Anda di halaman 1dari 31

PENUNTUN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FARMAKOLOGI DAN BIOMEDIK

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021

1
VISI MISI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

VISI :
“Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
bermarwah dan bermartabat dalam menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai
IPTEKS dengan landasan IMTAQ tahun 2030.”

MISI :
1. Mewujudkan keunggulan bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat dan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
2. Menguasai dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam pendidikan, pengajaran,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
3. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat yang
dilandasi etika, nilai dan moral Islami.
4. Menciptakan iklim kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya budaya mutu, pengembangan
IPTEK dan implementasi iman dan taqwa.

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Gunakan jas lab selama di dalam laboratorium. Tanggalkan jas lab ketika akan
meninggalkan ruangan dan simpan di dalam laboratorium hingga seluruh praktikum
berakhir.
3. Cucilah tangan anda dengan sabun dan air bila terkontaminasi dan pada akhir
praktikum.
4. Mahasiswa dilarang makan, minum, merokok, atau menyimpan makanan di dalam
laboratorium. Hindari kontak antara tangan dan mulut.
5. Jangan pernah memipet langsung dengan mulut karena berbahaya bila tertelan
mikroorganisme atau bahan kimia yang bersifat toksik.
6. Bersihkan permukaan meja praktikum (bench) dengan disinfektan sebelum dan
setelah praktikum.
7. Ikat rambut yang panjang untuk mencegah terbakar oleh api atau mengontaminasi
kultur.
8. Jaga meja kerja (workbench) selalu bersih dari buku-buku atau barang-barang lain
yang diperlukan.
9. Hati-hati dengan pembakar Bunsen. Pastikan bahwa kertas-kertas, alkohol, gas
hose, dan mikroskop anda tidak berada dekat dengan api.
10. Bahan-bahan yang terkontaminasi dan kultur harus diletakkan di bak khusus untuk
diautoklaf sebelum dibuang atau dicuci.
11. Jika kultur tertumpah atau rusak, beritahu asisten/laboran/dosen yang berwenang.
Tutup area yang terkontaminasi dengan paper towel dan tuang disinfektan ke atas
permukaan tersebut. Setelah 10 menit, letakkan barang/bahan tersebut di dalam
bak/container untuk kemudian diautoklaf.
12. Ketika praktikum berlangsung, pintu dan jendela harus ditutup. Beri marka/petunjuk
di pintu bahwa praktikum sedang berlangsung.
13. Apabila terjadi kerusakan/kehilangan, praktikan bertanggungjawab
mengganti/memperbaiki alat dengan merk/tipe yang sama dalam jangka waktu satu
minggu.
14. Praktikan dapat diberikan peringatan, dikeluarkan ataupun digagalkan jika melanggar
tata tertib ini.

3
DAFTAR ISI

Percobaan 1. Pewarnaan Mikroorganisme

Praktikum 2. Perkembangan Hewan

Praktikum 3. Sistem Kardiovaskuler Ibu Hamil Dan Janin

Praktikum 4. Aplikasi Alat-Alat Fisika Dalam Praktek Kebidanan

Praktikum 5. Efek Obat Analgetik

Praktikum 6. Pemeriksaan Kehamilan

4
PRAKTIKUM I
PEWARNAAN MIKROORGANISME

Pengamatan dan pengenalan morfologi mikroorganisme sangat dibutuhkan untuk


mengidentifikasi jenis mikroorganisme tertentu. Morfologi mikroskopik mikroorganisme akan lebih
mudah dilihat dalam kondisi tidak bergerak dan berwarna. Cendawan mikroskopik (kapang) biasanya
diwarnai dengan larutan laktofenol blue, sedangkan bakteri membutuhkan beberapa larutan yang
disesuaikan dengan tujuan pengamatan. Pewarnaan bakteri lazim disebut pengecatan.
Dua jenis pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna adalah pewarnaan sederhana
dan pewarnaan negatif. Sedangkan pada pewarnaan Gram digunakan sekurang-kurangna 2 zat warna,
sehingga sering disebut pewarnaan diferensial karena secara spesifik mewarnai morfologi tertentu.
Sebelum diwarnai terlebih dahulu dibuat preparat olesan bakteri.

1. Pembuatan Olesan Bakteri

Bahan:
 Biakan murni bakteri
 Akuades steril
 Jarum ose
 Gelas objek
 Alkohol 70%
 Pembakar Bunsen/spiritus

Prosedur:
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% hingga bebas lemak
2. Ambil beberapa ose akuades steril dan letakkan di atas permukaan gelas objek.
3. Ambil sedikit biakan bakteri dan letakkan dalam tetesan akuades. Ratakan campuran tersebut
hingga seluas 1 cm2.
4. Biarkan mengering dengan sendirinya.
5. Fiksasi dengan cara melewatkan gelas objek di atas nyala api 3 – 4 kali.

