Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK HEWAN

ACARA PRAKTIKUM KE-I

PENGENALAN INSTRUMEN MIKROTEKNIK HEWAN

Nama : Muhammad Ilham Jasir


NIM : 24020118120028
Kelompok : 4
Hari, tanggal : Jumat, 11 September 2020
Asisten : Retno Winarti

LABORATORIUM BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ACARA I

PENGENALAN INSTRUMEN MIKROTEKNIK HEWAN

I. TUJUAN

1.1 Mengetahui berbagai instrumen yang digunakan dalam mikroteknik

hewan

1.2 Memahami cara menggunakan berbagai instrumen yang digunakan dalam

mikroteknik hewan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instrumentasi Mikroteknik

Mikroteknik merupakan salah satu teknik pembuatan sediaan pada

bagian tumbuhan ataupun hewan yang bertujuan mempermudah

pengamatan bagian tumbuhan ataupun hewan dengan bantuan

mikroskop. Sediaan harus cukup kecil, tipis dan transparan sehingga

dapat ditembus oleh cahaya. Nantinya untuk mempereoleh sediaan

semacam ini diperlukan beberapa macam metode atau cara membuat

sediaan-sediaan tersebut. Selain itu juga tergantung dari jenis-jenis

sediaan yang akan dibuat. Laboratorium mikroteknik merupakan

laboratorium yang berfungsi untuk pembuatan preparat atau sediaan

histologi. Laboratorium mikroteknik dilengkapi dengan berbagai macam

alat dan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan laboratorium

khususnya dalam proses pembuatan sediaan preparat mikroskopis. Selain


dilengkapi dengan peralatan yang digunakan untuk bekerja dalam proses

pembuatan preparat, laboratorium mikroteknik juga dilengkapi dengan

berbagai macam bahan kimia penting dalam proses pembuatan preparat. [

CITATION Moe11 \l 1033 ].

Gambar 2.1 Alat Instrumentasi Mikroteknik (Mikrotom) [ CITATION


Noo19 \l 1033 ]

2.2 Mikroskop

Mikroskop adalah alat utama yang digunakan untuk mengamati

benda-benda kecil. Mikroskop dapat mengamati berbagai macam ukuran

mulai dari ukuran 0,1 mm. Objek yang dipelajari dalam biologi adalah

mahluk hidup, dan sebesar apapun mahluk hidup tersebut pada dasarnya

tersusun oleh sel-sel yang sangat kecil. Dengan munculnya mikroskop,

ilmu biologi berkembang dengan sangat pesat. Contohnya pada

penemuan-penemuan baru khususnya di bidang kesehatan yang berawal

dari pengatan lensa mikroskop. Mikroskop dibagi menjadi 2 jenis

berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati yaitu mikroskop dua

dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop

stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahaya, mikroskop dibedakan


menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron [ CITATION Sut11 \l

1033 ].

Gambar 2.2 Mikroskop [ CITATION Sut11 \l 1033 ]

2.2.1 Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya memiliki bagian-bagian yang penting

yakni bagian penyangga, sistem penglihat, meja benda/meja

preparat, cermin reflektor, kondensor dan diafragma. Bagian

penyangga terdiri dari lengan dan kaki mikroskop. Lengan

mikroskop merupakan tempat dimana makrometer dan

mikrometer berada. Bagian lain dari mikroskop cahaya adalah

sistem penglihatan. Sistem penglihatan merupakan bagian

terpenting dari sebuah mikroskop cahaya. Sistem Penglihatan

pada mikroskop cahaya meliputi lensa objektif dan lensa okuler.

Selain itu, pada mikroskop ini juga terdapat meja benda. Di

bawah meja benda terdapat cermin reflektor. Cermin ini memiliki

dua permukaan yaitu permukaan datar dan permukaan cekung.


Bagian lain yang tidak kalah penting adalah diafragma dan

kondensor [ CITATION Suk10 \l 1033 ].

Gambar 2.3 Mikroskop Cahaya [ CITATION Suk10 \l 1033 ]

2.2.2 Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya

bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar.

Mikroskop stereo mempunyai pembesaran 7 hingga 30 kali.

Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara

tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama

dengan mikroskop cahaya. Perbesaran lensa okuler biasanya 10

kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan system zoom

dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali sehingga perbesaran

total maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat

meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu

yang dihubungkan dengan transfomator. Pengatur fokus obyek


terletak disamping tangkai mikroskop sedangkan pengatur

pembesaran terletak diatas fokus [ CITATION Sch14 \l 1033 ].

Gambar 2.4 Mikroskop Stereo [CITATION Mik19 \l 1033 ]

2.2.3 Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron mempunyai pembesaran sampai 100

ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya.

Mikroskop elektron mempunyai dua tipe: mikroskop elektron

scanning (SEM) dan mikroskop electron transmisi (TEM).

Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM)

khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai

permukaan specimen. Berkas electron memindai permukaan

sampel, yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Mikroskop

elektron transmisi(trasmission electron microscope, TEM)

digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM

mengarahkan berkas electron melalui irisan spesimen yang sangat

tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya

melalui objek [CITATION REs10 \l 1033 ].


Gambar 2.5 Mikroskop Elektron [ CITATION REs10 \l 1033 ]

2.3 Mikrotom

Pemotongan dilakukan menggunakan pisau khusus yang biasa

disebut mikrotom. Mikrotom adalah alat yang dilengkapi dengan pisau

yang tajam dan dapat mengiris potongan block dengan sangat tipis dan

sesuai dengan ukuran ketebalan yang kita inginkan. Mikrotom adalah

Instrumen Ilmiah yang memotong tipis sesuatu untuk pemeriksaan

mikroskopis. Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi

menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.

Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk

mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.

[CITATION Rin13 \l 1033 ].

Gambar 2.6 Mikrotom [CITATION Med \l 1033 ]


2.3.1 Mikrotom Geser
Mikrotom geser jaringan tetap berada pada tempatnya,
sedang pisaunya yang bergerak. Pada umumnya jaringan yang
akan dipotong dengan mikrotom geser adalah jaringan yang tanpa
penanaman (embedding) terlebih dulu. Jaringan yang akan diiris
sebelumnya dapat diwarnai dengan pewarnaan tunggal, ataupun
tanpa warna terlebih dahulu. Metode ini banyak dikerjakan untuk
pengirisan jaringan tumbuh-tumbuhan[ CITATION Mir10 \l 1033
].

Gambar 2.7 MIkrotom Geser [CITATION his \l 1033 ]

2.3.2 Mikrotom Freezing

Mikrotom freezing dihubungkan dengan tabung berisi CO2

dingin, melalui suatu pipa karet. Mikrotom ini keadaannya sama

dengan mikrotom geser yaitu jaringan tetap berada pada

tempatnya sedangkan pisau mikrotomnya yang bergerak ke muka

dan ke belakang. Fiksasi dapat dijalankan setelah pemotongan

dan sebelum pewarnaan. Sering digunakan untuk penyayatan

jaringan yang tidak ditanam dalam paraffin maupun dalam


celloidin, jadi jaringan yang disayat adalah jaringan yang tidak di

tanam tetapi dibekukan dengan memakai gas CO2. [ CITATION

Mir10 \l 1033 ].

Gambar 2.8 Mikrotom Freezing [ CITATION bio20 \l 1033 ]

2.3.3 Mikrotom Putar

Mikrotom putar memiliki letak pisau tetap pada tempatnya,

sedangkan jaringannya yang bergerak ke atas dan ke bawah. Hal

inilah yang membedakan mikrotom ini dengan kedua jenis

mikrotom di atas. Jenis mikrotom ini yang biasanya digunakan

untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode

parafin[ CITATION Mir10 \l 1033 ].


Gambar 2.9 Mikrotom Putar [ CITATION lei20 \l 1033 ]
2.4 Mikrometer
Mikrometer adalah alat yang di gunakan untuk melakukan
pengukuran sesuatu secara mikroskopis. Mikrometer yang banyak
digunakan ada 2 macam yaitu mikrometer okuler dan mikrometer
obyektif. Mikrometer okuler adalah suatu alat yang merupakan suatu
keping kaca kecil dengan garis-garis sekali, yang jaraknya sama dan
dapat di tempatkan dalam lensa okuler mikroskop. Pada beberapa
mikroskop keping tersebut sudah di buat sedemikian rupa sehingga
bersatu dengan susunan lensa okuler. Mikrometer merupakan kaca
berskala dimana dalam penggunaannya ada 2 jenis mikrometer yaitu
mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang
pada lensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk
slide yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Prinsip dari
kalibrasi mikrometer okuler yaitu kalibrasi dengan menggunakan
mikrometer objektif. Kalibrasi dilakukan dengan cara menghimpitkan
skala mikrometer objektif dan okuler pada perbesaran yang diinginkan.
[ CITATION Rud14 \l 1033 ].
Gambar 2.10 Mikrometer [ CITATION Mik18 \l 1033 ]

III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat

3.1.1 Laptop

3.1.2 Panduan praktikum

3.1.3 Buku laporan sementra

3.1.4 Alat tulis

3.1.5 handphone

3.2 Bahan

3.2.1 Video praktikum

3.2.2 Powerpoint materi praktikum

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Siapkan alat dan bahan


3.3.2 Aplikasi Microsoft Teams dibuka kemudian perhatikan

penjelasan materi praktikum oleh dosen

3.3.3 Pemutaran video praktikum dari asisten yang berisi cara

penggunaan alat seperti mikroskop dan mikrotom

3.3.4 Video yang sudah diputar kemudian dibuat dalam laporan

sementara

3.3.5 Laporan sementara di scan dan dikumpulkan kepada asisten.


IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

No Gambar Referensi Keterangan bagian Fungsi Alat Cara Kerja Alat


1 Mikroskop 1. Lensa okuler Mengamati 1. Nyalakan
2. Tabung objek yang power
3. Lensa objektif memiliki ukuran menggunakan
4. Sekrup yang sangat tombol power
5. Pegangan kecil (mikro). 2. Letakkan
6. Penjepit objek kaca objek
7. Meja preparat dimeja
8. Pengatur kasar preparat
9. Pengatur halus 3. Gunakan
10. Kondensor perbesaran
11. Diagfragma objektif yang
12. Kaki mikroskop terkecil
[CITATION Mic20 \l kemudian
1033 ] atur fokus
menggunakan
pengatur
kasar dan
halus
4. Gunakan
revolver
untuk
mengganti
perbesaran
lensa objektif
5. Amati sampel
melalui lensa
okuler.

(Dok. Pribadi, 2020)


2 Mikrotom 1. Rotary Mengiris 1. letakkan blok
2. Pengatur mikron specimen parafin di
3. Mata pisau biologi menjadi mikrotom
4. Pengatur bagian yang 2. atur dudukan
vertical/horizonta sangat tipis preparat
l untuk dengan mata
5. Pengatur laju pengamatan pisau
[ CITATION Lei20 \l 6. wadah mikroskop 3. atur ketebalan
1033 ] mikron
4. gerakan blok
parafin
dengan rotary
5. buang pita
parafin yang
tidak
mengandung
sampel
6. pita
dipindahkan
ke waterbath
kemudian
tempelkan di
(Dok. Pribadi, 2020) kaca preparat.
V. PEMBAHASAN

Praktikum Mikroteknik Hewan Acara I yang berjudul “Pengenalan

Instrumen Mikroteknik Hewan” dilaksanakan pada tanggal 11 September

2020 melalui mekanisme teleconference pada aplikasi Microsoft teams.

Tujuan dari acara ini yaitu Mengetahui berbagai instrumen yang digunakan

dalam mikroteknik hewandan Memahami caram enggunakan berbagai

instrumen yang digunakan dalam mikroteknik hewan. Alat yang digunakan

pada praktikum kali ini yaitu laptop, alat tulis, panduan praktikum, buku

laporan sementara, dan handphone. Bahan yang digunakan pada praktikum

kali ini yaitu video praktikum dan powerpoint materi praktikum.

5.1 Mikrotom

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi

bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa

mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan

sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Rina (2013) yang menyatakan bahwa Mikrotom adalah

alat yang dilengkapi dengan pisau yang tajam dan dapat mengiris

potongan block dengan sangat tipis dan sesuai dengan ukuran ketebalan

yang kita inginkan.

Jenis-jenis mikrotom yang paling umum digunakan yaitu mikrotom

putar untut sayatan parafin, mikrotom geser untuk sayatan nitroselulase,

dan mikrotom beku untuk laboratorium klinis. Hal ini sesuai dengan

pendapat Steve (2013) yang menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis


mikrotom yaitu, hand mikrotom, rocking mikrotom, rotary mikrotom,

freezing mikrotom, dan base sledge mikrotom.

Mikrotom berfungsi untuk memotong atau mengiris spesimen

biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.

Hal ini sesuai dengan pendapat Santi (2011) yang menyatakan bahwa

mikrotom berfungsi untuk membuat sayatan jaringan dan dapat dilihat

jelas dari dalam mikroskop. Mikrotom merupakan peralatan yang

digunakan untuk memotong tipis atau irisan suatu jaringan.

Cara kerja dari mikrotom putar yaitu letakan balok parafin pada

dudukan kemudian atur dudukan dengan mata pisau dengan pengatur

vertical dan horizontal. Setelah itu buka pengunci mata pisau, atur besar

tipisnya potongan dengan pengatur mikron. Kemudian Gerakan rotary

untuk memulai penyayatan, gunakan tombol pengatur laju untuk

mempercepat penyayatan. Setelah itu ambil pita sampel yang berisi

jaringan/ organ. Kermudian letakan pita sampel pada waterbath dan ambil

menggunakan kaca objek. Hal ini sesuai dengan pendapat Santi (2011)

yang menyatakan bahwa Mikrotom putar digunakan dengan memutar roda

dengan tangan. Posisi pisau tetap dan blok parafin yang melekat pada

tempat blok bergerak naik turun beraturan. Pada saat yang sama, blok

bergerak ke arah pisau dengan jarak disesuaikan menggunakan skrup

mikrometer. Hasil irisan akan diperoleh bagian-bagian irisan yang sama

sempurna dan berbentuk pita panjang dan irisan sistem seri. Mikrotom
putar memiliki kelebihan yaitu akan diperoleh potongan-potongan jaringan

yang seragam dan stabil.

Bagian-bagian yang ada di mikrotom yaitu pisau mikrotom untuk

menyayat parafin, rotary berfungsi untuk menggerakan dudukan sampel,

pengatur mikron berfungsi untuk mengatur ketebalan pita yang dihasilkan,

mata pisau berfungsi untuk menyayat sampel, pengatur laju berfungsi

untuk mempercepat Gerakan yang dihasilkan rotary, dan wadah digunakan

untuk menampung pita-pita sampel yang tidak digunakan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Santi 2011 yang menyatakan bahwa Pisau mikrotom

merupakan faktor penting dalam menghasilkan irisan yang baik, karena

sangat menentukan dalam pembuatan spesimen histologi dibandingkan

dengan peralatan lainnya. Mikrotom mempunyai alat penjepit objek untuk

melekatkan blok. Pengatur ketebalan berfungsi untuk mengatur besar

irisan yang ingin didapatkan. Rotary berguna untuk memutar alat blok

mikrotom.

5.2 Mikroskop

Mikroskop adalah alat isntrumen mikroteknik untuk melihat obyek

yang terlalu kecil oleh dilihat dengan mata telanjang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Respati (2010) yang menyatakan bahwa mikroskop merupakan

alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda yang berukuran

kecil atau struktur dari material.


Mikroskop berfungsi untuk memperbesar obyek yang berukuran

mikroskopis seperti jaringan atau sel dalam pengamatan mikroteknik

hewan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arianti (2014) yang menyatakan

bahwa mikroskop berfungsi untuk memperbesar objek yang terlalu kecil

untuk dilihat secara kasat mata.

Cara kerja dari mikroskop yaitu nyalakan power dengan menekan

tombol power. Letakkan kaca preparat di meja preparat, kunci

menggunakan pengunci kaca preparat. Atur perbesaran objektif yang

paling kecil (4x) kemudian atur fokus menggunakan pengatur kasar dan

pengatur halus kemudian gunakan perbesaran objektif yang lebih besar

menggunakan revolver. amati sampel menggunakan lensa okuler. Hal ini

sesuai dengan pendapat Nurhayati (2011) yang menyatakan bahwa

Langkah-langkah menggunakan mikroskop yaitu, pegang lengan

mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain mentangga kaki

mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja pengamatandengan bagian

lengan tepat berada di hadapanmu. Lalu, lensa dan cermin dengan

menggunakan kertas tisu. Setelah dibersihkan, pasangkan lensa okuler

dengan perbesaran lemah. Letakkan preparat yang akan kalian amati di

atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya sehingga cahaya yang

terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda. Untuk mencari fokus

gunakan perbesaran lemah terlebih dahulu setelah itu gunakan lensa

dengan perbesaran yang lebih besar.


Fungsi bagian-bagian mikroskop yaitu lensa okuler untuk mengamati

sampel secara langsung dengan mata, lensa objektif berfungsi sebagai

lensa yang paling dekat dengan objek, revolver digunakan untuk

mengganti perbesaran lensa objektif, meja preparat digunakan sebagai

tempat meletakan kaca preparat, pengatur kasar dan pengatur halus

digunakan untuk mengatur fokus lensa, kondensor berfungsi sebagai

sumber cahaya, diagfragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang

masuk, dan kaki mikroskop berfungsi untuk menjaga mikroskop tetap

kokoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Irhami (2019) bahwa fungsi utama

mikroskop ialah untuk melihat dan juga untuk mengamati objek dengan

ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata normal. Fungsi

lain dari mikroskop tetap akan selaras pada fungsi utamanya, bedanya

beberapa dari jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail lagi.

Intinya fungsi mikroskop tetap untuk mengamati objek dengan ukuran

sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.


VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

6.1 Instrumen yang digunakan dalam mikroteknik hewan yaitu mikroskop dan

mikrotom. Mikroskop diguinakan untuk melihat jaringan yang berukuran

sangat kecil. Mikrotom berfungsi untuk mengiris/ menyayat specimen

biologi menjadi tipis untuk pengamatan melalui mikroskop.

6.2 Cara penggunaan mikroskop yaitu letakkan kaca objek dimeja preparat,

gunakan perbesaran objektif yang terkecil kemudian atur fokus

menggunakan pengatur kasar dan halus, gunakan revolver untuk

mengganti perbesaran lensa objektif, amati sampel melalui lensa okuler.

Cara penggunaan dari mikrotom yaitu letakkan blok parafin di mikrotom,

atur dudukan preparat dengan mata pisau, atur ketebalan mikron, gerakan

blok parafin dengan rotary, buang pita parafin yang tidak mengandung

sampel, pita dipindahkan ke waterbath kemudian tempelkan di kaca

preparat.
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, E. (2014). Mikroskop Sederhana dari Botol Plastik Sebagai Alat


Pembelajaran pada Pengamatan Sel. Jurnal EduBio Tropika, 2(2) : 187-250.
bio-equip. (2020). Rotary Freezing Microtom. Diambil kembali dari bio-equip.cn:
https://bio-equip.cn/enshow1equip.asp?equipid=41963
brecklandscientific. (2020). Microscope. Diambil kembali dari
www.brecklandscientific.co.uk:
https://www.brecklandscientific.co.uk/MIC-210-200-p/mic-210-200.htm
Dynatech-int. (2019, November 15). Mikroskop Stereo. Diambil kembali dari
Dynatech: https://www.dynatech-int.com/id/artikel/mikroskop-stereo-adalah
histolabfi. (2020). MIkrotom. Diambil kembali dari http://histolabfi.e-line.nu/:
http://histolabfi.e-line.nu/en/Finland_E-
line/Laitteet___tarvikkeet/Leikkaus/Mikrotomit/Mikrotom_4004_M_Slade_
PFM?id=PFM-400410
Irhami, S. N. (2019). Implementasi Pendekatan Kosntekstual untuk Meningkatkan
Gairah Siswa dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan, 7(1) : 30-42.
leicabiosystems. (2020). Microtom. Diambil kembali dari
www.leicabiosystems.com: https://www.leicabiosystems.com/histology-
equipment/microtomes/histocore-biocut/
Leicabiosystems. (2020). Microtome. Diambil kembali dari
www.leicabiosystems.com: https://www.leicabiosystems.com/histology-
equipment/microtomes/histocore-biocut/
Medlab. (2020). Pemotongan Mikros. Diambil kembali dari Medlab.id:
https://medlab.id/pemotongan-mikros/
Mikrotekniktumbuhan. (2018, September 17). MIkrometri. Diambil kembali dari
mikrotekniktumbuhan.biologi.ugm.ac.id:
https://mikrotekniktumbuhan.biologi.ugm.ac.id/2018/09/07/mikrometri/
Miranti, I. P. (2010). Pengolahan Jaringan untuk Penelitian Hewan Coba. Media
Medika Muda, 4: 1-4.
Moebadi. (2011). MIkroteknik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Noor, R. (2019, Maret). Mengenal Mikrotom. Diambil kembali dari rasuanenoor:
http://www.rasuanenoor.net/2019/03/mengenal-mikrotom.html
Nurhayati, H. (2011). Optimis Lulus UN SMA IPA. Yogyakarta: Cabe Rawit.
Respati, S. M. (2010). Macam-Macam MIkroskop dan Cara Pengunaan.
Momentum, 4(2): 42-44.
Rina, S. (2013). Petunjuk Praktikum Mikroteknik Bagian Histologi dan Biologi
Sel. Yogyakarta: FK UGM.
Rudyatmi, E. (2014). Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Biologi FMIPA
UNNES.
Santi, N. I. (2011). Pengaruh Pemaparan Endosulfan dengan Konsentrasi yang
Berbeda Terhadap Gonad Ikan Lele Dumbo. [SKRIPSI] Lampung: Program
Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Schatzki, S. C. (2014). The Microscope. American Journal of Roentgenology,
202: 246-247.
Steve, L. (2013). AVMA Guideline for the Euthanasia of Animals. Schaumburg:
American Veterinary Medical Association.
Sukardjo & Lis, P. S. (2010). Penilaian dan Hasil Pembelajaran IPA.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sutarno, N. (2011). Biologi Umum Lanjutan I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Halaman Pengesahan

Lumajang, 11 September 2020

Mengetahui

Asisten Praktikan

ACC

Retno Winarti Muhammad Ilham Jasir


24020117130092 24020118120028

Anda mungkin juga menyukai