Anda di halaman 1dari 16

GEOTROPISME

JURNAL
OLEH :
FEBER MEDIANI ZEBUA
1503010006
AGROEKOTEKNOLOGI-1A

LAB O R AT O R I U M F I S I O L O G I T U M B U H A N
PR O G R AM

STUDI

F A K U L T A S

AG R O E K O T E K N O LO G I
P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari jurnal ini adalah Geotropisme yang merupakan salah
satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
Prof. Ir. J. A. Napitupulu, MSc., Ir. Meiriani,MP.,Ir. Ratna Rosanty
Lahay, MP., Ir. Lisa Mawarni MP., dan Ir. Haryati, MP .,selaku dosen mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan serta abang dan kakak asisten yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dalam penyempurnaan jurnal ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga jurnal ini
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Bahan dan Alat
Prosedur Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan terhadap rangsang atau iritabilita yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.
Seperti makhluk hidup lainnya, tumbuhan juga memiliki kepekaan terhadap
rangsang tertentu. Tumbuhan juga melakukan gerak, gerakan pada tumbuhan
sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak berpindah tempat (kecuali yang bersel
satu). Gerakan tumbuhan dapat diamati dengan adanya pertumbuhan tanaman
yang menuju atau ke arah tertentu (Pandey dan B Sinha, 2001).
Berdasarkan ada tidaknya rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan
menjadi : Gerak endonom adalah gerak yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar.
Contohnya adalah gerak sitoplasma pada sel ; Gerak etionom adalah gerak yang
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. contoh rangsangan dari luar adalah cahaya,
suhu, gravitasi

bumi,

dan

lainnya;

Gerak higrokopis adalah gerak

yang

disebabkan oleh berkurangnya kadar air secara terus-menerus, sehingga biji, buah,
atau sporagium menjadi retak (Pradhan, 2001).
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu resapan terhadap rangsangan
(stimulus) baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Geotropisme
adalah gerakan bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi (gaya tarik)
bumi. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju
ke bawah atau ke dalam tanah, sedangkan pertumbuhan batang yang selalu
mengarah ke atas merupakan contoh gerakan geotropisme negatif (Heddy, 2000).
Fenomena geotropisme ini juga terjadi pada ketidakseimbangan distribusi
hormon. Bagian ujung pertumbuhan akar dan batang merespon gravitasional. Selsel yang berperan dalam geotropisme ini adalah amyloplast, termasuk butir pati,

yang berada pada bagian bawah sel. Saat butir pati berat, amyloplast terakumulasi
pada bagian bawah (Latunra, 2013).
Respon dari geotropik terjadi secara universal. Saat seluruh tubuh tanaman
berada pada posisi horizontal, batangnya akan segera mengarah ke atas dan
akarnya mengarah ke bawah. Dahulu pembengkokan akar tanaman ke arah bawah
diketahui akibat berat dari akar tanaman tersebut. Tapi, sekarang telah ditetapkan
bahwa pembengkokan ke arah bawah hanya mungkin terjadi akibat geotropik
(Hidayat, 2001)..
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pengaruh ransangan gravitasi bumi terhadap
pembengkokan akar tanaman Jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Percobaan
Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan
sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ


tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi,
maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Akar selalu tumbuh ke
arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh
akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan
rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan
oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah
datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut
geotropisme negative (Putra, 2010).
Pergerakan akar menuju ke dalam tanah dan tunas yang berlawanan
dengan gravitasi, pengaturan ini disebut sebagai orthogravitropic. Organ lain yang
Benjaminerak ke arah gaya tarik gravitasi seperti stolon, rhizom, dan cabang
lateral disebut diagravitropic. Organ seperti batang lateral dan akar lateral yang
berorientasi dengan sudut antara 0 sampai 90 disebut plagiogravitropic. Organ
tidak terlalu sensitif terhadap gravitasi disebut agravitropic (Campbell, 2011)
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi
arah datangnya rangsangan. Bagian yang Benjaminerak itu misalnya cabang ,
daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme
positif apabila gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif apabila
gerak itu menjauhi sumber rangsang.Ditinjau dari macam sumber rangsangannya,
tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme,
kemotropisme, dan tigmotropisme.( Prawihartono, 2001 ).

Keadaan auksin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman


(celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auksin akan berada di
dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auksin ke arah bawah
sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh
geotropisme terhadap akumulasi auksin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun
1936. Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auksin yang terkumpul
di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan bagian atas.
Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat.
Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas.
Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang
dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang
terpengaruh

oleh

gravitasi

dinamakan

statocyste

(termasuk

statolith).

