Anda di halaman 1dari 28

USUL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TAHU DAN


PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN OKRA MERAH (Abelmoschus esculentus L.)

OLEH :
METRIA TRIKSI
NIM. 1606110098

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
USUL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TAHU DAN


PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN OKRA MERAH (Abelmoschus esculentus L.)

OLEH :
METRIA TRIKSI
NIM. 1606110098

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk melaksanakan penelitian

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
USUL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TAHU DAN


PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN OKRA MERAH (Abelmoschus esculentus L.)

OLEH :
METRIA TRIKSI
NIM. 1606110098

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Murniati, MP Sri Yoseva, SP, MP.


NIP.195512021984012001 NIP. 197309081997022001

Mengetahui
Ketua Jurusan

Dr. Rusli Rustam, SP., MSi


NIP.196911111999031010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun usul penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tahu dan Pupuk NPK

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra Merah (Abelmoschus

esculentus L.)”. Usul penelitian ini disusun sebagai pedoman untuk

melaksanakan penelitian dalam rangka penulisan Skripsi yang menjadi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Riau.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu

Ir. Murniati, MP. selaku dosen pembimbing satu dan Ibu Sri Yoseva, SP, MP.

selaku dosen pembimbing dua yang telah banyak memberikan bimbingan,

petunjuk dan motivasi sampai selesainya usul penelitian ini. Penulis menyadari

bahwa usul penelitian ini belum sempurna dan masih perlu banyak perbaikan.

Pekanbaru, Februari 2020

Metria Triksi

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.3 Hipotesis ................................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5


2.1 Tanaman Okra ......................................................................... 5
2.2 Ampas Tahu ............................................................................. 6
2.3 Pupuk NPK .............................................................................. 8

III METODOLOGI ............................................................................. 10


3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 10
3.2 Bahan dan Alat......................................................................... 10
3.3 Metode Penelitian .................................................................... 10
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 11
3.5 Pengamatan .............................................................................. 13
3.6 Analisis Data ............................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................... 17

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ......................................... ........ 19


2. Denah Penelitian ................................................................................ 20
3. Pembuatan Pupuk Kompos Ampas Tahu .......................................... 21
4. Deskripsi Tanaman Okra Varietas Red Burgundy ............................ 22

v
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman okra (Abelmoschus esculentus L.) merupakan salah satu jenis

tanaman sayuran berasal dari Afrika. Kecerdasan dan kesehatan seseorang sangat

dipengaruhi oleh kualitas makanan yang dikonsumsi dalam jangka panjang.

Kualitas makanan ditentukan oleh nilai gizi bahan makanan yang dikonsumsi

sehari - hari, sehingga untuk membangun masyarakat yang cerdas dan sehat

diperlukan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Makanan yang bermutu harus

mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin dalam takaran yang

seimbang.

Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak

dan sumber kalori yang dibutuhkan manusia. Salah satu sayuran bergizi tinggi

adalah tanaman okra yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut

Amin (2011), manfaat tanaman okra yaitu mencegah diabetes, mencegah

perkembangan kanker, menurunkan kolestrol, dan baik untuk sistem pencernaan.

Buah okra muda mengandung kadar air 85,70%, protein 8,30%, lemak 2,05%,

karbohidrat 1,4%, dan 38,9% kalori per 100 g (Yudo, 1991).

Kebutuhan akan sayuran beraneka ragam, disamping kenutuhan gizi, rasa

dan selera, pemilihan sayuran didasarkan pula adas dasar harga dan penyebaran

sayuran tersebut. Diketahui produksi okra di indonesia belum menyeluruh dan

belum mencapai potensi produksi okra seperti yang seharusnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Ardliyanto (2014) yang menyatakan bahwa tanaman okra di

Indonesia masih belum diminati masyarakat kerena kurangnya pengetahuan akan

potensi dan cara budidaya okra yang baik. Selain itu, budidaya okra masih bersifat

1
sentral dan mayoritas di pulau jawa hal ini diduga penyebab produksi okra masih

rendah terlihat dari data produksi okra di Indonesia tahun 2014 yaitu 1.500 ton

dengan luas lahan 1.100 ha. Pengembangan okra perlu menekankan pada produksi

yang tinggi (kuantitas), dan kualitas sesuai tuntutan pasar. Kualitas dapat dilihat

dari ukuran, warna, bentuk, kandungan gizi serta kandungan bioaktif yang

terkandung (Abbot, 1999; Hariyadi, 2009).

