EKOSISTEM TERESTRIAL
Disusun Oleh :
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah
yang berjudul “Ekosistem Terestrial” dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu
Oikos berarti rumah dan Logos beraryi ilmmu atau pelajaran. Secara etimilogis
ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata
lain definisi dari ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi tanaman adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman (tumbuhan yang
dibudidayakan) dengan lingkungannya.1
1
Chairani Hanum, Ekologi Tanaman, (Medan: USU Press, 2009), hal. 2.
2
Cecie Starr, dkk., Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12 Buku 1, (Jakarta:
Salemba Teknika, 2012), hal. 6.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem ?
2. Apa yang dimaksud dengan ekosistem terestrial ?
3. Apa jenis-jenis dari ekosistem terestrial ?
4. Bagaimana energi dalam ekosistem ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem
2. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem terestrial
3. Untuk mengetahui pembagian dari ekosistem terestrial
4. Untuk memahami energi dalam ekosistem
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem atau sistem ekologi ialah satu unit tunggal dari komuniti
tumbuhan dan hewan bersama-ssama dengan semua interaksi faktor-faktor fisik
dari lingkungan yang ada didalamnya.4 Eksistem dapat didefinisikan sebagai
suatu kelompok organisme yang saling berinteraksi satu sama lain, dan
berinteraksi pula terhadap lingkungannya secara terus menerus.5
3
Rahardjanto, Ekologi Tumbuhan, (Malang: UMM, 2001), hal. 98.
4
Op.cit., hal. 8.
5
Sudarmadji, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Jember : Universitas Jember, 2004), hal. 19.
6
Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2017), hal. 10.
3
B. Pengertian Ekosistem Terestrial
Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan eksternalnya di
dominasi oleh daratan. Telah kita ketahui bahwa luas permukaan bumi adalah
510.056.000 km2, sedang luasnya 49.137.000 km2 berupa daratan (29,24%),
sisanya berupa larutan. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, daratan
dibedakan menjadi :
- Daratan rendah : 25 m/dpl
- Perbukitan/daratan tinggi : 500 m/dpl
- Pegunungan : 500 m/dpl
Ekosistem terestrial yaitu suatu tempat daratan yang meliputi semua
organisme di dalam suatu daerah yang saling memperngaruhi dengan lingkungan
fisiknya sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman
biotik dan daur-daur materi yang terperinci di dalam sistem.
C. Jenis Ekosistem Terestrial
4
Penampang tanah digambarkan sebagai berikut :
5
a) Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma antara lain sebagai berikut.
1. Bioma Padang Rumput / Stepa
Keberadaan bioma padang rumput terbentang dari daerah tropik sampai
ke daerah subtropik.
Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu sebagai berikut.
a. Porositas (pori tanah) rendah dan drainase kurang baik, sehingga
tumbuhan tidak mampu menyimpan air
b. Curah hujan sekitar 25-50 cm per tahun, tetapi tidak teratur.
c. Suhu rata – rata 18 – 30oC.
Tumbuhan yang hidup di bioma ini umumnya jenis rumput. Hal itu
disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem
penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput
tumbuh dengan subur. Rumputnya dapat mencapai 3 meter, misalnya
Bluestem dan Indiana garsses yang biasanya hidup di daerah yang
bercurah hujan tinggi. Selain itu, di daerah padang rumput yang pendek,
misalnya Bufallo grasses dan Grama. Di bioma padang rumput juga
terdapat berbagai jenis hewan antara lain singa, harimau, bison,
kanguru, kerbau, gajah, kijang, jerapah, dan berbagai hewan pengerat.
2. Sabana
Sabana terdapat di daerah sekitar khatulistiwa (daerah beriklim tropis).
Ciri-ciri:
1. Curah hujan tinggi sekitar 90 – 150 cm per tahun.
2. Tumbuhan yang mendominasi yaitu rerumputan dan pohon yang
tumbuh menyebar, misalnya palem dan akasia.
6
kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah
hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan
sama sekali. Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin.
Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan.
Hewan yang hidup di sabana, antara lain gajah, jerapah, zebra, singa
dan berbagai serangga.
3. Bioma Gurun
Bioma gurun umumnya terdapat di daerah tropic dan berbatasan dengan
padang rumput. Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Tanahnya tandus dan gersang
b. Curah hujan rendah sekitar 25 cm per tahun
c. Pancaran sinar matahari sangat terik, kelembapan udara sangat
rendah
d. Terjadi perbedaan suhu antara siang dan malam yang sangat tinggi.
Pada siang hari suhu dapat mencapai 45oC, sedangkan malam hari
suhu mencapai 0oC.
Tumbuhan yang mampu hidup di bioma gurun pada umumnya
tumbuhan sukulen berbagaii belukar akasia dan kaktus. Sedangkan
hewan yang hidup di bioma ini umumnya bertubuh kecil dan hidup di
lubang, misalnya hewan pengerat, ular, dan kalajengking. Sementara itu
hewan gurun yang bertubuh besar memiliki kantong contohnya unta.
4. Bioma Taiga (Subartic-Subalpine Needle-Leaved Forest)
Bioma ini terbentang di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik. Tiaga sering di sebut boreal atau hutan berdaun jarum (
konifer ). Bioma taiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Curah hujan antara 50 - 125 cm per tahun.
b. Musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang
panas sangat singkat
c. Perbedaan suhu antara musim panas dengan musim dingin sangat
tinggi
d. Hujan turun hanya pada musim panas.
7
Tumbuhan khas yang hidup di bioma ini adalah conifer, misalnya
spruce (Picea sp.), juniper (Juniperus sp.), alder (Alnus sp.), dan birch
(Betula sp.). Pada musim panas, masa pertumbuhan tumbuhan hanya
berlangsung antara 3 – 6 bulan. Adapun hewan yang hidup di bioma ini
di antaranya moose (Axes sp.) =, ajag, beruang hitam, serigala, dan
burung.
5. Bioma Tundra (Elfin Woodland)
Bioma tundra terbentang di belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran
kutub utara dan di puncak-puncak gunung yang tinggi. Tundra di
kelompokkan menjadi dua macam, yaitu tundra artik dan tundra alpen.
Tundra artik terdapat di dekat kutub utara. Adapun tundra alpen
terdapat di puncak – puncak gunung tinggi, misalnya puncak gunung
Jaya wijaya Irian Jaya.
Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.
a. Iklim kutub dengan energi radiasi sinar matahari sedikit
b. Ber iklim kutub dengan musim dingin yang panjang serta gelap.
c. Curah hujan lebih kecil dari 25 cm per tahun
d. Musim panas berlangsung 3 bulan. Sedangkan musim dingin
berlangsung lama, yaitu selama 9 bulan dan terus-menerus
Tumbuhan yang hidup di tundra berupa tumbuhan semusim dan
tumbuhan menahun. Tumbuhan semusim mempunyai masa
pertumbuhan sangat pendek, warna bunganya mencolok, dan mampu
ber adaptasi dengan musim dingin. Sedangkan tumbuhan menahun
biasanya pendek seperti semak. Tumbuhan yang paling banyak di
jumpai pada bioma ini adalah lumut dari jenis sphagnum dan liken.
Tumbuhan yang hidup pada bioma ini adalah lumut kerak (Lichenes),
lumut tipis misalnya Sphagnum sp., serta tumbuhan semak yang kerdil.
Hewan yang hidup menetap di tundra, meliputi serangga, burung,
mamalia seperti beruang kutub, serta herbivora besar, seperti musnox
dan reider. Burung dan mamalia memiliki bulu yang tebal. Apabila
musim dingin, bulunya menjadi putih.
8
6. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Bioma ini berada di daerah beriklim sedang dan mempunyai empat
musim, yaitu musim dingin, panas, gugur, dan semi. Adapun ciri-ciri
bioma ini sebagai berikut.
a. Vegetasi yang dominan menghuni bioma ini adalah pohon yang
bedaun lebar dan menggugurkan daunnya pada musim dingin,
ketinggian pepohonannya dapat mencapai 30-40 meter
b. Curah hujan merata sepanjang tahun, antara 75-100 cm per tahun
c. Terjadinya musim dingin dan musim panas, sehingga tanaman
membutuhkan penyesuaian untuk dapat bertahan pada kedua musim
tersebut.
d. Tanaman menahun menghentikan pertumbuhannya dan
menggugurkan daunnya pada musim gugur.
e. Sementara, tumbuhan semusim akan mati pada musim dingin yang
tinggal hanya bijinya. Biji tanaman ini akan tumbuh kembali pada
musim panas.
f. Pepohonan tumbuh dengan jarak lebih renggang daripada hutan
hujan tropis.
g. Jumlah spesies tanaman yang tumbuh juga lebih sedikit, hanya
berkisar 10-20 spesies.
Tumbuhan yang hidup di hutan gugur, antara lain pinus, maple
(Aler campester), elm, oak Geuricus dan birkin. Adapun contoh
hewan yang menghuni hutan gugur adalah rusa, musang,
salamander, beruang, burung, rakun (sejenis musang) , rubah merah
dan mamalia besar.
7. Bioma Hutan Hujan Tropik (Tropical Rainforest)
Bioma hutan hujan tropis terbentang di daerah tropik dan subtropik.
Bioma hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Vegetasi sangat lebat dihuni pohon-pohon dengan ketinggian 20-40
meter dan membentuk kanopi
9
b. Jumlah curah hujan yang cukup tinggi serta merata di sepanjang
tahunnya. Jumlah curah hujan tersebut berkisar di angka 200 sampai
225 cm per tahunnya.
c. Matahari bersinar sepanjang tahun tetapi sulit menembus bagian
dasar hutan
d. Keadaan dalam hutan lembap dengan suhu rata-rata 25oC
e. Di dalam hutan tersebut terdapat perubahan iklim dalam skala mikro,
yakni perubahan iklim yang terjadi langsung di sekitar organisme
yang ada di dalam ekosistem tersebut.
