Anda di halaman 1dari 25

EKOSISTEM

Dosen pengampu:
Indayana Febriani Tanjung, M.Pd

Disusun Oleh:

Novita Sari Lubis (0310202026)


Rini Wulandari (0310203056)
Sherly Kurniawati (0310203053)

Tadris Biologi 2/Semester V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Adapun makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang berjudul “Ekosistem”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indayana Febriani Tanjung M.Pd selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat dan kami berharap semoga
makalah ini bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya. Dan juga
kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang diberikan akan kami terima untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

A. Pengertian Ekosistem .....................................................................................................3


B. Komponen Dalam Ekosistem .........................................................................................3
C. Pola Interaksi Dalam Ekosistem .....................................................................................7
D. Tipe Ekosistem .............................................................................................................12
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem ...........................................................17
F. Integrasi Ayat Al-Qur’an ...............................................................................................19

BAB III PENUTUP .........................................................................................................21

A. Kesimpulan ....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam ekosistem, organisme yang ada, selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi terjadi baik dengan makhluk hidup lain maupun dengan benda yang
ada di sekitarnya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian dikenal
sebagai ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar
yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan suatu sistem
karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan
baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Komponen-
komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya
hewan, tumbuhan dan mikroba, sedangkan komponen abiotik (komponen benda mati),
misalnya air, udara, tanah, cahaya matahari dan lain sebagainya. Makhluk hidup dan
lingkungan fisiknya selalu saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Masing-masing secara terus-menerus berpengaruh terhadap yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekosistem?
2. Bagaimana komponen dalam ekosistem?
3. Bagaimana pola interaksi dalam ekosistem?
4. Apa saja tipe ekosistem?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem?
6. bagaimana Integrasi ayat Al-Qur’an mengenai ekosistem?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem
2. Untuk mengetahui komponen dalam ekosistem
3. Untuk mengetahui pola interaksi dalam ekosistem
4. Untuk mengetahui tipe ekosistem
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem
6. Untuk mengetahui integrasi ayat Al-Qur’an mengenai ekosistem

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang tercipta dari hubungan bolak-balik yang
terjadi antara setiap makhluk hidup (biotik) dengan lingkungan sekitarnya (abiotik) dan juga
antara unsur-unsur penyusunnya yang mengalami perpindahan energi, siklus material dan
produktivitas. Ciri-ciri keutuhan ekosistem adalah energi, yaitu tingkat yang di dalamnya
terdapat tingkat trofik tingkat makanan, tingkat produsen, tingkat konsumen, dan tingkat
peredam, kemudian daur ulang nutrisi, dan produktivitas, yang meliputi keseluruhan hasil
yang terjadi pada sistem.1
Banyak konsep-konsep yang ada dalam ekosistem pada dasarnya sudah ada dan telah
direalisasikan sejak lama, yang dilakukan oleh para ahli ekologi pada tahun 1877 yang
kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1935 dan semakin diminati oleh masyarakat
kemudian lebih banyak digunakan dan dikembangkan lagi sehingga diterima oleh masyarakat
umum pada waktu itu sampai sekarang.” Dalam satuan makhluk hidup dalam suatu
ekosistem terdapat individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah makhluk hidup
tunggal. Contoh yang bisa diambil, seperti keberadaan kelinci, sapi, serigala dan lain-lain.

B. Komponen Dalam Ekosistem

Komponen Ekosistem Ekosistem mempunyai dua komponen utama yaitu komponen


biotik dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Komponen biotik adalah
komponen yang terdiri dari makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) dan sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari
makhluk yang tak hidup (air, tanah dan udara).2 Komponen biotik merupakan bagian dari
suatu ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup. Berdasarkan fungsi dalam ekosistem,

1 Indayana Febriani Tanjung, Plant Ecology, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021), hal. 46.

2 Al muzzamil al rabb, 'Kajian Fungsi Area Green Open Space Sebagai Pengendali Daya Dukung Ekosistem Pada Pembelajaran Biologi di Sma',
Jurnal Biologi, 2.1. (2017).

3
komponen biotik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam ialah produsen, konsumen, dan
decomposer atau pengurai. Komponen biotik memiliki beberapa peran, yaitu:
1. Tumbuhan hijau adalah produsen atau penyedia sumber makanan yang dapat
mensintesis zat organik
2. Makhluk hidup atau manusia disini hanya sebagai konsumen atau hanya
menggunakan dan tidak mampu mensintesis sendiri zat organiknya
3. Predator disini adalah hewan pemangsa seperti harimau yang memangsa hewan lain
konsumen
4. Organisme adalah pengurai yang nantinya berfungsi untuk menguraikan sisa zat
makhluk hidup

Komponen abiotik merupakan bagian dari suatu ekosistem yang terdiri dari makhluk tak
hidup (mati). Sama halnya dengan komponen biotik. Peran komponen ini dapat menjamin
kelangsungan organisme dan terciptanya keseimbangan ekosistem dalam mineral. Pada
komponen ini saling ketergantungan antara komponen ekosistem. Setiap makhluk hidup
tidak mampu hidup sendiri tanpa bantuan lingkungan sekitarnya. Jadi setiap individua tau
makhluk hidup sangat bergantung pada makhluk hidup lainnya dan sumber daya alam
sekitanya yang dibutuhkan pangan, pertumbuhan, perlingdungan dan perkembangan.

Contoh : Dalam ekosistem Rantai Makanan di Hutan


Untuk itu kita perlu mengetahui macam-macam rantai makanan di hutan agar kita
bisa menjaga ekosistem di sana. Berikut adalah beberapa contoh rantai makanan di hutan.
Rumput – Kelinci – Serigala – Harimau – Pengurai

4
Konsep yang ada dalam ekosistem merupakan konsep yang luas. Karena itu adalah
konsep dasar dalam ekologi. Konsep ini akan menekankan pada hubungan yang terjadi, yaitu
hubungan timbal balik dan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tak
hidup. Seringkali dalam proses autotrofik dan heterotrofik terjadi, yaitu mikroorganisme yang
akan bertanggung jawab untuk proses pemisahan harus berjalan sesuai dengan ruang dan waktu.
Contohnya seperti ini, di hutan seperti yang kita ketahui bahwa hutan bersifat autotrof yang akan
lebih banyak mengalami fotosintesis yang kemudian akan terjadi di tajuk, kemudian di
heterotrofik yang terjadi lebih banyak di permukaan lantai hutan dan selanjutnya inilah yang
disebut untuk dipisahkan oleh ruang seperti yang telah dijelaskan, maka dalam proses
heterotrofik pasti ada sesuatu yang terjadi pada siang hari dan ada juga sesuatu yang akan terjadi
pada malam hari jadi inilah yang disebut perpisahan berdasarkan waktu. Komponen abiotik
terdiri dari:
1. Tanah
Tanah adalah bagian bumi yang berasal dari pelapukan batuan padat. Tanah tersusun dari
bahan organik dan mineral, namun setiap jenis tanah mempunyai kandungan bahan organik
dan mineral yang berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya. Mengingat dalam tanah
terdapat nutrisi dan juga terdapat air, maka tanah berperan sebagai tempat hidup dan tempat
melakukan berbagai aktifitas tumbuhan dan berbagai mahluk hidup lainnya seperti berbagai
jenis organisme pengurai, cacing, ular, dan sebagainya. Misalnya pada wilayah yang pasirnya
lebih dominan akan didapatkan organisma pengubur dan hanya jenis hewan serta tumbuhan
tertentu yang mampu hidup di dalamnya, dan pada tekstur tanah yang banyak bahan
organiknya banyak dihuni oleh cacing dan berbagai tanaman dapat tumbuh subur di tanah
tersebut, dan sebagainya.
2. Air
Di sini air berperan dalam setiap makhluk hidup dan memiliki volume yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing dan cara menghemat air menurut keadaan tertentu. Air
memiliki peran penting dalam keseimbangan alam dan juga organisme yang ada di bumi ini.
3. pH

5
Derajat keasaman (pH) tanah inilah yang akan menentukan jenis tanaman yang akan
sesuai dengan pH yang akan ditentukan. Perubahan pH sangat mempengaruhi kelangsungan
hidup tumbuhan dan organisme di dalam tanah.
4. Udara
Udara merupakan komponen yang begitu penting bagi kehidupan di bumi ini untuk
hidup. Udara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sinar matahari, suhu kelembaban,
dan angin.
5. Sinar matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi yang sangat penting bagi semua makhluk hidup
karena cahaya sangat penting bagi tumbuhan hijau dan bakteri fotosintetik serta semua
hewan herbivora. Distribusi sinar matahari ke bumi yang tidak merata menuntut makhluk
hidup di bumi untuk beradaptasi dengan lingkungannya dimana intensitas cahayanya
bervariasi dari waktu ke waktu.
6. Suhu
Suhu memainkan peran penting dalam menunjukkan spesies pada waktu tertentu.
Maksudnya adalah makhluk hidup di bumi memiliki batas minimum, optimal, dan
maksimum pada suhu tertentu. Suhu dapat mempengaruhi kondisi tubuh pada organisme
yang memiliki kisaran sempit, oleh karena itu organisme selalu berusaha menyesuaikan diri
dengan mendapatkan suhu lingkungan yang optimal.

Berdasarkan strukturnya ekosistem memiliki enam komponen lain sebagai berikut:


1. Bahan anorganik
Jadi bahan organik ini meliputi C, N, CO₂, H2O, dan sebagainya. Maka bahan ini akan
mengalami apa yang disebut dengan daur ulang.
2. Organik
Bahan organik disini tentu saja berupa karbohidrat, lemak, protein, dan lain sebagainya.
Maka bahan organik ini akan menjadi bahan penghubung antara komponen biotik dan abiotik
nantinya.
3. Kondisi iklim
Dalam kondisi iklim tentu saja menimbulkan curah hujan, suhu, dan angin.

6
4. Produser
Produsen disini adalah organisme autotrof yang tumbuhannya akan menghasilkan klorofil
Organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena nantinya organisme ini
akan dapat hidup hanya dengan mengandalkan makanannya sendiri. Salah satunya adalah
fotosintesis. Selain tumbuhan yang memiliki klorofil, bakteri juga termasuk salah satu yang
mampu. menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia. Namun, peran bakteri yang satu ini
tidak begitu besar peranannya jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintesis.
5. Konsumen mikro
Konsumen mikro disini bersifat heterotrof terutama pada hewan seperti kambing,
serangga, ular dan kepiting. Kemudian organisme ini akan bergantung pada organisme lain
untuk hidupnya, dan juga siklus hidupnya dapat memakan materi genetiknya sendiri.
6. Mikroorganisme
Mikroorganisme di sini meliputi heterotrof, autotrof, dan osmotrof, terutama yang terjadi
pada bakteri dan jamur. Karena tumbuhan ini akan memecah materi genetik yang tidak
berguna dan tidak diperlukan akan menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsur
bahan organik.

C. Pola Interaksi Dalam Ekosistem

Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem menyebabkan sistem menjadi goyah
jika terjadi kerusakan pada salah satu komponennya. Interaksi dalam ekosistem dapat terjadi
antara komponen biotik dan abiotik.

1. Interaksi antar komponen biotik

Interaksi antar komponen biotik adalah interaksi yang terjadi antar populasi organisme
penyusun ekosistem. Interaksi yang terjadi seringkali saling mempengaruhi. Beberapa jenis
interaksi antar komponen biotik:

a Mutualisme (Saling Menguntungkan)


Mutualisme adalah suatu bentuk hubungan atau interaksi antara organisme dari dua
spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan saling menguntungkan baik individu
maupun organisme yang terlibat di dalamnya. Suatu hubungan yang dapat eksis tanpa

7
organisme mitra mutualistiknya disebut mutualisme fakulatif. Hubungan yang terjadi antara
dua jenis organisme yang hanya dapat hidup secara mutualisme disebut mutualisme wajib.
Asosiasi fungi dan tanaman dapat menguntungkan tanaman terutama dengan meningkatkan
serapan ion fosfat, karena kemampuan miselia fungi untuk tumbuh di luar zona penipisan
fosfat yang dengan cepat berkembang di sekitar akar. Sebagai imbalannya, fungi menerima
karbon (C) dari tanaman inang. Manfaat lain untuk tanaman yang telah diidentifikasi
meliputi: peningkatan resistensi terhadap serangga pemakan daun, meningkatkan ketahanan
terhadap cekaman kekeringan, peningkatakn resistensi dari infeksi patogen tanah,
peningkatan kemampuan toleransi terhadap kadar salinitas dan logam berat, Peningkatan
penyerapan macronutrients selain P, termasuk nitrogen (N) potassium (K) dan magnesium
(Mg).3

b Komensalisme
Komensalisme adalah suatu bentuk hubungan atau interaksi antara makhluk hidup dari
dua spesies yang berbeda atau berbeda. Di mana hanya satu makhluk hidup yang
diuntungkan sementara yang lain tidak berpengaruh. Misalnya antara tumbuhan paku dengan
tumbuhan jati. Tumbuhan paku akan menempel pada tumbuhan jati dengan tujuan agar
memperoleh cahaya matahari, sedangkan tumbuhan jati tidak akan terpengaruh dari
keberadaan tumbuhan paku.

3 Ahmad Shafwan S. Pulungan, TINJAUAN EKOLOGI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA, Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1, (2018), hal. 18.

8
c Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara organisme yang berbeda spesies yang tidak saling
mempengaruhi, atau tidak mengakibatkan untung atau rugi meskipun organisme tersebut
berada dalam habitat yang sama. Contoh: Kumbang dan lebah merupakan makhluk hidup
yang mudah kita temukan di alam sekitar. Kumbang biasanya akan mencari makanan dengan
cara menumpang di daun tumbuhan. Sedangkan lebah akan mencari makanan dari nektar
tanaman yang memiliki bunga. Meskipun keduanya berada dalam satu tanaman yang sama,
keduanya tidak akan saling mengganggu karena sibuk memenuhi kebutuhannya masing-
masing. Jadi, keduanya merupakan bagian dari simbiosis netralisme.

d Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dimana keberadaan salah
satu makhluk hidup dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan makhluk hidup
lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Contoh rumput teki yang mengeluarkan

9
senyawa bersifat racun sehingga tumbuhan di sekitarnya tidak bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik.

e Predasi
Predasi adalah hubungan atau interaksi antara makhluk hidup di mana satu makhluk
hidup memakan yang lain Organisme yang makan disebut predator Organisme yang dimakan
disebut mangsa. Hewan yang memangsa sesama jenis disebut konibalisme. Contoh: Singa
yang memangsa rusa

f Kompetisi
Adanya persaingan atau perlawanan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas yang
menyebabkan terjadinya suatu hubungan atau interaksi berupa persaingan Persaingan yang
terjadi antar individu dari spesies atau organisme yang sama disebut persaingan intraspesifik.
Kompetisi yang terjadi antara individu dua spesies yang berbeda disebut kompetisi
interspesifik. Contoh simbiosis kompetisi: Singa dan harimau, masing-masing organisme
saling berebut mangsa yang sama dalam satu ekosistem yang sama.

10
g Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antara organisme atau makhluk hidup yang berbeda spesies,
di mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme
lain (inang) dan menyebabkan kerugian bagi organisme yang diinangnya. Contoh simbiosis
parasitisme adalah hubungan benalu dengan pohon.

2. Interaksi Antara Komponen biotik dengan Komponen Abiotik


Kehidupan organisme di darat dan di perairan tidak lepas dari pengaruh komponen
abiotik yang menyusun ekosistem tersebut. Kemampuan suatu organisme untuk hidup dalam
kondisi lingkungan tertentu disebut kisaran toleransi. Setiap spesies dalam ekosistem
memiliki batas toleransi. Ada kalanya populasi dalam suatu ekosistem sangat kuat
dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau faktor pembatas Contoh: kandungan

11
fosfor dalam tanah untuk pertumbuhan jagung. Jika tanah terlalu banyak mengandung fosfor,
pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat.

D. Tipe Ekosistem

1. Ekosistem darat4

 Hutan Mangrove
Hutan yang tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai
yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove merupakan
ekosistem peralihan antara darat dan laut yang dikenal memiliki peran dan fungsi
sangat besar. Secara ekologis mangrove memiliki fungsi yang sangat penting dalam
memainkan peranan sebagai mata rantai makanan di suatu perairan, yang dapat
menumpang kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan moluska. Perlu diketahui
bahwa hutan mangrove tidak hanya melengkapi pangan bagi biota aquatik saja, akan
tetapi juga dapat menciptakan suasana iklim yang kondusif bagi kehidupan biota
aquatik, serta memiliki kontribusi terhadap keseimbangan siklus biologi di suatu
perairan. Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia. Fungsi
ekologi ekosistem mangrove antara lain :
o Sebagai penyerap gelombang
o Sebagai pelindung wilayah pesisir dari abrasi
o Sebagai penyerap nutrisi
o Sebagai tempat habitat hewan di sekitarnya
o Sebagai penyeimbang di pantai
 Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan subtropis. Yang kita ketahui
adalah curah hujan 200-225cm per tahun. Jenis pohon yang tumbuh di sekitarnya
relatif banyak dan jenis yang tumbuh juga berbeda satu sama lain, yang dipengaruhi
oleh faktor letak geografis. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabangnya

4 Indayana Febriani Tanjung, Plant Ecology, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021), hal. 52.

12
tinggi dan memiliki daun lebat membentuk tudung. Di ekosistem hutan hujan tropis
ini, sering dijumpai tumbuhan khas yaitu liana dan anggrek sebagai epifit.

 Savana
Daerah ini ditemukan dengan curah hujan antara 40-60 inci per tahun, yang
merupakan pembeda dari ekosistem darat lainnya tetapi memiliki suhu dan
kelembaban tergantung pada musim. Savana terbesar di dunia terletak di Afrika.
Savana yaitu Padang rumput yang kering dan ditumbuhi semak-semak belukar dan
juga ditumbuhi pepohonan. Savana banyak terdapat di Afrika terdapat pula di
Australia Amerika Selatan dan Asia Selatan. Savana biasanya merupakan peralihan
antara hutan dan padang rumput. Savana terjadi karena keadaan tanah kebakaran yang
berulang dan bukan disebabkan oleh keadaan iklim. Ciri-ciri Savana antara lain
bersuhu panas sepanjang tahun hujan terjadi secara musiman dan menjadi faktor
penting bagi terbentuknya Savana. Savana berubah menjadi semak belukar apabila
terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah. Savana akan
berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannya
semakin tinggi. Pada umumnya Savana mengalami masa kekeringan yang panjang
pada tiap tahunnya.
 Gurun
Gurun terletak di daerah tropis berbatasan dengan padang rumput yang memiliki
ciri ekosistem gersang dan curah hujan yang sangat rendah, perbedaan suhu antara
siang dan malam sangat besar. Selain itu, di gurun pasir juga terdapat tanaman keras
berdaun seperti duri seperti kaktus, atau tidak berdaun dan memiliki akar yang
panjang serta memiliki jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain tikus, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya.
 Padang Rumput
Padang rumput adalah ekosistem yang ditumbuhi rumput dan tanaman yang tidak
memiliki kayu atau perdu. Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari
daerah tropis sampai subtropis. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun dengan kondisi hujan yang tidak teratur dengan aliran air yang sangat

13
deras. Tumbuhan yang hidup di dalamnya adalah tumbuhan perdu dan rerumputan
yang hidupnya bergantung pada kelembaban habitatnya.
 Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropis.
Akibatnya ketika musim semi suhu tidak terlalu panas atau sejuk dinginnya suhu
berdampak pada ketahanan vegetasi. Oleh karena itu tumbuhan yang sangat adaptif di
tempat tersebut yang mampu tumbuh dengan baik. Salah satu contoh tumbuhannya
adalah jenis konifer seperti pinus dan lain dan sejenisnya. Ada pula tumbuh-
tumbuhan lain yang tumbuh di bawah tegangan pohon pinus yaitu semak dan
tumbuhan herba yang berhabis kurang dari 1 meter.
 Tundra
Tundra ditemukan di belahan bumi utara dalam lingkaran Arktik dan ditemukan
di puncak pegunungan tinggi. Pertumbuhan tanaman ini di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji
semusim, perdu, dan gulma. Pada umumnya beberapa tanaman mampu beradaptasi
dengan kondisi dingin.
 Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim
dalam ekosistemnya. Adapun karakteristik hutan gugur diantaranya adalah memiliki
curah hujan tinggi antara 750 mm sampai 1000 mm per tahun. Tumbuh-tumbuhan
jenis pohon yang mendominasi wilayah ekosistem ini yaitu merupakan tumbuhan
dengan karakteristik pohon dengan daun yang lebar.

2. Ekosistem Perairan
Perairan yang menutupi sebagian permukaan bumi dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
 Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar menjadi 2, yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan
tergenang (lentic water). Perairan lotik dicirikan oleh arus yang terus menerus
mengalir dengan kecepatan yang bervariasi sehingga perpindahan massa air
berlangsung secara terus menerus, misalnya: sungai, kali, kanal. parit, dan lain-lain.

14
Perairan tergenang disebut juga perairan tenang, yaitu perairan yang aliran airnya
lambat atau bahkan tidak ada dan massa air menumpuk dalam jangka waktu yang
lama. Contoh ekosistem air tawar antara lain:
a Danau
Danau merupakan perairan yang meruncing secara alami, dan terdiri dari
danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi, dan
danau tektonik yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik seperti
gempa bumi. Ada banyak danau vulkanik dan tektonik di Indonesia. Danau
memiliki kedalaman yang sangat dalam, air yang jernih, pemupukan yang relatif
lambat, produktivitas primer yang rendah dan pada tahap awal perkembangan
keanekaragaman organismenya juga rendah. Danau vulkanik pada awal
pembentukannya memiliki suhu air yang tinggi, kaya akan belerang, miskin bahan
organik, sehingga hanya organisme tertentu yang memiliki daya adaptasi khusus
seperti kelompok alga Cyanophyta yang menjadi organisme pionir di sana.
b Waduk
Waduk adalah air yang tergenang akibat pembendungan beberapa sungai
dengan sengaja untuk tujuan tertentu. Berdasarkan jenis sungai yang dibendung
dan fungsinya, dikenal jenis-jenis waduk, yaitu waduk irigasi lapangan dan waduk
serbaguna. Waduk irigasi berasal dari bendungan sungai berselang, luasnya
antara 10-500 Ha dan digunakan untuk kebutuhan irigasi.
c Rawa
Rawa merupakan ekosistem perairan tergenang yang relatif dangkal,
dinding miring dan daerah pesisir yang sangat produktif. Rawa terbentuk karena
proses pendangkalan danau, waduk, atau karena proses lain seperti akibat gempa
bumi yang menyebabkan suatu daerah tenggelam tetapi tidak dalam, atau karena
aktivitas angin, dan pasang surut (salt/payau rawa).
d Sungai
Sungai adalah ekosistem air yang mengalir dalam satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan
gelombang terus menerus memberikan oksigen ke air. Suhu air bervariasi dengan

15
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan - hewan seperti
ikan , gurame , penyu , ular , dan hewan lainnya.

 Ekosistem Air Laut


Habitat laut (kelautan) dicirikan dengan ion CI mencapai 55%, terutama di
wilayah laut tropis, karena salinitas (kadar garam) suhu tinggi dan penguapan yang
besar. Di daerah tropis, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu di bagian atas dan
bawah tinggi, sehingga ada batas antara lapisan air panas di bagian atas dan air dingin
di bagian bawah, yang disebut termoklin. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalaman dan luas permukaan horizontalnya.
 Ekosistem Muara
Muara (estuari) adalah tempat bertemunya sungai dengan laut. Muara sering
dibatasi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa-rawa garam.
Ekosistem muara memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan unsur hara.
Komunitas tumbuhan yang hidup di muara antara lain rumput rawa asin, alga, dan
fitoplankton. Komunitas hewan meliputi berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
 Ekosistem Pesisir
Dinamakan demikian karena tumbuhan yang paling banyak tumbuh di gumuk
pasir adalah Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap gelombang dan angin.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menyebar dan memiliki daun yang lebat.
 Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari terumbu karang yang terletak di dekat pantai. Berbagai
jenis invertebrata, mikroorganisme, dan ikan, hidup di antara karang laut dan alga
laut. Herbivora seperti bulu babi, siput, ikan, menjadi mangsa gurita, ikan karnivora,
dan bintang laut. Keberadaan terumbu karang di ekosistem pesisir membuat pantai
memiliki pasir putih.
 Ekosistem Laut
Ekosistem lau dalam Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya ada lele laut
dan ikan laut yang bisa memancarkan cahaya. Sebagai produsen, ada bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
 Ekosistem Lamun

16
Lamun merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai dangkal. Seperti
rumput di darat, mereka memiliki pucuk berdaun tegak dan batang merayap yang
efektif untuk reproduksi.

3. Ekosistem Buatan

Yang dimaksud dengan ekosistem buatan adalah ekosistem buatan yang diciptakan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekosistem buatan adalah subsidi energi dari
luar. Tumbuhan atau hewan di peliharaan atau dikuasai oleh manusia sendiri dan memiliki
keanekaragaman yang rendah. Contoh ekosistem buatan yaitu:

 Bendungan
 Hutan Tanaman Industri ( HTI )
 Agroekosistem seperti persawahan , perkebunan , tambak , tambak , sawah dan
pekarangan
 Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem

Jika suatu lingkungan atau habitat berubah, maka ekosistem di dalamnya akan mengalami
perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alami dan perubahan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia.5

1. Perubahan Ekosistem Alami

Sepertinya kita tahu bahwa bencana alam sering terjadi, seperti letusan gunung
berapi atau gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya. Bencana tersebut tentunya dapat
menyebabkan perubahan ekosistem itu sendiri. Misalnya, di hutan sekitar Gunung Merapi
banyak terdapat hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Jika terjadi bencana
letusan gunung berapi, banyak makhluk hidup akan mengalami kematian atau kepunahan.
Begitu pula saat terjadi gempa. Dengan terjadinya bencana alam tersebut, ekosistem akan

5 Indayana Febriani Tanjung, Plant Ecology, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021), hal. 56.

17
berubah total. Dari segi ekosistem, ketika salah satu makhluk hidup mati, maka akan
berpengaruh pada keadaan makhluk hidup lainnya. Bencana alam lain yang juga dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan akan
menyebabkan kerusakan ekosistem atau habitat di dalamnya. Bahkan dapat membunuh
dan menghancurkan makhluk hidup dan organisme di dalamnya.

2. Perubahan Ekosistem Akibat Aktivitas Manusia

Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungan. Namun
kelemahan pada manusia inilah yang tidak bisa kita cegah, seperti: penggunaan yang
berlebihan tanpa memikirkan dampak dan dampaknya. Hal-hal berikut yang akan
mempengaruhi perubahan ekosistem dan menyebabkan kerusakan adalah:

 Polusi. (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai akibat dari keberadaan
kawasan industri.
 Terjadinya banjir, sebagai akibat buruknya drainase atau sistem pembuangan air
dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampaknya perusakan
hutan.
 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
 Penebangan liar (deforestasi)
 Perburuan ilegal.
 Menghancurkan hutan mangrove.
 Penggunaan pupuk dan pestisida.
 Penggunaan kendaraan bermotor.

3. Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia terhadap Lingkungan


Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini cukup serius. Pencemaran
lingkungan telah terjadi di beberapa daerah. Indonesia sebagai negara berkembang
memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Selain akibat dari peristiwa alam
dan ulah manusia yang dengan sengaja merusak lingkungan untuk kepentingan
pribadi dan kelompok, penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita, tanpa kita

18
sadari, dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya. Misalnya penggunaan pupuk
buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang tepat, Petani biasanya menggunakan
pupuk untuk menyuburkan tanaman. Karena keinginan untuk menghasilkan produksi
pertanian yang tinggi, seringkali petani menggunakan pupuk secara berlebihan. Meski
diberikan dalam jumlah banyak, tanaman pertanian memiliki kemampuan sendiri
dalam menyerap pupuk. Akibatnya, kelebihan pupuk akan mengendap di tanah. Jika
hujan, maka pupuk yang tidak digunakan akan masuk ke aliran air. Misalnya, aliran
air bermuara ke sungai atau danau. Mula-mula pupuk di danau akan menyuburkan
tanaman air. Namun jika jumlahnya sangat banyak, pertumbuhan tanaman air ini
menjadi tidak terkendali. Pertumbuhan tanaman air yang tidak terkendali akan
menutup perairan sehingga menghambat atau mengganggu transportasi air,
mempercepat pendangkalan perairan, menyumbat saluran irigasi dan instalasi
pembangkit listrik tenaga air.

F. Integrasi Ayat Al-Qur’an

Terdaat dalam QS. Taha Ayat 53

ًۗ ۤ ۤ َّ َ َ َ ْ َ َّ ‫َّ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ً َّ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ُ ا‬
‫الس َما ِء َما اء‬ ‫ال ِذي جعل لكم اْلرض مهدا وسلك لكم ِفيها سبًل وانزل ِمن‬
َ
‫ات ش ّٰت‬ ‫ب‬ ً ‫َف َا ْخ َر ْج َنا ب ٖٓه َا ْز َو‬
َ ‫اجا ِّم ْن َّن‬
ٍ ِ

Artinya: "(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan
menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit.”
Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam
tumbuh-tumbuhan”
Pada QS. Taha ayat 53 memiliki makna, bumi yang membentang sebagai
hamparan untuk kehidupan dapat mempermudah makhluk hidup mendapatkan yang
dibutuhkan. Allah SWT menurunkan air hujan kemudian terbentuk aliran sungai yang
mengalir deras, air hujan juga mampu menumbuhkan berbagai tumbuhan yang
bermacam-macam.

19
Ayat tersebut membuktikan bahwa adanya interkasi antara komponen abiotik
berupa air untuk menumbuhkan dengan hidupnya tumbuhan yang termasuk komponen
biotik. Hal tersebut merupakan salah satu fenomena ekologi yang dijelaskan di dalam Al-
Quran. Tumbuhan sangat membutuhkan air sebagai proses fisiologinya. Jika tumbuhan
kekurangan air, maka tumbuhan akan kesulitan melakukan metabolisme dan akan mati
secara perlahan. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme,
termasuk yang terjadi pada tingkat sel.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan
suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang
terkoordinasi dengan baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik.
 Komponen-komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik (komponen makhluk hidup),
misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, sedangkan komponen abiotik
(komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, cahaya matahari dan lain sebagainya.
 Interaksi dalam ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dan abiotik. Interaksi antar
komponen biotik adalah interaksi yang terjadi antar populasi organisme penyusun ekosistem,
yaitu mutualisme, komensalisme, netralisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
 Ada tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem darat, ekosistem perairan dan ekosistem dan buatan.
 Jika suatu lingkungan atau habitat berubah, maka ekosistem di dalamnya akan mengalami
perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alami dan perubahan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Al muzzammil al rabb. 2017. “Kajian Fungsi Area Green Open Space Sebagai Pengendali Daya
Dukung Ekosistem Pada Pembelajaran Biologi Di Sma”, Jurnal Biologi, 2.1.

Pulungan, Ahmad Shafwan S. 2018. Tinjauan Ekologi Fungi Mikoriza Arbuskula, Jurnal
Biosains Vol. 4 No. 1: 17-22.

Tanjung, Indayana Febriani. 2021. Plant Ecology. Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya.

22

Anda mungkin juga menyukai