GENETIKA REKOMBINAN
ACARA PRAKTIKUM KE : I
PENGENALAN ALAT, PENGGUNAAN MIKROPIPET,
DAN PELABELAN
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ACARA I
PENGENALAN ALAT, PENGGUNAAN MIKROPIPET,
DAN PELABELAN
I. Tujuan
I.1 Mampu mengetahui fungsi dan cara kerja dari penggunaan alat dalam Genetika
Rekombinan.
I.2 Mampu memahami cara menggunakan mikropipet dalam penelitian Genetika Rekombinan.
Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja
dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan
agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Beberapa alat yang
umum digunakan dan harus dikenal serta diketahui cara penggunaannya antara lain PCR,
plate, stirrer, mortar and pastle, mikrosentrifuge, vortex dan lain sebagainya .Alat-alat
praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam
proses praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi
masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penelitian, tentu alat-alat ini
sangat dibutuhkan sekali alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan
benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting
agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar, data-data yang tepat akan
menjadi tiga, yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas, dan peralatan mekanik/elektronik.
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan
yang menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau tembus pandang kaku (riqid), tidak
mudah bereaksi dengan bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah
meleleh terutama pada masa pemanasan dibawah 100oC. Peralatan non gelas merupakan
peralatan yang biasanya digunakan dalam percobaan di laboratorium kimia. Peralatan non
gelas ini bukanlah merupakan peralatan utama, apabila tidak tersedia peralatan ini dapat
diusahakan peralatan lain yang dapat menggantikan fungsinya. Namun demikian peralatan
non gelas harus sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di
laboratorium kimia dapat berjalan dengan berjalan dengan lancar (Baharuddin, 2013).
dalam satuan μl. Mikropipet sangat peka, mahal, dan penting terutama dalam pengerjaan
DNA. Alat ini menggunakan pengisapan yang bisa mengatur berapa volume yang ingin
diambil. Prinsip awal pembuatan mikropipet ditemukan oleh Warren Gilson dan Henry
mereka membuat sebuah mesin untuk mengukur berapa volume oksigen yang dibutuhkan
saat pertumbuhan suatu sel. Alat ini bekerja dengan menggerakkan piston untuk menjaga
tekanan udara konstan saat oksigen digunakan. Tiga hal terpenting yang diperhatikan saat
itu adalah, ukuran kecil piston, akurasi pengukuran dan pengaturan (University of
Wisconsin, 2013).
cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume
kecil kurang dari 1000 mikroliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga
disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang
lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset berapapun
volumenya selama dalam range volume pipet. Meskipun produk mikropipet telah dirancang
akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk
laboratorium yang terakreditasi. Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan
penyimpangan. Kalibrasi akan menjamin akurasi. Ada beberapa macam merek mikropipet
yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll. Namun yang biasa dipakai di
laboratorium, seperti misalnya merk Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000 pada kepala
Spesimen atau sampel yang telah diambil dari pasien akan diberi label barcode yang
merupakan identitas pasien untuk mencegah tertukar dengan spesimen atau sampel lain,
adalah spesimen yang telah melalui proses lanjutan dan siap untuk diperiksa. Hal-hal lain
yang harus diperhatikan selama penanganan sampel adalah suhu, cahaya, pelabelan,
pengemasan. Untuk sampel darah, misalnya, setelah diambil dari vena pasien, harus
Selanjutnya, serum diperiksa, cadangan disimpan atau untuk pemeriksaan khusus maka
serum dirujuk atau dikirim ke pusat rujukan. Setelah sampel dianggap layak periksa sesuai
dengan persyaratan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selain strategi
pemeriksaan, pada proses pemeriksaan anti HIV perlu adanya jaminan kerahasiaan dari
pasien. Sesuai tujuan pemeriksaan, untuk menjaga kerahasiaan ini, dilakukan beberapa
metode pendekatan tes HIV yang diimplementasikan pada pengambilan dan pelabelan
spesimen yaitu dengan mandatory, voluntary confidential atau linked confidential dan
III.1.1 Alat
1. Hp
2. Laptop
3. Alat tulis
III.1.2 Bahan
1. Mikropipet
2. Mikrosentrifuge
3. Vortex
4. Mortar dan Pestle
5. Nanodrop Spectrofotometer
6. PCR
7. Elektroforesis
8. UV Trasluminator
III.1.3 Cara Kerja
III.2.1 Alat
1. Hp
2. Laptop
3. Alat tulis
III.2.2 Bahan
1. Mikropipet
2. Tip
3. Mikropipet tiruan
III.2.3 Cara Kerja
III.2.3.1 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti Handscon, Masker, dan
baju lab.
