Oleh:
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian paktikum mata kuliah
“Analisis Jaringan Tanaman, Tanah dan Pupuk”
Oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui:
Mengetahui,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan Kasih-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan Analisis
Jaringan Tanaman, Tanah dan Pupuk. Penyusun berharap semoga laporan ini
kehidupan sehari-hari.
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul..................................................................................... i
Halaman Judul......................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.............................................................................. iii
Halaman Persetujuan.............................................................................. iv
Kata Pengantar........................................................................................ v
Daftar Isi................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................. vii
PRAKTIKUM :
1. Sampling Tanah di Lapangan dan Mengukur Pertumbuhan Tanaman
......................................................................................................... 2
2. Penentuan Bulk Density.................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Nilai hasil pengukuran berat disetiap tahap penentuan bulk
density..............................................................................................
vii
viii
I.PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan jenis tanah dan
tumbuhan. Di Indonesia, ada berbagai macam jenis tanah dan tumbuhan dengan
karakteristik dan ciri khas tersendiri. Tanah merupakan suatu benda alami yang
terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai
berasal dari bahan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh pencampuran
bahan organik yaitu, sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dan
dipengaruhi oleh faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pertumbuhan. Hal ini yang menyebabkan tanah disuatu tempat
berbeda yang dapat dilihat berdasarkan ciri morfologinya seperti warna, tekstur,
tanah. Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung dari cara
pengambilan dan tujuan pengambilan contoh tanah. Jika contoh tanah diambil
pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil jenis tanah maka
disebut contoh tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan
Selain itu, jika contoh tanah diambil dengan pengambilan sampel atau core
Adapun flora atau tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang
terbagi menjadi dua yaitu vegetasi tumbuhan yang bernaung dan vegetasi
tumbuh.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum tentang
1.2 Tujuan
tanaman.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai proses pelapukan, yaitu
induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh pencampuran bahan organik yaitu,
sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dan dipengaruhi oleh faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan
penyokong batang tanaman tegak dan penyerap zat atau unsur hara yang
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain
mineral batu-batuan. Semua itu terjadi dengan melalui proses pelapukan baik fisik
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi.
Hasil dari pelapukan ini merupakan asal dari batuan sediman dan tanah soil
( Hanafiah, 2015). Pelapukan terjadi baik dibawah solum maupun didalam solum,
yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil
umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, Sampel acak (probability
sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut
memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi
sampel (contoh). Sampel tidak acak atau teknik non probability sampling metode
pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik
yang satu ini, tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
nilai ekonomis dan estetika. Tumbuhan adalah semua vegetasi. Semua tanaman
adalah juga termasuk tumbuhan. Akan tetapi tidak semua vegetasi tergolong
tanaman (fahmi, 2019). Jenis tanaman yaitu pohon palem, bunga melati, pohon
mangga, pohon kamboja, bunga kembang sepatu, pohon pinus, tanaman lidah
dan karakteristik yang jenis populasi tanaman yang lebih dominan ditempat itu.
penelitian suatu objek. Pengambilan besar sampel ini harus dilakukan sedemikian
7
tenaga, waktu, dan biaya. Adanya asumsi awal bahwa keseluruhan dalam populasi
bersifat seragam sehingga bisa diwakili oleh beberapa sampel yang akan kita
pada Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 06.30 WITA sampai selesai dan pada Selasa, 30
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sekop, cangkul,
palu karet, wadah kedap udara (tupperware ukuran besar), kertas manila atau
kertas plano ukuran besar papan tebal, silinder dari stainless (tinggi 10-15 cm, dan
diameter dalam 7,63 cm dan luar 7,93 cm) yang salah satu ujungnya ditajamkan,
spidol permanen, GPS, kompas, frame logam, pisau tajam tipis, kantong plastik
tebal (zipper pack), dan meteran gulung ukuran 50 meter dan 5 meter.
pemupukan.
