuan Bokashi (B) dengan NPK (P) dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Bokashi dan NPK pada tanaman Jagung.


NPK (P)
Bokashi (B)
P0 P1 P2 P3
B0 B0P0 B0P1 B0P2 B0P3
B1 B1P0 B1P1 B1P2 B1P3
B2 B2P0 B2P1 B2P2 B2P3
B3 B3P0 B3P1 B3P2 B3P3
Data pengamatan dianalisis secara statistika menggunakan Analisys of Variance

(ANOVA) dengan uji F pada taraf alfa 5% . Jika perlakuan berpengaruh nyata
24

dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Duncan Multiple Range

Test (DMRT) pada taraf alfa 5%.

D. Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan Lahan

Lahan tempat praktikum terlebih dahulu di ukur sesuai kebutuhan lalu

dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih ada dilahan. Selanjutnya

dilakukan pengolahan tanah dengan membalikkan top soil tanah untuk mendapatkan

tanah yang gembur dengan mengunakan cangkul serta garu. Setelah tanah gembur

maka di lakukan pembuatan plot dengan ukuran 1 × 1.2 m dengan lebar saluran air

(parit) sedalam 50 cm.

2. Pembuatan Plang Nama

Pembuatan plang nama dilakukan pada kertas yang sudah diprint sesuai dengan

nama,npm, dan perlakuaan pada setiap masing-masing mahasiswa/i. Kayu yang

berukuran ± 10 cm yang digunakan sebagai tangkainya.

3. Pemberian Perlakuan.

Pemberian perlakuan ini terdiri dari pemberian pupuk bokashi daun ketapang,

dan pupuk NPK mutiara 16:16:16 sesuai perlakuan yang dilakukan pada plot yang

sudah mulai terbentuk. Perlakuan pertama yakni pemberian bokashi daun ketapang

yang diberikan dengan dosis sesuai perlakuan diantaranya adalah B0: 0 kg/plot setara

dengan 0 ton/Ha, B1: 1 kg/plot setara dengan 1 ton/Ha, B2 : 2 kg/plot setara dengan

2 ton/Ha dan B3: 3 kg/plot yang setara dengan 3 ton/Ha.

Pemberian perlakuan bokashi daun ketapang ini dilakukan dengan cara

menaburkan bokashi diatas plot lalu diaduk secara merata pada setiap plotnya.
25

Pemberian perlakuan bokashi ini dilakukan pada saat seminggu sebelum tanam

tanaman budidaya. Setelah dicampur, kemudian plot tersebut harus disiram setiap

hari untuk menambah dan mengaktifkan kadar unsur hara di dalam tanah.

Perlakuan kedua yakni pemberian NPK mutiara 16:16:16 yang diberikan

dengan dosis sesuai perlakuan diantaranya adalah P0 : 0 gr/plot, P1 : 20 gr/plot, P2 :

35 gr/ plot, P3 : 50 gr/plot. Pemberian NPK ini dilakukan pada saat tanaman 14 hst,

21 hst dan 35 hst dengan cara pemberian yakni sistem tugal.

4. Penanaman

Benih yang ditanam adalah benih jagung pelangi dengan jarak tanam 70 × 40

cm, sehingga didapat 4 lubang tanam. Benih ditanam sedalam ± 1 cm dari permukaan

tanah.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 14 hst, 21 hst dan 35 hst.

Pemupukan ini dilakukan dengan cara menugal tanah di sekeliling tanaman, dengan

jarak ±10 cm dari tanaman jagung.

6. Persilangan

Persilangan tanaman jagung dilakukan saat tanaman sudah mengeluarkan bunga

jantan dan juga bunga betina. Persilangan tanaman jagung ini menggunakan metode

kantong ( tassel bag method ) dimana bunga jantan serta bunga betina akan

dibungkus menggunkan kertas minyak sebelum mekar.


26

7. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah biasanya pada

pagi dan sore hari sampai tanaman berbunga. Hal ini menyangkut ketersediaan air

bagi pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

b. Penyiangan

Penyiangan gulma pada plot bertujuan untuk membersihkan gulma atau

tumbuhan pengganggu yang tumbuh di atas dan di sekitar plot. Penyiangan gulma ini

juga berguna agar tidak terjadi persaingan unsur hara dan tidak menjadi sumber hama

penyakit tanaman.

c. Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir ini berguna untuk membantu pengukuran tinggi tanaman

sampel. Ajir penanda yang digunakan adalah sedotan plastik. Jumlah sampel dalam 1

plot yaitu 2 tanaman. Setelah sedotan ditancapkan, ukur dari pangkal batang tanaman

sampai 5 cm dan 10 cm, kemudian beri tanda pada sedotan dengan menggunakan

spidol. Tanda ini digunakan sebagai acuan untuk menghitung tinggi tanaman

nantinya. Pengukuran tinggi tanaman dihitung dari sedotan yang telah ditandai

sampai daun terpanjang.

d. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh

posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan

di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan dilakukan dengan


27

mengeruk tanah di sekitar tanaman kemudian ditimbun di sekitar batang tanaman

jagung.

e. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh pada usia 7 hst.

Penyulaman ini dilakukan pada sore hari agar tanaman tumbuh dengan rata.

f. Pemangkasan Daun Tanaman Jagung

Daun tanaman jagung yang berada di bawah tongkol harus dipangkas ketika

tanaman jagung sudah berumur 50 hst. Dengan cara mematahkan langsung daun

jagung yang berada dibagian bawah dari buah.

g. Pemilihan Tongkol Yang Akan Dipelihara

Setiap tanaman jagung yang memiliki baby corn atau calon bakal buah lebih

dari satu harus dipanen, karena tongkol yang akan dipelihara tiap tanaman hanya 1

tongkol saja. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan hasil hanya terfokus pada 1 tongkol

saja. Tongkol yang akan dipelihara adalah tongkol yang terletak paling atas dan

tongkol paling bawah dipangkas atau dibuang.

h. Panen

Pemanen jagung baru bisa dilakukan ketika tanaman telah berumur 75 hst. Ciri

jagung siap panen bisa dilihat pada rambut jangung telah berubah warna dari hijau ke

coklat atau hitam. Pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan langsung jagung

dari batangnya.
28

E. Parameter Pengamatan

a. Persentase Tumbuh Tanaman (%)

Pengamatan persentase tumbuh tanaman dilakukan dengan cara menghitung

jumlah tanaman yang tumbuh pada umur 7 hst.

b. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi

dengan menggunakan meteran. Tinggi tanaman jagung pelangi diukur pada tanaman

berumur 2 minggu, dengan interval pengukuran 1 minggu sekali s/d tanaman

berbunga 50%. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

c. Umur Muncul Bunga Jantan (hst)

Umur muncul bunga jantan dihitung saat tanaman telah berbunga 50% dari

populasi per plot mengeluarkan tassel. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk

tabel.

d. Umur Muncul Bunga Betina (hst)

Umur muncul bunga betina dihitung saat 50% dari populasi per plot

mengeluarkan bunga betina. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

e. Bobot Tongkol Jagung (gr)

Pengamatan bobot tongkol jagung dilakukan menggunakan timbangan dengan

cara menimbang tongkol jagung dengan klobot pada saat panen. penimbangan

dilakukan pada tongkol jagung semua tanaman sampel pada setiap plotnya. Hasil

pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

f. Panjang Daun Tanaman (cm)


29

Pengamatan panjang daun terpanjang ini dilakukan pada akhir praktikum,

dimana daun yang diukur panjangnya hanyalah daun yang berada dibawah buah.