Bioma hutan hujan tropis terdapat beragam jenis tumbuhan
(heterogen), akan tetapi liana (rotan) dan epifit (anggrek) menjadi
tumbuhan khas di bioma ini. Liana adalah kelompok tumbuhan yang
hidup merambat, seperti rotan. Epifit adalah kelompok tumbuhan yang
hidup menempel pada tumbuhan lain, namun tidak merugikan
tumbuhan yang di tempeli, seperti anggrek, liken, paku – pakuan, dan
sirih – sirihan. Pepohonan dalam hutan ini berukuran besar, tinggi, dan
kokoh. Tingginya bisa mencapai 20-40 m, cabang-cabang daunnya
lebat sehingga membentuk suatu tudung( kanopi). Umur pepohonan itu
sangat lama bahkan bisa mencapai ratusan tahun. Sedangkan hewan
yang ada di bioma ini antara lain badak, babi hutan, burung hantu, dan
kera.
10
panas sekelilingnya yang mempunyai suhu lebih rendah, begitu juga aliran air
akan bergerak dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi rendah.7
7
Chairani Hanum, Ekologi Tanaman, (Medan: USU Press, 2009), hal. 19-20.
8
Ibid.,
11
Pemakan anjing hutan
Bangkai
Parasit Hidup dan mengambil makanan dari Cacing pita,
organisme lain yang ditumpanginya beberapa jenis
bakteri
Dekomposer Mengembalikan material organik ke Fungi, bakteri,
material anorganik (bertindak recicling beberapa jenis
material) serangga, cacing
tanah
Rantai Makanan
a. Rantai pemangsa, dimulai dari hewan kecil sebagai mata rantai pertama,
kepada hewan yang lebih besar, dan berakhir pada hewan terbesar.
Landasan permulaannya adalah tumbuhan sebagai produsen.
b. Rantai parasit, dimulai dari organisme besar kepada organisme kecil, yang
hidup sebagai parasit.
c. Rantai saprofit, berjalan dari organisme mati ke jasad renik.
9
Ibid.,
12
Gambar Rantai Makanan
Fotosintesis hanya permulaan suatu rantai konversi energi. Ada banyak jenis
binatang yang akan makan produk dari proses fotosintesis, contohnya adalah rusa
makan semak belukar daun-daun, kelinci makan wortel, atau cacing makan
rumput. Rantai-rantai ini tidak akan berjalan-jalan sendiri, tapi saling berkaitan
yang satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Ketika binatang itu makan produk tumbuhan, energi makanan dan campuran
organik ditransfer dari tumbuhan kepada binatang itu. Binatang ini pada
gilirannya dimakan oleh binatang lain, sehingga kembali energi dipindahkan dari
organisme ke organisme lainnya.
Rantai energi berlangsung dalam beberapa waktu dan berakhir jika salah
satu organisme mati, yang kemudian berlanjut dengan proses resiklus kembali
13
menjadi komponen yang sederhana, organisme yang berperan dalam pekerjaan ini
dikenal sebagai dekomposer.
14
Selain itu, capung dalam jaring-jaring makanan juga berperan sebagai mangsa
bagi predator, seperti laba-laba, katak, kadal, dan burung pemakan serangga.10
Piramida Energi
Oleh karenanya banyaknya bakteri yang hidup pada suatu waktu, akan jauh
lebih kecil daripada banyaknya ikan, mamalia, meskipun pemanfaatan energi
besarnya sama untuk kedua kelompok tersebut.
Kalori adalah suatu satuan ukuran yang digunakan untuk energi. Pindahan
energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berkutnya sekitar 10%. Sebagai
contoh, jika ada 10.000 kalori, hanya 1.000 yang ditransfer ke tingkat berikutnya.
Peerpindahan material dan enerhi dapat dilukiskan dengan suatu piramida
ekologis.
10
Jurnal Biotropika, Interaksi antara capung dengan Arthropoda dan vertebrata Predator di
Kepajen, Kabupaten Malang, Vol. 2, No. 1, 2014, hal. 27.
15
Gambar Piramida Energi dalam Ekologi
Produktivitas
16
2. Produktivitas primer bersih, adalah kecepatan penyimpanan bahan-bahan
organik dalam jaringan tumbuhan, setelah dikurangi dengan proses
respirasi. Istilah lainnya adalah fotosintesis bersih.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari tulisan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah
pengetahuan kepada teman-teman, agar dapat mengetahui mengenai Ekosistem
terestrial (darat). Kami juga berharap, bahwa kita sebagai generasi penerus, tidak
hanya membaca buku satu saja tapi lebih banyak buku mengenai ekosistem
terstrial (darat), sehingga dengan begitu akan semakin banyak ilmu dan
pengetahuan yang dapat kita peroleh.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dahlia, Bernadeta Putri Irma dan Amin Setyo Leksosno. 2014. Jurnal Biotropika,
Interaksi antara capung dengan Arthropoda dan vertebrata Predator di
Kepajen, Kabupaten Malang. Vol. 2. No. 1.
19