Mengingat pentingnya manfaat dan besarnya peluang okra kedepannya,

maka perlu diadakan usaha dalam meningkatkan produksi tanaman okra. Salah

satu cara meningkatkan produksi okra yaitu dengan budidaya dan pemupukan

yang tepat.

Salah satu usaha untuk peningkatan produktivitas tanaman okra adalah

pemberian pupuk organikdan pupuk anorganik yang seimbang, pemupukan

bertujuan untuk menjaga tanah agar tetap memiliki tingkat produktivitas tinggi

dengan cara memelihara keadaan fisik maupun kimia tanah untuk hasil produksi

tanaman yang tinggi. Pupuk organik yang digunakan untuk membantu

pertumbuhan dan produksi tanaman okra adalah pupuk organik ampas tahu.

Ampas tahu adalah limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengelola

kedelai menjadi tahu yang kurang dimanfaatkan, jika dibiarkan dapat berakibat

terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu cara agar ampas tahu tersebut

bernilai ekonomis adalah memanfaatkan sebagai pupuk organik.

Selain pemberian pupuk organik ampas tahu, pemberian pupuk anorganik

juga menjadi faktor penentu pertumbuhan dan produksi tanaman okra merah.

Wibowo et al. (2015) menemukan kombinasi pupuk organik dan anorganik

(NPK) dapat meningkatkan produksi daun layak pasar pada tanaman gendi

2
(Abelmoschus manihot). Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang terdiri dari

beberapa unsur hara makro yaitu, nitrogen (N) 15%, phosfor (P) 15%, kalium (K)

15% dan sulfur (S) 10% yang dibutuhkan tanaman. Masing – masing dari unsur

hara yang terdapat pada pupuk NPK memiliki fungsi dan manfaat yang beragam

pada tanaman. Pupuk NPK ponska ini memiliki sifat – sifat antara lain : (1) pupuk

phonska berbentuk granular (butiran) berwarna merah jambu/pink. (2) Bersifat

higroskopis sehingga mudah larut dalam air. (3) Mudah diserap oleh tanaman. (4)

Memiliki kandungan unsur hara yang lengkap.

Dari hasil penelitian (Putra I, et al., 2018) Pengaruh Pemberian NPK

Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Okra (Abelmoschus esculentus L.) Pupuk NPK

berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang umur 15,

30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh sangat nyata terhadap panjang buah dan

diameter buah okra umur 73 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah,

berat buah dan produksi perhektar (ton) okra umur 73 HST.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tahu dan Pupuk NPK

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra Merah (Abelmoschus

esculentus L.)”.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos

ampas tahu dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra merah

serta mendapatkan perlakuan terbaik dari kedua perlakuan untuk meningkatkan

tanaman okra merah.

3
1.3 Hipotesis

HO :

1. Tidak Pemberian Kompos Ampas Tahu dapat meningkatkan pertumbuhan

dan produksi tanaman okra merah (Abelmoschus esculentus L.).

2. Tidak Pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman okra merah (Abelmoschus esculentus L.).

H1 :

1. Ada Pemberian Kompos Ampas Tahu dapat meningkatkan pertumbuhan

dan produksi tanaman okra merah (Abelmoschus esculentus L.).

2. Ada Pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman okra merah (Abelmoschus esculentus L.).

4
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Okra Merah (Abelmoschus esculentus L.)

Tanaman okra merah termasuk dalam famili Malvalaceae atau termasuk

dalam kelompok kapas - kapsan. Okra merah berwarna hijau kemerahan dan

lunak. Tanaman okra sesuai dengan taksonominya dapat diklasifikasikan ke dalam

Divisi : Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Malvales, Famili:

Malvaceae, Genus: Abelmoschus, Spesies: Abelmoschus esculentus L. Moench

(Watson dan Preedy, 2016).

Batang okra berwarna hijau kemerahan dan bercabang sedikit, tanaman

okra mempunyai batang yang lunak dan bisa tumbuh mencapai 1 - 2 m. Tanaman

okra bercabang tetapi tidak terlalu banyak dan memiliki bulu - bulu yang halus

sampai kasar. Batang okra tumbuh tegak ke atas (Ministy, 2009).

