“EKOSISTEM TANAH”
Dosen Pengampu : Ir. Ni Nengah Soniari, M.p
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
KELAS A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan Rahmat:Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekosistem Tanah” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan............................................................................................... 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem tanah?
2. Perbedaan komponen biotik dan abiotik?
3. Apa saja interaksi dalam ekosistem?
4. Apa fungsi ekosistem tanah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi ekosistem tanah
2. Untuk mengetahui perbedaan komponen biotik dan abiotik
3. Untuk mengetahui interaksi dalam ekosistem
4. Untuk mengetahui fungsi ekosistem tanah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Ekosistem tanah merupakan suatu set komponen yang relatif komplek dan
satu sama lain saling tergantung.sebagia suatu ekosisitem, tanah terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik terdiri dari kelembaban,
suhu/udara, tanah, CO2, unsur hara, sinar matahari, bahan organic dan bahan
anorganik lainnya yang merupakan medium/subtract untuk berlangsungnya
kehidupan.sementara komponen biotik terbagi atas produsen yang dalam hal ini
adalah biota heterotroph seperti mikroba, herbivora dan karnivora. Lingkungan
biotik dan abiotik yang berfungsi bersama sebagai suatu sistem yang disebut
ekosistem.
3
biotik), contoh: komunitas sawah, padang rumput, rawa-rawa, dll. Komunitas pada
sawah biasanya terdiri dari: populasi tanaman, ganggang hijau biru, azolla, rumput,
tikus sawah, keong, bedut, capung dan ular.
1. Komponen Biotik
a. Produsen
b. Konsumen
Konsumen merupakan organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan. sendiri tetapi selalu mengkonsumsi zat makanan yang diproduksi oleh
organisme atau makhluk lain. Ada beberapa produsen yang tergolong sebagai
pemakai atau konsumen itu sendiri:
4
belalang. Konsumen Tingkat II adalah organisme yang mendapat makanan dengan
ccara memangsa herbivora yang disebut sebagai karnivora. Contoh: katak dan
ayam. Konsumen Tingkat III adalah organisme yang berada di posisi teratas dalam
rantai makanan. Hewan ini disebut sebagai predator karena tidak mempunyai
pemangsa. Contoh: harimau, buaya dan elang.
c. Decomposer (pengurai)
Adalah jasad renik yang berperan untuk menguraikan bahan-bahan organik
yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembungan sisa
pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai ini, organisme-organisme yang
telah mati dan membusuk akan cepat terurai ke dalam tanah dan membuat tanah
menjadi subur karena adanya tumbuhan unsur hara. Selain itu, akitivitas pengurai
juga akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan dipakai dalam proses
fotosintesis.
d. Detritivore (penghancur)
Merupakan sekelompok makhluk hidup yang menghancurkan bahan-bahan
organic dan sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang sudah mati menjadi hancuran-
hancuran. Conoth: rayap, semut dan belalang.
2. Komponen Abiotik
a. Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi
adalah radiasi matahari. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup karena sangat menentukan aktivitas enzim didalam tubuh
organisme. Sel bisa pecah bila air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu
di bawah 0 "C, dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami
denaturasi pada suhu di astas 45 °C. selain itu juga, jumlah organisme dapat
mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat
rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi memungkinkan beberapa
organisme hidup diluar kisaran suhu tersebut. Suhu internal suatu organisme
sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkungannya, dan
5
sebagian besar organisme tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi
beberapa derajat di atas atau di bawah suhu lingkungan sekitar. Sebagai makhluk
endotermis sekalipun akan bekerja paling baik di dalam kisaran suhu lingkungan
tertentu yang bervariasi menurut spesies.
b. Cahaya
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya
matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
c. Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme
yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun
tersebut.
d. Tanah
6
e. Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di tanah dan udara.
Kelembapan udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan
tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh mahluk
hidup. agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Sebagai contoh, jamur
dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab,sedangkan kadal gurun pasir
memerlukan habitat sebaliknya.
f. Garam-garam mineral
Garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sukfur, kalsium dan
natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air.
Contohnya kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan
ion natrium dan klorida menentukan tingkat salinitas (kadar garam) tumbuhan
pengambil garam- garam mineral (unsure hara) dan air dari tanah untuk proses
fotosintesis. Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu untuk
dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
g. Topografi
h. Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka
waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro
meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.
7
2.3 Interaksi Dalam Ekosistem Tanah
Dalam suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotil saling berinteraksi dan
berhubungan tmbal balik. Macam-macam interaksi dalam ekosistem yaitu:
8
2.4 Fungsi Ekosistem Tanah
Fungsi Tanah Dalam Ekosistem Sebagai Habitat Untuk Organisme
Tanah. Oraganisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua
makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh
atau Sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Ada beberapa
organisme tanah, diantaranya adalah:
9
menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia membantu tanaman untuk
menyerap lebih banyak nitrogen. Organisme tanah memperbaiki struktur tanah
Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi
agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang
berbentuk dan bersifat seperti perekat (organic gum). Jamur-jamuran memproduksi
bahan berupa benang-benang halus.
Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan organisme yang terdapat di dalam
tanah ini diantaranya adalah: Lahan padi sawah. Tanah padi sawah biasanya diolah
sampai menjadi lumpur, memiliki lapisan bajak yang sangat padat, dan harus
terendam air, jadi bukanlah habitat yang sesuai bagi organisme tanah, kecuali bagi
yang dapat hidup di dalam air seperti alga yang dapat mengikat nitrogen. Ini berarti
bahwa usaha-usaha untuk membangun organisme tanah perlu difokuskan pada
daerah lahan kering.
Drainase sistem yang tidak memadai di daerah pinggiran pantai. Sebagian lahan
pertanian kering didaerah pantai tidak memiliki drainase system yang baik, jadi
cenderung terendam pada saat musim hujan. Salah satu cara yang mungkin dapat
digunakan untuk meningkatkan organisme tanah di daerah seperti ini adalah dengan
penggunaan bedengan-bedengan yang tingginya melebihi ketinggian air tanah pada
saat banjir. Pembuatan bedengan ini akan memerlukan pengetahuan local dari
penyuluh pertanian atau petani mengenai ketinggian air tanah.
10
Penggunaan bahan-bahan kimia yang lain (pestisida, herbisida, dan fungisida)
juga dapat membunuh organisme tanah yang baik, mempengaruhi ketersediaan hara
tertentu, dan menyebabkan serangan hama dan penyakit. Untuk meningkatkan
organisme tanah, sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia harus secara tepat guna
(tidak berlebihan), pupuk sebaiknya diberikan secara bertahap, dan kehidupan.
pemangsa-pemangsa (predator) alami harus dibina untuk mengendalikan serangan
hama/serangga tertentu.
Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik). Seperti mahluk hidup
yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen untuk hidup. Petani dapat
menjamin ketersediaan oksigen yang cukup untuk organisme tanah dengan cara
mencegah pemadatan tanah. Pemadatan tanah dapat mengurangi pori-pori tanah
sehingga ketersedian udara menjadi lebih sedikit. Pemadatan tanah dapat terjadi
apabila tanah diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau dilalui mesin-mesin berat
secara berlebihan (trampling), terutama pada saat tanah sedang basah.
Menyediakan air, organisme tanah juga membutuhkan air dalam jumlah
tertentu. Tetapi kalau terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka bisa mati
karena kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air didalam tanah
dengan cara memperbaiki struktur tanah. Aggergate tanah yang lebih besar dapat
menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat mengeluarkan kelebihan air
melalui pori-pori besar. Drainase yang cukup di lahan yang banjir juga dapat
memperbaiki kondisi tanah untuk habitat organisme tanah.
11
Melindungi habitat biota, petani dapat mendukung kehidupan organisme tanah
dengan cara melindungi habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup tanah
adalah cara yang terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari bahaya
kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka. Penggunaan
mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme tanah.
Musa plastik dapat mengurangi resiko penyakit dan hama tertentu karena mulsa
tersebut cenderung meningkatkan suhu permukaan tanah dan dapat menghambat
pergerakan hama dari tanah ke tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat
meningkatkan bahan organik tanah sehingga pendauran ulang unsur hara tidak
terjadi. Cara yang lain adalah dengan pengolahan tanah yang tepat guna.
Pengolahan tanah yang berlebihan dapat merusak pori-pori tanah dimana organisme
tanah hidup.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama,
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri dari mskhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan, dan manusia.
3.2 Saran
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan. Jagalah
kelestarian dan keberlagsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung
risiko pencemaran dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal
semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan
pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Terpeliharanya
ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggungjawab yang menuntut peran
serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
Oleh karena itu, pembangunan yang bujaksana harus dilandasi wawasan
lingkungan
13
DAFTAR PUSTAKA
N.H. Susanto dan R.A. Supriadi. Komponen Ekosistem Tanah Dan Fungsinya.
(2019)
A.M. Kurniawan dan E.M. Syamsiah. Fungsi dan Peran Ekosistem Tanah. (2016)
14