(Purnama, 2009).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena
rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang
berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka
terhadap sentuhan dan zat kimia Biasanya akar tumbuh lurus kearah bawah untuk
memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat
cukup air, maka akar tumbuh membelok ke arah yang cukup air (Njiyati, 2001).
Penyinaran sepihak merangsang penyebaran yang berbeda dari IAA. Sisi
tanaman yang disinari mengandung IAA lebih rendah daripada sisi gelap.
Akibatnya sel-sel pada sisi yang gelap tumbuh lebih memanjang daripada sel-sel
yang disinari. Bila respon akar dan batang tumbuhan yang diletakkan horizontal

diperbandingkan, akar akan bereaksi geotropisme positif, sedang batang


geotropisme

negatif.

Pada

kedua

keadaan

tersebut,

posisi

horizontal

mengakibatkan perpindahan IAA ke belahan bawah batang dan akar. Konsentrasi


yang tinggi pada bagian bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan
konsentrasi IAA di belahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari
kedua pengaruh ini, akar mebengkok ke bawah (Salisbury dan Ross, 2005).
Penggunaan kertas merang mampu mempercepat pertumbuhan akar
karena permeabilitas dari kertas yang baik. Gerak pada tumbuhan merupakan
gerak dari sebagian organ-organnya saja, seperti akar, batang, ranting dan daun
tumbuhan tidak mempunyai system syaraf indera.Pertambahan panjang akar
masing-masing sampel berbeda. Hal ini disebabkan karena karena pengaruh
hormon pertumbuhan dalam tubuh tumbuhan yang terpengaruhi oleh rangsang
(Jain, 2007).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena
rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang
berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka
terhadap sentuhan dan zat kimia (Purwanto, 2008).
Penggunaan kertas merang mampu mempercepat pertumbuhan akar
karena permeabilitas dari kertas yang baik. Gerak pada tumbuhan merupakan
gerak dari sebagian organ-organnya saja, seperti akar, batang, ranting dan daun
tumbuhan tidak mempunyai system syaraf indera.Pertambahan panjang akar
masing-masing sampel berbeda. Hal ini disebabkan karena karena pengaruh

hormon pertumbuhan dalam tubuh tumbuhan yang terpengaruhi oleh rangsang


( Yuliawati, 2007).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Sumatera Utara pada hariSelasa, 9
Mei 2016 pada pukul 15.00-16.40 WIB pada ketinggian 25 mdpl.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji
jagung (Zea maysL.) yang telah dikecambahkan,sebagai objek yang akan diamati.
Air digunakan sebagai pembasah kertas merang. Kertas merang, untuk melapisi
lempeng kaca sebagai tempat mengikat kecambah jagung. Karet yang digunakan
untuk mengikat kertas merang pada lempeng kaca.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah lempeng kaca,
sebagai tempat biji jagung yang akan di amati. Gunting yamg digunakan untuk
menggunting kertas merang, Kamar gelap sebagai tempat meletakkan lempeng
kaca, Kamera handphone sebagai alat dokumentasi, Alat tulis sebagai pendukung
praktikum, Kain flannel dan serbet sebagai alat sanitasi.
Prosedur Praktikum
1. Diambil 2 buah lempeng kaca lalu dilapisi dengan kertas merang lalu
basahi sampai lembab
2. Diikat dengan karet gelang 3 buah vertical dan 3 buah horizontal.
3. Diikat kecambah jagung pada tiap titik pertemuan karet gelang dengan
arah lembaga menghadap keatas.
4. Dimasukkan ketiga lempeng kaca masing-masing ke kamar gelap, ke
ruangan bercahaya dan ruangan remang-remang selama 48 jam

5. Dipotong semua akar kecambah jagung pada salah satu lempeng


sepanjang 3 mm
6. Diputar kedua lempeng kaca sebesar 90 searah jarum jam sehingga
kedudukan kecambah horizontal dan dimasukkan kembali ke kamar gelap
7. Diamati kembali setelah 48 jam dan gambar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pengamatan 48 Jam

