PRAKTEK LAPANGAN
OLEH
RIKO
(1810312833)
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS PANCA
BHAKTI
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : RIKO
NIM : 1810312833
Dosen Pembimbing:
Disahkan Oleh:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa atas Karunia yang telah diberikan nya
sehingga Penulis telah berhasil menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktek Lapangan di
Kantor Dinas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten
Ketapang dengan judul “BUDIDAYA TANAMAN HOLTIKULTURA SAWI
HIDROPONIK DI (UPTD-BPP) KEC.SIMPANG DUA, KAB. KETAPANG”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
iv
DAFTAR ISI
Hal
COVER...............................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Syarat tumbuh…..................................................................................................2
1.3 Hidroponik….......................................................................................................2
1.4 Tujuan.................................................................................................................4
1.5 Manfaat...............................................................................................................4
BAB II KEADAAN UMUM LOKASI............................................................................5
2.1 Sejarah BPP Simpang Dua..................................................................................5
2.2 Tujuan BPP Simpang Dua...................................................................................5
2.3 Visi dan Misi BPP Simpang Dua.........................................................................5
2.4 Stuktur Organisasi BPP Wilayah Simpang Dua.................................................6
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN...................................................8
3.1 Waktu dan Tempat PL........................................................................................8
3.2 Tahapan Pelaksanaan...........................................................................................8
3.3 Mekanisme Pelaksanaan......................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................10
4.1 Pemilihan bibit.....................................................................................................10
4.2 Proses penyemaian...............................................................................................10
4.3 Penanaman...........................................................................................................11
4.4 Perawataan...........................................................................................................11
BAB V PENUTUP............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
5.1 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................14
v
BAB I
PENDAHULUA
: Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Brassicales
Familia : Brassicaceae
Genus : Brassica
Tanaman sawi hijau merupakan herba atau terna semusim (annual) berakar
serabut yang tumbuh dan menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, tidak
membentuk krops. Perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm.Tanaman
sawi hijau memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang
berada di dalam tanah (Cahyono 2003).
Daun tanaman sawi hijau berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada yang
berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih- putihan
sampai hijau tua. Pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah
daun yang lebih muda tetapi tetap membuka. Daun memiliki tulang-tulang daun yang
menyirip dan bercabang-cabang (Kurniadi 1992).
Tanaman sawi hijau umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami, baik didataran
tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi hijau tersusun dalam tangkai bunga
yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi hijau
terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning
cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana 2002).
1
Tanaman sawi hijau umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami, baik didataran
2
tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi hijau tersusun dalam tangkai bunga
yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi hijau
terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning
cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana 2002).
Buah sawi hijau termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan
berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji yang berbentuk bulat dengan
permukaan yang licin, mengkilap, agak keras dan berwarna coklat kehitaman (Cahyono
2003) .
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Daerah
penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200
meter diatas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanah yang cocok ditanami
sawi hijau adalah tanah yang gembur, mengandung humus dan subur. Derajat keasaman
(pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah pH 6 sampai pH 7 (Haryanto
2001).
penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari. Beberapa varietas sawi ada yang tahan
terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang suhunya antara
27°C-32°C (Rukmana 2002).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan sawi hijau yang optimal
berkisar antara 80-90%. Tanaman sawi hijau tergolong tahan terhadap hujan. Curah
hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi hijau adalah 1000-1500
mm/tahun. Meskipun demikian tanaman sawi hijau tidak tahan terhadap air yang
menggenang (Cahyono 2003).
1.3 Hidroponik
Hidroponik (hydroponic) berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air
3
dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau
budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam
tanpa
4
menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi
atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral,
pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil- kecilan di rumah sebagai suatu hobi
ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial (Said, 2006).
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media
tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya
yang mengandung unsur hara dan bersifat porus seperti sabut kelapa, serat mineral,
pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Prinsip dasar dari hidroponik adalah memberikan atau menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan
menyiramkan atau mengalirkannya ke tanaman (Said, 2006)
Prinsip dasar budidaya tanaman secara hidroponik adalah suatu upaya merekayasa
alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi
perkembangan dan pertumbuhan tanaman sehingga ketergantungan tanaman terhadap
alam dapat dikendalikan. Rekayasa faktor lingkungan yang paling menonjol pada
hidroponik adalah dalam hal penyediaan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah
yang tepat dan mudah diserap oleh tanama
Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari dan kelembaban udara yang diperlukan
tanaman selama masa pertumbuhannya, perlu dibangun greenhouse yang berfungsi
untuk mengatur suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
(Lingga, 1984).