Pengamatan panjang daun ini dilakukan dengan menggukan penggaris ataupun

meteran. Data hasil pengamatan dilakukan dalam bentuk tabel.

g. Diameter Batang

Pengamatan ini dilakukan pada akhir praktikum, dimana batang tanaman

sampel di ukur diameternya menggukan meteran. Data hasil pengamatan di tampilkan

dalam bentuk tabel.

h. Diameter Tongkol

Pengamatan ini dilakukan pada akhir praktikum, dimana buah tanaman sampel

dibersihkan dari kulit yang menempel lalu tanaman sampel di ukur diameternya

menggukan meteran. Data hasil pengamatan di tampilkan dalam bentuk tabel.

i. Warna Pada Buah

Pengamatan ini dilakukan pada akhir praktikum pada buah tanaman sampel.

Pegamatan ini dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah warna yang

terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil pengmatan disajikan dalam

bentuk tabel.

j. Jumlah Masing – Masing Warna Pada Tongkol

Pengamatan ini dilakukan pada akhir praktikum pada buah tanaman sampel.

Pegamatan ini dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah warna yang

terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil pengmatan disajikan dalam

bentuk tabel.
30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) dapat dilihat pada tabel 1.1

No Sampel Tinggi Rata-rata


1 S1 55
2 S2 65 60

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada sampel jagung pelangi S1

mempunyai tinggi tanaman 55 cm sedangkan tinggi tanaman pada S2 mempunyai

tinggi 65 cm. Selisih dari perbedaan tinggi tanaman jagung pelangi antara S1 dan S2

yaitu 10 cm.

2. persentase tumbuh tanaman

pertumbuhan tanaman setelah 2 minggu berjalan normal dan sehat, namut

setelah minggu selanjutnya pucuk tanaman tidak bisa tumbuh atau mengalami

kerusakan sehingga tanaman jagung tersebut terlihat kerdil dikarenakan tidak dapat

tumbuh. Beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung tersebut

adalah pemberian pestisida untuk mengusir hama terlalu berlebih. Terlihat dari warna

pestisida yagn pecan, kosentrasi yang tinggi, dan bau yang cukup menyengat.

Sehingga batang pucuk manga menjadi busuk dan mati. Factor berikutnya diduga

karena kencing hama pada pucuk daun yang menyebabkan pucuk daun membusuk

dan mati.

3. Penyilangan genetic pada tanaman jagung


31

Tidak dapat melakukan penilangan dikarnakan pucuk bunga tanaman tersebut

tidak tumbuh karna factor hama dan pemberian pestisida yang berlebihan. Dari

empat tanaman jagung yang di tanaman ada satu tanaman jagung yang mengalami

kesalahan genetic atau seleksi benih yang rusak, hal itu ditandai dengan tumbuhnya

daun keriting dan batang yang terlihat membengkok dan mengkerut.


32

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam

famili Graminae, termasuk dalam tumbuhan yang menghasilkan

biji (Spermatophyta), sedangkan bijinya tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk

dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup(Angiospermae), dimasukkan ke dalam

kelas Monocotyledoneae, ordo Graminaceae dan digolongkan ke dalam genus Zea

dengan nama ilmiah Zea mays. L (Rukmana, 2010).

Bokashi daun ketapang, Pupuk bokashi merupakan salah satu jenis pupuk

organik yang dapat digunakan. Pupuk bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang

yang berarti bahan organik yang telah difermentasikan. Bokashi dibuat dengan

memfermentasikan bahan organik dengan Effective Microorganisme (EM) yang

merupakan kultur campuran dari berbagai mikroorganisme yang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik

Actinomycetes, ragi dan jamur. Fungsi dari pupuk bokashi itu sendiri adalah untuk

meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur

hara bagi tanaman (Musnamar, 2010). Munurut Orwa (2009), Daun Ketapang

(Terminalia catappa) memiliki kandungan nitrogen sebesar 3,92% sebelum

dilakukan pengomposan.

