BIOLOGI TANAH
OLEH:
NPM : 04392111006
KELOMPOK : I [ SATU ]
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 04392111006
Semester : II (Dua)
Kelompok : I (Satu)
( IDRIS ABD.RACHMAN,SP.,M.Si )
NIP: 197003142002121001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Selaku sang pencipta
semesta alam yang telah memberikan kita dengan segala nikmat terutama, nikmat
kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga kita dapat menyelesaikan sesuatu
yang menjadi tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yaitu dapat membuat
laporan praktikum dengan judul “BIOLOGI TANAH” dapat diselesaikan dengan
baik, peulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masi jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran bersifat membangun sangat
diharapkan guna menyempurnakan laporan praktikum ini kedepannya.
Akhir kata penulis laporan ini hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan, maka apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca
maka harapan penulis, semoga adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
orang terutama penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Tujuan praktikum....................................................................................3
C. Manfaat praktikum..................................................................................3
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi tanah...........................................................................................4
B. komponen penyusun Biologi tanah.........................................................8
III BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan waktu...................................................................................17
B. Alat ada bahan.........................................................................................17
C. Metode Praktikum...................................................................................17
D. Pelaksanaan Praktikum...........................................................................18
E. Teknik analisis data.................................................................................19
A. Hasil...........................................................................................................20
B. Pembahasan...............................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................25
B. Saran..........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua mahkluk hidup didalam atau di atas tanah, hubungannya satu sama
lain serta hubungannya dengan faktor lingkungan, secara khusus dinyatakan
sebagai suatu ekologi tanah. Dalam proses pembentukan humus tersebut maka
tumbuhan yang mampu mengambil energi dan CO2 dari udara melalui
fotosintesis disebut produsen primer. Sisa-sisa dari tumbuhan ini dapat merupakan
sumber makanan bagi berbagai jenis fauna (hewan) dan mikoflora (konsumen
primer) dimana kotoran (faeces) dan sisa tumbuhan bila mati bersama dengan
sisa-sisa tanaman yang telah dihancurkan tersebut dapat menjadi humus.
Konsumen primer ini dapat menjadi sumber makanan bagi organisme yang lain
disebut konsumen sekunder, sedangkan konsumen sekunder dapat menjadi
sumber makanan bagi konsumen tertier, yang kesemuanya bila mati dan
membusuk bersama kotoran (faeces) dan bahan organik yang dihancurkan akan
menjadi humus (Hardjowigeno, 2007).
1
tetapi juga merupakan proses pembentukan senyawa-senyawa baru (sintesis) dari
hasil dekomposisi bahan organik tersebut (Hardjowigeno, 2007).
Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari bagian tanaman atau
hewan yang ada dalam tanah atau diberikan kedalam tanah baik berupa padatan
maupun cairan ataupun bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan
suatu sistem yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa tanaman maupun
hewan yang terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Untuk
mempertahankan kandungan bahan organik tanah mineral masam, salah satu
usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan pupuk kotoran ayam.
Biologi tanah merupakan studi tentang biota (organisme) yang hidup dan
beraktivitas dalam tanah. Dengan aktivitas metaboliknya berperan dalam aliran
energi dan siklus hara yang berkaitan dengan produksi bahan organik. Bila
dikaitkan dengan dampak ligkungan baik yang menguntungkan atau merugikan
keduanya dimediasi oleh proses-proses yang dilakukan mikroba tanah (Rachman,
2013).
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat berfungsi penting dalam
kelangsungan hidup mahkluk hidup. Bukan hanya fungsinya sebagai tempat
berjangkarnya tanaman, penyedia sumber daya penting dan tempat berpijak tetapi
juga fungsinya sebagai suatu bagian dari ekosistem. Selain itu, tanah juga
merupakan suatu ekosistem tersendiri. Penurunan fungsi tanah tersebut dapat
mnyebabkan terganggunya ekosistem di sekitarnya termasuk juga di dalamnya
manusia (Waluyaningsih, 2008).
2
usur hara yang diikatnya menjadi senyawa sederhana yang mendekati kebutuhan
bagi tanaman dan selanjutnya dinyatakan bahwa fungsi dari bahan organik adalah
sebagai sumber makanan dan energi bagi mikro-organisme (Hardjowigeno, 2007).
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau hewan yang
terdapat dalam di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk,
karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (kononova, 1961).
4
terjadi akibat pengolahan tanah yang salah satu penggunaan pupuk kimia secara
terus menerus.