2. Pengecatan Sederhana
Bahan:
 Biakan E. coli pada media NA berumur 24 jam.
 Akudes steril
 Larutan kristal violet
 Gelas objek
 Jarum ose
 Alkohol 70%
 Pembakar Bunsen/spiritus

5
Prosedur:
1. Buatlah preparat olesan bakteri.
2. Teteskan larutan kristal violet di atas preparat oles tersebut sebanyak 1 – 2 tetes, biarkan 1 – 2
menit.
3. Bilas dengan air mengalir hingga sisa cat tercuci habis, lalu keringkan dengan hati-hati
menggunakan kertas hisap.
4. Amati di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 1000x, gunakan minyak imersi.
5. Gambar dan catat hasil pengamatan Anda.

3. Pengecatan Gram

Bahan:
 Biakan murni E. coli pada media yang berumur 24 jam
 Gelas objek
 Akuades steril
 Larutan Hucker’s Crystal Violet (Gram A)
 Larutan Mordan Lugol’s Iodine (Gram B)
 Larutan alkohol-aseton (Gram C)
 Larutan safranin (Gram D)
 Jarum ose
 Alkohol 70%
 Pembakar Bunsen/spiritus

Prosedur:
1. Buatlah preparat olesan bakteri.
2. Teteskan larutan Gram A sebanyak 2 – 3 tetes pada olesan bakteri, diamkan selama 1 menit.
3. Bilas dengan air mengalir lalu keringkan dengan kertas hisap secara hati-hati
4. Teteskan larutan Gram B, biarkan selama 1 menit lalu bilas dengan air mengalir, kemudian
keringkan dengan kertas hisap.
5. Teteskan larutan Gram C, biarkan selama 30 detik lalu bilas dan keringkan.
6. Tetesi dengan Gram D, biarkan selam 30 detik kemudian keringkan.
7. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x, gunakan minyak imersi, kemudian
gambarkan hasil pengamatan Anda.

4. Pengecatan Negatif
Bahan:
 Biakan B. cereus dalam media NA berumur 24 jam
 Gelas objek
 Tinta Cina/nigrosin
 Alkohol 70%
 Pembakar Bunsen/spiritus

6
Prosedur:
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% hingga bebas lemak.
2. Teteskan tinta Cina/nigrosin di atas gelas objek.
3. Ambil sedikit biakan bakteri dengan jarum ose dan letakkan dalam tetesan tinta Cina/nigrosin
tersebut.
4. Letakkan ujung gelas objek lain di atas larutan tersebut dengan kemiringan 45 oC lalu dorong
perlahan agar merata.
5. Biarkan preparat mengering.
6. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x menggunakan minyak imersi.
7. Gambarkan dan catat hasil pengamatannya.

5. Pewarnaan Kapang
Bahan:
 Biakan Rhizopus sp. dan Penicillium sp.
 Gelas objek dan kaca penutup
 Larutan laktofenol blue
 Jarum ose dan tanam tajam
 Alkohol 70%
 Pembakar spiritus

Prosedur:
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% hingga bebas lemak
2. Teteskan larutan laktofenol blue di atas gelas objek.
3. Ambil sedikit biakan kapang dengan jarum tanam tajam dan letakkan dalam tetesan larutan
laktofenol blue tersebut dan uraikan menggunakan jarum tanam tajam secara hati-hati.
Usahakan seluruh miselium basah terkena laktofenol.
4. Tutuplah dengan kaca penutup sedemikian rupa hingga tidak terdapat gelembung udara dalam
preparat. Bersihkan kelebihan laktofenol dengan kertas hisap.
5. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dan 45x.
6. Gambar dan catat hasil pengamatan Anda.

7
PRATIKUM II
PERKEMBANGAN HEWAN

GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah suatu proses perkembangan sel kelamin jantan atau betina di dalam
gonade, pada hewan jantan di testis dan pada hewan betina di ovarium dan perkembangan
cytoplasma sel kelamin. Awal mula perkembangan sel kelamin berasal dari archegonium
(primordium sel kelamin) yang kemudian membelah menjadi gonium, pada hewan jantan di sebut
spermatogonium dan betina disebut oogonium. Spermatogonium pada hewan jantan mengalami
perkembangan secara mitosis sebanyak tiga kali menjadi spermatogonium l,ll, dan lll, sedangkan
pada betina mengalami perkembangan seperti pada jantan menjadi 1 oogonium dan 3 sel follikel.
Spermatogonium l, ll, lll dan oogonium ini akan mengalami lagi pertambahan cytoplasma, apabila
perkembangan cytoplasma telah mencapai perkembangan maksimum sperma togonium menjadi
spermatocyt dan oogonium menjadi oocyt.
Setelah sel kelamin jantan dan betina mengalami perkembangan inti dan cytoplasma,
kemudian sel kelamin tersebut mengalami pembelahan secara miosis I dan II. Proses perkembangan
sel kelamin jantan di dalam testis disebut spermatogenesis, yang melalui dua proses perkembangan
yaitu proses perkembangan spermatogonium menjadi spermatid disebut spermacytogenesis yaitu
spermatocyt 1 (spermatocyt primer) membelah secara meosis I menjadi spermatocyt II (spermatocyt
sekunder) kemudian spermatocyt II membelah secara meosis IImenjadi 4 spermatid yang ukuran sel
spermatid sama besar. Sedangkan proses perkembangan spermatid menjadi spermatozoon disebut
spermiogenesis yaitu spermatid mengakami metamorphose (perubahan bentuk) menjadi
spermatozoon.
Proses perkembangan sel kelamin betina di dalam ovarium disebut oogenesis yaitu oocyt I
(oocyt primer) membelah secara meosis I menjadi oocyt II dan I sel polocyt (sel tidak mempunyai
inti sel benih), kemudian oocyt II membelah secara meosis II menjadi sel telur dan 3 sel polocyt
yang ukuran selnya lebih kecil dari sel telur.

SEGMENTASI (PEMBELAHAN)
Proses perkembangan sel telur setelah terjadinya fertilisasi, sel telur mengalami pembelahan
sel menjadi sel anak-anaknya yang ukurannya berangsur-angsur mengecil sampai mencapai pada
ukuran tertentu. Tiap anak atau sel disebut blastomere dan umumnya pembelahan ini mengikuti
rumus jumlah blastomere = 2n atau menurut deret ukur, kecuali pada pembelahan telur mammalian
tidak mengikuti rumus tersebut.
Pembelahan merupakan suatu proses yang terkoordinasi dengan baik dan berada dibawah
pengaturan genetis. Pembelahan telur ada dua macam yaitu pembelahan terjadi di semua bagian
8
telur disebut holoblastik , sedangkan pembelahan terjadi disebagian bagian telur disebut
meroblastik. Jika pembelahan terjadi pada intinya saja sedangkan sitoplasmanya tidak dan terjadi di
sebagian bagian telur disebut syncilium. Pada bagian telur yang kaya akan vitelus disebut kutub
vegetativus (polus vegetativus) dan bagian bebas vitelus adalah kutub animalis (polus animalis).
Kutub animalis terdapat calon embrio. Pembelahan mempunyai empat bidang pembelahan yaitu
bidang meredional adalah alur keliling telur yang melalui polus animalis dan polus vegetativus.
Bidang equatorial adalah alut keliling telur yang membagi telur menjadi bagian yang masing-
masing mempunyai kutub berbeda. Bidang vertical adalah alur yang mengikuti alas tembereng
tegak lurus pada bagian equatorial. Bidang latitudinal adalah alur yang mengikuti alas tembereng
tegak lurus sumbu animal-vegetal atau sejajar dengan bidang equatorial.
Pembelahan telur pada katak
Telur pada katak termasuk type telur telolecithal ringan (adalah telur yang mengandung
lecith atau vitelus pada salah satu ujung telur dan kandungan lecith ini jumlahnya sama diantara
ujung yang satu dengan yang lain). Bidang pembelahan pertama meridional yang alur
pembelahannya terjadi pada polus animalis meluas ke polus vegetativus. Pembelahan pertama ini
membelah menjadi 2 blastomere yang simetri bilateral dan kedua blastomere nya mempunyai
belahan gray crescent (pigment hitam).pembelahan kedua adalahmeridional yang memotong bidang
pembelahan 1 dan 4 sel blastomere tidak mempunyai belahan gray crescent. Pembelahan III adalah
latitudinal sehingga blastomere di polus animalis menjadi micromere dan polus vegetativus menjadi
macromere. Pembelahan ke IV adalah meridional yang alur pembelahan di polus animalis dan
sangat lambat meluas di polus vegetativus. Mulai pembelahan V micromere lebih cepat
membelahbaru kemudian daerah macromere membelah. Embrio katak yang mengandung 16-64 sel
disebut morula dan padastadium 128 sel blastocoels mulai terbentuk dan embrio katak seperti itu
disebut blastula.

BLASTULA
Blastula merupakan hasil dari akhir pembelahan yang menghasilkan massa blastomere yang
membentuk dasar calon tubuh binatang. Dalam bahasa latin blastula disebut kuntum kecil. Atas
dasar bentuk blastula terbagi menjadi 3 bentuk yaitu coeloblastula, blastulanya bulat dan berongga,
discoblastula, blastula yang pipih seperti cakram dan sterioblastula, blastula seperti coeloblastula
yang tidak berongga, biasanya terdapat pada Gymnopiona, amia calva dan lepisosteus.
Berdasarkan potensi dan lokasi sel ada 2 yaitu sel-sel dibagian polus vegetativus yang
disebut hypoblast berpotensi membentuk endoterm, sedangkan sel-sel di polus animalis yang disebut
epyblast berpotensi membentuk ectoderm. Pada prinsipnya blastula pada chordate mepunyai
blastoderm dan blastocoels, berdasarkan bentuknya blastula ada yang bulat dengan blastocoels
besar, bulat dengan blastocoels kecil dan blastula bulat tanpa blastocorl, sedangkan blastula pipih

9
blastocoelnya seperti celah. Pada blastula akhir akan terbentuk 6 atau 7 daerah dasar calon organ
yaitu:
1. Epidermal, daerah yang akan menjadi kulit binatang.
2. 2. Neuroectodermal, daerah yang akan menjadi system saraf
3. Notochordal, daerah yang akan menjadi chorda dorsalis
4. Mesodermal, daerah yang akan menjadi organ tubuh yang akan berpasangan
5. Entodermal, daerah yang akan menjadi system pernafasan dan pencernaan.
6. Germinal, daerah yang akan menjadi sel kelamin induk
7. Prechordal (lamina prechordalis), daerah yang akan menjadi organization center bagian kepala.

Blastula pada Katak (Amphibia)


Blastula katak termasuk coeloblastula, kecuali pada gymnophiona termasuk sterioblastula.
Blastocoels tidak tepat ditengah dan dekatke polus animalis. Blastula pada katak ini terdapat 6
daerah calon permbentuk organ yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal berasal dari epyblast.
Lamina prechordalis, mesodermal berasal dari sel marginal atau germ ring ( daerah perbatasan
micromere dan macromere yang mengalami proliferasi) dan entodermal berasal dari hypoblast.
Mesodermal yang ada di bagian kanan-kiri di pisahkan oleh lamina prechordalis. Sedangkan daerah
notochordal yang menyusup diantara mesodermal kanan dan kiri disebut marginal zona crescent.

GASTRULA
Gastrula adalah suatu tingkat perkembangan dalam tekanan yang berbeda-beda. Sedangkan
gastrulasi adalah proses pembentukan gastrula. Menurut Keibel (1901) gastrulasi adalah proses
pemasukan daerah entodermal, mesodermal dan notochordal ke dalam tubuh embryo. Nelsen (1953)
mengatakan gastrulasi adalah proses dinamis dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada
blastula mengalami perubahan susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan tubuh
pada masing-masing spesies binatang.
Peristiwa daerah-daerah calon pembentuk organ pada blastula atau sel-sel dalam gastrulasi
mengalami pergeseran dari tempat yang satu ke tempat yang lain disebut gerakan morphogenesis.
Gerakan morphogenesis ini dibedakan atas epiboly, yaitu gerakan terjadi disebagian permukaan
gastrula,gerakan emboly mempunyai bermacam-macamgerakan yaitu:
o Involusi: perpindaha sel yang terpelanting masuk kedalam gastrula
o Convergensi : gerakan mengumpul sel-sel ke suatu tempat
o Invaginasi : gerakan suatu lapisan sel secara pasf tenggelam dan menjadi dasar dinding suatu
rongga
o Concrescence: sel-sel bergerak ke satu arah jurusan dan ada sel yang arahnya berlawanan atau
simpang siur.

10
o Poliferasi sel: penambahan jumlah sel yang mengakibatkan mendesak sel atau dengan sel lain
sehingga terjadi suatu gerakan
o Poly invaginasi : pergerakan suatu kelompok sel masuk ke dalam blastocoels
o Inggresi: sekelompok sel terpisah dari sel yang lain dan migrasi ke dalam blastocoels
o Delaminasi : sekelompok sel terpisah dari kelompok sel tetangganya dan membentuk
bangunan
o Devergensi : pergerakan meluas dari kelompok sel
o Extensi dan elongasi: pergerakan meluas dan memanjang calon-calon pembentuk organ setelah
berada di bawah lapisan epidermal
Pada proses gastrulasi dapat berlangsung karena ada organizer , yaitu suatu daerah pada
gastrula yang mampu mengatur proses gastrulasi dan menentukan system sumbu chorda dorsalis,
canalis neuralis, somit dan yang lain-lainya. Pada Amphibia sebagai organizer adalah bibir dorsal.
Bibir dorsal amphibian mempunai kemampuan sebagai berikut: (i). kemampuan self deferensiation
kelompok sel sebagai calon chorda dorsalis, lamina prechordalis, mesoderm axial embryo transplant,
(ii). Kapasitas self organization (adalah mapu mengerganisir dirisendir), (iii).kemampuan
menginduksi perubahan di dalam sel dan sel tetangganya yang meliputi organisai dan pembentukan
canalis neuralis.

Gastrulasi Katak
Gastrulasi terjadi di mulai dengan invaginasi entodermal yang terbentuk seperti celah yang
membatasi bibir dorsal dan vitellus, tampak di polus vegetativus invaginasi ini permulaannnya
seperti bulan sabit edan sampai gastrula akhir berbentuk seprti bulan purnama. Disebelah dorsal
invaginasi adalah bibir dorsal (dorsal lip). Invaginasi terus berjalan sampai kea rah dorso anterior
membentuk gastrocoel. Daerah notochordal mengalami konvergensi menuju bibir dorsal yang
kemudian involusi melalui celah yang terbentuk di atas. Lamina prechordalis involusi terlebih
dahulu dari notochordal. Lamina prehordenalis dan notochordal bergerak ke anterior. Daerah
entodermal perlahan-lahan mengalami invaginasi terus sampai ke lateral, maka terbentuk lateral.
Involusi mesodermal melalui bibir lateral, kemudian menyusup di antara epidermal dan entodermal
meluas ke anterior (divergensi). Invaginasi entodermal sampai di bagian ventral yang akan
membentuk bibir ventral. Entodermal akhirnya dikelilingi oleh bibir dorsal, dua bibir lateral dan
bibir ventral. Gastrocoel mendesak blastocoels kea rah antero-ventral dan blastocoels menghilang.
Massa sel sebagai calon organ yang berasal dari entodermal akibat desakan gastrocoel itu menjadi
terputar 180 derajat. Sebagai contoh, calon system pencernaan bagian depan (fore gut) yang semula
berada di mulut celah pada akhir gastrula berada paling ujung anterior. Pada akhir gastrula katak
akan menghasilkan struktur sebagai berikut:
o Lamina neuralis, berada dekat blastophorus

11
o Epidermal meluas sampai di sebelah ventral, di permukaan dalam gastrula adalah
o Lamina prechordalis sebagai organizer kepala,
o Mesoderm somit
o Gastrocoel (archeteron)
o Lapisan entodermal dan vittelus
o Blastophorus

Gastrulasi Ayam
Gastrulasi ayam awal mulai terjadinya adalah terbentuknya stria primitive 8 jam dalam
pengeraman. Stria primitiva adalah bangunan alur di linea mediana yang terdiri dari alur primitiva (
primitive groove) dan di sebelah kanan-kirinya terdapat sepasang peninggian disebut plica primitiva
(primitive fold). Setelah pengeraman 19 jam terjadi perkembangan baru di anterior stria primitive pit
terjadi invaginasi yang disebut fovea primitiva (primitive pit). Di anterior primitive pit terdapat
suatu centrum dari massa mesodermal yang aktif berproliferasi sehingga daerah tersebut meninggi
disebut nodus hensen. Konvergensi mesodermal terjadidi posterior lamina prechordalis dan
dilanjutkan onvolusi. Mesodermal yang di kanan-kiri masuk melalui alur primitive sehingga alur
sebagai pintu masuk mesodermal. Mesodermal dibawah epyblast divergensi kearah latero anterior,
disebelah kiri linea mediana dan dibagian kanannya. Primitive pit terjadi invaginasi, begitu juga
daerah lamina prechordalis yang nantinya mengalami involus bergerak kearah anterior di bawah
epyblast. Pergerakan ini di ikuti oleh notochordal, pergerakan kedua calon daerah ini akan
membantuk massa mesodermal dianterior peimitive berpoliferasi (nodus hensen). Nodus hensen
sampai ke anterior menjadi calon ttubuh embryo dan yang kea rah posterior pada perkembangan
berikutnya akan menghilang. Nodus hensen akan dapat disamakan seperti bibir dorsal pada embryo
katak sebaga organizer. Apabila pertumbuhan memanjang neuroectodermal terjadi, stria primitive
akan terdesak ke posterior dan mengalami degenerasi yang meninggalkan sisa di posterior. Pada
bagian anterior daerah neural terjadi penebalan spyblast disebut head process yang akan melipat
sebagai head fold. Divergensi mesodermal dan entodermal sampai di bagian area opaca membentuk
lembaran dilateral. Mesodermal dan entodermal akan membentuk kantong vitelus.

PEMBENTUKAN BUMBUNG (NEURULASI)


Proses perkembangan setelah gastrula berakhir dilanjutkan dengan pembentukan bumbung
calon organ tubuh yang pada tingkat blastula sebagai daerah yang disangka sebagai calon
pembentuk organ. Bersamaan dengan pembentukan bumbung-bumbung ini embryo memanjang
sehingga system sumbu embryo menjadi jelas. Neuroectodermal (neural) membentuk bumbung
mesodermal yang terletak di sebelah kanan-kiri chorda dorsalis. Chorda dorsalis sendiri tidak
merupakan bumbung, tetapi sebagai batang mesodermal yang terletak di sepanjang sumbu embryo

12
sebagai tanda khas chordate. Entodermal membentuk enteron (gut) yang dibedakan atas :enteron
depan (fore gut), tengah (mid gut) dan belakang (hind gut). Lamina prechordalis sebagai pusat
perkembangan di daerah kepala. Pembentukan bumbung satu sama lain berjalan dengan serempak.
Permulaan pembentukannya bersamaan dengan proses gastrulasi. Pada prinsipnya ada tiga macam
model pembentukan bumbung yaitu seperti yang terdapat pada gastrula bulat, gastrula antara bulat
dan pipih serta gastrula pipih. Dengan terbentuknya bumbung itu maka embryo berbentuk silinder.

Pembentukan bumbung neural (neurulasi)


Proses neurulasi pada chordate ada dua macam yaitu neurulasi lipatan dan neurulasi
penebalan. Kebanyakan vertebrata mengalami neurulasi lipatan, yaitu : lamina neuralis (neural
plate) membantuk sepasang peninggian lipatan longitudinal yang di dorsal disebut torus medularis
(neural fold). Di antara kedua lipatan itu terdapat alur yang disebut sulcus neuralis (neural groove).
Puncak lipatan tubuh kearah medial yang bagian puncaknya bertemu dan melebar. Tempat
pertemuan ini pada masing-masing binatang lokasinya berbeda-beda. Peleburan puncak lipatan
berjalan ke anterior dan posterior, akhirnya membentuk bumbung neural (canalis neuralis). Contoh
Hewan neuralis lipatan adalah: Mamalia, Amphibi, Reptilian dan Aves.
Neurulasi dengan cara penebalan adalah lamina neuralis menebal akibat proliferasi sel,
kemudian lamina neuralis mengalami invaginasi dan membentuk batang neural diatas chorda
dorsalis. Epidermal yang tumbuh di kanan-kiri tumbuh ke arah medial dan puncak pertumbuhan
bertemu di median. Batang neural akan membentuk rongga sehingga terjadi bumbung neural
(canalis neuralis). Contoh binatang pada neuralis ini adalah: teleostei, cyclostomata.

Neurulasi Katak
Proses neurulasi pada katak adalah neurulasi lipatan yang dimulai setelah blastophorus
menyempit atau hampir menghilang. Lamina neuralis melebar dan memanjang dari bibit dorsal
blastophorus. Lipatan sepasang timbale di tepi lamina neuralis. Torus medularis kanan kiri tidak
tepat sejajar akan tetapi menyempit di posterior atau melebar di anterior. Sulcus neuralis melebar
kearah anterior.puncak torus medularis tumbuh ke medial dan bertemu di medial di tengah-tengah
antara anterior dan posterior. Epidermal kanan dan kiri bertemu di medial. Canalis neuralis
terbentuk dibawah epidermal. Bagian tepi lamina neuralis yang tidak menjadi dinding canalis
neuralis akan membentuk crista neuralis yang terletak di latero dorsal canalis neuralis . canalis
neuralis menjadi susunan saraf pusat, sedangkan crista neuralis menjadi ganglion spinal dan saraf
perifer. Apabila penutupan canalis neuralis belum sempurna dianterior akan meninggalkan tulang
disebut neuroporus anterior, sedangkan di posterior disebut neuroporus posterior.

Neurulasi Ayam

13
Proses neurulasi pada ayam adalah neurulasi lipatan, yaitu dataran lamina neuralis yang
terletak disebelah anterior dan nodus hensen membentuk lipatan sepasang. Di bagian kanan-kiri
linea mediana terbentuk torus medularis dan diantaranya terdapat sulcus neuralis. Puncak lipatan
tumbuh ke medial dan bertemu saat embryo mempunyai 8 pasang somit atau kurang lebih 27 jam
dalam pengeraman. Tempat peleburan pertama menjadi bagian mesencephalon. Peleburan menuju
kearah anterior dan posterior sehingga terbentuk canalis neuralis dan peleburan crista neuralis.
Peleburan epidermal mengikuti peleburan bagian daerah di atas canalis neuralis sehingga canalis
neuralis berada di bawah epidermal. Peleburan canalis neuralis di posterior berjalan dengan lambat.
Torus medularis di posterior masih melebar dan lubang ini disebut neuroporus posterior. Di linea
mediana di antara ujung torus medularis posterior terdapat lekukan yang disebut rhomboidalis dan
dasar cekungan terdapat stria primitive yang terus terdesak ke posterior. Lubang neuroporus
posterior tetap ada ada sampai embryo ayam berumur 40 jam dalam pengeraman.

Perhatikan
Satu set pekembangan telur katak
1. Telur yang belum dibuahi
- Polus animalis (hitam)
- Polus vegetative (putih)
2. Telur yang sudah dibuahi
- Polus animalis (hitam)
- Gray cresent (antara hitam dan pucat keabu-abuan) dibidang equatorial
- -Polus vegetative pucat
3. Tingkat 2 sel
- Bidang pembelahan I (meredional)
- Arah bidang pembelahan I terhadap gray cresent tegak lurus
- Blastomer sama besar
4. Tingkat 4 sel
- Bidang pembelahan II (meredional)
- Arah bidang pembelahan II dengan bidang pemebelahan I tegak lurus
- Alur pembelahan di bagian polus animalis dan polus vegetative
5. Tingkat 8 sel
- Bidang pembelahan III (latutidinal)
- Blastomer di polus animalis lebih kecil dari polus vegetative
6. Tingkat 16 sel
- Bidang pembelahan IV (meredional) dua bidang terjadi secara serentak
- Blastomer di polus animalis lebih kecil dari polus vegetative
7. Tingkat 32 sel (Morula)
- Bidang pemebelahan V tidal teratur
- Ada Micromer dan Macromer
8. Tingkat pertengahan pembelahan
- Bedakan antara micromere dan macromere dengan blastomer relative lebih besar
- Blastomer makin mengecil pada tingkat selanjutnya
9. Tingkat pembelahan akhir (Blastula Akhir)

14
- Blastomer diantara equatorial dan polus vegetative disebut Germ Ring
- Polus vegetative makin menyempit
10. Tingkat labium dorsal (gastrula awal)
- Tampak lekukan seperti bulan sabit
- Di bibir lekukan adalah Labium Dorsal
11. Tingkat labium lateral
- Tampak lekukan tiga perempat lingkaran di polus vegetative
- Di bibir lekukan adalah labium lateral
- Lekukan makin dalam yang kemudian bertemu
12. Tingkat labium ventral (gastrula akhir)
- Lekukan melingkar di tengah lingkaran sel-selnya besar, sedangkan di luar lingkaran
kecil
- Setelah gastrulasi selesai tampak lubang disebut Blasthoporus
- Masih terdapay yolk plug (provitellus)
- Pada exogastrula yolk plug sangat besar
13. Tingkat neural plate (Neural Awal)
- Embrio mulai memanjang
- Blathoporus sebagai ujung caudal
- Di dorsal terdapat lamina neuralis, hitam di tengah
14. Tingkat neural pertengahan
- Di dorsal terdapat peninggian sepasang torus medularis (Neural Fold)
- Antara ke dua torus medularis terdapat Sulcus Medularis (Sulcus Neuralis)
15. Tingkat Rotation (Neurula Akhir)
- Embryo tampak jelas memanjang
- Dari dorsal kelihatan garis di Linea Mediana sebagai Canalis Neuralis
- Di bagian depan Canalis Neuralis belum tertutup sebagai Neuroporus Anterior
- Dapat dibedakan antara kepala dan badan
16. Tingkat pembentukan Bumbung Neural (Canalis Neuralis)
- Canalis Neuralis di bagian anterior telah tertutup
- Jelas dapat dibedakan antara kepala dan badan
- Penutupan Canalis Neuralis di bagian Caudal belum sempurna
17. Tingkat Kuntum Ekor (Tail Bud)
- Antara kepala dan badan terjadi penyempitan kelihatan sebagai leher
- Di dorsal tampak meninggi
- Tanda khas yaitu ada Kuntum Ekor
18. Tingakt mulai bergerak aktif (Muscular Response)
- Gerak kontraksi bisa dilihat di bawah mikroskop, bila preparat hidup
- Bentuk seperti berudu
- Gerak Kontraksi ke kanan kiri
- Di ventral bagian kepala tampak bangunan seperti huruf V yang merupakan lekukan
yaitu sebagai Sucker (alat pelekat)