Pupuk NPK Mutiara 16:16:16, Pupuk NPK Mutiara disebut juga sebagai

pupuk majemuk karena mengandung unsur hara utama lebih dari 2 jenis, dengan

kandungan unsur hara N (15%) dalam bentuk NH3, P (15%) dalam bentuk P2O5 dan

K (15%) dalam bentuk (K2O). Unsur fosfor (P) yang berperan penting dalam transfer
33

energi di dalam sel tanaman, mendorong perkembangan akar dan pembuahan lebih

awal,

memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah, serta meningkatkan serapan

N pada awal pertumbuhan. Unsur kalium (K) juga sangat berperan dalam

pertumbuhan tanaman misalnya untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke

organ tanaman (Aguslina, 2010).

Saran saya terhadap praktikum ini sebaiknya untuk mahasiswa bisa lebih aktif

lagi dan bisa memanfaatkan lahan dan pupuk yang telah diberi oleh pihak kampus.

Dan bisa menghasilkan tanaman yang bisa diolah kembali menjadi benih yang akan

dibudidayakan kembali untuk praktikum selanjutnya.


34

DAFTAR PUSTAKA

Arifi. 2010. Budidaya tanaman jagung & masalah produksinya di indonesia


khususnya di sumatra barat. Program studi agroekoteknologi fakultas pertanian
universitas andalas padang

Azmi yudia. 2010. Upaya peningkatan produksi jagung berdasarkan permasalahan


yang ada di indonesia,khususnya sumbar. Agroekoteknologi fakultas pertanian
universitas andalas

Hartoyo eko. 2008. Pengaruh pemupukan semi organik dengan berbagai sumber
pupuk kandang terhadap serapan n, pertumbuhan, dan hasil tanaman jagung
(zea mays l.). Universitas sebelas maret.  Surakarta

Iskandar Andy. 2010. Budidaya tanaman jagung dan upaya peningkatan produksi
jagung sumatra barat. . Prody Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Andalas Padang

Jumet. 1990. Pentingnya pemupukan pada tanaman untuk meningkatkan produksi


tanaman

suriyadianti Ice. 2010. Budidaya tanaman jagung dan upaya peningkatan produksi
jagung di Sumatera Barat. Prody Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Andalas Padang
35

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal kegiatan praktikum

Bulan/ Tahun 2019


No Kegiatan
September Oktober November Desember
1 Persiapan lahan                                
Asistensi
2 Praktikum                                
Pembentukan plot
3 dan bedengan                                
Pemberian
Bokashi daun
ketapang, dan
pembagin
perlakuan untuk
masing-masing
4 mahasiswa                                
5 Penanaman                                
Pemberian pupuk
6 NPK 16:16:16                                
7 Penyerbukan                                
8 Pengamatan                                
9 Pemeliharaan                                
10 Panen                              
11 Laporan                              
12 Penilaian                                
36

Lampiran 2. Deskripsi tanaman

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang

terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan

Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk

Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi

komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak

pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung

menjadi bahan baku berbagai produk industry farmasi, kosmetik,dan kimia.

Jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di bidang biologi

dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika

yang intensif,dan membantu terbentuknya teknologi kultivar hibrida yang

revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat

efisien memanfaatkan sinar matahari. Dalam kajian agronomi, tanggapan jagung yang

dramatis dan khas terhadap kekurangan atau keracunan unsure-unsur hara penting

menjadikan jagung sebagai tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai.


37

Lampiran 4. Dokumentasi praktikum

Pemberian pupuk urea pemberian pupuk urea

Pengukuran jagung pengukuran jagung


38

Jagaung yang gagal jagung yang mati


39

Lampiran 5. Biodata penulis

NAMA : DESVI RYANTO

NPM : 184110554

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat/tgl lahir : Seberang Sanglar, 27


Desember 1999
Status : Mahasiswa

Alamat : Asrama Putra Ma,Had UIR

Fakultas : Pertanian Agroteknologi

No. telp : 082299277080

Email : despirianto@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai