MIKROTEKNIK HEWAN
Oleh
WA ODE HARLIS
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
1. PERATURAN/ TATA TERTIB 3
2. Latihan I 4
PREPARAT APUS
3. Latihan II 6
PREPARAT RENTANG
4. Latihan III 8
METODE PARAFIN
5. Latihan IV 5
"WHOLE MOUNT" EMBRIO AYAM
6. Latihan V 6
PEWARNAAN SUPRAVITAL
PUSTAKA 7
2
PERATURAN/ TATA TERTIB
3
Setiap pelanggaran atas tata tertib akan dikenakan tindakan
disiplin.
4
Latihan I
PRAPARAT APUS
(“Smear Preparation”)
A. Apusan Darah
5
Pengamatan : 1. Digunakan mikroskop cahaya obyektif-okuler 10X10,
20X10, 40X10, dan 100X 10 yang sebelumnya film
darah sudah ditetesi dengan minyak imersi.
2. Buatlah matriks, yang berisi komponen darah (korpuskula
darah) dengan warna bagian-bagian sel yang sesuai
dengan metode pewarnaan.
B. Apusan Sperma
C. APUSAN VAGINA
D. PARASIT MALARIA
Diteteskan beberapa tetes darah pada kaca preparat bersih (sebanyak 0,1
– 0,2 ml) pada jarak sekitar 2-3 cm dari salah satu ujung kaca preparat..
6
darah disebarkan dengan bantuan jarum kecil Selanjutnya difiksasi
dengan etanol selama 5 menit kemudian dikeringkan dan ditambahkan
pewarna giemsa 20% selama 10 menit dan dibilas dengan aquades lalu
dikering udarakan. Pengamatan sediaan dilakukan di bawah mikroskop
cahaya dengan perbesaran 400x
7
Latihan II
PRAPARAT RENTANG
("Spread preparation")
Bahan dan alat : 1. jaringan ikat subkutis (jaringan pengikat longgar atau
jaringan yang mengandung sel-sel lemak),
mesentrium,
pericardium dll.
2. kaca benda bersih bebas lemak
3. kaca penutup
4. jarum preparat
5. Canada balsam
6. larutan pewarnaan Hematoksilin- Eosin
7. Pinset, skalpel
Cara Kerja :
1. Dengan pinset halus diambil jaringan subkutis yang masih segar,
lalu digunting.
2. Rentangkan jaringan tersebut di atas kaca benda.
3. Keringkan di udara.
Pewarnaan :
Metode Hamatoksilin-Eosin
8
3. Dehidrasi dengan cara memasukkan kaca benda tersebut ke dalam
Alkohol 30% selama 1 menit
Alkohol 40% selama 1 menit
Alkohol 50% selama 1 menit
Alkohol 60% selama 1 menit
Alkohol 70% selama 1 menit
4. Kaca benda dimasukkan ke dalam arutan Eosin-Y selama 2 menit.
5. Cuci dengan alkohol 70% sampai bersih.
6. Kaca benda dimasukkan ke dalam
Alkohol 80% selama 1 menit
Alkohol 90% selama 1 menit
Alkohol 96% selama 1 menit
Alkohol absolut selama 1 menit
7. Kaca benda dimasukkan ke dalam
9
Latihan III
METODE PARAFIN
Cara Kerja :
1. Hewan di “narkose” dengan kloroform.
2. Dibuka rongga perutnya (“sectio”)
10
a. Fiksasi
Ambil organ, cuci dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9 %),
masukkan ke dalam botol ampul yang berisi larutan fiksatif Bouin
selama 48 jam dan diberi label
b. washing, dehidrasi dan clearing
1. organ dicuci dengan alcohol 70% 1 jam
` 2.dehidrasi dengan alkool 70% 1 jam, 80% 1 jam, 90% semalam
3. masukkan dalam alcohol 96% 1 jam, alcohol absolut 1 jam
4. untuk menjernihkan organ direndam dalam toluol selama semalam
c. Infiltrasi dan embedding
1. infiltrasi paraffin kedalam jaringan diakukan dengan cara merendam
organ ke dalam campuran toluol dan paraffin dengan perbandingn 1 : 1
selama 30 menit
2. masukkan dalam paraffin I, II, dan III masing-masing 45 menit
Embedding yaitu penanaman organ dalam paraffin cair diatur sehingga
arah pemotongan meintang, kemudian dibiarkan membeku dalam
refrigerator dan membentuk blok yang mudah diiris dengan mikrotom
d. Pengirisan dan penempelan
Blok paraffin yang mengandung potongan organ diletakkan pada holder
dengan paraffin cair agar melekat ert dan selanjutnya dimasukkan
kedalam refrigerator.
Holder dengan blok paraffin keudian dipasang pada mikrotom, selanjutnya
diiris setebal 6 mikrometer, seingga deretan irisan membentuk pita.
Irisan-irisan tersebut dipilih yang bagus kemudian ditempel pada kaca
objek yang tela diolesi mayer’s albumin dan aquadest.
Dibiarkan 24 jam agar penempelan cukup kuat
e. Staining dan mounting
1. deparafinisasi. Gelas benda yang berisi irisan organ dicelupkan
kedalam xilol sampai paraffin larut semua 15 menit kemudian
dikeringkan diatas kertas saring
11
2. hidrasi, gelas benda yang sudah dikeringkan tadi dimasukkan ke dalam
alcohol dengan konsentrasi menurun mulai dari alcohol absolute 96%,
90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30% dan aquadest masing masing 1
menit
3. dimasukkan ke dalam staining jar yang berisi Hematoxylin Ehrlich (7
detik) dicuci dengan air mengalir 10 menit
4 dimasukkan ke dalam alcohol 30, 50%, 60% dan 70% masing-masing
selama 1 menit.
5 dimasukkan ke dalam Eosin-Y selama 2 menit kemudian dibilas dengan
alcohol 70%, 80%, 90%,96% dan alcohol absolute masing-masing
selama 1 menit
6.dimasukkan ke dalam xilol 15 menit kemudian dikeringkan diatas kertas
saring
7. dimounting dengan Canada balsam ditutup dengan kaca penutup dan
dikeringkan diatas slide warmer suhu 42oC selama 2 hari
8. dilakukan pengamatan dibawah mikroskop perbesaran 100X
12
Latihan IV
Cara Kerja :
13
yang berisi larut garam fisiologis tersebut diatas, diusahakan supaya
telur itu tenggelam seluruhnya.
3. Bagian yang tumpul (rongga udara) ditusuk, sehingga keluar
gelembung-gelembung udara, sehingga vitelus turun yang akan
memudahkan membuka kulit telur, apabila vitelus pecah garam
fisiologis menjadi keruh sehingga embrio sukar ditemukan.
4. Dengan pinset tusuklah sehingga berlubang kulit kapur yang telah
ditandai dengan pensil tadi, dengan gunting bengkok lingkaran pada
kulit kapur digunting, apabila sudah tergunting semuanya, kulit kapur
diangkat dengan pinset, maka embrio akan tampak.
5. Guntinglah membran vitelina, selanjutnya menggunting dengan gunting
kucil bengkok area embrional diluar sinus terminalis, juga dibawah
blastoderm digunting supaya lepas dari vitelus. Dengan hati-hati
tariklah blastoderm tersebut dengan pinset dan diambil dengan gelas
arloji kecil untuk kemudian dipindahkan ke dalam gelas arloji besar dan
cucilah blastoderm itu dengan larutan garam fisiologis hangat sampai
bersih dengan semprotan-semprotan pipet perlahan-lahan.
6. Isaplah cairan disekitar blastoderm yang telah rata dan menempel
pada gelas arloji itu, usahakanlah agar blastoderm dan daerah ekstra
embrional tidak melipat.
7. Ambil kertas saring yang telah dibentuk yang lebih besar daripada
lingkaran embrio tadi, tengahnya diberi lubang cukup untuk embrio,
letakkan sedemikian rupa sehingga embrio di tengah lubang dan tidak
terjadi lipatan pada area ekstra embrional. Hindari adanya gelembung
udara pada perlekatan antara kertas saring dengan daerah ekstra
embrional. Perlekatan antara blastoderm dengan
kertas saring harus erat, ini untuk menghindari lepasnya blastoderm
pada proses selanjutnya.
8. Selanjutnya difiksasi (larutan Bouin) dengan pipet tetes, tetesilah
dengan hati-hati, semprotkan sedemikian rupa sehingga akhirnya
blastoderm tidak melekat pada gelas arloji, tunggu beberapa saat (10
14
menit), jepitlah kertas saring tersebut dengan pinset untuk selanjutnya
direndam dalam larutan fiksatif pada tempat yang lebih besar (cawan
petri bertutup), dalam larutan fiksasi minimal
40 menit, tergantung pada besar kecilnya embrio.
Pewarnaan :
15
selang yang terbuat dari plastik dengan diameter kurang dari 1 cm,
biarkan 10 menit.
5. Dehidrasi : pindahkan embrio dalam
Air suling selama 5 menit
Alkohol 30% selama 5 menit
Alkohol 40% selama 5 menit
Alkohol 50% selama 5 menit
Alkohol 60% selama 5 menit
Alkohol 70% selama 5 menit
Alkohol 80% selama 5 menit
Alkohol 90% selama 5 menit
Alkohol 96% selama 5 menit
Alkohol absolut selama 5 menit
6. Dealkoholisasi (Clearing)
Masukkan embrio ke dalam cawan petri bertutup berisi toluol biarkan
di sini sampai dengan somit dan bagian kepala terlihat jelas di bawah
mikroskop cahaya. Selanjutnya untuk menghilangkan toluol, embrio
dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi xilol, biarkan disini
selama 15 menit.
7. Mounting :
Siapkan kaca benda yang sudah diberi 1-2 tetes Canada balsam.
Ambil kertas saring yang ada embrionya dari xilol.
Letakkan embriopada kaca benda yang telah diberi Canada
balsam, hindari gelembung udara di bawah embrio. Dengan
skalpel atau silet lepaskan kertas saring dari bagian embrio yang
melekatnya, selanjutnya embrio diberi Canada Balsam
secukupnya, ditutup dengan kaca penutup dengan hati-hati untuk
menghindari adanya gelembung udara.
Keringkan kaca benda tersebut di atas “hot plate”
8. Pengamatan :
16
Dengan mikroskop cahaya amati atau hitung jumlah somit dan
usahakan untuk dapat mengidentifikasi bagian-bagian embrio
tersebut.
Kalau embrio sudah besar, sehingga melebihi medan pandang
mikroskop, maka amatilah dengan mikroskop stereo dengan latar
belakang gelap dan cahaya lampu dari depan mikrosop.
Dengan cara yang sama seperti pada A dari fiksatif Bouin dilakukan:
Washing : dalam alkohol 70% selama 15 menit (diganti 3X@ 5 menit)
Pewarnaan : dalam larutan pewarna Eosin Y selama 2 menit.
Washing : alkohol 70% selama 15 menit (diganti 3X @ 5 menit)
Dehidrasi:
Alkohol 70% selama 5 menit
Alkohol 80% selama 5 menit
Alkohol 90% selama 5 menit
Alkohol 96% selama 5 menit
Alkohol absolut selama 5 menit
17
Latihan V
PEWARNAAN SUPRAVITAL
Cara kerja :
18
Hasil Pengamatan :
19
LATIHAN VI
KROMOSOM PADA KELENJAR LUDAH
Drosophyla
20
DAFTAR PUSTAKA
Mc. Aunus, J. F.A., and R.W. Mowry. 1960. Staining Methods : Histologic
and Histochemical Paul B. Hoeber Inc. Medical Divisionm of Harper
& Brother
21