Daun okra berbentuk jari dengan lima punca, dan tulang daunnya

berbentuk sirip yang terlihat jelas dari bagian bawah daun. Daun okra mula - mula

berpunca agak lebar, kemudian semakin menyempit menjari dengan lima punca.

Bunga tanaman okra merah berbentuk silindris menyerupai cabai merah

besar dan memiliki panjang sekitar 10 - 20 cm. Terdapat bulu - bulu halus sampai

kasar pada buah tanaman okra merah. Biji tanaman okra dapat dilihat apabila buah

tanaman okra merah dibuka maka akan terlihat biji bulat berukuran kecil di

dalamnya (Yudo, 1991).

Buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, setiap 100 g

buah muda okra mengandung 33 kalori, 7 g karbohidrat, 3,2 g serat dan 81 mg

kalsium (Lim, et al., 2012).

5
Okra mampu tumbuh baik didaerah tropis, mulai dataran rendah sampai

ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan dan perkembangan okra

maksimal dicapai pada suhu antara 24 - 28oC. Suhu rata - rata untuk pertumbuhan,

pembungaan, dan pembentukan buah okra optimum berkisar antara 20 - 30oC. Biji

akan berkecambah pada suhu tanah hangat dan tidak akan berkecambah pada suhu

dibawah 16oC. Okra membutuhkan curah hujan antara 1.300 - 1.700 mm/tahun,

tanaman okra dapat tumbuh dengan baik pada tanahdengan pH berkisar 5 - 8.

Okra merah dapat tumbuh pada musim kemarau ataupun musim hujan. Okra

merah tidak tahan terhadap genangan air, sehingga pembuatan drainase yang baik

sangat diperlukan agar pertumbuhan okra merah dapat optimal.

Pertumbuhan tanaman okra merah dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain pemberian pupuk. Pertumbuhan vegetatif tanaman okra dapat

dipengaruhi oleh pupuk yang diaplikasikan, sehingga ketersediaan nutrisi yang

dibutuhkan dalam masa pertumbuhan sudah tercukupi akibat pengaplikasian

pupuk organik (Tiamiyu dkk., 2012).

2.2 Pupuk Kompos Ampas Tahu

Pupuk kompos merupakan pupuk yang terbuat dari sisa tanaman, sampah

rumah tangga, dan limbah organik lainnya. Pupuk kompos memiliki manfaat yang

dapat membantu pertumbuhan dan produksi tanaman (Wignjopranoto et al.,

2015). Pupuk kompos memiliki manfaat bagi tanah yaitu dapat memperbaiki sifat

dan struktur tanah, memperkaya mikroba tanah, meningkatkan unsur hara tanah,

dan memiliki kemampuan daya serap air lebih baik (Suryati, 2014).

Ampas tahu adalah limbah padat hasil industri pabrik tahu dari sisa

pengolahan kedelai menjadi tahu. Kandungan protein, karbohidrat dan mineral

6
yang tinggi pada ampas tahu dapat dipergunakan kembali menjadi suatu

produk yang berguna. Kandungan mineral yang terkadung dalam ampas

tahu sangat bermanfaat bagi unsur hara tanaman. Ampas tahu dapat

dimanfaatkan kembali sebagai pakan ternak, pupuk dan tempe gembus

(Efendi dan Sitanggang, 2015).

Limbah yang dihasilkan oleh industri tahu ada dua macam, yaitu limbah

padat dan limbah cair. Limbah tahu padat yang biasanya menjadi pakan

ternak. Limbah tahu cair yang dibuang ke lingkungan merupakan limbah

organik yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Jika limbah

tidak diolah dengan baik, maka akan menimbulkan bau akibat proses

pembusukan bahan organik oleh bakteri (Sadzali, 2010).

Ampas tahu mengandung beberapa mineral (mg/100 g) Protein (g) 5,6

Lemak (g) 2,1 Karbohidrat (g) 8,1 Kalsium (mg) 460,0 Besi (mg) 1,0 Air (g) 84,1

Nitrogen (N) 1,24 % P2O5 (fosfor) 5,54 ppm K2O (kalium) 1,34 % (Arbaiyah,

2003; Asmoro dkk, 2008) Berdasarkan kandungan tersebut ampas tahu dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kandungan

nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), C organik dan mangnesium

(Mg) sangat diperlukan oleh tanaman. Kandungan ampas tahu dapat berpotensi

untuk meningkatkan kesuburan tanah. Ampas tahu yang mengandung protein

dan karbohidrat tinggi dapat menjadi pupuk organik (Mangimba, 1993).

