Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA PRAKTIKUM KE 3

FOTOTROPISME DAN GEOTROPISME

Nama : M. Ilham Jasir

NIM : 24020118120028

Kelompok : 2

Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019

Asisten : Ahmad Arfi S

LABORATORIUM BSFT
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Semarang, 19 September 2019

Asisten Praktikan

Ahmad Arfi Setiadi Muhammad Ilham Jasir


NIM. 24020115120042 NIM. 24020118120028
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa


cahaya matahari. Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju
arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman
monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh Fototropisme
disebut juga heliotropisme. Fototropisme berkaitan erat dengan zat tumbuh yang terdapat
pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena cahaya, zat
tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi batang
yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada sisi batang yang tidak
terkena cahaya sehingga batang membelok ke arah cahaya (Wayan, 2017).

Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi
bumi. Geotropisme disebut juga gravitropisme. Geotropisme positif jika gerak responnya
menuju ke bumi atau menuju ke bawah, Misalnya: gerak pertumbuhan akar. Geotropisme
negatif jika gerak responnya menjauhi bumi atau menuju ke atas, Misalnya: gerak
pertumbuhan batang. stilah geotropisme digunakan untuk fenomena yang mana bagian –
bagian tanaman multiseluler mengasumsikan orientasi pada sudut yang secara khusus yang
berhubungan dengan arah tali pengukur tegak lurus. Jadi sebagian besar organ tanaman
mencapai keseimbangan stabil pada sebuah sudut tertentu terhadap vektor gaya berat dan
dari situ setiap keberangkatan yang dipaksakan akan menyebabkan tanaman melengkung
balik kepada apa yang mungkin disebut orientasi yang disukai (Wayan, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Dapat menjelaskan perbedaan pengaruh gaya gravitasi terhadap gerak tumbuh akar dan
tajuk tanaman kacang hijau (Vigna radiatus)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gerak Pada Tumbuhan

Gerakan pada tumbuhan relatif tidak terlihat, gerakan tumbuhan hanya dilakukan oleh
sebagian tubuh tumbuhan dan tidak seluruhnya, tetapi hal itu juga termasuk gerak. Gerak
tumbuhan begitu perlahan lahan sehingga kadang kadang tidak terlihat oleh mata biasa.
Sepintas lalu agaknyajanggal kalau dikatakan bahwa tanaman itu bergerak, namun
nyatanya demikian. Kemampuan bergerakini adalah salah satu ciri ciri mahlukhidup
disamping ciri yang lain seperti: pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan lain-lain.
Banyak tanaman rendah, terutama yang bersel satu dapat bergerak dalam arti kata
berpindah pindah tempat. Banyak bakteri, alga bersel satu, spermatozoid bangsa lumut dan
paku dapat bergerak dengan bebasnya, seakan akan mereka itu hewan hewan gesit. Gerak
tanaman rendah semacam itu sering disebut gerak lokomotoris (gerak pindah tempat)
(Harahap, 2012).

2.2 Gerak Tropisme

Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti
membelok. Bila gerakannya mendekati arah rangsangan disebut tropisme positif sedangkan
jika gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan disebut tro isme negatif. Contoh
antara lain Gerak batang tumbuhan ke arah cahaya, Gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,
Gerak akar menuju air, dan Gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis
tumbuhan bersulur (Wayan, 2017).

2.2.1 Gerak Fototropisme

Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan


berupa cahaya matahari. Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil
rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang
tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang
baru tumbuh Fototropisme disebut juga heliotropisme. Fototropisme berkaitan erat
dengan zat tumbuh yang terdapat pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada
sisi batang yang terkena cahaya, zat tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang
tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi batang yang terkena cahaya mengalami
pertumbuhan lebih lambat daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya sehingga
batang membelok ke arah cahaya (Wayan, 2017).
Gambar 2.2.1 Fototropisme

(Wayan, 2017).

2.2.2 Gerak Geotropisme

Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan


statolit. Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan
terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya
penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun,
tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme
yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan
menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman
ke sisi bawah akar (Wayan, 2017).

Gambar 2.2.1 Geotropisme

(Wayan, 2017).

2.3 Gerak Taksis


Taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat
dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari
macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi Fototaksis dan Kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya.
Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia
(Wayan, 2017).

2.4 Gerak Nasti

Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan.
namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari
bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu, arah gerak dari
bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri.
Contoh antara lain Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan,
Menutupnya daun majemuk pada tanaman polong saat malam hari, Membuka dan
menutupnya bunga pukul empat, dan Membuka serta menutupnya stomata (Wayan, 2017).

2.5 Kacang Hijau (Vigna radiates L. )

Kacang hijau dengan ilmiah nama Vigna radiata, adalah legum musim panas musim
pendek yang ditanam di daerah tropis dan subtropis daerah kering. Selama pertumbuhan,
tanaman terkena stres kering yang mengarah ke perubahan penting dalam reaksi fisiologis.
Gandum legum adalah sumber protein utama di Indonesia di daerah kering dan semi kering
bahkan di dunia sendri dan memainkan peran penting dalam perekonomian. Tekanan air
dianggap salah satunya masalah utama dalam produksi kacang hijau yang menyebabkan
penurunan global dalam pertumbuhan dan hasil, terutama di kering, dan daerah semi kering
di mana tidak ada cukup hujan (Foovladivanda, 2014).

Gambar 2.2.5 Vigna Radiata

IDN TIMES, 2019


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum Fisiologi Tumbuhan Acara III yang berjudul “Gerak Pada Tumbuhan”
ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 September 2019, di Laboratorium BSF,
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
Praktikum ini memiliki tujuan dapat menjelaskan perbedaan pengaruh gaya gravitasi
terhadap gerak tumbuh akar dan tajuk tanaman kacang hijau (Vigna radiatus L). Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, buku panduan praktikum, buku laporan
semantara, kamera HP, kertas duplex, karet gelang, baskom, polybag, dan kardus dengan
tinggi minimal 30 cm. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman kacang hijau
(Vigna radiatus L), kapas, kertas saring, media tanah, dan label.

Praktikum ini menggunakan tanaman kacang hijau karena tanaman ini berumur
pendek, memiliki pertumbuhan yang cepat, dapat tumbuh pada semua jenis tanah dan dapat
ditanam pada iklim yang hangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2018) bahwa
kacang hijau berumur genjah (55 – 56 hari), tahan kekeringan, variasi jenis penyakit relatif
sedikit, dapat ditanam pada lahan kurang subur dan harga jual relatif stabil.

4.1 Gerak Fototropisme

Gerak fototropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan


cahaya. Gerak ini terbagi menjadi gerak fototropisme positif dan gerak fototropisme
negatif. Gerak fototropisme positif membuat tumbuhan bergerak mendekati arah datangnya
cahaya. Sedangkan gerak fototropisme negatif akan menjauhi arah datangnya cahaya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Cristie (2013) bahwa fototropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju ke arah cahaya
disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok
kearah datangnya cahaya. Sedangkan pertumbuhan bagian tumbuhan menjauhi arah
datangnya cahaya disebut dengan fototropisme negatif. Misalnya gerak pertumbuhan ujung
akar.
Pada percobaan fototropisme ini diberi perlakuan penutupan menggunakan kardus
yang telah diberi lubang sebagai tempat masuknya cahaya. Perlakuan ini berfungsi untuk
mengetahui bagaimana arah gerak tumbuhan dengan adanya sedikit cahaya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hongcun (2011) bahwa gelas kedua diberi perlakuan dengan menutupinya
dengan kardus, tetapi salah satu sisi kardus diberi lubang sebagai tempat masuknya cahaya
yang bertujuan mengetahui bagaimana arah gerak dan pertumbuhan tanaman dengan sedikit
cahaya.

Tabel Gerak Fototropisme

No Hari Ulangan Gelap Terang

No Hari Ulangan Gelap Terang

1 Jumat, 20 September 2019 1

Minggu, 22 September
3 3
2019 (Dok. Pribadi, 2019)
(Dok. Pribadi, 2019)

(Dok. Pribadi, 2019) (Dok. Pribadi, 2019)

2 Sabtu, 21 September 2019 2

4 Senin, 23 September 2019 4


(Dok. Pribadi, 2019)

(Dok. Pribadi, 2019)

(Dok. Pribadi, 2019) (Dok. Pribadi, 2019)


5 Selasa, 24 September 2019 5

(Dok. Pribadi, 2019) (Dok. Pribadi, 2019)


Berdasarkan hasil praktikum di atas, didapatkan hasil yaitu perbedaan antara
tanaman yang diletakkan di tempat gelap dan tempat yang terang. Tanaman yang tidak
mendapatkan sinar sama sekali atau ditempatkan di tempat gelap hormon auksinnya
bekerja lebih cepat dan optimal. Mekanismenya yaitu pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat terang karena batangnya yang
lemah dan tidak memiliki jaringan penguat karena mengalami etiolasi, dan juga
tumbuhannya lebih kecil karena hormon auksin banyak terurai oleh sinar matahari.
Daun yang ada pada tanaman yang diletakkan di tempat gelap berwarna hijau lebih
pucat karena pigmen klorofil pada daun kesulitan menyerap sinar matahari.
Tanaman yang diletakkan di tempat terang mengalami gerak fototropisme, dapat
dilihat pada hari kedua pengulangan ke 5 dimana tumbuhan mulai membengkok ke
arah datangnya cahaya dengan cara mendekati lubang cahaya yang ada di kardus. Hal
ini disebabkan karena hormon auksin yang terakumulasi di daerah yang redup (akar)
akan menyebabkan perumbuhan akar yang meningkat, akibatnya terjadi pembelokan
tajuk ke arah datangnya rangsang. Hal ini sesuai dengan Ashar (2017) bahwa respon
tanaman terhadap cahaya, umumnya sama, yaitu mengakibatkan terjadinya respon
fototropisme pada daun, batang, petiolus, maupun hipokotil, pada daun umumnya
respon fototropisme berupa pergerakan daun ke arah cahaya ataupun perubahan posisi
daun menghadap cahaya dan bentuk daun yang merata. Hal tersebut juga terjadi pada
batang, petiolus, maupun hipokotil.

4.2 Gerak Geotropisme

Gerak geotropisme merupakan gerak tumbuhan dipengaruhi oleh rangsangan


gravitasi bumi. Gerak ini terbagi menjadi gerak geotropisme positif dan gerak
geotropisme negatif. Gerak geotropisme positif membuat tumbuhan bergerak searah
gravitasi. Sedangkan gerak geotropisme negatif akan bergerak berlawanan arah dengan
gravitasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2010) bahwa geotropisme adalah
pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman
yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan
geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman,
tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman
yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar
sebagai organ tanaman ke arah bawah.

Pada percobaan geotropisme ini diberi perlakuan kertas duplek yang dibungkus
dengan kertas saring agar kecambah mendapatkan asupan air yang ada di dalam
baskom, sehingga tetap terjadi proses pertumbuhan. Kecambah diletakkan dalam posisi
horizontal di atas kapas bertujuan untuk mengetahui arah geraknya yang disebabkan
adanya rangsangan dari gravitasi bumi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
(2010) bahwa penggunaan kertas saring dan kapas dimaksudkan untuk proses
pertumbuhan kecambah itu sendiri, dengan diserapnya air diharapkan agar kecambah
dapat tumbuh dengan baik. Pada keadaan horizontal ini akumulasi auksin akan berada
di bagian bawah. Hal ini menunjukkan transportasi auksin ke arah bawah sebagai
akibat dari pengaruh geotropisme.

Tabel Gerak Geotropisme

No Hari Ulangan Keterangan

5
4 Belum ada
3
Jumat, 20 pertumbuhan akar
1 September 2 adventif dan bagian
2019 1 batang ke atas
masih normal

(Dok. Pribadi, 2019)


Sudah mulai
tumbuh akar
5
adventif yang
Sabtu, 21 4
mengarah ke bawah
September 3 dan bagian batang
2019 2 mulai membengkok
1 ke atas
2 (Dok. Pribadi, 2019)

Akar adventif yang

5 tumbuh semakin
Minggu, 22 4 banyak dan panjang
3 September 3 dan bagian batang
2019 2 semakin
1 membengkok ke
atas.
(Dok. Pribadi, 2019)

Akar adventif yang


tumbuh terlihat
5 sangat jelas,
Senin, 23 4 semakin banyak
4 September 3 dan panjang serta
2
2019 pembengkokan
1
pada batang
semakin terlihat
jelas.
(Dok. Pribadi, 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan, telah didapatkan data pada hari pertama (Jumat,
20 September 2019) bahwa kecambah pada ulangan 1 sampai 5 belum terjadi perubahan
pada akar maupun batangnya. Pada hari kedua (Sabtu, 21 September 2019) telah terlihat
pertumbuhan akar adventif ke arah bawah dan terjadi pembelokan batang ke arah atas
pada kecambah ulangan 1 sampai 5. Pada hari ketiga (Minggu, 22 September 2019)
terlihat semakin jelas pertumbuhan akar yang mengarah ke bagian bawah dan batang
membengkok ke atas pada kecambah ulangan 1 sampai 5. Pada hari keempat (Senin, 23
September 2019) terdapat pertumbuhan akar adventif ke arah bawah yang semakin
banyak, dan semakin terlihat pembelokan batang ke arah atas pada kecambah ulangan 1
sampai 5. Hasil tersebut telah membuktikan adanya gerak geotropisme positif yang
terjadi pada pertumbuhan tunas adventif ke arah bawah pada kecambah. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nasution (2010) bahwa geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi
terhadap pertumbuhan organ tanaman.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang dikatakan


berhasil, karena pada hari kedua sudah mulai muncul akar adventif yang menuju ke
bawah sebesar 50⁰ sebagai akibat dari gerak geotropisme positif yang disebabkan oleh
gaya gravitasi, dan berlanjut pada hari ketiga dan keempat yang dimana hari keempat
akar adventif yang tumbuh terlihat sangat jelas. Tajuk yang tumbuh membengkok ke
atas sekitar 75⁰ menandakan geotropisme negatif karena melawan arah gravitasi. Hal ini
sesuai dengan Hapsari (2011) bahwa geotropisme merupakan respon terhadap
rangsangan terarah oleh gravitasi bumi yang melibatkan pertumbuhan perpanjangan
diferensil sehingga menyebabkan pelengkungan. Mekanisme perilaku ini diduga oleh
peranan hormon pertumbuhan yaitu auksin. Menurut tanggapan He and South (2016)
menyatakan bahwa auksin merupakan peran utama dalam geotropisme di akar atau
sebagai kontrol geotrofik maupun media transduksi. Konsentrasi yang berbeda di daerah
elongasi akar mungkin dapat menyebabkan laju pertumbuhan yang berbeda.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui pengaruh gaya gravitasi pada
akar dan tajuk tanaman Vigna radiata L. yaitu menyebabkan akar tumbuh panjang ke
bawah (geotropisme positif) sebesar 50⁰ dan menyebabkan tajuk membengkok ke atas
(geotropsisme negatif) sebesar 75⁰.
5.2 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui pengaruh cahaya matahari
terhadap akar dan tajuk tanaman Vigna radiata L. yaitu menyebabkan tajuk tanaman
yang terkena sinar matahari akan membelok ke arah datangnya cahaya, dan pada
tanaman yang gelap menyebabkan daunnya bewarna hijau lebih pucat dibandingkan
dengan tanaman yang terkena sinar matahari. Hormon auksin yang ada pada tanaman
yang tidak terkena sinar matahari lebih cepat bekerja optimal karena tidak terurai oleh
sinar matahari yang mengakibatkan tanaman tumbuh lebih besar dibanding tanaman
yang terkena sinar matahari.
DAFTAR PUSTAKA

Ashar (2017) Kacang Hijau. Depok : Penebar Swadaya.

Christie, John M. and Murphy, Angus S.. 2013. Shoot Phototropism In Higher Plants: New Light
Through Old Concepts. American Journal of Botany 100(1): 35–46

Fooladivanda, Z., M. Hassanzadehdelouei, and N. Zarifinia. 2014. Effects of water stress and
potassium on quantity traits of two varieties of mung bean (Vigna radiata L.). Cercetari
Agronomice in Moldova. XLVII(1):107-114.

Hapsari, L. 2011. Perilaku Geotropisme dan Orientasi Tandah Buah pada Beberapa Kultivar Pisang
Indonesia. Berkala Penelitian Hayati, 7, 119-123.

Hapsari, L. 2011. Perilaku Geotropisme dan Orientasi Tandan Buah pada Beberapa Kultivar Pisang
Indonesia.Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 7A (119–123),

Harahap, Fauziyah (2012) Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Unimed Press, Medan.


ISBN 978-602-8848-88-6

Hastuti. 2018. Fototropisme. Surabaya: ITS.

He, Dexian and D.B. South.2006. A Review On Mecanism Plant of Geotropism : Wayan, Wira,
Atmaja.2017. Bahan Ajar Gerak Tumbuhan. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian. UNUD

Hongchun,Y.2011.A Self-Assembling Approach to Simulation of Phototropism.International


Journal of Digital Content Technology and Its Applications, 5(1). radiatus L.) Akibat
Pemberian Pupuk P dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Jurnal Agrijati,
28(1), 158-171.

Diakses di https://www.idntimes.com/food/dining-guide/eliza/8-khasiat-kacang-hijau-untuk-
kesehatan-c1c2

Anda mungkin juga menyukai