III.2.3.2 Pasang pipet tips pada mikropipet yang anda gunakan, pastikan gunakan
yang sesuai (blue tip, yellow tip, white tip).
III.2.3.3 Tekan Plunger sampai pada posisi pemberhentian pertama (First Stop),
dan tahan menggunakan Ibu Jari.
III.2.3.4 Celupkan ujung pipet tip ke dalam cairan, pastikan posisinya berada di
tengah cairan, tidak terlalu ke atas, tidak terlalu ke dasar wadah.
III.2.3.5 Kemudian lepaskan tekanan pada ibu jari terhadap plunger secara
perlahan lahan sampai cairan masuk memenuhi pipet tip anda.
III.2.3.6 Angkat mikropipet anda sampai pipet tip terangkat dari cairan.
III.2.3.7 Arahkan ujung pipet tip ke dinding wadah penampungan cairan.
III.2.3.8 Sebaiknya miringkan wadah penampung agar cairan tidak langsung
menghantam dasar wadah, melainkan melalui dinding, dan posisi
mikropipet tetap tegak lurus.
III.2.3.9 Tekan kembali plunger perlahan lahan sampai semua cairan keluar dari
pipet tip sampai pemberhentian pertama (First Stop)
III.2.3.10 Setelah sampai pada pemberhentian pertama, dan masih ada sisa sedikit
cairan, maka lanjutkan menekan plunger sampai pada pemberhentian
kedua (Second stop), guna Second stop adalah untuk mengeluarkan
cairan yang tersisa sedikit di ujung pipet tips.
III.2.3.11 Setelah cairan berhasil dituang ke wadah penampung, maka bila pipet tip
sudah terkontaminasi, maka sebaiknya pipet tip dibuang ke wadah
penampungan limbah.
III.2.3.12 Tekan tuas yang berguna untuk melepaskan pipet tip secara langsung.
III.2.3.13 Pastikan arah pipet tip sudah menuju ke pembuangan limbah, kemudian
tekan tuasnya, dan pipet tip langsung masuk ke pembuangan limbah.
III.2.3.14 Kembalikan mikropipet ke posisi tegak lurus menggunakan pipet stand.
Jika tidak ada, maka letakkan di tempat yang bersih dan kering.
III.3 Pelabelan pada Microtube
III.3.1 Alat
1. Hp
2. Laptop
3. Alat tulis
III.3.2 Bahan
1. Microtube
III.3.3 Cara Kerja
III.3.3.1 Peganglah tabung mikro dengan benar
III.3.3.2 Pelabelan yang benar dilakukan di 2 tempat yaitu di tutup tabung dan di
sisi tabung
Menggunakan pena yang tidak hilang/luntur.
IV. Hasil Pengamatan
(Dawan, 2019)
Mikropipet, dan Pelabelan”. Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari Kamis, 10 September
2020 pukul 07.30 WIB - selesai secara online via Microsoft Teams dan WhatsApp. Tujuan
praktikum agar mampu mengetahui fungsi dan cara kerja dari penggunaan alat dalam Genetika
Rekombinan, mampu memahami cara menggunakan mikropipet yang baik dan benar serta
mampu melakukan pelabelan secara benar.Adapun alat yang digunakan meliputi buku panduan
praktikum, alat tulis, laptop, Microsoft Teams, dan koneksi internet. Sedangkan bahan yang
praktikum diawali dengan alat dan bahan disiapkan, Microsoft Teams dibuka, kegunaan masing-
masing alat laboratorium mikrobiologi dijelaskan oleh asisten, kemudian hasil pengamatan
dicatat.