5
lestari dan dapat di wariskan ke pada generasi yang akan dating. Bahan organik
tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisika, maupun biologi tanah. Fungsi
bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap sifat fisik, kimia,
maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut (Stevenson, 1994):
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompeks
dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau hewan yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena di
pengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961).
Bahan organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang di temukan
sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahn organik yang terdapat dalam tanah
Alfisol berkisar antara (0,05-5%) dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan
6
pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60% dan pada titik oleh kadar
bahan organik mempelihatkan kecenderungan yang menurun (pairunan, 1985).
Bahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan organik
tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan melapuk. Tingkat pelapukan
bahan organik berbeda-beda dan tercampur dari bebagai macam bahan.
Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena
memiliki beberapa peranan kunci di tanah peranan-peranan kunci bahan organik
tanah dapat dikelompok, yaitu:
Fungsi Biologi:
Fungsi Kimia
Merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah penting untuk daya pulih
tanah akibat perubahan pH tanah menyimpan cadangan hara penting, khususnya N
dan K.
Fungsi fisika
7
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah juga harus diperhatikan
karena mempengaruhi jumlah bahan organik. Millet al. (1985) berpendapat bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat
dan jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperature
tanah, tingkat aerasi tanah, topografi dan sifat penyediaan hara.
Menurut Brukman dan Brady (1974) dalam “the nature and properties off
soil” bahwa tanah itu merupakan suatu tubuh alam atau gabungan tubuh yang
dapat di anggap sebagai hasil alam bermatra tiga yang berupa paduan atau
pengrusakan dan pembusukan, yang dalam hal ini pelapukan dan pembusukan
bahan-bahan organik adalah contoh-contoh proses perusakan, sedang
pembentukan mineral baru seperti lempung tertentu seperti lapisan serta
lapisanlapisan yang khusus merupakan proses-proses pembentukan. Gaya-gaya
atau kegiatan-kegiatan tersebut menyebabkan bahan-bahan di alam membentuk
tanah.
Tanah merupakan suatu sistem yang dalam suatu keseimbangan dinamis dengan
lingkungannya (lingkungan hidup atau lingkungan lainnya). Tanah tersusun atas 5
komponen yaitu;
8
a) partikel mineral, berupa fraksi organik, perombakan bahan-bahan batuan dan
anorganik yang terdapat di permukaan bumi. Hairah dkk (2000).
b) Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan dan berbagai
hasil kotoran.
c) Air
d) Udara tanah, dan
e) Kehidupan jasad renik.
9
2. Aerasi dan CO2
Namun di lain pihak, baru sedikit petunjuk yang membuktikan bahwa cacing
tanah tidak pindah ke tempat lain sebagai respon terhadap perubahan konsentrasi
CO2. E foetida tidak merespon meskipun konsentrasi CO2 naik 25%, limit
konsentrasi CO2 dalam tanah biasanya antara 0,01 – 11,5% sedangkan cacing
tanah hanya dapat hidup pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi bahkan hingga
50% (Appelhof, 1980).
Populasi cacing tanah segera terpacu apabila tanah diberi kotoran hewan,
sebagaimana terlihat pada hasil-hasil percobaan (cit. Anas, 990) terlihat bahwa
populasi cacing tanah yang di beri pupuk kandang dapat mencapai 3-15 kali lebih
banyak ketimbang dalam tanah yang tidak diberi pupuk kandang (Rao, 1994).
10
Komponen penyusun tanah yang selanjutnya adalah bahan organik.
Komponen ini berasal dari proses dekomposisi materi organik yang berasal dari
proses dekomposisi materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan mati.
Dekomposisi yang dilakukan oleh decomposer atau detrivivor mengubah materi
organik menjadi senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam tanah.
Meskipun tersedia dalam persentase yang sedikit, yakni sekitar 5%
senyawasenyawa organik tersebut akan sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah,
terutama sifat fisik dan kimianya.
Materi organik dalam tanah yang menjadi sumber kandugan bahan organic
tanah bedasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) sumber primer adalah sumber materi organik yang berasal dari tanaman yang
telah masuk juga yang berupa bagian dari jarigan tubuhnya, seperi akar,
batang, daun, mati, dan lain sebagainya.
b) Sumber sekunder adalah sumber materi organik yang berasal dari hewanhewan
yang telah mati, termasuk juga kotoran atau bagian-bagian tubuhnya sumber
tersier adalah sumber materi organik yang berasal dari pemberian pupuk
organik, baik itu berupa pupuk kandang, atau pupuk kompos.
4. Air (25%)
11
sangat sedikit. Karena tanah mencapai titik layu permanen, tanaman biasanya
akan layu.
Air tersedia merupakan selisih kadar kapasitas lapeng dengan kadar air titik
layu permanen
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran dalam
bentuk padatan dan cairan dari hewan tercampur dengan sisa-sisa makanan dan
jerami alas kandang. Tiap ton pupuk kandang rata-rata mengandung 5 kg N2.
Pupuk kandang dapat diberikan sebagai pupuk dasar sebelum tanam, biasanya
pemberian pupuk kandang yang sudah, matang dilakukan seminggu sebelum
tanam. Untuk tanaman sayuran, pempupukan dilakukan dengan cara disebar
diantara guludan dan di tutup tipis dengan tanah. Pupuk kandang sebagai pupuk
dasar di berikan sebanyak sepertiga jumlah media tanaman (Lingga dan marsono,
2007).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga
dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat di
pengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat bobot volume, total
ruang pori, plastistas dan daya pegang air (Soepardi, 1983) Susunan kimia pupuk
kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak, umur ternak, macam pakan,
jumlah amparan, cara penanganan, dan cara penyimpanan pupuk kandang tersebut
sebelum di gunakan. Pupuk kandang mempunyai pengaruh positif terhadap sifat
fisik dan kimiawi tanah mendorong kehidupan zat renik yang merubah berbagai
faktor dalam tanah sehingga menjadi faktor-faktor yang menjamin kesuburan
tanah (Sutejo, 1987).
Menurut Novizan (2002), ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat di lihat
secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna coklat kehitaman, cukup
kering, tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentukannya sudah tidak terlihat dan temperaturnya
relative stabil).
12
Pupuk kandang mengandung tiga komponen, yaitu litter (kotoran atau
sampah) ekstra padat (bahan keluaran padat) dari hewan, dan ekstra cair (urin).
Sifat atau keadaan dan konsentrasi relative dari komponen-komponen ini dalam
macam-macam pupuk kandang adalah sangat berbeda, dari jenis hewannya, cara
pemberian makanannya dan pemeliharaan hewan-hewan tersebut. Sisa tanaman
yang merupkan kotoran pada pupuk kandang biasanya tinggi kandungan
karbonhidrat, terutama selulosa, dan rendah kandungan nitrogen maupun mineral.
Nitrogen dan mineral terkandung tinggi Pada urin, dan kandungan
karbonhidratnya sangat kecil. Sedangkan ekstra padat memiliki kandungan
protein yang tinggi, sehingga memberikan suatu media yang lebih seimbang bagi
perkembangannya mikroorganisme. Komposisi kimiawi pupuk kandang adalah
sebagai berikut:
a. Kotoran ayam menjadi salah satu bahan yang memiliki potensi bagus
untuk dijadikan pupuk organik. Di dalam kotoran ayam terkandung
beberapa unsur hara, seperti nitrogen sebesar 0,33%, kalium sebesar
0,13%, fosfor sebesar 0,11%, dan kalsium sebesar 0,26%. Pupuk kandang
13
ayam merupakan salah satu jenis pupuk yang bermanfaat sebagai bahan
paling baik untuk pembenah tanah dibanding bahan pembenah sintetis
atau buatan.
14
EM4 ini adalah aka mempercepat fermentasi bahan organik sehingga
unsur hara yang terkandung akan cepat terserat dan tersedia bagi tanaman
(Hadisuwito, 2012), dalam (wartapenilitian dan pengembangan pertanian,
2008) di dapat bawah kadar N,P,K, dan C –organik pada biokultur lebih
tinggi di bandingkan urin atau feses yang belum di fermentasi pupuk cair
dari kotoran kambing (feses) memiliki kandungan unsur hara relative
lebih seimbang di bandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran
kambing bercampur dengan air seninya (mengandung unsur hara), hal
tersebut biasanya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti
kotoran sapi (pamata, 2010) kesuburan tanah secara alami bergantung
pada unsur-unsur kimia yang tersedia di alam. Unsur-unsur kimia alami
yang terangkai menjadi bahan organik merupakan bahan penting dalam
membantu menciptakan kesuburan tanah. Bahan organik yang
ditransformasikan menjadi pupuk sangat berperan untuk perbaikan sifat
fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya bagi sifat fisik tanah di tujukan
dengan kemampuannya dalam merangsang granulasi, menurunkan
plastisitas dan kohesi serta meningkatkan kemampuan menahan air. Pada
sifat kimia tanah, peran bahan organik adalah membantu menyediakan
hara seperti nitrogen, fosfor, belerang dan kation walaupun bisa
membantu pupuk organic ini bersifat bulky dengan kadungan hara makro
dan mikronya relative lebih rendah dalam aplikasinya di perlukan dengan
jumlah banyak (Hadisuwito, 2012)
15
pertumbuhan bibit lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan bibit pada
media lainnya. Hal ini disebabkan serbuk gergaji merupakan bahan organik
dengan nilai C/N yang cukup tinggi sehingga proses dekomposisinya
membutuhkan waktu relatif lama. Meskipun jenis media serbuk gergaji secara
fisik memiliki porositas baik, namun akan sangat lama terdekomposisi secara
sempurna. Karena kandungan lignin dan selulosa yang terdapat dalam serbuk
gergaji sangat tinggi, sehingga perubahan unsur-unsur yang dikandungnya
menjadi sangat lambat untuk diubah kedalam bentuk hara tersedia bagi
tanaman. Sifat inilah yang diduga menyebabkan kandungan hara bagi tanaman
tidak dalam bentuk hara tersedia sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung
oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan terus tersedia
dalam jangka waktu yang lebih panjang, karena proses dekomposisinya masih
berlanjut mengingat penelitian hanya dilakukan selama 4 bulan sejak
penanaman benih. Apabila bahan organik memiliki C/N yang tinggi maka akan
mengimmobilisasi hara, sehingga pada saat terjadi immobilisasi tersebut
tanaman akan sulit menyerap hara karena terjadi persaingan dengan
dekomposer dan jumlah unsur tersedia bagi tanaman lebih sedikit. Dengan
demikian unsur tersedia yang dibutuhkan oleh tanaman tidak terpenuhi yang
akhirnya menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (Hanafiah,
2007).
Namun siapa sangka kalau ternyata cacing tanah merupakan salah satu
makhluk yang berguna di dunia ini dalam menjaga kelestarian lingkungan
hidup. Kebiasaannya mengurai sisa-sisa bahan organik dapat membuat cacing
tanah menghasilkan pupuk kompos dari kotorannya yang berguna bagi
tanaman dan tumbuhan (Andi, N. 2011).
16
III. METODE PENILITIAN
a. Alat.
-karung.
-tas plastik.
-lakban.
-tali.
-kater.
-alat tulis.
-kamera hp.
b. Bahan.
-pupuk kandang ayam.
-pupuk kandang sapi.
-pupuk kandang kambing.
-serbuk kayu gergaji.
-cacing tanah.
-air 680 ml.
-sampel tanah profil 1 desa subaim lapisan I, II, III dan IV.
C. Metode Praktikum
17
D. Pelaksaan Praktikum
18
Tabel 1: Proses Biologi Tanah Yang Terdapat Dalam Karung.
Air 220 ml
Air 220 ml
5 Cacing Tanah
Air 220 ml
5 Cacing Tanah
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 2: Pengamatan Biologi Tanah Kelompok I, II, III, IV, V, VI dan VII.
Organisme
Sampel Warna Aroma Gas Tekstur
Jenis Jumlah
-Kumbang 1
Coklat Amoniak/
I Bau Halus
Muda NH3
-Cacing 1
Hidrogen
Coklat
II Bau Sulfida/ Kasar -Cacing 9
Kehitaman
H2S
-Kumbang 22
Coklat Amoniak/ Halus -
III Bau -Ulat 1
Kehitaman NH3 Kasar
-Cacing 10 (mati)
-Serangga
7
Tanah
Coklat Amoniak/ Sedang - -Semut
IV Bau 6
Kehitaman NH3 Kasar Merah
-Semut
12
Putih
-Semut 15
Putih
Coklat Amoniak/ Sedang –
V Bau -keong 4
Kehitaman NH3 Kasar
-kumbang 1
-Laba-laba 2
Coklat Tidak
VI - Kasar
Kemerahan Berbau
-Ulat 2
-Kumbang
Hidrogen 10
Hitam
VII Bau Sulfida Halus
Kecoklatan -Ulat
H2S 5
Putih
B. PEMBAHASAN
20
Pembahasan Secara ekologis tanah tersusun atas tiga kelompok material,
yaitu material hidup (faktor biotik) berupa biotik (jasad-jasad hayati), faktor
abiotik berupa bahan organik dan faktor abiotik berupa pasir, debu dan liat.
1. Jenis
Pupuk Kompos Pada percobaan biologi tanah ini, jenis kompos yang
digunakan oleh kelompok I–VII berturut-turut adalah :
b. pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, daun linggue, cacing 10 ekor,
sampel tanah merah, dan air 220ml.
e. Pupuk kandang kambing, daun linggue, daun petai cina, sampel tanah
subaim, dan cemara jaya dan cacing 10 ekor.
f. Pupuk kandang ayam daun orok-orok, daun petai china, sampel tanah,
cacing 10 ekor, air 880ml.
g. Pupuk kandang sapi, daun kelor, sampel tanah LI-LIV dan cacing 10 ekor
2. Warna
21
penyusunnya. Pada proses pengomposan akan terjadi penguraian bahan organik
oleh aktivitas mikroba, yaitu mikroba akan mengambil air, oksigen dan nutrisi
dari bahan organik yang kemudian bahan organik tersebut akan mengalami
penguraian dan membebaskan CO2 dan O2.
4. Tekstur
22
memiliki tekstur halus kasar di sebabkan karena pupuk kandang kambing
sedangkan kasarnya di sebabkan karena pupuk kandang ayam.
Menurut Supriyono (2010. 80-83), tekstur adalah nilai raba dan halus
kasarnya suatu permukaan benda. Tekstur dapat bersifat nyata dan dapat pula
tidak nyata (tekstur semu) tekstur sering di gunakan untuk mengatur
keseimbangan dan kontraks. Di komputer tersedia banyak citra tekstur dan
patern.
Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan indra peraba (ujung
jari) tekstur raba ini sifatnya nyata artinya dapat dilihat tampak kasar, di raba
pun nyata kasar. Ujung jari tidak dapat di tipu, termasuk tekstur raba adalah
tekstur kasar halus, licin kasar, dan keras lunak.
5. Organisme
adalah:
1. Jenis hewan
2. Umur hewan
3. Jenis makanan
4. Alas kandang
23
Pupuk kandang panas adalah pupuk kandang yang cepat melepaskan panas
karena kadar airnya rendah seperti pupuk kandang ayam, kambing, domba dan
kuda.
Sementara pupuk kandang sapi dan babi termasuk pupuk kandang dingin
karena lambat melepaskan panas sebab kadar airnya yang cukup tinggi. Diantara
pupuk kandang panas dan dingin para ahli sepakat bahwa pupuk kandang panas
lebih cepat terurai atau terdekomposisi dibandingkan dengan pupuk kandang
dingan (Rachman,2021).
24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Warna yang diperoleh pada saat pembongkaran pada tiap kelompok memiliki
warna yang cenderung gelap, yaitu rata-rata hitam kecoklatan
2. Pada kelompok I, II, III, IV, V dan VII memiliki aroma yang sama dengan jenis
gas yang bereda-beda (NH3 dan H2S), sedangkan kelompok VI tidak
memiliki aroma dan jenis gas.
3. Tekstur pupuk pada setiap kelompok berbeda-beda yaitu kelompok I dan VII
(halus), kelompok II dan VI (kasar), kelompok IV dan V (sedang-kasar) dan
kelompok III (halus-kasar).
B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan perlu adanya praktikum lebih lanjut akan
upaya peningkatan pengetahuan terhadap biologi tanah. Peneliti menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyajian laporan ini. Oleh karena itu,
praktikum mengharapkan kritik dan saran guna untuk melengkapi laporan ini.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih
25
DAFTAR PUSTAKA
26
mangium ditinjau dari kesuburan tanah. Jurnal penelitian hutan tanaman. Vol.
V. No2: P.109-118
Novizan. 2002. petunjuk pemupukan yang efektif. Penerbit .PT. Agramedia
Pustaka.Jakarta
Pairunan, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan
Tinggi Indonesia Timur
Rachman A.I.2013 Pedoman Pengamatan Tanah. Fakultas Pertanian Universitas
Khairun Ternate
______________2021.Bahan Kuliah Biokimia.Fakultas Pertanian Universitas
Khairun Ternate
______________2021. Bahan Kuliah Kesehatan Tanah dan Pemupukan.
Rao,N.S 1994. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara. Jakarta
27
LAMPIRAN – LAMPIRAN
28
29