MIKROTEKNIK HEWAN
I. TUJUAN
I.1 Mengetahui cara pembuatan preparat jaringan ikat serta mempelajari struktur
Preparat rentang adalah preparat yang dibuat dengan metode rentang, yaitu
dengan cara merentangkan obyek yang akan diamati pada gelas benda sehingga
diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati dengan baik. Pada umunya, preparat yang
dapat dibuat dengan metode rentang adalah jaringan yang tipis, misalnya pleura,
harus dilakukan sesegera mungkin setelah hewan dibedah dengan tanpa dicuci atau
dikenai zat kimia apapun. Untuk merentangkan jaringan dapat dilakukan dnegan
menggunakan dua buah sonde atau alat lain yang tidak tajam supaya dapat terentang
dengan baik (tidak terjadi lipatan atau ada udara yang terjebak didalam jaringan
tersebut). Preparat rentang dapat dibuat menjadi preparat smeentara, yaitu langsung
diamati dibawah mikroskop tanpa fiksasi dan pewarnaan lebih dahulu. Akan tetapi,
jika demikian jaringan akan rusak dan berubah strukturnya. Oleh sebab itu, biasanya
jaringan tersebut dibuat menjadi preparat awetan dengan prosedur yang lebih rumit
(Rudyatmi, 2012).
II.2Pewarnaan MAF
Pembuatan preparat histologis dari hepar, intestinum, dan ren dilakukan melalui
beberapa tahapan dengan pewarnaan Hematoxilin & Eosin dan Mallory Acid Fuchsin.
Pengamatan dengan pewarnaan Mallory Acid Fuchsin dan Hematoxilin & Eosin
menggambarkan kolagen dalam jaringan. Pewarnaan ini menggunakan tiga jenis stain
yaitu larutan Mallory I (acid fuchsine), larutan Mallory II (phospotungstic acid) dan
larutan Mallory III (aniline/blue-orange G-solution). Hasil akhir dari pewarnaan yaitu
jaringan tulang dan serabut kolagen berwarna biru atau hijau, eritrosit berwarna
kuning atau merah, dan sitoplasma, fibrin, serabut otot berwarna merah (Kumar et al.,
2010)
III. METODE
III.1.1 Laptop
III.2Cara Kerja
benda
2. Potongan jaringan
direntangkan dengan
bantuan sonde
menit
aquadest
balsam aquadest
4. Preparat dicelupkan ke
aquadest
5. Lakukan dehidrasi
dengan alkohol
bertingkat
hisap
8. Preparat dimasukkan
penutup
C. Elastic fiber
C
B
(Bes, 2009)
V. PEMBAHASAN
Praktikum Mikroteknik Hewan Acara V yang berjudul “Pembuatan Preparat Metode
Rentang” bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan preparat jaringan ikat serta
mempelajari struktur komponen jaringan ikat. Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 9
Oktober 2020 secara online di Microsoft Teams.Alat yang digunakan pada praktikum
berupa buku Panduan Praktikum, buku laporan sementara, kertas, laptop/HP, dan alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah materi PPT dan
video pembuatan preparat metode rentang. Cara kerja praktikum ini yaitu alat dan bahan
disiapkan, pretest yang dilaksanakan dikerjakan, penjelasan materi dari dosen dan asisten
V.1Metode rentang
yang tipis, dimana jaringan tersebut direntangkan diatas gelas benda. Hal ini sesuai
dengan Rudyatmi (2012) bahwa Preparat rentang adalah preparat yang dibuat
dengan metode rentang, yaitu dengan cara merentangkan obyek yang akan diamati
pada gelas benda sehingga diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati dengan baik.
Alat dan bahan yang digunakan pada metode ini yaitu gelas benda, sonde,
jaringan yang diamati, aquadest dan methanol. Gelas benda berfungsi untuk
merentangkan jaringan, jaringan yang akan diamati berfungsi sebagai bahan utama,
sebagai larutan fiksatif. Hal ini sesuai pendapat Setyobudi (2015) bahwa gelas
bantuan sonde, aquades digunakan untuk mencuci preparat yang sudah difiksasi,
setipis mungkin kemudian diletakkan diatas gelas benda dan direntangkan dengan
bantuan sonde. Jaringan yang sudah kering kemudian difiksasi dengan methanol
selama 3-4 menit dan dibilas dengan aquadest. Hal ini sesuai dengan pendapat
digunakan, menggunakan benda tajam seperti jarum preparat, pisau skalpel atau
pisau runcing, lalu merentangkan sayatan jaringan segar pada objek glass kering
tanpa diberi apapun, baik garam fisiologik atau fiksatif, dan kemudian
Menurut Evilia (2012) preparat rentang ini digunakan (Mus musculus) atau mencit,
bagian yang diambil atau dipakai untuk membuat preparat rentang adalah jaringan
segar yang berupa subkutis, mesenterium dan penggantung testis. Cara mengambil
jaringan segar tersebut adalah dengan menggunakan jarum pentul dan pinset,
terjadi. Hal ini sesuai dengan Sari et al (2014) bahwa pengamatan dengan
beserta perubahannya.