menentukan strategi sampling yang sesuai, memilih salah satu dari strategi
satu core tanah dalam suatu pola acak dalam area yang dirancang), atau
sampling sistematis/grid
dari tiap titik sampel (iii) melakukan penyimpanan dan pelabelan sampel
yang tajam dari silinder diletakkan di atas permukaan tanah dan harus
10. Tanah sekitar sisi silinder digali menggunakan sekop, dan silinder
lubang)
12. Kumpulan tanah dari beberapa titik sampel dicampur dan disebar merata
yang pertama, kegiatan ini dilakukan berulang sampai total tanah yang
13. Sebanyak 500 g tanah tersebut dimasukkan ke dalam zipper pack dan
diberi label;
14. Zipper pack berisi tanah sampel ditempatkan dalam wadah kedap udara,
17. Selesai
11
kakao, atau lada, atau padi ladang, atau padi atau tanaman pertanian
lainnyaatau sawah (pilih salah satu yang dekat dengan tempat tinggal
yang menjadi obyek pengamatan dari aspek luasan (catat luasnya) dan tulis
jenis tanamannya
luasnya(catat luas dari tiap bagian) dan beri penanda untuk tiap bagiana.
7. Memilih secara acak 5-10 tanaman bersangkutan dari tiap bagian area
batang sampai ujung daun atau titik tumbuh paling atas dari tanaman
daun, dan tentukan warna daun (gunakan bagan warna daun (minta
10. Jaringan yang disampel dapat tangkai daun, pelepah daun, atau batang
uji, maka bagian batang di pangkal tanaman atau bagian tengah adalah
11. Waktu pengambilan sampel ditentukan oleh tujuan untuk analisis jaringan.
adalah saat gejala pertama dari cekaman terlihat jelas. Untuk menentukan
tertentu dalam siklus hidup tanaman. Beberapa petunjuk umum yang harus
Kumpulkan jaringan antara pukul 08.00 pagi dan 17.00, (ii) Jangan
dari berbagai tanaman, tanaman muda hingga yang hampir matang, dan
13
12. Kantong kertas berisi jaringan tanaman ditempatkan dalam wadah bersih
kandungan Al, Si, Mn, dan Fe jaringan tanaman disemprot dengan larutan
deterjen bebas fosfat konsentrasi 0,1 sampai 0,3%, yang diikuti dengan
15. Memasukkan kantong kertas berisi sampel ke dalam oven dan keringkan
pada suhu 800 C selama 12-24 jam tergantung tipe tanaman, dan waktu
bisa lebih dari 24 jam. Prinsipnya sampai berat konstan. Khusus jaringan
stainless steel
18. Sampel lolos saringan disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat
(misal tupperware)
14
19. Wadah berisi sampel disimpan pada suhu 40 C sampai dilakukan analisis.
20. Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Kemiringan :-
Waktu penanaman :-
Pemupukan :-
1. Tabel Pengamatan
17
a) Tuliskan nama alat ukur tinggi tanaman yang Anda : Meteran rol
ketelitian alat ukur tinggi tanaman yang Anda gunakan 0,5 mm, dan tinggi
maksium dapat diukur oleh alat ukur yang Anda gunakan: 50 mm.
b) Tuliskan nama alat ukur diameter batang tanaman yang Anda gunukan:
Jangka sorong ,ketelitian alat ukur diameter yang Anda gunakan 0,1 mm,
dan diameter maksium dapat diukur oleh alat ukur yang Anda gunakan:
150 mm
c) Tuliskan nama alat ukur lebar dan panjang daun yang Anda gunukan:
Penggaris, ketelitian alat ukur panjang dan lebar daun yang Anda gunakan
0,1 cm, dan lebar dan panjang maksium dapat diukur oleh alat ukur yang
Anda gunakan: 30 cm
4 23,1 cm 0,9 16 1). 4,6 cm 1). 2,5 cm 1). 2,8 cm2 Hijau
2). 4,5 cm 2). 3 cm 2). 3,3 cm2
3). 4,5 cm 3). 3 cm 3). 3,3 cm2
9 25,5 cm 1,4 16 1). 4,5 cm 1). 2,5 cm 1). 2,8 cm2 Hijau
2). 5 cm 2). 3,5 cm 2). 4,3 cm2
3). 5 cm 3). 3,5 cm 3). 4,3 cm2
Gambar 4.3. Grafik Luas Daun Ageratum conyzoides Berdasarkan Analisis Data
1 20 2,0 1,3
8 40 1,1 6,7
21
4.2. Pembahasan
internal seperti : hormon, keseimbangan air dan genetik serta faktor eksternal
reaksi tanah, susunan gas dalam tanah dan ketersediaan hara tanah. Tanaman jati
unsur hara, baik makro dan mikro. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro
sampling. Tabel 1.2 menunjukkan sampel pertama memiliki tinggi tanaman yaitu
20 cm, diameter batang 2,0 cm dan luas daun 1,3 cm 2. Sampel kedua memiliki
tinggi tanaman yaitu 22, 3cm, diameter batang 1,0 cm dan luas daun 1,7 cm2.
Sampel ketiga memiliki tinggi tanaman yaitu 19,1 cm, diameter batang 1,6 cm
dan luas daun 1,2 cm2. Sampel keempat memiliki tinggi tanaman yaitu 23,1 cm,
diameter batang 0,9 cm dan luas daun 2,8 cm2. Sampel kelima memiliki tinggi
22
tanaman yaitu 17,9 cm, diameter batang 1,3 cm dan luas daun 3,3 cm 2. Sampel
keenam memiliki tinggi tanaman yaitu 24,5 cm, diameter batang 1,5 cm dan luas
daun 2,5 cm2. Sampel keenam memiliki tinggi tanaman yaitu 24,5 cm, diameter
batang 1,5 cm dan luas daun 2,5 cm 2. Sampel ketujuh memiliki tinggi tanaman
yaitu 21,7 cm, diameter batang 1,6 cm dan luas daun 1,7 cm2. Sampel kedelapan
memiliki tinggi tanaman yaitu 40 cm, diameter batang 1,1 cm dan luas daun 6,7
cm2. Sampel kesembilan memiliki tinggi tanaman yaitu 25,5 cm, diameter batang
1,4 cm dan luas daun 2,8 cm2 dan sampel kesepuluh memiliki tinggi tanaman
yaitu 19,1 cm, diameter batang 1,5 cm dan luas daun 2,2 cm2.
sampel ialah 23,2 cm, diameter batang 1,39 cm dan luas daun 2,62 cm 2. Variansi
(s) tinngi tanaman dari semua sampel tanaman ialah 40,45511, diameter batang
0,107667 dan luas daun 2,535111. Standar deviasi untuk tinggi tanaman dari
semua sampel adalah 6,360443, diameter batang 0,328126 dan luas daun
1,592203.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
tanaman dari sepuluh sampel ialah 23,2 cm, diameter batang 1,39 cm dan luas
daun 2,62 cm2. Variansi (s) tinggi tanaman dari semua sampel tanaman ialah
40,45511, diameter batang 0,107667 dan luas daun 2,535111. Standar deviasi
untuk tinggi tanaman dari semua sampel adalah 6,360443, diameter batang
5.2. Saran
berat atau satuan volume fase padat tanah yang dikenal sebagai massa tanah atau
bulk density. Massa tanah bergantung pada kerekatan partikel tanah tersebut.
Massa tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam
Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah,
menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Besaran ini
menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di
pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja.
Nilai bulk density tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-
pengolahan tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka nilai bulk density perlu diketahui untuk
menghitung berat tanah di lapangan juga untuk menentukan jenis usaha yang
sesuai pada bahan-bahan yang akan diolah. Dilain pihak semua sifat-sifat tanah
akan berkaitan dengan model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang sesuai.
25
1.2 Tujuan
tanah kering dengan volume tanah termasuk pori-pori tanah. Bulk density
merupakan kepadatan tanah ( Hesti, 2019). Makin padat suatu tanah makin tinggi
bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar
tanaman(Mpapa, 2016). Pada umumnya Bulk Density berkisar dari 1,1 – 1,6
g/cc. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk
tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar
(Hardjowigeno, 2017).
bahan organik dan kandungan air pada waktu pengambilan cuplikan untuk
menentukan bulk density. Nilai-nilai yang berkisar dari 0,1 sampai 0,6 gram per
sentimeter kubik adalah biasa (Foth, 2011). Bahan organik memperkecil berat isi
tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral.Berat isi
ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang bertekstur halus
mempunyai berat isi yang lebih rendah daripada tanah berpasir karena tektur
tekstur beliat mempunyai bulk density yang kecil dan tanah yang teksturnya
berpasir mempunyai nilai bulk density besar. Semakin baik tekstur tanah (tekstur
berliat) maka tanah tersebut baik digunakan sebagai lahan pertanian. Ini
dikarenakan air akan mudah meneruskan air dan tanah akan mudah ditembus oleh
27
g/cm maka kerapatan isi lapisan berstruktur halus biasanya berkisar 1,0 – 1,3,
sedangkan jika tekstur tanah itu kasar, maka kisaran itu selalu diantara 1,3 – 1,8.
memiliki nilai berat jenis palsu yang rendah, dibandingkan pada tanah-tanah
Dampak dari rendahnya kandungan bahan organik (BO) ini antara lain
tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit diolah. Bahan organik lebih ringan
daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori
tanah. Nilai Bulk density akan lebih rendah bahan organik penyusun tanah tinggi
karena bahan organik dapat memperkecil berat tanah dan dapat memperbesar
porositas tanah serta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral
(Masebo, 2017).
Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk lahan pertanian
sebab bulk density yang kecil memilik kandungan bahan organik yang
tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau
rendah karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka porositasnya akan
pada Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 06.30 WITA sampai selesai dan pada Kamis, 1
Bahan yang digunakan yaitu, kertas manila atau kertas plano ukuran besar
papan tebal, spidol permanen, kantung plastik tebal (zipper pack), kantong kertas,
Alat yang digunakan yaitu, sekop, cangkul, palu karet, wadah kedap udara
(tupperware ukuran besar), silinder dari stainless (tinggi 8-10 cm dan diameter
dalam 7,71 cm), timbangan bersakala, palu berkepala bahan karet, cangkir
keramik, pisau tajam tipis, meteran gulung, gunting tanaman, oven, sendok takar
laboratorium
30
tanah
5. Letakkan ring, di atas permukaan ring letakkan balok kayu dan pukul
6. Gali disisi luar silinder menggunakan sekop lipat kecil dan hilangkan
tanah yang melekat didinding luar ring menggunakan pisau kecil bergerigi
4 inchi (pisau yang biasa digunakan memotong keju). Angkat ring secara
hati-hati jangan sampai ada tanah yang hilang, bantu angkat dengan sekop
pisau bergerigi
8. Tempatkan sampel dalam kantong plastik yang dapat ditutup dan beri
label;
10. Timbang kantong plastik kosong yang identik dan catat beratnya
11. Timbang cangkir keramik atau piring kertas kosong dan catat beratnya
keringkan selama dua atau lebih empat menit siklus dengan daya sedang
31
cangkir / piring setelah setiap siklus 4 menit. Bila berat tidak lagi berubah
14. Hitunglah berat segar tanah menggunakan definisi berikut: hasil d – hasil
c;
15. Hitunglah berat kering tanah menggunakan definisi berikut: hasil e – hasil
c;
dinyatakan
20. Hitung porositas tanah (%) menggunakan definisi berikut: porositas adalah
satu dikurangi hasil pembagian bulk density tanah terhadap aturan praktis
berdasarkan rata-rata bulk density batuan tanpa ruang pori, yang nilainya
2,65 g/cm3 .
32
21. Hitunglah ruang pori terisi air (%) menggunakan definisi berikut: ruang
pori terisi air adalah kandungan volumetrik air dibagi porosistas dikali
100%.
22. Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil praktium bulk density disajikan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2
Tabel 2.1. Nilai hasil pengukuran berat di setiap tahap penentuan bulk density.
Tempat Berat Tanah Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat tanah
sampling Lapangan + ring Basah Piringan piring + tanah piring + kering
Berat ring sampel Total tanah segar tanah
sampel segar kering
Tempat Kadar air Bulk Berat Porositas terisi air Porositas Ruang pori
sampling tanah Density kering tanah
(g/cm3) tanah (%)
4.2. Pembahasan
Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume
tertentu. Volume tanah adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-pori tanah.
Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari tanah yang
sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral
mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah
dibawahnya.
misalnya saja adalah tanah yang bertekstur liat memiliki pori yang kecil karena
halnya dengan struktur tanah. Ketersediaan bahan organik juga berpengaruh hal
ini disebabkan karena semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam
lapangan + ring sampel pada sampel pertama ialah beratnya 676 gram, berat ring
133 gram, berat piringan atau aluminium voil 2 gram, berat aluminium voil +
tanah segar 28 cm dan berat aluminium voil + tanah kering 23 gram. Pada sampel
kedua, bb tanah lapangan + ring sampel seberat 705, dengan berat ring yang sama
35
dengan sampel pertama yaitu seberat 133 gram. Berat aluminium voil 2 gram,
berat aluminium voil + tanah segar seberat 26 gram dan berat aluminium voil +
tanah kering seberat 21 gram. Pada sampel ketiga, bb tanah lapangan + ring
sampelnya seberat 713 gram, berat ring 133 gram, berat aluminium voil 2 gram,
berat aluminium voil + tanah segar 28 gram dan berat aluminium voil + tanah
kering 24 cm.
gram, dengan berat ring 133 cm dan berat aluminium voila tau piringan 2 gram.
Berat aluminium voil + tanah segar seberat 28 gram dan berat aluminium voil +
tanah kering seberat 19 gram. Pada sampel kelima bb tanah lapangan + ring
sampel seberat 697 gram, dengan berat ring sampel 133 gram dan berat
aluminium voil 2 gram. Berat aluminium voil + tanah segar seberat 30 gram dan
Berdasarkan tabel 2.2 nilai hasil tiap perhitungan yang diperoleh adalah
pada sampling pertama memiliki kadar air tanah 19,23, bulk density sebesar 1,04
g/cm3, berat kering tanah 523,77, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas
tanah terisi air sebesar 0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,28. Pada sampel kedua
kadar air tanah 20,83, bulk density 1,10 g/cm 3, berat kering tanah 551,17,
porositas tanah sebesar 0,59 % dan porositas tanah terisi air sebesar 0,41 % dan
Pada sampel ketiga memiliki kadar air tanah 15,38, bulk density 1,03
g/cm3, berat kering tanah 564,62, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas
tanah terisi air sebesar 0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,21. Pada sampel
36
keempat memiliki kadar air tanah 34,62, bulk density 1,02 g/cm 3, berat kering
tanah 562,38, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas tanah terisi air sebesar
0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,19. Pada sampel kelima memiliki kadar air
tanah 17,86, bulk density 0,99 g/cm3, berat kering tanah 546,14, porositas tanah
sebesar 0,61 % dan porositas tanah terisi air sebesar 0,38 % dan ruang porinya
sebesar 8,04.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
organik, jumlah pori, kekerasan suatu lapisan tanah, serta perlakuan seperti
didapatkan bulk density tertinggi terdapat pada sampel kedua sebesar 1,10 g/cm3.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bahidin. 2016. Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati (Tectona
Grandis L.) Pada Ketinggian Yang Berbeda. Jurnal Agrohita 2(1): 21-25.
Darma. 2014. Pengaruh Kualitas Bahan Organik dan Kesuburan Tanah Terhadap
Mineralisasi Nitrogen Dan Serapan N Oleh Tanaman Ubikayu Di Ultisol.
Jurnal Ilmu Pertanian. 4(2): 16-21.
Foth. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Tanah Pada Tanah Berpasir Di desa
Ciarutuen Ilir. Jurnal Agrotek Tropika. 3(2): 78-82.
Hendra, Gunawan dan N. Wijayanto. 2014. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan
Status Kesuburan Tanah Pada Agroforestri Tanaman Sayuran Berbasis
Eucalyptus Sp. Jurnal Silvikultur Tropika. 10 (2): 63-69.
Pairunan, R arifin dan J.R Lalou. 2015. Karakteristik Sifat Fisik Tanah dan C
Pada Tanah Liat dan Lempung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
8(2): 395-405.
Sugiyono, 2016. Sifat Kimia Tanah, Tekstur Tanah dan Status Kesuburan Tanah
Pada Tanaman Sayuran. Jurnal Agrotekbis. 7(5):81-95.
DOKUMENTASI