Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ANALISIS JARINGAN TANAMAN, TANAH DAN PUPUK

Oleh:

ROWILSON TAMADO BANUREA


NIM. D1B118023

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
ANALISIS JARINGAN TANAMAN, TANAH DAN PUPUK

Laporan Lengkap Praktikum

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian paktikum mata kuliah
“Analisis Jaringan Tanaman, Tanah dan Pupuk”

Oleh:

Rowilson Tamado Banurea


NIM. D1B118023

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Rowilson Tamado Banurea


Stambuk : D1B118023
Kelas : Agroteknologi - B
Kelompok : VI (enam)

Menyetujui:

Asisten Koordinator Asisten

Ni Wayan Hesthin Waode Nuraida, S.P., M.P.


NIM. D1B117088 NIDN. 8807190018

Mengetahui,

Koordinator Mata Kuliah,

Dr. La Ode Muhammad Harjoni Kilowasid, S.P., M.Si.


NIP. 19610302 198703 1 002

Tanggal disetujui: Juli 2022

iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN

Nama : Rowilson Tamado Banurea


Nim : D1B118023
Kelas : Agroteknologi - B
Kelompok : VI (Enam)

Tanggal, Juli 2022

Nama Asisten Tanda Tangan

Ni Wayan Hesthin (D1B117088) ( )

Dwita Siniona Manik, S.P ( )

Imelia Parapa’ (D1B118030) ( )

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan Kasih-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan Analisis

Jaringan Tanaman, Tanah dan Pupuk. Penyusun berharap semoga laporan ini

dapat bermanfaat dan membantu teman-teman dalam memahami mata

kuliah Analisis Jaringan Tanaman, Tanah dan Pupuk dan dapat menambah

wawasan serta bermanfaat  pada saat melakukan praktikum dan didalam

kehidupan sehari-hari.

Kritik dan saran dari teman-teman sangat penyusun harapkan demi

kemajuan dan kesempurnaan laporan ini.

Kendari, 15 Juli  2022

Rowilson Tamado Banurea

v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul..................................................................................... i
Halaman Judul......................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.............................................................................. iii
Halaman Persetujuan.............................................................................. iv
Kata Pengantar........................................................................................ v
Daftar Isi................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................. vii
PRAKTIKUM :
1. Sampling Tanah di Lapangan dan Mengukur Pertumbuhan Tanaman
......................................................................................................... 2
2. Penentuan Bulk Density.................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Catatan Kegiatan.................................................................................

Tabel 1.1 Tabel Pengamatan.............................................................................

Tabel 1.2 Tabel Rerata, variansi dan standar deviasi.......................................

Tabel 2.1 Nilai hasil pengukuran berat disetiap tahap penentuan bulk

density..............................................................................................

Table 2.2 Nilai hasil tiap perhitungan...............................................................

vii
viii
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan jenis tanah dan

tumbuhan. Di Indonesia, ada berbagai macam jenis tanah dan tumbuhan dengan

karakteristik dan ciri khas tersendiri. Tanah merupakan suatu benda alami yang

terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai

proses pelapukan, yaitu proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut

berasal dari bahan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh pencampuran

bahan organik yaitu, sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dan

dipengaruhi oleh faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan

lamanya waktu pertumbuhan. Hal ini yang menyebabkan tanah disuatu tempat

berbeda yang dapat dilihat berdasarkan ciri morfologinya seperti warna, tekstur,

struktur dan unsur hara pembentuknya.

Analisis sifat fisik tanah dapat dilakukan dengan pengambilan contoh

tanah. Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung dari cara

pengambilan dan tujuan pengambilan contoh tanah. Jika contoh tanah diambil

pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil jenis tanah maka

disebut contoh tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan

digabung untuk mengetahui tingkat kesuburannya disebut contoh tanah komposit.

Selain itu, jika contoh tanah diambil dengan pengambilan sampel atau core

disebut dengan contoh tanah utuh.

Adapun flora atau tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang

terdapat di alam semesta. Keanekaragaman tumbuhan di berbagai tempat di


3

Indonesia memiliki komposisi vegetasi yang berbeda-beda. Vegetasi tumbuhan

terbagi menjadi dua yaitu vegetasi tumbuhan yang bernaung dan vegetasi

tumbuhan terbuka. Untuk menganalisis suatu vegetasi diperlukan data tentang

jenis spesies tumbuhan tersebut. Analisis tumbuhan dapat dilakukan dengan

pengambilan contoh tumbuhan untuk keperluan pengujian. Pengujian tumbuhan

bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai kandungan hara dalam jaringan

tanaman yang mampu menjelaskan kesuburan tanah tempat tumbuhan tersebut

tumbuh.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum tentang

“Sampling Tanah di Lapangan serta Sampling dan Mengukur Tanaman”.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa untuk

memperoleh sampel tanah representatif di lapangan untuk keperluan

analisis parameter fisik-kimia tanah melalui kegiatan pengukuran

langsung di lapangan dan kegiatan pengujian di laboratorium.

2. Memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa untuk

memperoleh sampel tanah dan tanaman representative di lapangan

untuk keperluan analisis parameter fisik-kimia tanah dan jaringan

tanaman.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit

bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai proses pelapukan, yaitu

proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari bahan

induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh pencampuran bahan organik yaitu,

sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dan dipengaruhi oleh faktor

iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan

(Wuryandari et all., 2018). Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan

berkembangnya perakaran tanaman yang memiliki dua peran utama, yaitu

penyokong batang tanaman tegak dan penyerap zat atau unsur hara yang

dibutuhkan (Mpapa, 2016).

Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain

itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan

tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia (Masebo, 2017). Tanah yang terbentuk

dipermukaan bumi secara langsung maupun tidak langsung berkembang dari

mineral batu-batuan. Semua itu terjadi dengan melalui proses pelapukan baik fisik

maupun kimia dengan bamtuan atmosfer ( Hendry et all., 2014).

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah

pada permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi.

Hasil dari pelapukan ini merupakan asal dari batuan sediman dan tanah soil

( Hanafiah, 2015). Pelapukan terjadi baik dibawah solum maupun didalam solum,

faktor-faktor yang mempercepat pelapukan yaitu pembentukan tanah (relief),

cuaca dan iklim, waktu (Patadungan et all., 2016).


6

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel

yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil

penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi) . Secara

umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, Sampel acak (probability

sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut

menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik ini

memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi

sampel (contoh). Sampel tidak acak atau teknik non probability sampling metode

pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik

yang satu ini, tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

dimasukkan dalam sampel (Margono, 2014).

Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan untuk maksud tertentu

sehingga hasilnya dijadikan sebagai bahan pemenuhan kebutuhan yang memiliki

nilai ekonomis dan estetika. Tumbuhan adalah semua vegetasi. Semua tanaman

adalah juga termasuk tumbuhan. Akan tetapi tidak semua vegetasi tergolong

tanaman (fahmi, 2019). Jenis tanaman yaitu pohon palem, bunga melati, pohon

mangga, pohon kamboja, bunga kembang sepatu, pohon pinus, tanaman lidah

buaya, aglaonema di halaman rumah (Darman, 2014).

Pengambilan sampel tanaman dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah

dan karakteristik yang jenis populasi tanaman yang lebih dominan ditempat itu.

Pengambilan sampel dilakukan melalui statistik atau berdasar pada estimasi

penelitian guna menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan

penelitian suatu objek. Pengambilan besar sampel ini harus dilakukan sedemikian
7

rupa sehingga diperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaaan populasi

yang sebenarnya (Sugiyono, 2016).

Kekurangan dalam pengambilan sampel tanaman adalah apabila populasi

terlalu sedikit sehingga tidak memungkinkan bagi kita untuk melakukan

pengambilan data pada seluruh populasi. Terkendala dalam hal keterbatasan

tenaga, waktu, dan biaya. Adanya asumsi awal bahwa keseluruhan dalam populasi

bersifat seragam sehingga bisa diwakili oleh beberapa sampel yang akan kita

ambil (Bahidin, 2016).


III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Praktikum ini dilaksanakan di Rambu-Rambu Jaya, Kec. Ranomeeto,

Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan Laboratorium Biodiversitas

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Kegiatan praktikum ini berlangsung

pada Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 06.30 WITA sampai selesai dan pada Selasa, 30

Juni 2022, pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sekop, cangkul,

palu karet, wadah kedap udara (tupperware ukuran besar), kertas manila atau

kertas plano ukuran besar papan tebal, silinder dari stainless (tinggi 10-15 cm, dan

diameter dalam 7,63 cm dan luar 7,93 cm) yang salah satu ujungnya ditajamkan,

spidol permanen, GPS, kompas, frame logam, pisau tajam tipis, kantong plastik

tebal (zipper pack), dan meteran gulung ukuran 50 meter dan 5 meter.

3.3. Prosedur Praktikum

3.3.1 . Prosedur Kerja Sampling Tanah di Lapangan

1. Menyiapkan semua bahan dan peralatan yang Anda butuhkan dalam

melakukan pekerjaan sampling ini.

2. Mengambil lembar kerja (formulir) pengamatan lapangan.

3. Melakukan pengamatan karakter bentang lahan yang dipelajari, dan

mencatat vegetasi dominan, mencatat letak geografis, tinggi dari


9

permukaan lautkemiringan, sejarah pengelolaan tanah, penanaman, dan

pemupukan.

4. Berdasarkan pengamatan karakter bentang lahan tersebut kemudian

menentukan strategi sampling yang sesuai, memilih salah satu dari strategi

berikut: sampling acak sederhana, sampling acak terstrafikasi (menyeleksi

satu core tanah dalam suatu pola acak dalam area yang dirancang), atau

sampling sistematis/grid

5. Melakukan wawancara kepada pemilik penggunaan lahan (kebun, ladang,

hutan, atau sawah) untuk memperoleh informasi sejarah pengelolaan

tanah, penanaman, dan pemupukan.

6. Membuat titik sampling dalam plot yang sudah Anda tentukan

7. Melakukan pengambilan sampel tanah, kegiatannya mencakup: (i)

penentuan jumlah titik sampel (ii) melakukan pengambilan sampel tanah

dari tiap titik sampel (iii) melakukan penyimpanan dan pelabelan sampel

yang diambil (iv) mengkepak sampel-sampel dalam kepakan yang sesuai

untuk siap di angkut ke laboratorium.

8. Tiap titik sampling, permukaan tanah dibersihkan kemudian bagian ujung

yang tajam dari silinder diletakkan di atas permukaan tanah dan harus

berdiri tegak lurus

9. Dipermukaan ujung lainnya dari silinder diletakkan papan dan papan

dipukul secara perlahan-lahan menggunakan palu karet hingga silinder

masuk sejaun 10-15 cm ke dalam tanah


10

10. Tanah sekitar sisi silinder digali menggunakan sekop, dan silinder

disingkirkan. Kelebihan tanah yang menonjol pada bagian ujung bawah

silinder dihilangkan menggunakan pisau bergerigi tajam hingga rata

permukaan ujung siliinder;

11. Tanah dalam silinder dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah,

kemudian disaring menggunakan ayakan pasir (ukuran < 5 mm per

lubang)

12. Kumpulan tanah dari beberapa titik sampel dicampur dan disebar merata

di atas permukaan wadah yang datar dan diratakan, kemudian campuran

tanah tersebut dibagi menjadi empat bagian. Bagian tanah yang

berseberangan diambil, selanjutnya tanah sisa diratakan dan dibagi empat

bagian dan bagian tanah berseberangan diambil dan dikumpulkan dengan

yang pertama, kegiatan ini dilakukan berulang sampai total tanah yang

dikumpulkan mencapai 500 g

13. Sebanyak 500 g tanah tersebut dimasukkan ke dalam zipper pack dan

diberi label;

14. Zipper pack berisi tanah sampel ditempatkan dalam wadah kedap udara,

dan diangkut ke laboratorium;

15. Setelah sampai di laboratorium, sesegera mungkin tiap zipper pack

ditempatkan dalam ruang bertemperatur 5 – 100 C;

16. Semua proses divideokan dan diberi narasi

17. Selesai
11

3.3.2. Prosedur Kerja Sampling dan Mengukur Tanaman

1. Menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam

melakukan pekerjaan sampling ini.

2. Mengambil lembar kerja (formulir) pengamatan lapangan.

3. Melakukan pengamatan karakter bentang lahan yang dipelajari, dan catat

vegetasi dominan, catat letak geografis, tinggi dari permukaan laut

kemiringan, sejarah pengelolaan tanah, penanaman, dan pemupukan.

4. Melakukan wawancara kepada pemilik hamparanjagung atau tomat atau

kakao, atau lada, atau padi ladang, atau padi atau tanaman pertanian

lainnyaatau sawah (pilih salah satu yang dekat dengan tempat tinggal

Anda) untuk memperoleh informasi sejarah pengelolaan tanah,

penanaman, dan pemupukan.

5. Melakukan pengamatan terhadap hamparan salah satu tanaman di atas

yang menjadi obyek pengamatan dari aspek luasan (catat luasnya) dan tulis

jenis tanamannya

6. Membagi hamparan tanaman menjadi 5-10 bagian yang sama

luasnya(catat luas dari tiap bagian) dan beri penanda untuk tiap bagiana.

7. Memilih secara acak 5-10 tanaman bersangkutan dari tiap bagian area

tersebut, dan beri label untuk tiap tanaman.

8. Melakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman yang diukur dari pangkal

batang sampai ujung daun atau titik tumbuh paling atas dari tanaman

menggunakan alat ukur dengan ketelitian yang sesuai, diameter batang


12

diukur pada bagian tengah batang menggunakan jangka sorong, hitung

jumlah daun, ukur panjang dan lebar daun sampelkemudian hitungluas

daun, dan tentukan warna daun (gunakan bagan warna daun (minta

bantuan google untuk mencarikannya). Catat semua hasil

pengukuran/menghitung dalam lembar kerja.

9. Memilih secara acak 15-30 tanaman sampel. Untuk tanaman legume,

jagung, padi, dan sayuran diambil seluruh bagian di atas permukaan.

Untuk tanaman buah diambil daun ke tiga - keenam paling atas.

10. Jaringan yang disampel dapat tangkai daun, pelepah daun, atau batang

tanaman bersangkutan. Daun baru yang dikumpulkan termasuk tangkai

daun atau jaringan pelepah. Apabila batang tanaman merupakan jaringan

uji, maka bagian batang di pangkal tanaman atau bagian tengah adalah

bagian batang yang dipilih.

11. Waktu pengambilan sampel ditentukan oleh tujuan untuk analisis jaringan.

Untuk evaluasi diagnostik dugaan ketidukcukupan unsur hara-waktunya

adalah saat gejala pertama dari cekaman terlihat jelas. Untuk menentukan

status unsur hara terkait penentuan kebutuhan pemupukan tambahan-

waktu pengambilan sampel didasarkan pada periode perkembangan

tertentu dalam siklus hidup tanaman. Beberapa petunjuk umum yang harus

diikuti saat mengumpulkan jaringan tanaman untuk pengujian: (i)

Kumpulkan jaringan antara pukul 08.00 pagi dan 17.00, (ii) Jangan

mengumpulkan jaringan segera setelah hujan, (iii) Kumpulkan jaringan

dari berbagai tanaman, tanaman muda hingga yang hampir matang, dan
13

(iv) Jangan mengumpulkan jaringan dari tanaman selama kekeringan atau

saat tanaman berada dalam kondisi tercekam.

12. Kantong kertas berisi jaringan tanaman ditempatkan dalam wadah bersih

dan diangkut ke laboratorium.

13. Setiba di laboratorium, semua jaringan tanaman yang terkontaminasi tanah

dan debu dibersihkan menggunakan sikat halus. Jika untuk menentukan

kandungan Al, Si, Mn, dan Fe jaringan tanaman disemprot dengan larutan

deterjen bebas fosfat konsentrasi 0,1 sampai 0,3%, yang diikuti dengan

pembersihan menggunakan aquades.

14. Setelah bersih, sampel dimasukkan ke dalam kantong kertas, dan

keringkan sesegera mungkin untuk menstabilkan jaringan dan

menghentikan reaksi enzimatik.

15. Memasukkan kantong kertas berisi sampel ke dalam oven dan keringkan

pada suhu 800 C selama 12-24 jam tergantung tipe tanaman, dan waktu

bisa lebih dari 24 jam. Prinsipnya sampai berat konstan. Khusus jaringan

tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi memerlukan prosedur lain

16. Menghancurkan jaringan tanaman sampai ukuran saringan lolos 1,00 mm

(20 mesh) menggunakan mesin penggiling bermata pemotong dari bahan

stainless steel

17. Setelah menggiling setiap sampel, bersihkan penggiling menggunakan

sikat atau system vacuum

18. Sampel lolos saringan disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat

(misal tupperware)
14

19. Wadah berisi sampel disimpan pada suhu 40 C sampai dilakukan analisis.

20. Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Deskripsi Lokasi Sampling:

Kebun/Sawah (jenis tanaman) : Kebun (Durian)

Nama Pemilik Kebun/Sawah : Salah satu kebun milik anggota Kel.


Tani Dirgantara

Letak geografis : Melintang dari utara ke selatan


antara 3,58 dan 4,31 LS

Tinggi dari permukaan laut : 198,63 m dpl

Kemiringan :-

Sejarah pengelolaan tanah :-

Waktu penanaman :-

Pemupukan :-

Tabel 1. Catatan Kegiatan

Hari/Tgl Uraian Kegiatan Dokumen Pendukung

25 Juni 1. Penentuan Lokasi


2022

25 Juni 2. Pengukuran Lahan


2022
16

25 Juni 3. Penentuan Titik Sampel


2022

25 Juni 4. Pengambilan Sampel


2022

25 Juni 5. Pengukuran Tanaman


2022

25 Juni 6. Pengambilan Sampel Tanaman


2022 untuk Analisis Jaringan Tanaman

25 Juni 7. Pengambilan Sampel Tanah Untuk


2022 Penentuan Bulk Density

1. Tabel Pengamatan
17

a) Tuliskan nama alat ukur tinggi tanaman yang Anda : Meteran rol

ketelitian alat ukur tinggi tanaman yang Anda gunakan 0,5 mm, dan tinggi

maksium dapat diukur oleh alat ukur yang Anda gunakan: 50 mm.

b) Tuliskan nama alat ukur diameter batang tanaman yang Anda gunukan:

Jangka sorong ,ketelitian alat ukur diameter yang Anda gunakan 0,1 mm,

dan diameter maksium dapat diukur oleh alat ukur yang Anda gunakan:

150 mm

c) Tuliskan nama alat ukur lebar dan panjang daun yang Anda gunukan:

Penggaris, ketelitian alat ukur panjang dan lebar daun yang Anda gunakan

0,1 cm, dan lebar dan panjang maksium dapat diukur oleh alat ukur yang

Anda gunakan: 30 cm

d) Hasil kegiatan pengukuran diisi dalam table berikut:

Hasil praktium sampling dan mengukur tanaman disajikan pada


Tabel 1.1

Tabel 1.1. Tabel Pengamatan

Jenis Tanaman: Ageratum conyzoides

Tanaman sampel Parameter yang diukur


ke…
1 2 3 4 5 6 7

1 20 cm 2,0 9 1). 3,5 cm 1). 1,5 cm 1). 1,3 cm2 Hijau


2). 3 cm 2). 1,5 cm 2). 1,1 cm2
3). 2 cm 3). 1,5 cm 3). 0,7 cm2

2 22,3 cm 1,0 10 1). 3,5 cm 1). 2 cm 1). 1,7 cm2 Hijau


2). 3 cm 2). 3,2 cm 2). 2,4 cm2
3). 3,5 cm 3). 1,5 cm 3). 1,3 cm2

3 19,1 cm 1,6 6 1). 3 cm 1). 1,6 cm 1). 1,2 cm2 Hijau


2). 2,5 cm 2). 1,5 cm 2). 0,9 cm2
18

3). 4 cm 3). 2,5 cm 3). 2,5 cm2

4 23,1 cm 0,9 16 1). 4,6 cm 1). 2,5 cm 1). 2,8 cm2 Hijau
2). 4,5 cm 2). 3 cm 2). 3,3 cm2
3). 4,5 cm 3). 3 cm 3). 3,3 cm2

5 17,9 cm 1,3 21 1). 4,5 cm 1). 3 cm 1). 3,3 cm2 Hijau


2). 5 cm 2). 3 cm 2). 3,7 cm2
3). 4 cm 3). 2,5 cm 3). 2,8 cm2

6 24,5 cm 1,5 15 1). 4 cm 1). 2,5 cm 1). 2,5 cm2 Hijau


2). 3,5 cm 2). 2,5 cm 2). 5 cm2
3). 4,5 cm 3). 2,5 cm 3). 4 cm2

7 21,7 cm 1,6 9 1). 3,5 cm 1). 2 cm 1). 1,7 cm2 Hijau


2). 4,9 cm 2). 2,5 cm 2). 3 cm2
3). 4 cm 3). 2 cm 3). 2 cm2

8 40 cm 1,1 29 1). 6 cm 1). 4,5 cm 1). 6,7 cm2 Hijau


2). 6 cm 2). 4 cm 2). 6 cm2
3). 6 cm 3). 4 cm 3). 6 cm2

9 25,5 cm 1,4 16 1). 4,5 cm 1). 2,5 cm 1). 2,8 cm2 Hijau
2). 5 cm 2). 3,5 cm 2). 4,3 cm2
3). 5 cm 3). 3,5 cm 3). 4,3 cm2

10 19,1 cm 1,5 8 1). 3 cm 1). 3 cm 1). 2,2 cm2 Hijau


2). 3,5 cm 2). 2 cm 2). 1,7 cm2
3). 4 cm 3). 1,5 cm 3). 1,5 cm2

Keterangan: A. 1 = Tinggi tanaman (cm)


2 = Diameter batang (cm)
3 = Jumlah daun (helai)
4 = Panjang daun (cm)
5 = Lebar daun (cm)
6 = Luas daun (cm²)
7 = Warna daun
B. Luas daun ditentukan menggunakan metode kertas milimeter

Gambar 4.1. Grafik Tinggi Tumbuhan Ageratum conyzoides Berdasarkan Analisis


Data
19

Gambar 4.2. Grafik Diameter Batang Ageratum conyzoides Berdasarkan Analisis


Data
20

Gambar 4.3. Grafik Luas Daun Ageratum conyzoides Berdasarkan Analisis Data

Tabel 1.2 Rerata, variansi dan standar deviasi.

Jenis Tanaman: Ageratum conyzoides


Tanaman
Tinggi tanaman (cm) Diameter batang (cm) Luas daun (cm2)

1 20 2,0 1,3

2 22,3 1,0 1,7

3 19,1 1,6 1,2

4 23,1 0,9 2,8

5 17,9 1,3 3,3

6 24,5 1,5 2,5

7 21,7 1,6 1,7

8 40 1,1 6,7
21

9 25,5 1,4 2,8

10 19,1 1,5 2,2

Rerata 23,32 1,39 2,62

Variansi (s) 40,45511 0,107667 2,535111

Standar 6,360433 0,328126 1,592203


deviasi

4.2. Pembahasan

Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh beragam faktor, baik faktor

internal seperti : hormon, keseimbangan air dan genetik serta faktor eksternal

seperti : iklim, api, pencemaran, temperatur, radian energi, ketersediaan lengas,

reaksi tanah, susunan gas dalam tanah dan ketersediaan hara tanah. Tanaman jati

merupakan salah satu tanaman yang dalam proses pertumbuhannya membutuhkan

unsur hara, baik makro dan mikro. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro

dalam tanah berbeda-beda tergantung dimana habitatnya (Mpapa, 2016).

Berdasarkan praktikum sampling dan pengukuran tanaman yang telah

kami laksanakan, kami mengambil tanaman Ageratum conyzoides sebagai

sampling. Tabel 1.2 menunjukkan sampel pertama memiliki tinggi tanaman yaitu

20 cm, diameter batang 2,0 cm dan luas daun 1,3 cm 2. Sampel kedua memiliki

tinggi tanaman yaitu 22, 3cm, diameter batang 1,0 cm dan luas daun 1,7 cm2.

Sampel ketiga memiliki tinggi tanaman yaitu 19,1 cm, diameter batang 1,6 cm

dan luas daun 1,2 cm2. Sampel keempat memiliki tinggi tanaman yaitu 23,1 cm,

diameter batang 0,9 cm dan luas daun 2,8 cm2. Sampel kelima memiliki tinggi
22

tanaman yaitu 17,9 cm, diameter batang 1,3 cm dan luas daun 3,3 cm 2. Sampel

keenam memiliki tinggi tanaman yaitu 24,5 cm, diameter batang 1,5 cm dan luas

daun 2,5 cm2. Sampel keenam memiliki tinggi tanaman yaitu 24,5 cm, diameter

batang 1,5 cm dan luas daun 2,5 cm 2. Sampel ketujuh memiliki tinggi tanaman

yaitu 21,7 cm, diameter batang 1,6 cm dan luas daun 1,7 cm2. Sampel kedelapan

memiliki tinggi tanaman yaitu 40 cm, diameter batang 1,1 cm dan luas daun 6,7

cm2. Sampel kesembilan memiliki tinggi tanaman yaitu 25,5 cm, diameter batang

1,4 cm dan luas daun 2,8 cm2 dan sampel kesepuluh memiliki tinggi tanaman

yaitu 19,1 cm, diameter batang 1,5 cm dan luas daun 2,2 cm2.

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan rerata tinggi tanaman dari sepuluh

sampel ialah 23,2 cm, diameter batang 1,39 cm dan luas daun 2,62 cm 2. Variansi

(s) tinngi tanaman dari semua sampel tanaman ialah 40,45511, diameter batang

0,107667 dan luas daun 2,535111. Standar deviasi untuk tinggi tanaman dari

semua sampel adalah 6,360443, diameter batang 0,328126 dan luas daun

1,592203.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rerata tinggi

tanaman dari sepuluh sampel ialah 23,2 cm, diameter batang 1,39 cm dan luas

daun 2,62 cm2. Variansi (s) tinggi tanaman dari semua sampel tanaman ialah

40,45511, diameter batang 0,107667 dan luas daun 2,535111. Standar deviasi

untuk tinggi tanaman dari semua sampel adalah 6,360443, diameter batang

0,328126 dan luas daun 1,592203.

5.2. Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksankan, diharapkan untuk

kedepannya untuk wilayahnya bisa dicari yang lebih dekat.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari komposisi

berat atau satuan volume fase padat tanah yang dikenal sebagai massa tanah atau

bulk density. Massa tanah bergantung pada kerekatan partikel tanah tersebut.

Massa tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam

membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan untuk

pertumbuhan akar tersebut.

Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah,

pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya

menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Besaran ini

menyatakan bobot tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di

pakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja.

Nilai bulk density tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan alat-alat pertanian, tekstur, struktur,

dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-

perhitungan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan,

pengolahan tanah.

Berdasarkan uraian di atas maka nilai bulk density perlu diketahui untuk

menghitung berat tanah di lapangan juga untuk menentukan jenis usaha yang

sesuai pada bahan-bahan yang akan diolah. Dilain pihak semua sifat-sifat tanah

akan berkaitan dengan model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang sesuai.
25

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah memberikan pemahaman dan keterampilan

kepada mahasiswa untuk mengevaluasi struktur tanah melalui penentuan bulk

density tanah berdasarkan metode sampling tanah terganggu menggunakan

ring volumetrik di lapangan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Bulk density menunjukkan perbandingan dengan volume antara berat

tanah kering dengan volume tanah termasuk pori-pori tanah. Bulk density

merupakan kepadatan tanah ( Hesti, 2019). Makin  padat suatu tanah makin tinggi

bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar

tanaman(Mpapa, 2016). Pada umumnya Bulk Density berkisar dari 1,1  –  1,6

g/cc. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk

tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar

(Hardjowigeno, 2017).

Tanah organik memiliki bulk density yang sangat rendah jika

dibandingkan dengan tanah mineral. Variasi-variasi ada tergantung pada keadaan

bahan organik dan kandungan air  pada waktu pengambilan cuplikan untuk

menentukan bulk density. Nilai-nilai yang berkisar dari 0,1 sampai 0,6 gram per

sentimeter kubik adalah biasa (Foth, 2011). Bahan organik memperkecil berat isi

tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral.Berat isi

ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang bertekstur halus

mempunyai berat isi yang lebih rendah daripada tanah berpasir karena tektur

tanahnya berbeda (Pairunan et all .,2015).

Tekstur tanah mempengaruhi bulk density di dalam tanah, yang memiliki

tekstur beliat mempunyai bulk density yang kecil dan tanah yang teksturnya

berpasir mempunyai nilai bulk density besar. Semakin baik tekstur tanah (tekstur

berliat) maka tanah tersebut baik digunakan sebagai lahan pertanian. Ini

dikarenakan air akan mudah meneruskan air dan tanah akan mudah ditembus oleh
27

akar tanaman (Wuryandari et all., 2018). Kerapatan volume ditetapkan dalam

g/cm maka kerapatan isi lapisan berstruktur halus  biasanya berkisar 1,0  –  1,3,

sedangkan jika tekstur tanah itu kasar, maka kisaran itu selalu diantara 1,3  – 1,8.

Semakin berkembang struktur tanah lapisan oleh yang bertekstur biasanya

memiliki nilai berat jenis palsu yang rendah, dibandingkan pada tanah-tanah

berpasir.Semakin remah struktur tanah maka semakin rendah presentasi bulk

density tanah tersebut (Patadungun, 2016).

Dampak dari rendahnya kandungan bahan organik (BO) ini antara lain

tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit diolah. Bahan organik lebih ringan

daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori

tanah. Nilai Bulk density akan lebih rendah bahan organik penyusun tanah tinggi

karena bahan organik dapat memperkecil berat tanah dan dapat memperbesar

porositas tanah serta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral

(Masebo, 2017).

Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk lahan pertanian

sebab bulk density yang kecil memilik kandungan bahan organik yang

dikandungnya akan semakin  besar sehingga akan menyebabkan airasi dalam

tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau

besar mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak, namun porositasnya

rendah karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka  porositasnya akan

berkurang (Kilowasid, 2020).


28
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Praktikum ini dilaksanakan di Rambu-Rambu Jaya, Kec. Ranomeeto,

Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan Laboratorium Biodiversitas

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Kegiatan praktikum ini berlangsung

pada Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 06.30 WITA sampai selesai dan pada Kamis, 1

juli 2022, pukul 08.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu, kertas manila atau kertas plano ukuran besar

papan tebal, spidol permanen, kantung plastik tebal (zipper pack), kantong kertas,

aquades, larutan deterjen bebas fosfat konsentrasi 0,1-0,3%, sampel tanah.

Alat yang digunakan yaitu, sekop, cangkul, palu karet, wadah kedap udara

(tupperware ukuran besar), silinder dari stainless (tinggi 8-10 cm dan diameter

dalam 7,71 cm), timbangan bersakala, palu berkepala bahan karet, cangkir

keramik, pisau tajam tipis, meteran gulung, gunting tanaman, oven, sendok takar

ukuran 1/ 8, alat tulis menulis dan kamera handphone.

3.3. Prosedur Praktikum

1. Menyiapkan semua bahan dan peralatan yang Anda butuhkan dalam

melakukan pekerjaan sampling ini.

2. Sipkan/ambil lembar kerja (formulir) pengamatan lapangan dan

laboratorium
30

3. Sampling bulk density dilakukan pada titik sampel untuk analisis

parameter tanah lainnya;

4. Hilangkan semua sisa-sisa tanaman dan lainnya yang menutupi permukaan

tanah

5. Letakkan ring, di atas permukaan ring letakkan balok kayu dan pukul

secara perlahan permukaan balok menggunakan palu karet sampai ujung

masuk sejauh 7-8 cm ke dalam tanah

6. Gali disisi luar silinder menggunakan sekop lipat kecil dan hilangkan

tanah yang melekat didinding luar ring menggunakan pisau kecil bergerigi

4 inchi (pisau yang biasa digunakan memotong keju). Angkat ring secara

hati-hati jangan sampai ada tanah yang hilang, bantu angkat dengan sekop

kecil lipat pada bagian bawahnya;

7. Buang kelebihan tanah pada bagian bawah silinder dengan menggunakan

pisau bergerigi

8. Tempatkan sampel dalam kantong plastik yang dapat ditutup dan beri

label;

9. Timbang sampel dalam kantong plastik dan catat beratnya

10. Timbang kantong plastik kosong yang identik dan catat beratnya

11. Timbang cangkir keramik atau piring kertas kosong dan catat beratnya

12. Tempatkan cangkir/piring berisi subsampel dalam microwave/oven dan

keringkan selama dua atau lebih empat menit siklus dengan daya sedang
31

13. Untuk menentukan apakah tanah kering, timbang subsampel dalam

cangkir / piring setelah setiap siklus 4 menit. Bila berat tidak lagi berubah

setelah siklus pengeringan, maka dikeringkan, dan catat beratnya

14. Hitunglah berat segar tanah menggunakan definisi berikut: hasil d – hasil

c;

15. Hitunglah berat kering tanah menggunakan definisi berikut: hasil e – hasil

c;

16. Hitunglah kandungan air tanah menggunakan definisi berikut: (hasil d –

berat tanah segar)/berat kering tanah

17. Hitunglah bulk density tanah menggunakan definisi berikut:[(a-b)/(1-

kandungan air)]: volume core tanah.

18. Hitung volume kandungan air menggunakan definisi berikut: hasil

perhitungan kandungan air tanah dikali hasil perhitungan bulk density.

19. Hitung kandungan air (sentimeter tanah) untuk ke dalaman perakaran

tanaman sampai 15 cm menggunakan definisi berikut: hasil hitungan

kandungan volumetrik dikali nilai kedalaman perakaran yang telah

dinyatakan

20. Hitung porositas tanah (%) menggunakan definisi berikut: porositas adalah

satu dikurangi hasil pembagian bulk density tanah terhadap aturan praktis

berdasarkan rata-rata bulk density batuan tanpa ruang pori, yang nilainya

2,65 g/cm3 .
32

21. Hitunglah ruang pori terisi air (%) menggunakan definisi berikut: ruang

pori terisi air adalah kandungan volumetrik air dibagi porosistas dikali

100%.

22. Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil praktium bulk density disajikan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2

Tabel 2.1. Nilai hasil pengukuran berat di setiap tahap penentuan bulk density.

Tempat Berat Tanah Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat tanah
sampling Lapangan + ring Basah Piringan piring + tanah piring + kering
Berat ring sampel Total tanah segar tanah
sampel segar kering

P1 676 133 543 2 28 26 23 21

P2 705 133 572 2 26 24 21 19

P3 713 133 580 2 28 26 24 22

P4 730 133 597 2 28 26 19 17

P5 697 133 564 2 30 28 25 23

Tabel 2.2 Nilai hasil tiap perhitungan.

Tempat Kadar air Bulk Berat Porositas terisi air Porositas Ruang pori
sampling tanah Density kering tanah
(g/cm3) tanah (%)

P1 19,23 1,04 523,77 0,39 0,61 8,28

P2 20,83 1,10 551,17 0,41 0,59 8,57

P3 15,38 1,03 564,62 0,39 0,61 8,21


34

P4 34,62 1,02 562,38 0,39 0,61 8,19

P5 17,86 0,99 546,14 0,38 0,62 8,04

4.2. Pembahasan

Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume

tertentu. Volume tanah adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-pori tanah.

Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari tanah yang

sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral

mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah

dibawahnya.

Bulk Density dipengaruhi oleh faktor-faktor tekstur, struktur dan

kandungan bahan organic. Bulk density dengan cepatnya berubah karena

pengolahan tanah dan praktek budidaya. Hubungannya dengan tektur adalah

misalnya saja adalah tanah yang bertekstur liat memiliki pori yang kecil karena

tingkat kepadatannya tinggi sehingga berpengaruh terhadap BD nya, sama juga

halnya dengan struktur tanah. Ketersediaan bahan organik juga berpengaruh hal

ini disebabkan karena semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam

tanah maka semakin tinggi BD nya.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa berat tanah

lapangan + ring sampel pada sampel pertama ialah beratnya 676 gram, berat ring

133 gram, berat piringan atau aluminium voil 2 gram, berat aluminium voil +

tanah segar 28 cm dan berat aluminium voil + tanah kering 23 gram. Pada sampel

kedua, bb tanah lapangan + ring sampel seberat 705, dengan berat ring yang sama
35

dengan sampel pertama yaitu seberat 133 gram. Berat aluminium voil 2 gram,

berat aluminium voil + tanah segar seberat 26 gram dan berat aluminium voil +

tanah kering seberat 21 gram. Pada sampel ketiga, bb tanah lapangan + ring

sampelnya seberat 713 gram, berat ring 133 gram, berat aluminium voil 2 gram,

berat aluminium voil + tanah segar 28 gram dan berat aluminium voil + tanah

kering 24 cm.

Pada sampel keempat bb tanah lapangan + ring sampelnya seberat 730

gram, dengan berat ring 133 cm dan berat aluminium voila tau piringan 2 gram.

Berat aluminium voil + tanah segar seberat 28 gram dan berat aluminium voil +

tanah kering seberat 19 gram. Pada sampel kelima bb tanah lapangan + ring

sampel seberat 697 gram, dengan berat ring sampel 133 gram dan berat

aluminium voil 2 gram. Berat aluminium voil + tanah segar seberat 30 gram dan

berat aluminium voil + tanah kering seberat 25 gram.

Berdasarkan tabel 2.2 nilai hasil tiap perhitungan yang diperoleh adalah

pada sampling pertama memiliki kadar air tanah 19,23, bulk density sebesar 1,04

g/cm3, berat kering tanah 523,77, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas

tanah terisi air sebesar 0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,28. Pada sampel kedua

kadar air tanah 20,83, bulk density 1,10 g/cm 3, berat kering tanah 551,17,

porositas tanah sebesar 0,59 % dan porositas tanah terisi air sebesar 0,41 % dan

ruang porinya sebesar 8,57.

Pada sampel ketiga memiliki kadar air tanah 15,38, bulk density 1,03

g/cm3, berat kering tanah 564,62, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas

tanah terisi air sebesar 0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,21. Pada sampel
36

keempat memiliki kadar air tanah 34,62, bulk density 1,02 g/cm 3, berat kering

tanah 562,38, porositas tanah sebesar 0,61 % dan porositas tanah terisi air sebesar

0,39 % dan ruang porinya sebesar 8,19. Pada sampel kelima memiliki kadar air

tanah 17,86, bulk density 0,99 g/cm3, berat kering tanah 546,14, porositas tanah

sebesar 0,61 % dan porositas tanah terisi air sebesar 0,38 % dan ruang porinya

sebesar 8,04.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi bulk density adalah tekstur, struktur, kandungan bahan

organik, jumlah pori, kekerasan suatu lapisan tanah, serta perlakuan seperti

pencangkulan dan pembajakan. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan

didapatkan bulk density tertinggi terdapat pada sampel kedua sebesar 1,10 g/cm3.

5.2. Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksankan, diharapkan untuk

kedepannya untuk wilayahnya bisa dicari yang lebih dekat.


38

DAFTAR PUSTAKA

Bahidin. 2016. Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati (Tectona
Grandis L.) Pada Ketinggian Yang Berbeda. Jurnal Agrohita 2(1): 21-25.

Darma. 2014. Pengaruh Kualitas Bahan Organik dan Kesuburan Tanah Terhadap
Mineralisasi Nitrogen Dan Serapan N Oleh Tanaman Ubikayu Di Ultisol.
Jurnal Ilmu Pertanian. 4(2): 16-21.

Foth. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Tanah Pada Tanah Berpasir Di desa
Ciarutuen Ilir. Jurnal Agrotek Tropika. 3(2): 78-82.

Hardjowigeno, 2017. Penilaian Status Kesuburan Tanah Pada Beberapa


Penggunaan Lahan di Samarinda. Jurnal Agroteknologi Tropika Lembab.
3(2): 54-60.

Hendra, Gunawan dan N. Wijayanto. 2014. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan
Status Kesuburan Tanah Pada Agroforestri Tanaman Sayuran Berbasis
Eucalyptus Sp. Jurnal Silvikultur Tropika. 10 (2): 63-69.

Hanafiah. 2015. Mekanisme Sarapan Hara Oleh Tanaman. Indonesia. Jakarta.

Hesti. 2019. Evaluasi Kegiatan Analisis Tanah Dalam Penyelesaian Proyek


Pemerintah Di Desa Bejen Kecamatan Bejen. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. 26(3):124-130.
Jahani. 2019. Karakter Morfologi Akar dan Hasil Padi Ratun ( Oriza Sativa L.)
Pada Perbedaan Waktu dan Tinggi Pemotongan Tunggal Sisa Panen.
Jurnal Vegetalika. 7(4): 12-25.

Kilowasid, S. Sabaruddin dan M Sanjaya. 2020. Pengaruh Bahan Organik


Terhadap Spora Fungi Mikoriza Arbuskula Dalam Tanah, dan Potensi
Tanahnya Sebagai Sumber Inokulum. Jurnal Agroteknologi. 1(2):11-20.

Margono. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah dan Karakteristik Morfologi Tanaman


Jagung Pulut (Zea mays certain L.). Jurnal Agrotek MAS. 1(1): 24-30.

Masebo. 2017. Biometrics & Biostatistics International Journal Sampling and


Sampling Methods. Journal Biometrics & Biostatistics International.
2 (4): 11-16.

Masebo. 2017. Biometrics & Biostatistics International Journal Sampling and


Sampling Methods. Journal Biometrics & Biostatistics International.
2 (4): 11-16.
39

Mpapa. 2018. Karakteristik Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Jagung Pulut Di


Naungan Pohon Jati (Tectona Grandis L.). Jurnal Akademika LPPM.
1 (1): 1-10.

Mpapa. 2018. Karakteristik Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Jagung Pulut Di


Naungan Pohon Jati (Tectona Grandis L.). Jurnal Akademika LPPM.
1 (1): 1-10.

Pairunan, R arifin dan J.R Lalou. 2015. Karakteristik Sifat Fisik Tanah dan C
Pada Tanah Liat dan Lempung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
8(2): 395-405.

Patadungan, R. Rahmawati Dan S. Darman. 2016. Identifikasi Kualitas Tanah


Sawah Pada Beberapalokasi Di Lembah Palu Dengan Metode Skoring
Lowery. Journal Agroland 23(3): 243 – 250.

Patadungan, R. Rahmawati Dan S. Darman. 2016. Identifikasi Kualitas Tanah


Sawah Pada Beberapalokasi Di Lembah Palu Dengan Metode Skoring
Lowery. Journal Agroland 23(3): 243 – 250.

Sugiyono, 2016. Sifat Kimia Tanah, Tekstur Tanah dan Status Kesuburan Tanah
Pada Tanaman Sayuran. Jurnal Agrotekbis. 7(5):81-95.

Wuryandari, P. Wijayanti Dan Dwi Ispriyanti. 2018. Pengambilan Sampel


Berdasarkan Peringkat Pada Analisis Regresi Linier Sederhana. Jurnal
Gaussian. 2(3): 209-218.
40

DOKUMENTASI

Penentuan lokasi Pengukuran lahan Penentuan titik sampel

Pengambilan sampel Pengukuran tanaman Pengambilan sampel tanaman


untuk analisis jaringan
tanaman

Pengambilan sampel Pencucian tanaman Tanaman dimasukkan


tanah kedalam zipper pack

Anda mungkin juga menyukai