Pengamatan 48 Jam setelah

Pengamatan 96 Jam

akar di Potong dan di Putar


90o

Gelap

Gelap

Gelap

Semi Gelap

Semi Gelap

Semi Gelap

Terang

Terang

Terang

Pembahasan

Dari data yang diperoleh pada pengamatan, di dapat bahwa perlakuan 48


jam yang kamar gelapnya tertutup merupakan perlakuan yang tepat pada kegiatan
geotropisme, Hali ini menunjukkan bahwa akar tanaman menunjukkan
rangsangan geotropisme positif, yaitu mengarah ke pusat bumi, sedangkan bagian
tunas batang menunjukkan geotropisme negatif, yaitu menjauhi gravitasi bumi.
Hal ini sesuai dengan literatur Putra (2010) yang menyatakan bahwa geotropisme
dibagi menjadi dua, yaitu geotropisme positif (gerakan pertumbuhan akar menuju
arah gravitasi bumi dan geotropisme negatif (gerakan pertumbuhan akar menjauhi
gravitasi bumi. Namun pada umumnya akar bersifat geotropisme positif .
Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan pertumbuha akar tanaman
jgung selalu menuju kebawah tanah, hal ini disebabkan karena Akar selalu
tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak
tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme hal ini sesuai denga
literatur Putra (2010) yang menyatakan bahwa Geotropisme adalah pengaruh
gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang
tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan
geotropisme negatif. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya
tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari
gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut
geotropisme.
Pada pengamatan 48 jam daerah pertumbuhan pada tempat gelap berbeda
dengan semi gelap dan terang. Pada perlakuan 48 jam, akar kecambah dipotong
dan diputar 90o, tujuan dilakukan perlakuan tersebut adalah untuk mengetahui
pergerakan bagian tumbuhan pada akar. Pada perlakuan 96 jam gerak bagian

tumbuhan juga berubah. Meskipun sebagian dari kecambah ada yang mati. Selain
daun dan akar yg tidak tumbuh disini juga kami melihat bahwa sebagian dari
kecambah tersebut ada yang memendek, proses pemendekan batang tersebut
adalah disebabkan karena kurangnya hormon auksin yang berada dalam kecambah
tersebut. Hal ini sesui literatur Putra (2010) yang menyatakan bahwa geotropisme
adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ
tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut
dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai
organ tanaman, tumbuhnya kearah atas.
Pada percobaan dengan perlakuan 48 jam dengan diputar 900 dan ujung
akar dipotong sepanjang 3 mm, dan pada kamar gelap dengan cahaya yang cukup
(terbuka), terlihat bahwa arah pertumbuhan akar tetap horizontal. Dan juga tidak
mengalami perubahan terhadap pembengkokan ke bawah atau ke pusat bumi. Hal
ini dikarenakan penyinaran sepihak seperti pada perlakuan seperti ni, dapat
menyebabkan perangsangan yang berbeda dari IAA. Hal ini sesuai dengan
literatur Salisbury dan Ross (2005), yang menyatakan bahwa penyinaran sepihak
merangsang penyebaran yang berbeda dari IAA. Sisi tanaman yang disinari
mengandung IAA lebih rendah daripada sisi gelap. Akhirnya sel-sel pada sisi yang
gelap, tumbuh lebih memanjang daripada sel-sel yang disinari.
Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan kertas yang digunakan pada
saat praktikum adalah kertas merang , alasan penggunaan kertas tersebut ialah
karena kertas merang mampu menyerap air dengan maksimal dan dapat
mempertahankan kelembabannya dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur
(Yuliawati, 2007) yang menyatakan bahwa Dalam praktikum dasar geotropisme,

penggunaan kertas merang mampu mempercepat pertumbuhan akar karena


permeabilitas dari kertas yang baik.

KESIMPULAN
1. Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ
tanaman.
2. Perlakuan 48 jam yang kamar gelapnya tertutup merupakan perlakuan
yang tepat pada kegiatan geotropism
3. Pada percobaan dengan perlakuan 48 jam dengan diputar 900 dan ujung
akar dipotong sepanjang 3 mm, dan pada kamar terlihat bahwa arah
pertumbuhan akar tetap horizontal

4. Pada perlakuan 48 jam, akar kecambah dipotong dan diputar 90o, tujuan
dilakukan perlakuan tersebut adalah untuk mengetahui pergerakan bagian
tumbuhan pada akar.
5. Kertas merang digunakan untuk menyerap air dengan maksimal dan dapat
mempertahankan kelembabannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, I.J. 2011. Biology 9th edition. Benjamin Cumming. New York.
Deptan. Jakarta
Heddy, Suasono,. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Hidayat, E.B., 2001. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Jain, V. K. 2007. Fundamental of Plant Physiology. Chad and Company. New
Delhi.
Latunra, A. Ilham, 2013. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan
II. Laboratorium Botani Jurusan Biologi Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Njiyati, S.2001.Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Penebar


Swadaya.Jakarta.
Pandey, S. N. and B. Sinha. 2001. Plant Physiology. Vikas Publishing House Pvt.
Ltd., New Delhi
Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt. Ltd., New
Delhi.
Prawiranata, W. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bogor:
Departemen Botani Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Purnama, T. A. 2009. Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang.
Purwono. 2008. Kacang Hijau.Penebar Swadaya.Jakarta.
Putra, I . 2010. Penetapan Kuosien Respirasi jaringan Tumbuhan. Jurnal Pertanian
Salisbury dan Ross. 2005. Fisiologi Tumbuhan. ITB, Bandung.
Yuliawati. 2007. Fisiologi tumbuhan jilid 2. Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai