Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA

Disusun Oleh :

Andriyan Apinando ( Nim : C101171094 )

Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura
Jl.Prof Dr H.Hadari Nawawi, Bansir Laut, Pontianak, Kalimantan Barat 78115
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan
merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna,
khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang
bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif
pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu
tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu.
Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan
rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan
menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa
kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian
masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun
secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek,
duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Kelapa secara alami tumbuh di
pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera
Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat
tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami
pelambatan pertumbuhan.
B. Tujuan

Tujuan di lakukanya praktikum ini adalah untuk menambah wawasan serta berbagi
pengalaman antara petani dan mahasiswa selain itu juga dengan di lakukan praktikum
adalah salah satu syarat atau komponen penilaian yang akan di berikan dosen kepada
mahasiswa khusunya mahasiswa Fakultas Pertanian UNTAN.

C. Manfaat

Dengan adanya praktikum mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman, ilmu, dan


sering dengan petani atau badan yang terkait khususnya dinas pertanian KALBAR,
hal ini mungkin sangat jarang terjadi karena mahasiswa jarang langsung turun
kelapangan dan di damping bersama dosen dan mendapatkan informasi langsung dari
dinas pertanian atau dari petani setempat.
BAB II

PELAKSANAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Sabtu, 23 November 2019. Lokasi Peniti luar,

B. Pelaksanan

Luas lahan kelapa keseluruhan di KALBAR hanya 19.000/ha dan kebanyakan


semua lahan di kelola secara individu atau hanya petani biasa bukan milik perusahan
ada beberapa permasalahan yang di alami petani karena kurangnya SDM dan
bantuan pemerintah terkait pengelolaan produksi dan perawatan tanaman kelapa
seperti :

1. Pembibitan biasanya petani menggunakan bibit local atau bibit yang di dapat dari
orang lain atau milik pribadi, jarang sekali bantuan pemerintah terkait ketersediaan
bibit tanaman kelapa dan kualitas bibit sangat berpengaruh akan produsi tanaman
kelapa.

2. Perawatan sebenarnya perawatan pada tanaman kelapa tidak begitu rumit sama
hanya dengan tanaman pertanian yang lainnya yaitu membersihkan pirangan agar
tidak ada gulma yang akan menjadi inang dari hama dan penyakit yang akan
merugikan tanaman kelapa, ada beberapa hama dan penyakit yang sering di jumpai
pada tanaman kelapa seperti kumbang, rayap, ulap api, tupai dan jamur ini adalah
masalah yang sering di jumpai petani. Selain pemeberisihan piringan ada yang tidak
kala penting yaitu pembuatan parit yang berfungsi sebagai cadangan air untuk
tanaman kelapa pada saat musim kemarau dan sarana transportasi untuk
pengangkutan hasil produksi taLnaman kelapa.
3. Pemupukan untuk pemupukan petani di daerah jungkat biasanya tidak melakukan
pemupukan secara teratur bahkan tidak di pupuk sama sekali hal ini terjadi karena
kendala ketersediaan pupuk yang langka dan harga yang mahal, sebenarnya disini lah
peranan pemerintah untuk menunjang atau mempasilitasi petani dari segi perawatan
dan pemupukan agar bisa meningkatkan hasil produksi yang maksimal.

4. Penjualan terkait penjualan petani biasanya melakukan penjualan dua bualan sekali
yang akan di kirim ke beberapa negara seperti cina, Thailand , Filipina dll biasanya
produk tanaman kelapa di jual dalam bentuk minyak (kopra). Pengolahan hasil
produksi tanaman kelapa di Indonesia sudah sangat biasa dan hanya berfokus di
beberapa produk saja seharusnya pemerintah juga bisa mendukung bagaimana
mengelola hasil produksi yang baik untuk menujang ekonomi masyarakat.
BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil penyampaian materi yang diberikan penyuluh ada beberapa


kendala yang di alami petani kelapa khususnya daerah jungkat dari segi pembibitan,
perawatan, pemupukan, dan penjualan produk hal ini terkendala oleh SDM dan
perhatian pemerintah akan hasil dan produktifitas dari tanaman kelapa.