Namun budidaya tanaman secara hidroponik memiliki keunggulan dan
kelemahan, berikut ini beberapa keunggulan dan kelemahan hidroponik
Keuntungan hidroponik antara lain yaitu: tanaman tumbuh lebih cepat,
pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yang
diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, hara dan pH lebih teliti,
dan masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangiKekurangan
Hidroponik yaitu: modal awal yang relatif mahal, ketersediaan dan pemeliharaan
perangkat hidroponik sulit, dan memerlukan keterampilan khusus untuk meramu
bahan kimia serta investasi yang mahal.
5
Tujuan dilakukannya kegiatan tanaman sawi dengan sistem hidroponik adalah sebagai
berikut
6
BAB II
Pasang surut kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia sejak era Bimas sampai
periode diberlakukannya UU No 16 Tahun 2006 telah menempa penyuluh pertanian untuk
terus mengobarkan semangat juang dan pengabdian kepada bangsa dan negara. Walaupun
kebijakan di bidang penyuluhan terus berganti ganti terutama menyangkut kelembagaan,
panggilan jiwa sebagai penyuluh tetap bergelora dalam setiap jiwa seorang penyuluh. Melalui
Peraturan Daerah tentang Organisasi Perangkat Daerah, Satuan Administrasi Pangkal
(Satmingkal) BPP Kecamatan Simpang Dua adalah Dinas Pertanian Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Ketapang.
Secara singkat sejarah Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Simpang Dua yakni :
BPP Simpang Dua Berdiri pada Tahun 2011
2.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan profil BPP ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang Balai Penyuluhan Pertanian secara lengkap baik
dari segi sistem pelayanan , manajemen, fisik, program dan sebagainya.
2. Menyediakan data yang akurat sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan
pertanian.
3. Menunjang pelaksanaan otonomi daerah khususnya dalam perencanaan dan
evaluasi kegiatan di sector pertanian.
4. Mendukung terwujudnya transparansi dalam pelaksanaan/pengelolaan kegiatan di
sector pertanian.
b. Misi
5
3. Mengembangkan kemandirian dan keswadayaan petani sebagai pelaku agribisnis
4. Meningkatkan kelembagaan tani yang kuat dan tangguh
5. Meningkatkan produktivitas potensi unggulan di bidang pertanian
6. Mengembangkan potensi pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan
7. Mengembangkan sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.
6
Maria Evi
5 Oktavia P Gema
Uci,Amd
H.Gustaf
6 Moangawa,A 06/08/1983 L - Kamora
.Md
7 Ipno,A.Md L - Batu Daya
Haidi
8 L - Keamanan
Herman
Sumber : BPP Kecamatan Simpang Dua 2021
7
BAB III
PELAKSANAAN PREKTEK LAPANGAN
3.1 Waktu dan tempat praktek lapangan
Waktu dan tempat pelaksanaan magang dilakukan pada tanggal 7 Februari s/d 5
maret 2022, bertempat di Dinas Pertanian Dan Peternakan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
Balai Penyuluhan Pertanian (UPTD-BPP) Kecamatan Simpang Dua.
Tujuan dari Pemilihan bibit yaitu proses penyeleksian supaya mendapatkan bibit yang
memiliki kualitas yang kita inginkan seperti pertumbuhan bibit normal dan tidak mudah
terserang hama penyakit
Setelah pemilihan bibit dan penyemaian benih gunakan wadah yang dapat digunakan
sebagai tempat pertumbuhan tanaman seperti pot yang di khususkan untuk pertumbuhan
tanaman dengan metode hidroponik
3). Penyemaian benih
Sebelum Pemeliharaan di dalam pot hidroponik Sebaiknya di semai terlebih dahulu
kurang lebih 2 minggu
4). Penanaman
Setelah menyiapkan media tanam dan bibit atau benih yang sudah berumur 2 minggu
serta tumbuh dengan baik, kemudian pindahkan bibit atau benih ke media tanam yang
sudah disiapkan sebelumnya angkat dengan hati-hati jangan sampai merusak akar
tanaman.
8
5). Tahap perawatan ni anda harus memperhatikan nutrisi tanaman dengan menge-check
nutrisi tanaman secara berkala agar tidak kekurangan nutrisi sehingga tanaman bisa
tumbuh normal dengan baik
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah menyiapkan alat dan bahann langkah selanjutnya yaitu pemilihan bibit.
Sebelum memulai penanaman dengan cara hidroponik anda perlu memilih bibit sawi yang
berkualitas terlebih dahulu. Ciri-ciri bibit yang berkualitas yaitu;
4 Dari segi bentuk, pilih lah bibit/benih sawi yang berbentuk bulat
5 Warna bibit yang berkualitas yaitu berwarna cokelat kehitaman
6 Pilihlah bibit benih yang bertekstur keras dan permukaan bibit licin
7 Jika membeli bibit sebaiknya anda membeli bibit yang terbungkus rapat oleh aluminium
foil
Karena kualitas suatu bibit tanaman akan sangat mempengaruhi hasil tanaman hidroponik
sawi nantinya.