Alat dan bahan yang digunakan pada pewarnaan MAF yaitu kertas hisap, gelas
30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 96%, xylol, dan canada balsam.
Kertas hisap berfungsi untuk menyerap alkohol agar preprat kering, gelas penutup
Acid fuchsin berfungsi sebagai larutan pewarna pada bagian inti. PMA berfungsi
preparat dan sebagai pelarut. Alkohol bertingkat berfungsi dalam proses dehidrasi..
Xylol berfungsi sebagai zat penjernih untuk proses dealkoholisasi. Canada balsam
Hal ini sesuai pendapat Qurniawan dan Pramana (2013) bahwa alat yang
digunakan untuk pewarnaan MAF yaitu pipet tetes berfungsi untuk memindahkan
sebagai penutup preparat. Menurut Susetyarini et al. (2019) bahwa bahan yang
digunakan untuk pewarnaan MAF acid fuhsin berfungsi sebagai larutan pewarna
pada bagian inti sel dengan memberi warna merah, aquadest berfungsi sebagai zat
pelarut, larutan PMA berfungsi sebagai pengikat larutan pewarna acid fuchsin,
larutan Mallory berfungsi sebagai larutan pewarna pada bagian sitoplasma dengan
memberi warna oranye atau merah terang, alkohol bertingkat (30%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%, 96%, dan alkohol absolut) berfungsi dalam tahap dehidrasi untuk
menarik air keluar, xylol berfungsi dalam tahap dealkoholisasi serta penarik
dicelupkan ke dalam larutan acid fuchsin selama 3-5 menit), lalu dibilas dengan
aquades. Preparat kemudian diamati dengan mikroskop. Bila inti belum berwarna
merah maka dicelupkan kembali ke dalam larutan acid fuchsin, namun jika sudah
ke dalam larutan PMA selama 5 menit, lalu dibilas dengan aquades dan kemudian
50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 96%, dimana setiap tingkat terdiri dari 3-5
(overnight), lalu ditetesi dengan canada balsam dan ditutup dengan gelas penutup.
Hal ini sesuai pendapat Ibrahim (2009) bahwa proses fiksasi metode rentang
dilakukan dengan cara, jaringan mesenterium yang telah direntangkan pada gelas
preparat rentang menggunakan dua jenis pewarna yaitu acid fuchsin akuosa dan
yang bersifat basa. Larutan mallory merupakan campuran dari Orange G, Anniline
blue dan Phosphomolybdic Acid yang akan bereaksi bersama dalam satu waktu.
ikat menjadi berwarna biru. Aniline Blue akan mewarnai jaringan ikat, kartilago
dan sebagainya. Sedangkan Orange G akan mewarnai sel otot. Sehingga bila
dilihat di bawah mikroskop akan terlihat serabut elastis tipis dan berwarna biru dan
tidak beraturan, serabut kolagen berwarna biru keunguan.dengan pewarnaan
Cara pembuatan preparat rentang yaitu meletakkan serta merentangkan obyek yang
akan diamati pada gelas benda dengan bantuan sonde. Jaringan yang sudah kering
kemudian difiksasi dengan methanol selama 3-4 menit kemudian dibilas dengan
selama 3-5 menit lalu dibilas dengan aquadest. Kemudian preparat dicelupkan ke dalam
PMA selama 5 menit lalu dibilas dengan aquadest. Lalu preparat dicelupkan ke dalam
Mallory 5 menit dan dibilas dengan aquadest. Selanjutnya preparat dicelupkan pada
alkohol bertingkat 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 96%,, amati dengan
mikroskop, lalu dikeringkan dengan kertas hisap. Setelah itu preparat dimasukkan dalam
xylol over night dan ditetesi dengan canada balsam lalu ditutup dengan gelas penutup.
Berdasarkan dari praktikum yang dijelaska, struktur komponen jaringan ikat femur
Evilianingtyas, Erma., Ayu, Fibi., Dimas, Galing. 2012. Laporan Praktikum Mikroteknik
Latihan III, VII, X. Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah: Surakarta
Ibrahim, Mohammad Nur., Miftahu Sholeh., Edi Widjajanto. 2009. Mastosit Perivaskuler
Berperan Sebagai Vasodilator Pembuluh Darah pada Masentrium Tikus. Skripsi.
Kendari: Jurusan Perikanan FPIK Universitas Haluoleo Kendari
Kumar, GL dan Kiernan, JA. 2010. Connections: Special Stains and H&E. Volume
14. Dako: Denmark
Rudyatmi, Ely. 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Sari, D.P., S. Hadisusanto, Istriyanti. 2014. Struktur Histologis Hepar, Inestinum, dan Ren
Burung Cerek Hawa (Charadrius javanicus Chasen 1938) dengan Kontaminasi
DDT di Delta Sungai Progo Yogyakarta. Biogenesis 2(2):126-131.
Susetyarini, E., P. Wahyono, R. Latifa, dan E. Nurrohman. 2019. Struktur Histologis Tulang
Femur dan Jaringan Subkutan Kelinci New Zealand. Seminar Nasional
Pendidikan Sains 2019, 17-23.
Thomas. 2000. National High Magnetic Field Laboratory. Tallahassee: The Florida State
University
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Asisten Praktikan
acc