Menurut Lestari (2016), pupuk kompos ampas tahu dengan dosis 300

gram dapat memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman

bayam merah. Kandungan kompos ampas tahu dapat menyuburkan tanaman

karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg dan Fe. Respon tanaman yang

7
diberikan memiliki tinggi tanaman, jumlah daun dan berat bobot tanaman

yang optimal untuk pertumbuhan.

2.3 Pupuk NPK

Pemupukan berimbang menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pada

budidaya pertanian, salah satu strategi efisiensi dalam budidaya sayuran adalah

menekan biaya produksi pada setiap usaha taninya dengan menggunakan pupuk

yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan optimal (Adams 1987).

Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik yang memiliki jenis

pupuk majemuk karena mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor

(P). dan kalium (K). Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk NPK adalah

sebesar 15%. Nilai nitrogen sudah mewakili kadar nitrogen yang terkandung

dalam pupuk sehingga angkanya tidak perlu dikonversi kembali (Wikipedia,

2018).

N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman

karena berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman.

Nitrogen digunakan sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan

klorofil. Fosfor digunakan sebagai pembangun asam nukleat, fosforlipid,

bioenzim, protein, senyawa metabolic yang merupakan bagian dari ATP

penting dalam transfer energi. Kalium digunakan sebagai pengatur keseimbangan

ion - ion sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme metabolik

seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk N, P dan K

akan memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

(Firmansyah et al., 2016).

8
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor

batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah

secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman,

namun pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman

mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas

produksi usaha tani (Tuherkih dan Sipahutar, 2008).

Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat

mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila

dibandingkan dengan pupuk tunggal (Hardjowigeno, 2003). Pupuk ponska adalah

pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yaitu N, P, dan K,

masing - masing memiliki kandungan 15 : 15 : 15 pada setiap 100 Kg Ponska.

Menurut Taslim et al. (cit) Pirngadi dan Abdulrachman (2005), keuntungan

menggunakan pupuk majemuk adalah (1) dapat dipergunakan dengan

memperhitungkan kandungan zat hara sama dengan pupuk tunggal, (2) apabila

tidak ada pupuk tunggal dapat diatasi dengan pupuk majemuk, (3) penggunaan

pupuk majemuk sangat sederhana, dan (4) pengangkutan dan penyimpanan pupuk

ini menghemat waktu, ruangan dan biaya.

9
III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian

Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM 12,5 Kelurahan Simpang Baru,

Kecamatan Tampan, Pekanbaru dengan ketinggian 10 m dpl. Penelitian

berlangsung selama 3 bulan, dimulai dari bulan Maret hingga Mei 2020. Jadwal

rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah top soil, benih

okra merah, pupuk NPK, EM-4, dan pestsida Dithane M-45.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran,cangkul, parang,

ember, baskom, jangka sorong, handsprayer, gunting, timbangan analitik, label

perlakuan, gembor, kertas label, alat tulis dan kamera.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

4 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan dosis pupuk

komposampas tahu (K) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :

K0 = Kompos ampas tahu = 0 (tanpa perlakuan / kontrol)

K1 = Kompos ampas tahu = 75 gram/tanaman (15 ton/ha)

K2 = Kompos ampas tahu = 150 gram/tanaman (30 ton/ha)

K3 = Kompos ampas tahu = 225 gram/tanaman (45 ton/ha)

10
Faktor kedua yaitu perlakuan dosis pupuk anorganik NPK (L) yang terdiri

dari 4 taraf dengan sebagai berikut :

L0 = 0 kg.ha-1 (kontrol)

L1 = 150 kg/h (11,25 gram/tanaman)

L2 = 250 kg/h (18,75 gram/tanaman)

L3 = 350 kg/h (26.25 gram/tanaman)

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan 3

ulangan, sehingga terdapat 48 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 2

tanaman, sehingga terdapat 96 tanaman.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Bedengan

Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa - sisa tumbuhan menggunakan

cangkul dan parang. Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan membalikkan

tanah dengan cangkul dan pengolahan tanah kedua dilkaukan dengan membuat

plot (bedengan), dengan ukuran 2 m x 1,6 m sebanyak 48 plot dengan jarak antar

plot 50 cm, dengan jarak tanam yang digunakan untuk penelitian ini yaitu 40 cm

x 15cm

3.4.2 Aplikasi pupuk kompos ampas tahu

Pengaplikasian kompos ampas tahu dilakukan satu minggu sebelum

penanaman, dosis perlakuan pupuk kompos ampas tahu adalah K1 = Kompos

ampas tahu = 75 gram/tanaman (15 ton/ha) K2 = Kompos ampas tahu = 150

gram/tanaman (30 ton/ha) K3 = Kompos ampas tahu = 225 gram/tanaman (45

ton/ha). Pembuatan pupuk kompos ampas tahudapat dilihat pada Lampiran 3.

