Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BUDIDAYA PERTANIAN PERKOTAAN


BERKELANJUTAN

Dosen Pengampu : Agus Wartapa, SP., MP


Asisten Dosen : Bagus Prasetia, S.TP., MP

Disusun oleh:

Nama : Nadya Ayu Tri Wulandari


Nirem : 03.01.18.0026
Kelas : 5 PPB 1

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
untuk mata kuliah Teknologi Budidaya Pertanian Perkotaan Berkelanjutan tepat
pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu memotivasi, kritik dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat
sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat untuk pembaca.

Kotawaringin Timur, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1

II. MANFAAT DAN TUJUAN...........................................................................................2

III. DASAR TEORI...............................................................................................................2

A. Vertikultur...................................................................................................................2

B. Tanaman Selada..........................................................................................................3

IV. ALAT DAN BAHAN......................................................................................................3

V. PEMBAHASAN.............................................................................................................3

VI. KESIMPULAN...............................................................................................................6

VII. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Alat dan Bahan.........................................................................................4


Gambar 5.2 Pembuatan Kerangka Vertikultur ............................................................4
Gambar 5.3 Persiapan Media Tanam ..........................................................................5
Gambar 5.4 Penanaman Bibit Selada ..........................................................................5
Gambar 5.5 Penyiraman Tanaman Selada ...................................................................5
Gambar 5.6 Pemupukan ..............................................................................................5
Gambar 5.7 Pemanenan Tanaman Selada ...................................................................5
Gambar 5.8 Pemanenan Tanaman Selada ...................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara
disisi lain pemenuhan kebutuhan pangan dari hasil pertanian semakin meningkat
mendorong sektor pertanian untuk mengatasi tkendala tersebut dengan
meningkatkan penerapan pertanian lahan sempit. Berkaitan dengan hal ini,
kegiatan produksi tanaman pangan di Indonesia hingga saat ini sudah relatif
berkembang dimana sudah banyak digunakan teknologi budidaya yang berhasil
diadopsi dari negara-negara maju. Diantara sistem pertanian lahan sempit yang
saat ini diterapkan adalah sistem budidaya secara vertikultur.
Istilah vertikultur ini terdiri atas dua kata yang berasal dari Bahasa Inggris
yaitu kata vertical yang berarti lurus dan culture yang berarti budidaya sehingga
bila dapat diartikan bahwa vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang
dilakukan secara bertingkat ataupun vertikal, baik indoor maupun outdoor.
Sistem budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang sangat cocok pada
daerah yang sempit terutama di daerah perkotaan dimana lahan yang terbatas
pun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sistem vertikultur ini tidak hanya
memberi manfaat pada luas lahan saja, tetapi juga bila dipandang dari segi
estetikanya, tanaman-tanaman yang diterapkan dengan sistem ini sangat
memberi nilai keindahan lingkungan sekitar.
Jika dilihat dari segi cara bercocok tanam, sistem vertikultur tidak jauh
beda dengan sistem pertanian konvensional namun perbedaannya terdapat pada
cara pemanfaatan lahan dimana sistem vertikultur jauh lebih efisien daripada
sistem konvensional meskipun luas lahan yang digunakan sama. Selain itu, pada
sistem pertanian vertikultur, sebab media tanam yang digunakan tidak
bersentuhan secara langsung dengan tanah sehingga kemungkinan untuk
bertumbuhnya rumput-rumputan atau gulma sangat minim, penggunaan
pestisida dan pupuk juga sangat hemat, sistem ini sangat mempermudah kegiatan
perawatan tanaman dan tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, kerusakan
tanaman akibat hujan yang deras juga dapat dicegah oleh atap plastik yang
digunakan, tanaman dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan pekebun
karena terletak dalam suatu wadah.

1
II. MANFAAT DAN TUJUAN
A. Memanfaatkan lahan sempit untuk kegiatan pertanian
B. Mengetahui cara berbudidaya dengan menggunakan sistem vertikultur
C. Dapat mengaplikasikan sistem budidaya secara vertikultur sebagai solusi
lahan sempit

III. DASAR TEORI


A. Vertikultur
Vertikultur adalah cara bertanam dalam susunan vertikal keatas
menuju ruang udara bebas, dengan menggunakan tempat media tumbuh
yang disusun secara vertikal pula. Sistem tanam vertikultur sangat cocok
diterapkan, khususnya bagi para petani atau pengusaha yang memiliki lahan
sempit. Vertikultur dapat pula diterapkan pada bangunan-bangunan
bertingkat, perumahan umum, atau bahkan pada pemukiman di daerah padat
yang tidak punya halaman sama sekali.
Dengan metode vertikultur ini, kita dapat memanfaatkan lahan
semaksimal mungkin. Usaha tani secara komersial dapat dilakukan secara
vertikultur, apalagi kalau sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan
sayuran atau buah-buahan semusim. Jenis tanaman yang cocok untuk
dibudidayakan secara vertikultur adalah jenis tanaman semusim yang
tingginya tidak melebihi satu meter seperti cabai, tomat, terong, kubis, sawi,
selederi, daun bawang (Noverita, 2009).
Budidaya secara vertikultur ada kelebihan dan kekurangan.
Keuntungan budidaya secara vertikultur adalah sebagai berikut: kualitas
produksi lebih baik dan lebih bersih; kuantitas produksi lebih tinggi dan
kontinuitas produksi dapat dijaga; mempercantik halaman dan berfungsi
sebagai paru-paru kota; menunjang pendapatan keluarga; menjadi lahan
bisnis, baik langsung maupun tidak langsung; dapat digunakan sebagai
sumber tanaman obat bagi keluarga (toga); menambah dan memperbaiki
gizi keluarga; efisiensi lahan, pupuk, air, benih, dan tenaga kerja;
menghilangkan stress atau mengurangi beban pikiran. Kekurangan sistern
vertikultur adalah sebagai berikut: rawan terhadap serangan jamur; investasi
awal yang dibutuhkan cukup tinggi, terutama untuk membuat bangunan;

2
apabila menggunakan atap plastik, harus dilakukan penyiraman tiap hari;
perlu tangga atau alat khusus yang dapat dinaiki pemeliharaan dan
pemanenan di lantai atas (Rasapto, 2010).

B. Tanaman Selada
Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Asteraceae
dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selada mengandung mineral iodium,
fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium, mangan dan kalium sehingga
berkhasiat dalam menjaga keseimbangan tubuh. Selada tumbuh baik di
dataran tinggi, pertumbuhan optimal di lahan subur yang banyak
mengandung humus, pasir atau lumpur dengan pH tanah 5-6,5. Di dataran
rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Waktu tanam terbaik pada
akhir musim hujan, walaupun demikian dapat ditanam pada musim kemarau
dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.
Akar serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah
pada kedalaman 20-50 cm. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan
tanaman diserap oleh akar. Akar berfungsi untuk menyerap air dan zat
makanan dari dalam tanah, serta mengokohkan berdirinya batang tanaman.

IV. ALAT DAN BAHAN


 Pot Dinding  Tanah
 Baja Ringan  Kompos
 Kawat Loket  Sekam Padi
 Bor  Bibit Selada
 Tang

V. PEMBAHASAN
Praktikum mata kuliah Teknologi Budidaya Pertanian Perkotaan
Berkelanjutan melakukan budidaya dengan media vertikultur yang bisa
diaplikasikan di lokasi tempat tinggal mahasiswa.
Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan di lahan-
lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Budidaya tanaman

3
sayuran secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan juga meminimalisirkan
pengeluaran keluarga.
Selada merupakan tanaman yang bisa tumbuh di daerah dengan iklim
sedang maupun tropis. Tanaman selada atau Lactuca sativa adalah sayuran yang
mudah ditanam. Ia dapat beradaptasi dimanapun, selama media tanam yang
digunakan terjaga kelembapannya.
Prosedur kerja pembuatan vertikultur:
1. Pembuatan kerangka vertikultur sesuai keinginan
2. Persiapan media tanam yang digunakan campuran tanah, kompos, dan
sekam padi.
3. Masukkan media tanam ke dalam pot dindinng
4. Diamkan selama 1 hari
5. Selanjutnya penanaman bibit selada ke pot dinding yang sudah disiapkan
6. Kemudian siram bibit yang baru ditanam
7. Pasang/kaitkan pot dinding ke kawat loket

Gambar 5.1 Alat dan Bahan Gambar 5.2 Pembuatan Kerangka Vertikultur

4
Gambar 5.3 Persiapan Media Tanam Gambar 5.4 Penanaman Bibit Selada

Perawatan tanaman selada dengan melakukan penyiraman dua kali sehari


setiap pagi dan sore hari, memastikan sistem drainasenya baik. Pemberian pupuk
organik cair dari air cucian beras, gula merah dan EM4. Proses pemanenan
setelah tanaman selada berumur sekitar 40 hari sejak masa penyemaian.

Gambar 5.5 Penyiraman Tanaman Selada Gambar 5.6 Pemupukan

Gambar 5.7 Pemanenan Tanaman Selada Gambar 5.8 Pemanenan Tanaman Selada

5
VI. KESIMPULAN
Vertikultur adalah cara bertanam dalam susunan vertikal keatas menuju
ruang udara bebas, dengan menggunakan tempat media tumbuh yang disusun
secara vertikal pula. Sistem budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang
sangat cocok pada daerah yang sempit terutama di daerah perkotaan dimana
lahan yang terbatas pun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sistem vertikultur
ini tidak hanya memberi manfaat pada luas lahan saja, tetapi juga bila dipandang
dari segi estetikanya, tanaman-tanaman yang diterapkan dengan sistem ini
sangat memberi nilai keindahan lingkungan sekitar.
Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Asteraceae
dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selada mengandung mineral iodium,
fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium, mangan dan kalium sehingga
berkhasiat dalam menjaga keseimbangan tubuh. Selada tumbuh baik di dataran
tinggi, pertumbuhan optimal di lahan subur yang banyak mengandung humus,
pasir atau lumpur dengan pH tanah 5-6,5. Di dataran rendah kropnya kecil-kecil
dan cepat berbunga. Waktu tanam terbaik pada akhir musim hujan, walaupun
demikian dapat ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau
penyiraman yang cukup.

6
VII. DAFTAR PUSTAKA

Noverita, Sv.2009. Pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair nipka- plus dan
jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby kaylan
(Brassica oleraceae L. Var. Acephala DC.) Secara vertikultur.
Penelitian bidang ilmu pertanian 3(1): 1-10
Rasapto, P.W. 2010. Budidaya sayuran dengan vertikultur. Pusat penelitian dan
pengembangan peternakan 1(1): 424-439
Wicaksono, A. 2008. Penyimpanan Bahan Makanan Serta Kerusakan Selada.
Fakultas Politeknik Kesehatan. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai