Anda di halaman 1dari 17

BIOLOGI TANAH

“EKOSISTEM TANAH”
Dosen Pengampu : Ir. Ni Nengah Soniari, M.p

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Dera Egi Maretta Br Ginting (2306541001)

Erika Melani Batuara (2306541002)

KELAS A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan Rahmat:Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekosistem Tanah” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat demi terciptanya masyarakat yang sadar akan
pentingnya sektor pertanian dan dampak dari pertanian hingga saat ini.

Jimbaran, 4 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Pengertian Ekosistem Tanah .......................................................... 3

2.2 Komponen Ekosistem ..................................................................... 4

2.3 Interaksi Dalam Ekosistem Tanah ................................................. 8

2.4 Fungsi Ekosistem Tanah ................................................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang komplek, didalamnya
mengandung bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan berbagai jenis
organisme. Organisme tanah (makroorganisme dan mikroorganisme) merupakan
salah satu bagian tanh yangmemiliki beragam fungsi untuk menjalankan beragam
proses penting bagi kehisupam terrestrial. Sebagai negara kepulauan di kawasan
vulkanik tropika basah dengan jumlah pulau lebih dari 17 ribu, panjang pantai lebih
dari 81 ribu km, dan indeks erupsi lebih dari 99% (Munir 1998) Indonesia memiliki
keaneka ragaman sumber daya hayati sangat tinggi (mengabiodiversitas).

Pembentukan daratan dipengaruhi oleh kekuatan endogen ataupun


vulkanik menghasilkan bentang lahan berombak samapai berbukit. Faktor
pembentuk tanah seperti curah hujan tinggi, topografi berombak-bergelombang
menyebabkan degradasi lahan seperti erosi dan aliran permukaan berjalan intensif.
Penanggullangan degradasi lahan dengan bangunan konservasi tanah dan air serta
pengadaan infrastruktur pertanian lainnya menjadi mahal. Pengelolaan sumber daya
lahan berbasis daya dukung local/setempat dan mengurangi asupan dari luar
penting dilakukan untuk mengurangi biaya produksi, sehingga kegiatan usaha tani
menjadi murah dan efisien serta dapat menjadga keseimbangan ekosistem dan
ramah lingkungan.

Tanah-tanah di daerah tropika basah didominasi oleh tanah-tanah tua


seperti Oxisols dan Ultisols dengan lapisan olah tipis. Kesuburan tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman cepat mengalami penurunan dan bahkan epat
mengalami degradasi, kandungan bahan organic dan pH tanah rendah, serta terdapat
lapisan bawah yang padat (argilik). Oleh karena itu pengembangan pertanian yang
lestari dan ramah lingkungan selayaknya memperhatikan dan memberdayakan
sumber daya hayati tanh, mengurangi laju penyusutan bahan organik, mengurangi
erosi dan pencucian hara.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem tanah?
2. Perbedaan komponen biotik dan abiotik?
3. Apa saja interaksi dalam ekosistem?
4. Apa fungsi ekosistem tanah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi ekosistem tanah
2. Untuk mengetahui perbedaan komponen biotik dan abiotik
3. Untuk mengetahui interaksi dalam ekosistem
4. Untuk mengetahui fungsi ekosistem tanah

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem Tanah


Organisme-organisme di alam memiliki hubungan yang tak terpisahkan
dengan lingkungannya dan hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
yang dikenal sebagai ekosistem. Menurut Mulyadi (2010, hlm.1) mengatakan,
“Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia
mengemukakan bahwa bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik
(tumbuhan, cahaya, udara, air, tanah, dsb.) di alam, sebenarnya merupakan
hubungan antara komponen yang membentuk suatu sistem”. Pada pengertian lain
mengenai ekosistem menurut Irwan (2017, hlm.28) mengatakan. “Ekosistem
merupakan Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan
kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya terjadi antar hubungan”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas mengenai pernertian ekosistem, dapat
disimpulkan bahwa ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan hidupnya dan akan membentuk suatu sistem yang
merupakan unit utama dalam kajian ekologi.

Ekosistem tanah merupakan suatu set komponen yang relatif komplek dan
satu sama lain saling tergantung.sebagia suatu ekosisitem, tanah terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik terdiri dari kelembaban,
suhu/udara, tanah, CO2, unsur hara, sinar matahari, bahan organic dan bahan
anorganik lainnya yang merupakan medium/subtract untuk berlangsungnya
kehidupan.sementara komponen biotik terbagi atas produsen yang dalam hal ini
adalah biota heterotroph seperti mikroba, herbivora dan karnivora. Lingkungan
biotik dan abiotik yang berfungsi bersama sebagai suatu sistem yang disebut
ekosistem.

Kelompok makhluk hidup sejenis yang terdapat disuatu tempat disebut


populasi, misalnya: populasi cacing, populasi bakteri,dll. Populasi organisme
berbeda yang hidup dalam satu daerah tertentu disebut komunitas (lingkungan

3
biotik), contoh: komunitas sawah, padang rumput, rawa-rawa, dll. Komunitas pada
sawah biasanya terdiri dari: populasi tanaman, ganggang hijau biru, azolla, rumput,
tikus sawah, keong, bedut, capung dan ular.

2.2 Komponen Ekosistem


Suatu ekosistem akan mempunyai dua komponen utamanya, yaitu
komponen abiotik (komponen tak hidup) dan komponen biotik (komponen hidup).
Kedua komponen ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem,
tanpa salah satu diantaranya ekosistem tidak akan berfungsi. Cartono dan Nahdiah
(2008, hlm. 28-29) menjelaskan bahwa : Komponen abiotik meliputi semua faktor-
faktor non hidup dari suatu kondisi lingkungan, seperti cahaya, hujan. Nutrisi dan
tanah faktor faktor lingkungan ini tidak saja menyediakan energi dan materi
penting, tetapi juga mempunyai peranan penting dalam menentukan tumbuh-
tumbuhan dan juga hewan yang mampu berada disuatu habitat. Komponen biotik,
meliputi semua faktor hidup yang secara garis besarnya dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

1. Komponen Biotik
a. Produsen

Produsen merupakan organisme yang mampu menghasilkan zat makanan


sendiri yang disebut autotroph melalui fotosistesis. Beberapa tumbuhan yang
termasuk pada kelompok ini ialah jenis tumbuhan hijau atau tumbuhan yang
memiliki zat klorofil. Kemudian produsen ini dimanfaatkan oleh organisme-
organisme yang tidak mampu menghasilkan makanan sendiri atau heterotroph yang
mengambil peran sebagai konsumen.

b. Konsumen
Konsumen merupakan organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan. sendiri tetapi selalu mengkonsumsi zat makanan yang diproduksi oleh
organisme atau makhluk lain. Ada beberapa produsen yang tergolong sebagai
pemakai atau konsumen itu sendiri:

Konsumen Tingkat I adalah organisme yang secara langsung mengambil zat


makanan dari tumbuhan hijau yang disebut herbivora. Contoh: tikus sawah dan

4
belalang. Konsumen Tingkat II adalah organisme yang mendapat makanan dengan
ccara memangsa herbivora yang disebut sebagai karnivora. Contoh: katak dan
ayam. Konsumen Tingkat III adalah organisme yang berada di posisi teratas dalam
rantai makanan. Hewan ini disebut sebagai predator karena tidak mempunyai
pemangsa. Contoh: harimau, buaya dan elang.

c. Decomposer (pengurai)
Adalah jasad renik yang berperan untuk menguraikan bahan-bahan organik
yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembungan sisa
pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai ini, organisme-organisme yang
telah mati dan membusuk akan cepat terurai ke dalam tanah dan membuat tanah
menjadi subur karena adanya tumbuhan unsur hara. Selain itu, akitivitas pengurai
juga akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan dipakai dalam proses
fotosintesis.

d. Detritivore (penghancur)
Merupakan sekelompok makhluk hidup yang menghancurkan bahan-bahan
organic dan sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang sudah mati menjadi hancuran-
hancuran. Conoth: rayap, semut dan belalang.

2. Komponen Abiotik
a. Suhu

Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi
adalah radiasi matahari. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup karena sangat menentukan aktivitas enzim didalam tubuh
organisme. Sel bisa pecah bila air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu
di bawah 0 "C, dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami
denaturasi pada suhu di astas 45 °C. selain itu juga, jumlah organisme dapat
mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat
rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi memungkinkan beberapa
organisme hidup diluar kisaran suhu tersebut. Suhu internal suatu organisme
sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkungannya, dan

5
sebagian besar organisme tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi
beberapa derajat di atas atau di bawah suhu lingkungan sekitar. Sebagai makhluk
endotermis sekalipun akan bekerja paling baik di dalam kisaran suhu lingkungan
tertentu yang bervariasi menurut spesies.

b. Cahaya
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya
matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.

c. Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme
yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun
tersebut.

d. Tanah

Tanah memiliki sifat, tekstur dan kandungan garam mineral tertentu.


Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral tanah akan membatasi persebaran
tumbuhan dan hewan. Pada aliran sungai, komposisi tanah dapat mempengaruhi
faktor kimia air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan
penghuni ekosistem tersebut. Pada lingkungan laut, struktur substrat dan zona
pasang-surut dan pada dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat
menempel pada bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karena
merupakan media bagi tumbuhan yang tumbuh. diatasnya, sebagai sumber nutrisi
dan tempat melekatkan diri dengan akarnya.

6
e. Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di tanah dan udara.
Kelembapan udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan
tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mahluk
hidup. agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Sebagai contoh, jamur
dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab,sedangkan kadal gurun pasir
memerlukan habitat sebaliknya.

f. Garam-garam mineral

Garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sukfur, kalsium dan
natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air.
Contohnya kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan
ion natrium dan klorida menentukan tingkat salinitas (kadar garam) tumbuhan
pengambil garam- garam mineral (unsure hara) dan air dari tanah untuk proses
fotosintesis. Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu untuk
dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.

g. Topografi

Topografi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi di suatu daerah,


topografi berkaitan dengan cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah.
Sebagai contoh, keankekaragaman hayati di aderah perbukitan berbeda dengan
keanekaragaman hayati di dataran rendah. Organisme yang hidup di daerah
perbukitan akan berbeda pula dengan daerah dataran rendah, sehingga topografi
mempengaruhi penyebaran makhluk hidup.

h. Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka
waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro
meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.

7
2.3 Interaksi Dalam Ekosistem Tanah
Dalam suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotil saling berinteraksi dan
berhubungan tmbal balik. Macam-macam interaksi dalam ekosistem yaitu:

1. Interaksi antar komponen biotik


a. Mutualisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua
spesies yang berbeda yang saling menguntungkan.
b. Komensialisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua
spesies yang berbeda yang mana hanya satu organisme saja yang
memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh.
c. Alelopati merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua
spesies yang berbeda yang mana hanya satu organisme dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan organisme lainnya
melalui pelepasan toksin atau racun.
d. Predasi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies
yang berbeda yang mana satuj organisme memakan organisme lainnya.
e. Kompetisi merupakan hubungan atau interaksi antar organisme san
spesies yang berbeda yang terjadi karena adanya persaingan untuk
mendapat sumber daya yang terbatas.
f. Parasitisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua
spesies yang berbeda yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup
Bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan
menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.
2. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik
Interaksi antar komponen biotik terhadap abiotik, contohnya
pengaruh cacing terhadap kesuburan tanah, pengaruh tumbuhan terhadap
kesuburan tanah, kebersihan udara dan ketersediaan air, serta pengaruh
manusia terhadap komponen abiotik lainnya.
Interaksi antar komponen abiotik terhadap biotik, contohnya
pengaruh air, Cahaya, udara dan suhu oragnisme.

8
2.4 Fungsi Ekosistem Tanah
Fungsi Tanah Dalam Ekosistem Sebagai Habitat Untuk Organisme
Tanah. Oraganisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua
makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh
atau Sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Ada beberapa
organisme tanah, diantaranya adalah:

- Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites),


kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar
menjadi bagian-bagian kecil.

- Pembusuk (decomposer) bahan organik seperti jamur dan bakteri yang

memecahkan bahan-bahan cellular.

Berdasarkan peranannya, organisme tanah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:


organisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
organisme yang merugikan tanaman, dan organisme yang tidak menguntungkan
dan tidak merugikan.

Pentingnya organisme tanah diantaranya adalah: Pertama Mendaur ulang bahan


organik tanah. Organisme tanah mendaur ulang (recycle) bahan organik dengan
cara memakan bahan tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan dan organisme
tanah yang lain. Mereka memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil sehingga dapat dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan bakteri. Ketika
mereka memakan bahan organik, sisa makanan dan kotoran mereka dapat
membantu perbaikan struktur dan kesuburan tanah. Organisme tanah membantu
meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Ketika organisme tanah memakan
bahan organik atau makanan yang lain, sebagian hara yang tersedia disimpan
didalam tubuh mereka dan hara yang tidak diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran
mereka (sebagai contoh,fosfor dan nitrogen). Hara di dalam kotoran orgnisma tanah
ini dapat diserap oleh akar tanaman. Sebagian organisme tanah membina hubungan
simbiosis dengan akar tanaman dan dapat membantu akar tanaman menyerap lebih
banyak unsur hara dibandingkan kalau tidak ada kerjasama dengan organisme
tanah. Sebagai contoh adalah mycorrhiza, yang membantu tanaman untuk

9
menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia membantu tanaman untuk
menyerap lebih banyak nitrogen. Organisme tanah memperbaiki struktur tanah
Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi
agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang
berbentuk dan bersifat seperti perekat (organic gum). Jamur-jamuran memproduksi
bahan berupa benang-benang halus.

Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan organisme yang terdapat di dalam
tanah ini diantaranya adalah: Lahan padi sawah. Tanah padi sawah biasanya diolah
sampai menjadi lumpur, memiliki lapisan bajak yang sangat padat, dan harus
terendam air, jadi bukanlah habitat yang sesuai bagi organisme tanah, kecuali bagi
yang dapat hidup di dalam air seperti alga yang dapat mengikat nitrogen. Ini berarti
bahwa usaha-usaha untuk membangun organisme tanah perlu difokuskan pada
daerah lahan kering.

Drainase sistem yang tidak memadai di daerah pinggiran pantai. Sebagian lahan
pertanian kering didaerah pantai tidak memiliki drainase system yang baik, jadi
cenderung terendam pada saat musim hujan. Salah satu cara yang mungkin dapat
digunakan untuk meningkatkan organisme tanah di daerah seperti ini adalah dengan
penggunaan bedengan-bedengan yang tingginya melebihi ketinggian air tanah pada
saat banjir. Pembuatan bedengan ini akan memerlukan pengetahuan local dari
penyuluh pertanian atau petani mengenai ketinggian air tanah.

Ketersediaan bahan makanan yang rendah bagi organisme tanah. Tingginya


kelembaban udara dan suhu di daerah tropis (termasuk Aceh) menyebabkan
tingginya pembusukan bahan organic. Konsekuensinya adalah bahwa petani di
daerah tropis perlu lebih sering menambah bahan organik kedalam tanah untuk
menjamin makanan yang cukup bagi tenaga kerja mereka (organisme tanah). Ini
khususnya sangat penting di tanah berpasir daerah pantai Aceh karena tanah pasiran
tersebut sangat kekurangan bahan organik dan unsur hara dan juga bukanlah habitat
yang baik untuk organisme. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Penggunaan
pupuk yang berlebihan dapat membunuh organisme tanah karena ketidak
seimbangan hara.

10
Penggunaan bahan-bahan kimia yang lain (pestisida, herbisida, dan fungisida)
juga dapat membunuh organisme tanah yang baik, mempengaruhi ketersediaan hara
tertentu, dan menyebabkan serangan hama dan penyakit. Untuk meningkatkan
organisme tanah, sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia harus secara tepat guna
(tidak berlebihan), pupuk sebaiknya diberikan secara bertahap, dan kehidupan.
pemangsa-pemangsa (predator) alami harus dibina untuk mengendalikan serangan
hama/serangga tertentu.

Oleh karena itu diperlukan cara-cara untuk memperkaya organisme tanah

melalui cara pengolahan lahan yang baik diantaranya:

Menyediakan makanan. Petani dapat menyediakan bahan makanan untuk


organisme tanah dengan cara memelihara tanaman penutup tanah dan menambah
bahan organik seperti mulsa, kompos, merang, pupuk hijau, dan pupuk kandang ke
dalam tanah yang mereka kelola.

Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik). Seperti mahluk hidup
yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen untuk hidup. Petani dapat
menjamin ketersediaan oksigen yang cukup untuk organisme tanah dengan cara
mencegah pemadatan tanah. Pemadatan tanah dapat mengurangi pori-pori tanah
sehingga ketersedian udara menjadi lebih sedikit. Pemadatan tanah dapat terjadi
apabila tanah diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau dilalui mesin-mesin berat
secara berlebihan (trampling), terutama pada saat tanah sedang basah.
Menyediakan air, organisme tanah juga membutuhkan air dalam jumlah
tertentu. Tetapi kalau terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka bisa mati
karena kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air didalam tanah
dengan cara memperbaiki struktur tanah. Aggergate tanah yang lebih besar dapat
menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat mengeluarkan kelebihan air
melalui pori-pori besar. Drainase yang cukup di lahan yang banjir juga dapat
memperbaiki kondisi tanah untuk habitat organisme tanah.

11
Melindungi habitat biota, petani dapat mendukung kehidupan organisme tanah
dengan cara melindungi habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup tanah
adalah cara yang terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari bahaya
kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka. Penggunaan
mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme tanah.
Musa plastik dapat mengurangi resiko penyakit dan hama tertentu karena mulsa
tersebut cenderung meningkatkan suhu permukaan tanah dan dapat menghambat
pergerakan hama dari tanah ke tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat
meningkatkan bahan organik tanah sehingga pendauran ulang unsur hara tidak
terjadi. Cara yang lain adalah dengan pengolahan tanah yang tepat guna.
Pengolahan tanah yang berlebihan dapat merusak pori-pori tanah dimana organisme
tanah hidup.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama,
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri dari mskhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan, dan manusia.

3.2 Saran
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan. Jagalah
kelestarian dan keberlagsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung
risiko pencemaran dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal
semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan
pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Terpeliharanya
ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggungjawab yang menuntut peran
serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
Oleh karena itu, pembangunan yang bujaksana harus dilandasi wawasan
lingkungan

13
DAFTAR PUSTAKA

UTOMO, Ir Muhajir, et al. Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana,


2016.

N.H. Susanto dan R.A. Supriadi. Komponen Ekosistem Tanah Dan Fungsinya.
(2019)

A.M. Kurniawan dan E.M. Syamsiah. Fungsi dan Peran Ekosistem Tanah. (2016)

Utomo sw. 2014, Ekosistem tanah. Respository.ut.ac.id

14

Anda mungkin juga menyukai