B. Pembahasan

1. Pembibitan Sebelum dilakukan pembibitan, dilakukan seleksi terhadap buah yang


matang untuk dijadikan sebagai benih. Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur
± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak
luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm,
buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
Pembibitan benih dilakukan dalam polybag. Syarat lokasi persemaian diantaranya
adalah topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah cukup banyak,
dekat lokasi penanaman. Polybagnya terbuat dari poliprophylene berwarna hitam
dengan ukuran 50×40 cm dan 0.2 mm,bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan
jarak antara lubang 7,5cm sebanyak 48 buah untuk aerasi,drainase dan selanjutnya diisi
dengan tanah top soil halus. Selanjutnya, dilakukan pendederan yaitu menyayat benih
selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat
yang tajam dan jangan diulang. Setelah itu, tanam benih dalam tanah sedalam 2/3
bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.

2. Perawatan di lakukan penyiangan gulma yang berada disekitar bibit. Lakukan


pemupukan pada bibit yaitu pupuk urea 20 gram, KCl 22 gram, TSP 20 gram dan kiserit
12 gram. Penyiraman dilakukan setelah pupuk diaduk-aduk dengan tanah, karena
pupuk harus berada dalam tanah
3. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa pemupukan yang dilakukan oleh
petani kurang intensif, hal ini mengakibatkan hasil dari tanaman kelapa kurang optimal.
Seharusnya pemupukan yang dilakukan harus secara rutin atau intensif dan
menggunakan pupuk yang dapat menaikan status hara di dalam tanah. Pemupukan
tidak hanya dilakukan dengan pupuk organic saja, tetapi harus menggunakan pupuk
yang sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa. Pemupukan dikerjakan ketika tanah
yang ditanami sudah kekurangan nutrisi untuk tanaman. Biasanya pada bulan pertama
dimenggunakan 100 gram pupuk urea yang diberikan pada 15 cm dari pangkal batang
tanaman kelapa. Pemupukan selanjutnya adalah dua kali dalam satu tahun yaitu ketika
musim hujan berakhir atau mei dan ketika awal musim hujan
4. Pemasaran atau penjualan produk berupa minyak kelapa biasanya di pasarkan di luar
negri karenan kendala tidak adanya perusahaan yang bisa mengolah produk mentah
menjadi bahan jadi yang siap di gunakan, saran sebaiknya pemerintah Indonesia bisa
lebih memperhatikan tempat penjualan kelapa dan berapa harga jual di pasaran.
5. Pengangkutan atau pembawa hasil panen ke tempat penampungan masih di lakukan
dengan cara tradisional memanfaatkan parit sebagai sarana trnsportasi yang lebih
efektip dan efisien secara biaya dan tenaga serta waktu, masyarakat biasa
menggunakan paris selain sarana transportasi juga sebagai penyedia air untuk tanaman
kelapa.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa masih banyak
permasalahan yang dihadapi para petani di perkebunan tersebut seperti
pemupukan tanaman kelapa yang kurang intensif, jarak tanam yang terlalu
rapat, kondisi drainase yang kurang terawat dengan baik, pengendalian hama
dan penyakit yang kurang tepat, serta apabila kemarau kelapa sulit untuk
diangkut karena parit kering. Untuk itu perlu dilakukan penanganan yang tepat
agar hasil yang diperoleh para petani dapat optimal, sehingga kesejahteraan
petani dapat terwujud.

B. Saran
Sebaiknya praktikum untuk kedepannya lebih terkoordinasi dengan baik,
sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja, D. 1986. Bertanam Kelapa Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.


http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/jarak-dan-sistem-tanam-baru-untuk-kelapa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa
http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-
47/artikel/609-mengendalikan-hama-dan-penyakit-secara-alami
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai