Anda di halaman 1dari 16

FOTOTROPISME LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOTROPISME

(1507100052) Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2009

ABSTRAK

Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Factor yang mempengaruhi garak fototropisme adalah hormon auksin yang sensitive terhadap arah datangnya cahaya. Praktikum ini dilakukan di laboratorium botani kampus Biologi ITS. Praktikum dimulai satu minggu sebelum pengamatan dengan menggunakan dua jenis biji tanaman, yaitu biji kacang kedelai (Soya max) dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus). Biji dikecambahkan pada tiga jenis tempat, tempat gelap dan tertutup total, tertutup sebagian dan terbuka sebagai control. Setelah satu minggu didapatkan tanaman pada tempat tertutup memiliki batang yang tinggi, daun yang pucat. Tanaman di tempat tertutup sebagian yang batangnya membelok ke arah lubang yang terkena cahaya dan tanaman yang dibiarkan terbuka memiliki daun yang hijau.

Kata kunci: fototropisme, Phaseolus radiatus, cahaya

PENDAHULUAN Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat secara aktiv. Pergerakan tanaman hanya dilakukan oleh sebagian organ-organnya saja. Pergerakan ini dipengaruhi oleh factor rangsangan dari luar seperti cahaya, sentuhan dan gravitasi bumi juga dari dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya (Anonim,2009). Pada banyak spesies dapat diketahui bahwa tanaman dapat mengatur pemunculan daunnya secara aktif menuju arah datangnya cahaya. Fenomena inilah yang disebut dengan fototropisme(Kahlen,2009). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui arahperkecambahan biji karena pengaruh cahaya.

TINJAUAN PUSTAKA

Gerak Pada Tumbuhan

A.Gerak Etionom

Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti. Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak tropisme. Jika yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. 1.Tropisme Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang , daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsang. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme. a. Fototropisme Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan

karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok kea rah datangnya cahaya. b. Geotropisme Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi (geo = bumi). Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah. c. Hidrotropisme Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro = air). Jika gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman tumbuh bergerk menuju tempat yang banyak airnya ditanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misal, gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas air. d. Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut

kemotropisme positif. Misalnya, gerak akar menuju zat didalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun. e. Tigmotropisme Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggungan disebut trigmotropisme. Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit ujung batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan mentimun. 2.Nasti Nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. a. Fotonasti Fotonasti gerak nasty yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misal, gerakan mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari. b. Niktinasi Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasty yang disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Misalnya, pada malam hari daun-daun tumbuhan Leguminosae atau polong-polongan seperti bunga merak (Caesalpinia pulcherrima) dan daun kupu-kupu

(Bauhinia purpurea) akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit. c. Tigmonasti atau Seismonasti Tigmonasti / seismonasti adalh gerakan nasty yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh gerak menutupnya daun sikejut atau putrid malu (Mimosa pudica), jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup. d. Termonasti Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsan suhu, seperti mekarnya bunga tulip dan crocus. Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan temperature, dan akan menutup kembali bila temperatur menurun. e. Haptonasi Haptonasi merupakan gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Daun pada tumbuhan insektivora misalnya Dionaea, sejenis tumbuhan perangkap lalat (Venuss flytrap) sangat sensitif terhadap sentuhan. Bila ada serangga yang menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga serangga

akan terperangkap di antara kedua belhan daun. f. Nasti Kompleks Nasti komoleks merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa factor sekaligus, seperti karbondioksida, pH, temperature, dan kadar kalsium. Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun. 3.Taksis Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut sebagai taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Sedangkan macam atau sumber rangsangan taksis meliputi cahaya, zat kimia, dan rangsang listrik. Bila rangsangan berupa zat kimia, gerak yang timbul disebut kemotaksis. Contohnya gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut kearah gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium.Bila rangsangan berupa cahaya disebut fototaksis, rangsangan listrik disebut galvanotaksis.Fototaksis dan galvanotaksis biasanya terjadi pada organism tingkat rendah. (Anonim,2009)

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Tumbuhan

Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni : 1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti

2. Faktor Kelembaban Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. 3. Faktor Cahaya Matahari Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 4. Faktor Hormon Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk

mempercepat buah menjadi matang (Anonim,2009).

METODOLOGI Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah biji kacang kedelai (Soya max) dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus), air, plastic kresek hitam, alumunium foil, kapas, botol Nescafe, dan baskom kecil (untuk merendam biji). Biji kacang kedelai dan kacang hijau dipilih yang baik dengan merendamnya di dalam air selama 1 jam. Biji yang tenggelam merupakan biji yang baik dan yang akan digunakan pada praktikum ini. Disiapkan 6 buah botol Nescafe yang bersih dan dialasi bawahnya dengan kapas dan dibasahi dengan air secukupnya. Masingmasing biji dimasukkan tiga botol dengan ketentuan: Gelas I ditutup semua denga menggunakan kresek hitam agar tidak terkena cahaya sama sekali. GelasII ditutup namun diberi lubang yang memungkinkan cahaya masuk sedikit pada pinggir botol. Gelas III dibiarkan terbuka sebagai control. Masing-masing gelas diisi dengan biji sebanyak 10 biji pilihan dan bagian atas ditutup dengan menggunakan alumunium foil. Setelah satu minggu tumbuhan diamati perbedaan tiap perlakuan.

PEMBAHASAN Percobaan fototropisme ini bertujuan untuk mengetahui arah perkecambahan biji karena pengaruh cahaya. Biji yang digunakan pada percobaan ini adalah biji kacang kedelai (Soya max) dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus). Kedua jenis biji ini tergolong biji bertipe dikotil. Perlakuan dimulai dengan merendam biji selama 1 jam di dalam air. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan biji yang baik yang dicirikan dengan adanya biji yang tenggelam. Selain itu perendaman biji bertujuan juga untuk mengakhiri masa dormansi biji dengan masuknya air ke dalam biji. Kehadiran air di dalam sel ini mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat

menurun kadarnya, sementara giberelin dan auksin meningkat. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah (Anonim,2009). Selanjutnya biji diletakkan pada gelas yang diberi kapas basah yang pada bagian dasarnya. Pemberian air dalam kapas bertujuan untuk memberi tempat lembab pada biji. Kadar air dalam lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat (Anonim,2009). Namun, kadar air yang berlebihan pada kapas juga tidak baik pada pertumbuhan biji. Hal ini dikarenakan jika biji terlalu banyak terendam air maka jumlah oksigen yang dapat dijangkau biji akan semakin sedikit. Oksigen yang cukup diperlukan biji untuk berkecambah. Selain itu banyaknya air akan meningkatkan kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme lain yang tidak diinginkan seperti jamur, bakteri dan lainnya. Selanjutnya gelas I ditutup dengan menggunakan kresek hitam secara keseluruhan dimaksudkan agar tidak ada cahaya yang masuk ke dalam botol yang akan berpengaruh terhadap proses perkecambahan dan pertumbuhan biji. Gelas II ditutup dengan kresek hitam juga namun diberi sedikit lubang yang memungkinkan masuknya cahaya walaupun sedikit. Sedangkan gelas III dibiarkan sebagai kontrol, yaitu masuknya cahaya yang optimal untuk proses pertumbuhan. Semua toples ditutup dengan alumunium foil untuk mencegah terjadinya penguapan air sehingga kondisi kapas tetap lembab. Selain itu juga untuk menutup kemungkinan masuknya cahaya. Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya

radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum. Morfologi Kecambah Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan rerumputan. Perkecambahan Epigeal Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan, setelah radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan lamtoro. PERSYARATAN PERKECAMBAHAN BENIH faktor internal : kemasakan benih faktor eksternal. air, udara, suhu, dan cahaya.

Kemasakan benih Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi Persentase perkecambahan maksimum dicapai oleh benih yang telah masak fisiologis. Faktor Eksternal: 1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang) 2. Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan 3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel, Sehingga berpengaruh pada perkecambahan Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum) 4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya. Contoh perlu cahaya : Alisma plantago Bellis perrenis Veronica arvensis Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus communis Cahaya/tanpa: Sorghum helepense, Theobroma cacao, Datura stramomium

Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung, dan sorgum.

Faktor Eksternal: 1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang) 2. Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan 3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel, Sehingga berpengaruh pada perkecambahan Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum) 4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya. Contoh perlu cahaya : Alisma plantago Bellis perrenis Veronica arvensis Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus communis Cahaya/tanpa: Sorghum helepense, Theobroma cacao, Datura stramomium 5. Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel (dapat berubah karena perubahan cahaya) (Anonim,2009).

Setelah dibiarkan selama satu minggu didapatkan hampir semua biji kedelai tidak ada yang tumbuh dan semua biji kacang hijau tumbuh. Biji kacang kedelai terlihat membusuk dan terdapat belatung dan berbau tidak sedap. Hal ini dimungkinkan karena terlalu banyaknya kadar air yang diberikan pada kapas sehingga keadaan air yang menggenang mengakibatkan biji membusuk. Kahadiran mikroorganisme yang merusak biji juga dimungkinkan karena tempatnya yang tidak steril. Biji kacang kedelai yang dibedakan menjadi 3 kelompok memiliki perbedaan dalam hal tinggi tanaman dan warna daun serta batang. Pada biji yang diletakkan pada gelas yang tertutup warna daun terlihat sangat pucat. Sedangkan pada tanaman dengan sedikit lubang warna daun sedikit lebih hijau kekuningan dan warna hijau ditemukan pada daun yang diletakkan pada gelas yang tidak dituutp denga kresek. Hal ini berhbungan dengan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan

tanaman. Peran cahaya pada pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut: 1. Cahaya merupakan Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan 2. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi 3. Fotosintesis adalah sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi 4. Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton. Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm.

5. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi. 6. Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu. (Anonim,2009)

Dari beberapa hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa warna daun pada tanaman yang diletakkan pada tempat yang tertutup berwarna pucat karena tidak dapat memproduksi klorofil sebagai pigmen warna daun. Jika biji tumbuha tersebut dibiarkan tetap berada di ruang gelap aia akan mati karena kehabisan nutrisi yang tidak dapat diproduksinya dengan jalan fotosintesis. Sedangkan pertumbuhan kecambah tersebut mendapatkan nutrisi yang berasal dari kotiledon. Jika kotiledon telah habis maka tidak ada lagi nutrisi yang digunakan untuk tumbuh. Sedangkan ditinjau dari arah bengkok batang tanaman, tanaman pada gelas yang diberi lubang sebagian menunjukkan arah belok batang menuju lubang tersebut. Inilah yang disebut dengan fototropisme. Yaitu gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya dan ini termasuk fototropisme positif. Pembelokan ini disebabkan juga oleh factor hormone auksin. Auksin dapat mengatur pertumbuhan sel-sel tumbuhan, yang berinteraksi dengan senyawa-senyawa tumbuhan lainnya. Hormon inilah yang kemudian mengontrol dan mengarahkan bentuk akhir

tumbuhan, atas ataupun bawah. auksin dapat mengatur pertumbuhan sel-sel tumbuhan, yang berinteraksi dengan senyawa-senyawa tumbuhan lainnya. Hormon inilah yang kemudian mengontrol dan mengarahkan bentuk akhir tumbuhan, atas ataupun bawah. Di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan, meningkatkan elongasi sel-sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang yang lebih gelap, sehingga sel-sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-sel yang terkena cahaya. Makanya, pepohonan membengkok ke arah cahaya.

Di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan, meningkatkan elongasi sel-sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang yang lebih gelap, sehingga sel-sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-sel yang terkena cahaya. Makanya, biji yang berkecambah membengkok ke arah cahaya.

KESIMPULAN Kesimpulan yang di dapat pada percobaan fototropisme ini adalah bahwa biji yang berkecamabah batangnya akan membengkok karah datangnya cahaya. Biji yang berkecambah pada ruang yang gelap cenderung memilki daun yang pucat dan batang yang lebih tinggi. Sedangkan yang berkecambah pada ruang terbuka memiliki warna daun yang hijau dan batang yang lebih pendek.

DAFTAR PUSTAKA Kahlen.2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy.Germany

Pramono,Eko.2008. Perkecambahan benih. Universitam Lampung. Lampung Anonim,2009.Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia.diakses pada tanggal 21 Nopember 2009 Diposkan oleh Hay_Al haytsama di 10:41:00 PM

Anda mungkin juga menyukai