11
3.4.3 Aplikasi pupuk NPK ponska

Pengaplikasian pupuk NPK ponska diberikan sesuai dengan dosis

perlakuan. Dosis perlakuan pupuk NPK adalah L1 = 150 kg/h (11,25

gram/tanaman) L2 = 250 kg/h (18,75 gram/tanaman) L3 = 350 kg/h (26.25

gram/tanaman). Waktu pemberian adalah pada saat tanam, pemberian pupuk

diberikan dengan sistem tugal.

3.4.5 Penanaman

Benih ditanam dengan cara ditugal pada lubang tanam sedalam 1 cm

dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm, masing - masing lubang tanam dimasukkan

sebanyak 2 benih kemudian lubang ditutup dengan tanah dan diratakan.

Penanaman dilakukan pada sore hari dan dilakukan penyiraman.

3.4.6 Pemeliharaan

3.4.6.1 Penyiraman

Penyiraman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dimulai

saat setelah penanaman benih sampai akhir penelitian.Penyiraman dilakukan

pagihari.Jika kondisi tanah dalam keadaan lembab maka penyiraman tidak

dilakukan.Penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan gembor.

3.4.6.2 Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan menggunakan parang atau

cangkul kecil dan mencabut gulma yang tumbuh disekitar bedengan.Penyiangan

dilakukan dengan interval waktu seminggu sekali dengan melihat kondisi gulma

di sekitar bedengan.

12
3.4.6.3 Penyulaman dan Penjarangan

Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau

pertumbuhan abnormal. Penyulaman dilakukan 14 HST dan dilakukan pada sore

hari. Penjaragan dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman dan

meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik dan seragam, penjarangan

dilakukan 1 minggu setelah tanam.

3.4.6.3 Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah dan

menimbun pangkal batang agar perakaran tanaman menjadi kokoh.

3.4.6.4 Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mencegah agar tanaman

tidak mudah terserang hama atau penyakit. Pengendalian dilakukan dengan

pemberian pestisida kimia.

3.4.6.5 Panen

Pemanenan buah okra dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah

tanam (HST) hingga 90 hari setelah tanam (HST) dengan cara dipetik dengan

tangan dan dilakukan secara bertahap. Kriteria buah okra siap panen untuk

konsumsi adalah buah okra yang masih mudadengan panjang sekitar 10 - 12 cm.

Pemanenan dapat dilakukan dengan interval 2- 5 hari sekali.

3.5 Pengamatan

3.5.1 Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh

tertinggi dengan menggunakan meteran. Waktu pengukuran dilaksanakan 2

13
minggu sekali untuk menghindari kesalahan pengukuran diberi ajir setinggi 2 cm

dari pangkal batang.

3.5.2 Diameter batang (cm)

Pengukuran diameter batang dilakukan dua sisi dengan cara mengukur

pada pangkal batang 5 cm dari permukaan tanah menggunakan jangka sorong.

Pengukuran dilakukan 59 hari setelah tanam.

3.5.3 Umur berbunga pertama (HST)

Parameter umur berbunga dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari

yang dibutuhkan tanaman untuk berbunga mulai saat penanaman sampai tanaman

mengeluarkan bunga, dengan ketentuan 50% dari tanaman dalam satu plot telah

mengeluarkan bunga.

3.5.4 Umur panen pertama (HST)

Pengamatan umur panen dilakukan dengan menghitung jumlah hari yang

dibutuhkan tanaman untuk kali panen, dengan ketentuan 50% dari tanaman dalam

satu plot telah menunjukkan kriteria panen. Panen dilanjutkan sampai 60 HST.

3.5.5 Jumlah buah total per tanaman (buah)

Jumlah buah total per tanaman diperoleh dengan menghitung buah mulai

dari panen pertama sampai panenkeempat, dengan interval lima hari antar panen.

Perhitungan jumlah buah dilakukan dengan menjumlahkan buah setiap kali panen.

3.5.6 Panjang buah (cm)

Panjang buah ditetapkan dengan mengukur garis lurus buah mulai dari

pangkal hingga ujung buah, pengamatan dilakukan setiap kali panen.

14
3.5.7 Berat buah per plot

3.5.8 Berat buah total per tanaman (g)

Berat buah dilakukan dengan menimbang buah dari panen awal hingga

panen terakhir. Pengamatan dilakukan dengan menjumlahkan semua berat buah

sejak panen pertama hingga panen terakhir.

3.6 Analisis Data

Data hasil pengamatan yang diperolehdari setiap parameter dianalisis secara

statistik dengan menggunakan sidik ragam. Model linear yang digunakan dalam

percobaan adalah sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + ρk + (αβ)ij + ԑijk

Keterangan :

Yijk : Nilai pengamatan konsentrasi pupuk kompos ampas tahu taraf ke-i, dosis

pupuk NPK pada taraf ke-j, dan ulangan ke-k

µ : Nilai tengah umum

αi : Pengaruh pemberian konsentarsi pupuk organik cair urin kambing pada

taraf ke-i

βj : Pengaruh pemberian dosis pupuk kompos ampas tahu pada taraf ke-j

ρk : Pengaruh kelompok ke-k dari faktor

(αβ)Ij : Pengaruh interaksi konsentrasi pupuk kompos ampas tahu taraf ke-i

dengan dosis NPK taraf ke-j

ԑijk : Pengaruh galat dari konsentrasi pupuk kompos ampas tahu taraf ke-i dan

dosis NPK taraf ke-j pada ulangan ke-k

15
Hasil sidik ragam yang berbeda nyata diuji lanjut dengan menggunakan

uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Data dianalisis dengan menggunakan

perangkat lunak SAS.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abbot, JA. 1999. Quality Measurement of Fruits and Vegetables. Postharvest Biol
Tec.

Adams, RS, Jr. 1987. Phospours Fertilizer and Pytotoxity of Semize Weed. Sci.
Vol. 35

Amin, I.M. 2011. Nutritional Properties of Abelmoschus esculentus as remedy to


manage diabetes mellitus: a literature review. International Conference on
Biomedical Engineering and Technologus as remedy to manage diabetes
mellitus: a literature review. International Conference on Biomedical
Engineering and Technology
Arbaiyah, Ita., 2003. “Kandungan Protein & Kalsium Serta Daya Terima Susu
Kedelai Yang Dibuat Dari Ampas Tahu Dengan Penambahan Bahan
Pengental”. Skripsi. Jurusan Gizi Masyarakat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Ardianto, Elvinaro. 2014. Metodelogi Penelitian untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Asmoro, Y., Suranto, dan D. Sutoyo. 2008. Pemanfatan Limbah Tahu Untuk
Peningkatan Hasil Tanaman Petsai (Brassica Chinensis). Jurnal
Bioteknologi.
Effendi M, Sitanggang M. 2015. Lele Organik Hemat Pakan. Agromedia , Jakarta
Selatan.
Firmansyah I, Syakir M, dan Lukman L. 2016. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk
N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum
melongena L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertaian. Jawa Barat.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Lestari, S. 2016. Pengaruh Kadar Ampas Tahu yang Difermentasi Terhadap


Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Skripsi.

Lim, V., B.S.K., Leonardus, dan K. Natania. 2012. Studi Karakteristik dan
Stabilitas Pengemulsi dari Bubuk Lender Okra (Abelmoschus
esculentus). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 4 (3).

Mangimba, J. 1993. Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Substitusi Bungkil


Kelapa dalam Ransum Terhadap Konsumsi Makanan dan Efisiensi
Makanan pada Babi Betina. Skripsi. Fakultas Peternakan Univeristas
Hasanuddin. Makasar.

17
Ministy of Environment and Forest. 2009. Biology of Okra. Department of
Biotechnology. India.

Pirngadi K., Abdulrachman S. 2005. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)


Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah.Jurnal. J. Agrivigor

Sadzali, I. 2010. Potensi Limbah Tahu Sebagai Biogas. Jurnal UI Untuk Bangsa
Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi.

Suryati, Dhiya. Sampurno dan Anom, Edison. 2014. Uji beberapa konsentrasi
Pupuk cair azolla pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan
utama. Jur. Agroteknologi. Fak. Pertanian. Univ. Riau

Tiamiyu, R.A., H.G., Ahmed., and A.S., Muhammad. 2012. Effect of Sources of
Organic Manure on Growth and Yields of Okra (Abelmoschus esculentus
(L.) Moenc). Journal of Basic and Applied.

Tuherkih, E. dan I. A. Sipahutar. 2008. Pengaruh pupuk NPK majemuk


(16:16:15) terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L) di tanah
inceptisols. Hal 77-88. Balai Penelitian Tanah.

Watson, R.R., dan V.R. Preedy. 2016.Fruits, Vegetables and Herbs. CABI,
Cambridge.

Wibowo. R. H., A. D. Susila. J. G. Kartika. 2015. Peningkatan Pertumbuhan dan


Hasil Tanaman Gedi [Abelmoschus manihot (L.) Medik.] Melalui Aplikasi
Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik. Bul. Agrohorti
Wignjopranoto, J., S. Raharjo, dan T.A. Kuncoro. 2015. Rumah Organik. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Yudo, K. 1991. Bertaman Okra. Penerbit kasinius. Yogyakarta.

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian

Maret April Mai


No Kegiatan 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan
1
bedengan

Persiapan
2 kompos
ampas tahu
Aplikasi
3 kompos
ampas tahu

4 Penanaman

Aplikasi
6
pupuk NPK

7 Perawatan

8 Pengamatan

19
Lampiran 2. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK)

K1 L0 K0 L2 K1 L1 K0 L1 K2 L1 K2 L0
(II) (I) (II) (II) (I) (III) U
K3 L1 K1 L2 K3 L0 K2 L2 K0 L2 K0 L0
(III) (II) (I) (II) (II) (I)

K3 L2 K0 L0 K2 L2 K3 L1 K3 L0 K0 L1
(II) (III) (I) (II) (III) (I)

K2 L1 K1 L0 K3 L2 K3 L1 K0 L2 K2 L0
(II) (I) (III) (I) (III) (I)

K2 L0 K1 L2 K0 L1 K2 L2 K0 L0 K1 L2
(II) (I) (III) (III) (II) (III)

K1 L1 K3 L0 K1 L0 K3 L2 K2 L1 K1 L1
(I) (II) (III) (I) (III) (III)

Keterangan :

1. Perlakuan = K0, K1, K2, K3 dan L0, L1, L2


a. K = Kompos Ampas Tahu
b. L = Pupuk NPK
2. Ulangan = 1, 2, 3
3. Ukuran plot = 2 m x 1,6 m
4. Jarak antar plot = 50

20
Lampiran 3.Pembuatan pupuk kompos ampas tahu

Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan, yaitu siapkan ampas tahu

12 kg, tanah 12 kg, EM-4 500 ml, dan air 300 ml. Ampas tahu dan tanah

masukkan kedalam ember, kemudian EM-4 yang sudah dicampur dengan air

masukkan kedalam ember yang sudah berisi ampas tahu dan tanah tersebut, aduk

hingga merata. Jika semua bahan telah tercampur maka selanjutnya tutup ember,

dalam dua hari sekali lakukan pembalikan agar kompos dapat terurai secara

merata. Pengomposan ini memerlukan waktu sekitar 10 - 15 hari.

21
Lampiran 4.Deskripsi tanaman okra varietas Red Burgundy

1. Umur : Mulai dipanen 50 hari, mulai berbunga 45 hari

2. Type tumbuh : Tegak, bercabang

3. Tinggi tanaman : Umur 35 hari berkisar 45 - 50 cm

4. Bentuk batang : Bulat, berbulu dan berkayu

5. Warna batang : Merah

6. Bentuk Daun : Menjari dengan 5 punca

7. Warna daun : Hijau tua

8. Tulang daun : Menyirip

9. Bentuk bunga : Terompet

10. Warna bunga : Kuning, bagian bawah berwarna merah

11. Jumlah daun bunga : 5 helai

12. Type tanaman : Berumah satu

13. Lama berbunga mekar : 12 jam

14. Bentuk buah : Bulat beralur meruncing ke ujungnya

15. Warna buah : Merah

16. Ukuran buah : 9 - 11 cm

17. Warna biji : Hijau gelap

18. Jumlah biji : 60 - 70 biji

Sumber : PT. East West Seed Indonesia.

22

Anda mungkin juga menyukai