Disusun Oleh
Nama : Prilesuwasti
Nirm: 03.01.18.0027
Semester/Prodi : V(Lima)/Penyuluhan pertanian Berkelanjutan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmatnya
sehingga Laporan Praktikum Teknologi Budidaya Pertanian Perkotaan
Berkelanjuatan ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan
yang berat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Budidaya Pertanian Perkotaan Berkelanjuatan yang diampu oleh Bapak Agus
Wartapa, SP, MP.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihakyang tidak bisa disebutkan satu persatu. Untuk
itu penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa
masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan
pertanian titik para petani biasanya menggunakan tanah untuk media titik
dalam pengembangan hasil pertaniannya. Kebutuhan hasil pertanian semakin
meningkat seiring jumlah penduduk yang semakin meningkat. kemajuan
teknologi semakin meningkat sebab industri seperti pabrik semakin
berkembang sehingga menggeser banyak lahan pertanian terutama di daerah
perkotaan yang mengakibatkan lahan pertanian semakin terbatas. Hal tersebut
sudah menjadi hal biasa di kalangan dunia pertanian.
Melihat banyaknya lahan yang tidak dipakai oleh masyarakat untuk lahan
pertanian, maka saat ini ada cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit
seperti usaha untuk mengembangkan hasil pertanian yaitu dengan cara
bercocok tanam secara vertikultur. Vertikultur merupakan teknik bercocok
tanam diruang/lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai
tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat. Tujuan vertikultur
adalah memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal. Vertikultur ini
memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu efisiensi dalam penggunaan
lahan, penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, dapat dipindahkan
dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu,dan mudah
dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman. Sistem budidaya tanaman yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat dapat dilakukan dalam ruangan
maupun luar ruangan.
B. Tujuan
1. Menjelaskan tentang budidaya pertanian perkotaan berkelanjutan
dengan menggunakan media vertikultur untuk menanam sayuran,
mulai dari pembuatan vertikultur, penyemaian, pengairan, pemupukan,
dan panen pasca panen.
1
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang teknologi budidaya pertanian
perkotaan.
2. Menambah wawasan pembaca.
2
II. ISI
A. Pembuatan Vertikultur
1. Dasar Teori
Dalam artikel Cybex pertanian, Sistem pertanian vertikultur adalah
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Vertikultur merupakan solusi atau jawaban bagi yang berminat dalam
budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan sangat terbatas.
Vertikultur dapat dibuat dengan barang bekas seperti botol air mineral
bekas. Keuntungan vertikultur yaitu:
Efisiensi dalam penggunaan lahan.
wadah tertentu.
Mudah dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman.
Gunting
Kuas Cat
Bahan:
Botol Air mineral bekas
Pupuk Kompos
Arang sekam
3
tanah
Air
Tali nilon
Cat air
3. Hasil Pembahasan
4
Kemudian rakit atau ikat ditali nilon untuk mengantung wadah
vertikultur.
Masukan media tanam (Pupuk kompos, tanah, arang sekam dengan
Pasangkan tali nilon dibagian atas botol yang akan digantungkan, rakit
4. Kesimpulan
Proses pembuatan vertikultur dapat dilakukan dengan memanfaat
barang bekas seperti dengan botol plastik air mineral yang dicat kemudian
diberi tali.
5. Referensi
Ifada, Rokhmi. 2019. Teknologi Vertikultur. Cybex Pertanian diakses
pada 10 Desember 2020.
B. Persemaian
1. Dasar Teori
Dalam artikel Cybex pertanian, penyemaian merupakan suatu
proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum di tanam pada lahan
penanaman. Penyemaian ini sangat penting, terutama pada benih tanaman
yang halus dan tidak tahan faktor faktor luar yang dapat menghambat
proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman.
Beberapa factor yang menentukan dalam melakukan penyemaian
benih adalah pemilihan benih,media tanam, wadah persemaian dan tempat
persemaian.
Pemilihan Bibit
5
Untuk media tanamnya sendiri bisa menggunakan media tanah yang
Bahan:
Media pesemaian (Pupuk Kompos, Arang sekam, tanah)
Benih sawi
Air
3. Hasil Pembahasan
6
Gambar 4. Menyemai sawi
Langkah Kerja;
Siapkan alat dan bahan
1:1
Masukkan media semai kedalam media semai.
Lalu taburkan benih ke media semai
Kemudian siram
4. Kesimpulan
Proses pesemaian sawi dilakukan dengan menyemai di wadah
pesemaian berbentuk bulat. Media semainya yaitu pupuk komos:sekam
padi:tanah yaitu 1:1:1.
5. Referensi
Apriaty, Rahmi. 2019. Teknik Penyemaian Benih Sayuran. Cybex
Pertanian diakses pada 15 Desember 2020.
C. Pemupukan
1. Dasar Teori
Dalam Makalah Budidaya Tanaman (2010), Ahmad Fuad
menjelaskan bahwa Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari
setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan
dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun
7
yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung
Nitrogen (Anonim, 2007).
Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang
dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur
Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur
ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk
organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh
dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan
membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah
unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998).
Bahan:
Air
3. Hasil Pembahasan
Gambar 5. Pemupukan
Langkah Kerja;
Siapkan alat dan bahan
campurkan secara merata Pupuk dengan air dosis 2cc / liter air
8
4. Kesimpulan
Proses Pemupukan sawi dilakukan dengan menyemprotkan ke
tanaman sawi. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk cair Green Tonik.
Pupuk Green Tonik merupakan pupuk daun yang berfungsi memperbaiki
struktur daun dan menyuburkan.
5. Referensi
Fuad, Ahmad. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brasicca Juncea L.).
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
D. Pengairan
1. Dasar Teori
Dalam Bahan Ajar Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman
Perkotaan Berkelanjutan Polbangtan Yoma (2020), menjelaskan
bahwa pengairan dalam arti sempit adalah suatu usaha memberikan air
pada lahan pertanian dengan tujuan menciptakan kondisi lembab atau
tersedia air pada daerah perakaran untuk memenuhi kebutuhan air bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Bahan:
Air
9
3. Hasil Pembahasan
4. Kesimpulan
Proses Pengairan sawi dilakukan dengan cara menyiram atau
menyemprotkan air ke tanaman sawi. Proses penyiraman dilakukan
dengan model pancaran.
5. Referensi
Bahan Ajar Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Perkotaan
Berkelanjutan. 2020. Teknik Pengairan. Yogyakarta: Polbangtan
Yogyakarta Magelang.
10
Dalam jurnal yang ditulis oleh Bambang Admadi H., dkk,
Pemanenan dilakukan dengan memotong bagian pangkal batang dengan
menggunakan pisau. Sortasi bertujuan untuk memilih atau memisahkan
antara sawi hijau yang baik dengan yang kurang baik dengan cara
menghilangkan daun yang sudah menguning, terkena penyakit, robek, dan
patah.
Pasca panen menurut pasal 31 UUD No 12 tahun 1992 adalah
suatu kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi,
pengawetan, penyimpanan, standarisasi, mutu dan tranportasi hasil
budidaya pertanian.
Wadah
Bahan:
Air bersih
3. Hasil Pembahasan
Gambar 7. Pemanenan
11
Gambar 8. Penanganan Pasca Panen
Langkah Kerja:
Siapkan alat dan bahan
Pasca Panen:
Sortir daun sawi
4. Kesimpulan
Proses pemanenan sawi dilakukan dengan memotong pangkal daun
sawi. Proses penanganan pascapanen dilakukan dengan mencuci bersih
sawi yang sudah dipanen dengan air bersih.
5. Referensi
H, Bambang Admadi., dkk. 2016. Aplikasi Commodity System
Assessment Method (CSAM) Pada Penanganan Pascapanen Sawi
Hijau (Brassica Rapa I. Subsp. Perviridis Bayley) Dari Petani Di
Kecamatan Banjarangkan Sampai Pengecer. Jurnal Rekayasa Dan
Manajemen Agroindustri. Vol. 4, Hal 82-94.
Haris, Ramli. 2019. Panen dan Pasca Panen. Cybex Pertanian diakses
pada 19 Januari 2021.
12
III. DAFTAR PUSTAKA
Haris, Ramli. 2019. Panen dan Pasca Panen. Cybex Pertanian diakses
pada 19 J anuari 2021.
13
IV. LAMPIRAN FOTO
14