Baru setelah pemilihan bibit anda memulai dengan proses penyemaian atau pembibitan.
Tujuan dari tahap ini yaitu untuk menyeleksi bibit yang bagus dan bibit yang tidak dapat
tumbuh dengan optimal. Langkah yang harus dilakukan dalam penyemaian adalah sebagai
berikut;
Potong rockwool menjadi ukuran 2x2 cm tergantung besar netpot dan lubangi sedikit
tengah nya
1
Masukan ½ biji sawi kedalam lubang tanam
Basahi rockwool dengan air, simpan di tempat tertutup dan teduh/sejuk
Lakukan penyiraman 2 kali sehari dan perlu diketahui jangan sampai rockwool nya
terlalu banyak mengendap air/becek
Jika kecambah sudah muncul pindahkan kelokasi dengan sinar matahari langsung jika
kecambah sudah muncul
tunggu sampai 14 hari. Ketika sudah tumbuh 1-2 daun kemudian pindahkan ke media
tanam yang sebenarnya.
4.4 Penanaman
Setelah menyiapkan media tanam dan bibit atau benih sudah berumur 2 minggu
serta tumbuh dengan baik. Kemudian pindahkan bibit atau benih ke media tanam yang
sudah anda siapkan sebelumnya. Angkat dengan hati-hati dan jangan sampai merusak akar
tanaman.
4.5 Perawatan
Jika sudah dipindah ke media tanam hidroponik langkah selanjutnya yang dapat
anda lakukan yaitu perawatan. Dalam tahap perawatan anda harus memperhatikan nutrisi
tanamannya agar tanaman tidak kekurangan nutrisi. Tambahkan cairan nutrisi dan air
secara berkala dan tempatkan tanaman di tempat yang terkena sinar matahari Terutama
sinar matahari pada pagi hari dan sore hari, Rawat tanaman sebaik mungkin agar
menghasilkan kualitas tanaman yang bagus, Bertanam dengan cara hidroponik dapat
membuat tanaman menjadi lebih cepat tumbuh karena semua nutrisi di serap langsung oleh
tanaman.
Selain itu tanaman hidroponik juga mudah dalam perawatannya dan sangat cocok
untuk orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk merawat tanaman. Cocok juga untuk
orang yang tidak memiliki lahan yang luas. Serta akan memberikan hasil yang optimal dan
berkelanjutan karena tanaman dapat berkembang dengan baik.
1
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat di ambil kesimpulan bahwa
usaha budidaya secara hidroponik adalah pemanfaatan air maksimal dan lahan
sempit yang cukup efektif dalam bercocok tanam selain mudah kita juga tidak
terlalu repot untuk merawat tanaman yang kita tanam, cukup memperhatikan
nutrisi, PH air dan waspada penyakit yang akan datang menyerang tanaman.
5.2 SARAN
Dalam usaha budidaya dengan system hidroponik ini terkait dengan nutrisi
tanaman sebaiknya tidak menggunakan NPK karena endapan dari bahan tersebut
dapat mengepul dan menjadi lumpur sehingga pompa air dapat tersumbat dan
akan menghalang kelancaran air yang mengalir di paralon
1
DAFTAR PUSTAKA
Kurnaidi, A. 1992. Sayuran yang di gemari. Harian suara tani. Jakarta
Lingga, pinus. 1984. Hidroponik Bercocok Tanam TanpaTtanah. Penebar Swadaya.
Jskarta
Rukmana. 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius, Yogjakarta
Susila Anas D. 2013. Sistem Hidroponik. Dapartemen Agronomi Dan Holtikultura,
Fakultas pertanian. Institut Pertanian Bogor
1
LAMPIRAN
1
Lampiran 1. Model Bibit tanaman sawi yang yang di gunakan dilapangan
1
Lampiran 3. Semai yang sudah berumur kurang lebih ½ minggu
1
Lampiran 5. Pemindahan bibit ke pot hidroponik
1
Lampiran 7. Perkembangan tanaman sawi yang berumur sekitas 2/3 minggu
Lampiran 8. Nutrisi yang yang digunakan yaitu cairan urea dan NPK yang di larutkan sendiri
1
Lampiran 9. Tanaman yang telah berumur3/4 minggu
1
Lampiran 10. Pengecekan hama dan penyakit di kebun Area BPP Simpang Dua Yang telah di
bajak sebelumnya
2
Lampiran 13. Penyuluhan pertanian di Di Desa Mekar Raya, Kec. Simpang Dua