Alat laboratorium adalah suatu benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan
ilmiah di laboratorium. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad (2013), alat laboratorium
adalah suatu benda yang digunakan untuk membantu memperlancar kegiatan praktikum
tempat riset yakni laboratorium. Rekayasa genetik atau rekombinan DNA adalah kumpulan
dalam bentuk murninya. Ini sejalan dengan pendapat Sutarno (2016), bahwa rekayasa
fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk murninya. Di dalam penelitian genetika
V.1.1 Mikropipet
skala mikroliter. Hal ini sesuai dengan Sanders (2012), bahwa mikropipet ini
berfungsi untuk mentransfer larutan secara tepat dalam skala µL yang pada ujungnya
terdapat tip untuk tempat larutan. Mikropipet terdiri dari beberapa ukuran yaitu P2
untuk ukuran 0,2-2 µL, P10 untuk 1-10 µL, P20 untuk 2-20 µL, P200 untuk 20-200
adjustment, volume readout, tip eject shaft, tip attachment, pipette barrel, dan
pipette channel. Hal ini sesuai University of Queensland (2017), bahwa bagian-
bagian mikropipet terdiri dari plunger, tip eject button, volume adjustment, volume
Cara kerja alat ini adalah dengan mengatur volume terlebih dahulu,
memasang tip, lalu mengambil larutan, kemudian mengeluarkan larutan. Ini sejalan
adalah sebagai berikut: Pengaturan volume, atur volume larutan yang hendak
diambil dengan cara memutar-mutar bagian kepala pipet dan perhatikan angka yang
tercantum pada bagian tengah mikropipet. Pemasangan Tip, pasang Tip sesuai
pertama (jangan dilepas), ingat jangan sampai menekannya lebih dalam lagi karena
perlahan dan tahan mikropipet beberapa saat untuk memastikan cairan terambil
sempurna (tidak ada gelembung). Pindahkan larutan ke dalam wadah lainnya dengan
cara menekan tombol penekan sampai hambatan kedua (tekanan penuh). Tekan
kembalikan skala volume ke yang paling kecil setelah selesai menggunakan agar pir
V.1.2 Mikrosentrifus
Wadah kecil yang dimaksud di sini biasanya ependorf, tabung sentrifuse, falkon,
tabung reaksi, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan Astuti (2019) bahwa Vortex Mixer
larutan dalam tabung reaksi. Pada Vortex mixer dilaboratorium pada umumnya,
berbasis digital dan didalam Vortex mixer tersebut tidak terdapat indikator waktu
Bagian-bagian dari Vortex adalah rubber cup yang terbuat dari karet, motor
sebagai penggerak, speed control untuk mengatur kecepatan getaran. Hal ini
didukung oleh pendapat Astuti (2019) bahwa alat ini terdiri dari sebuah motor listrik
dengan drive shaft yang berorienasi vertikal dan melekat pada sepotong karet yang
dipasang sedikit keluar dari pusat. Sebagai alat yang berjalan,potongan karet
berisolasi cepat dengan gerakan melingkar. Motor akan memberikan putaran tabung
reaksi sehingga dapat terjadi proses menghomogenkan larutan.
Cara kerja vortex diawali menyambungkan kabel ke sumber listrik. Lalu
tekan saklar di posisi 'ON'. Atur kecepatan putaran sesuai keinginan. Nanti alatnya
akan mulai berputar secara kontinyu. Pegang sampel dalam wadah yang kuat,
kemudian tempelkan (tekan) ke bagian Vortex Mixer yang berputar, bisa di tengah
atau di samping, untuk menghomogenkan larutan yang ada di dalamnya. Hal ini
sesuai dengan Astuti (2019) bahwa Sampel yang berwujud cairan ditempatkan dalam
wadah tertentu seperti gelas piala, erlemeyer, labu kocok, tabung reaksi ataupun alat
gelas lainnya. Selanjutnya, sampel dalam wadah akan diaduk (digoyang) secara
orbital atau secara linear.
V.1.4 Mortar dan Pestle
Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu
bahan atau sample seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain, untuk tujuan
isolasi DNA, RNA, atau protein. Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan pestle
adalah bagian batang yang dipegang. Lama Penggerusan sangat tergantung jenis
bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian menggunakan alat tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ruchi (2019) bahwa mortar dan pestle digunakan untuk menggerus
sampel yang akan diisolasi DNAnya. DNA hasil isolasi kemudian dianalisis
kuantitas serta kualitasnya. Hasil kuantifikasi dengan menghitung konsentrasi dan
tingkat kemurnian menggunakan alat nanodrop.
Bagian dari Mortar dan pestle adalah mortar merupakan wadah cekung
sebagai tempat sampel digerus. Sedangkan pestle digunakan untuk menggerus
sampel yang berada didalam mortar. Hal ini didukung oleh Singh (2018) bahwa alat
ini terdiri dari mangkuk (mortar) dan benda tumpul yang berat (pestle), yang
ujungnya digunakan untuk menghancurkan dan menggiling bahan atau zat menjadi
pasta atau bubuk halus. Penggilingan mortar pestle biasa untuk menghasilkan
alkohol amino-b dalam hasil yang baik hingga sangat baik. Cara kerja mortar pestle
yaitu sampel dimasukkan dalam mortar. Lalu pestle ditekan pada sampel hingga
sampel menjadi halus. Hal ini sesuai dengan Singh (2018) bahwa pada awalnya,
stirena oksida dan anilin dipilih sebagai model substrat untuk penggilingan
mortarepestle dengan adanya dua tetes air. Kemajuan yang wajar dari reaksi diamati,
yang memberi kita klarifikasi bahwa penggilingan dalam kondisi berair bisa menjadi
kombinasi yang lebih baik untuk pembukaan cincin epoksida.
V.1.5 Nanodrop Spectrofotometer
dalam satuan μl. Mikropipet sangat peka, mahal, dan penting terutama dalam pengerjaan
DNA. Alat ini menggunakan pengisapan yang bisa mengatur berapa volume yang ingin
diambil. Prinsip awal pembuatan mikropipet ditemukan oleh Warren Gilson dan Henry
mereka membuat sebuah mesin untuk mengukur berapa volume oksigen yang dibutuhkan
saat pertumbuhan suatu sel. Alat ini bekerja dengan menggerakkan piston untuk menjaga
tekanan udara konstan saat oksigen digunakan. Tiga hal terpenting yang diperhatikan saat
itu adalah, ukuran kecil piston, akurasi pengukuran dan pengaturan. Hal ini sesuai
pengukuran volume secara akurat dalam satuan μl dan menggunakan pengisapan yang bisa
mengatur berapa volume yang ingin diambil. Prinsip awal membuat sebuah mesin untuk
mengukur berapa volume oksigen yang dibutuhkan saat pertumbuhan suatu sel. Alat ini
bekerja dengan menggerakkan piston untuk menjaga tekanan udara konstan saat oksigen
digunakan.
cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume
kecil kurang dari 1000 mikroliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga
disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang
lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset berapapun
volumenya selama dalam range volume pipet. Meskipun produk mikropipet telah dirancang
akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk
laboratorium yang terakreditasi. Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan
penyimpangan. Kalibrasi akan menjamin akurasi. Ada beberapa macam merek mikropipet
yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll. Namun yang biasa dipakai di
laboratorium, seperti misalnya merk Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000 pada kepala
pipet. Hal ini sesuai Ikmal (2008) bahwa walaupun produk mikropipet telah dirancang
akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk
laboratorium yang terakreditasi. Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan
tentang sampel yang berada didalam mikrotube. Selain itu pelabelan dimaksudkan agar
lebih mudah membedakan antara sampel satu dengan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Spector (2020), bahwa tabung eppendorf adalah standar emas tabung
microcentrifuge di laboratorium yang menangani cairan dalam volume kecil. Dalam ilmu
hayat dan laboratorium biologi, tabung microcentrifuge digunakan untuk semua jenis
aplikasi dari penyimpanan sampel hingga reaksi yang berjalan dan memutar atau
memisahkan sampel. Eksperimen apa pun yang dilakukan, jika bekerja dengan volume kecil
laboratorium. Salah satu keuntungan dari tabung mikro ini yaitu permukaan tutup tabung
Pelabelan pada mikrotube yang benar yaitu dilakukan di bagian tutup tabung
maupun bagian sisi tabung. Selain itu, pelabelan harus dilakukan dengan bolpen yang tidak
mudah luntur atau hilang. Dengan demikian, keterangan sampel tidak akan hilang selama
reaksi di dalam alat berlangsung. Pada label berisi informasi nama ataupun nomor tertentu
sesuai sampel pada mikrotube yang dimaksud. Hal ini sesuai dengan pendapat Blaney dan
Howard (2013), yang menyatakan bahwa label sampel minimal harus mencantumkan 2
identitas, yaitu nama lengkap pasien dan nomor catatan medik. Standar pelabelan sampel
yang lengkap harus mencantumkan nama lengkap pasien, nomor rekam medik, tanggal
pengambilan sampel, tanda tangan dan inisial nama petugas pengambil sampel. Hal lain
yang perlu diperhatikan pada label adalah label harus terbaca dan tidak terhapus.
VI. Kesimpulan
6.1 Alat yang digunakan dalam genetika rekombinan antara lain mikropipet yang berfungsi
memisahkan molekul atau senyawa berdasarkan berat massanya dengan ukuran volume
tabung yang kecil, vortex berfungsi untuk menghomogenkan larutan dalam wadah kecil
seperti tabung reaksi, mortar dan pestle digunakan untuk menghancurkan bahan yang
mengukur nilai kuantitatif atau uji kuantitatif DNA, PCR atau thermal Cycler berfungsi
medan listrik, dan UV Transluminator berfungsi untuk menvisualkan DNA yang telah
6.2. Cara menggunakan mikropipet yang benar adalah dengan menggunakan mikropipet dan
tip dengan volume yang sesuai. Tekan tombol plunger sampai pada pemberhentian
pertama, celupkan tip ke dalam cairan tidak terlalu dalam dan dangkal dengan posisi
mikropipet tegak lurus, Tarik plunger secara perlahan hingga cairan masuk ke dalam
tip. untuk mengeluarkan cairan ke dalam tabung atau wadah yang telah disediakan,
tempelkan tip pada dinding wadah, agar posisi mikropipet tetap tegak lurus maka
miringkan wadah atau tabung cairan kemudian tekan tombol plunger sampai
pemberhentian kedua. Terakhir untuk melepaskan tip, tekan tombol tip ejector dan
6.3. Cara memberi pelabelan yang benar pada microtube yaitu dengan memberi label pada
Ahmad, R., 2013. Akurasi Alat-Alat Ukur Volume yang Digunakan dalam Praktikum danPenelitian
di Laboratorium Kimia FMIPA Unimed. Jurnal Agroment Indonesia, 21 (2): 39-45.
Baharuddin, M. dan Asis, F. 2014. Modul Manajemen Laboratorium. Jurusan Kimia UIN Alauddin
Makasar: Gowa.
Blaney, K.D., Howard, P.R. 2013. Antibody Detection and Identification. Basic & Applied
Conceppts of Blood Banking and Transfusion Practices Third Edition. United States:
Elsevier Mosby. p. 158-187.
Chai, Y., Chen, H., Gao, G., Liu, X., & Lu, C. (2019). Identification of new interferences leached
from plastic microcentrifuge tubes in electrospray ionization mass spectrometry. Rapid
Communications in Mass Spectrometry, 33(10), 969-977
Fitriatin, Elly., dan Abdul, Manan. 2015. Pemeriksaan Viral Nervous Necrosis (VNN) pada Ikan
dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
7(2): 149-152.
Khanzadeh, A. Farhang & Mahdi J. Blourchian. 2011. Ultraviolet Radiation Exposure from UV-
Transilluminators. Journal of Occupational and Environmental Hygiene. 2(10): 293-496.
Maftuchah, A. Winaya, dan A. Zainudin. 2014. Teknik Dasar Analisis Biologi Molekuler.
Yogyakarta: Deepublish.
Ratih, W. U. (2012). Strategi Pemeriksaan Laboratorium Antihiv. Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community), 9(2).
Ruchi, W., Putri, D. H., Anhar, A., & Farma, S. A. (2019). Comparison of Three Different DNA
Isolation Methods To Degradate The Trichoderma Fungi Cell Wall. Bioscience, 3(1), 50-59.
Sanders, E. R. 2012. Aseptic Laboratory Techniques: Volume Transfers with Serological Pipettes
and Micropipettors. Journal of Visualized Experiment, 63(2754).
Singh, N., Rai, V. K., & Kumar, A. (2018). Aqueous mortar–pestle grinding: An efficient,
attractive, and viable technique for the regioselective synthesis of β-amino alcohols.
Comptes Rendus Chimie, 21(2), 71-79.
Spector, Alex. 2020. The Eppendorf Tube-Simple and Safe Sample Preparation with the
“Eppi” Tube. California: Pipette The Feel Good Company.
Wu, H., Zhang, S., Chen, Y., Qian, C., Liu, Y., Shen, H., ... & Chen, H. (2020). Progress in
molecular detection with high-speed nucleic acids thermocyclers. Journal of Pharmaceutical
and Biomedical Analysis, 113489.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Asisten Praktikan
24020117130088 24020118120028