19. Tingkat Jantung berdenyut (Kuntum Insang)


- Bila berudu hidup terlihat denyut jantungnya
- Di leher tampak kuntum-kuntum insang sebagai jari-jari pendek
- Ekor sudah mulai memanjang
20. Tingkat Hatching (Peredaran pada insang pertama kalinya)

15
- Insang seperti jari-jari dari kapiler-kapiler darah
- Sudah terjadi peredaran darah, terlihat Eritrosit mengalir satu persatu
21. Tingkat mulut terbuka (Kornea Mata nampak jernih)
- Mata sudah kelihatan hidup
- Mulut terbuka
- Bagian perut sudah langsing
22. Tingkat permulaan peredaran darh pada ekor
- Bentuk ekor telah lebar dan panjang (melebihi panjang badan)
- Tampak butir Eritrosit beredar pada kapiler ekor
- Insnag luar panjangnya maksimum
23. Tingkat pembentukan tutup insang
- Di bagian leher terdapat lipatan yang akan menutup insang
- Pangkal insang mulai tertutup
24. Tingkat penutupan insang sebelah kanan
- Bagian leher tidak simetris lagi karena insang sebelah kanan sudah tertutup Operculum
25. Tingkat penutupan insang sempurna
- Insang kanan dan kiri tidak terlihat karena masuk terbungkus oleh Operculum

Preparat Awetan Wholemount Embryo Ayam


1. Wholemount Embryo Ayam antara 16-20 jam
- Blastoderm terbagi 2 yaitu Area Pelucida (jernih bebas Vitelus) dan area Opaca
(keruh penuh Vitelus)
- Stria Primitiva terletak sepanjang sumbu tengah
- Head Processus berupa sebuah garis yang membentuk lipatan kepala (Head Fold)
meluas ke anterior mulai dari Nodus Hensen
- Proamnion adalah daerah bening di sebelah anterior lipatan kepala

2. Wholemount Embryo Ayam antara 23-37 jam


- Area Opaca Vasculosa penuh pembuluh darah, area Opaca Viteina penuh Vitelus
- Lipatan kepala telah terangkat dari Blastoderm
- Neural Fold (lipatan neural), Neural Grove di bawah sepanjang alur terdapat
Chorda Dorsalia
- Mesoderm meluas, di kanan kiri Chorda dorsalis membentuk Somit (kira-kira
4-8 pasang Somit)
- Usus depat (fore Gut) muaranya disebut Anterior Intestinal Portal

3. Wholemount Embryo Ayam antara 30-38 jam


a. Susunan saraf
- Otak : Prosencephalon dengan ujung membesar, Neuroporus Anterior. Vesicula Optica kanan kiri
sepasang
- Mesenchepalon (bagian yang pendek)
- Rhombencephalon dengan segmen-segmen 3-4 disebut Rhomboomer
- Canalis Neuralis
- Vesicula Optica sepasang seperti gelombang
b. Susunan peredaran darah
- Jantung berupa gelembung, terletak di sebelah sinister pada Facies Ventralis
- Aorta ventralis, percabanga Truncus anteriosus kea rah sebelah Cranial
16
-Aorta dorsalis, lanjutan Aorta ventralis setelah membalik ke dorsal menuju ke bagian
posterior daban ke Caudal
- Anterior omphalo mesentrica merupakan lanjutan Aorta dorsalis
- Vena omphalo mesentrica, persatuan Vena vitelina yang masuk jantung
bagian posterior
c. Somit, jumlahnya lebih kurang 11 pasang
d. Usus depan sudah lebih meluas yang letanya di bawah Rhombecephalon dan
muaranya anterior intestinal portal yang berhubungan dengan vitelus
e. Bentuk bagian anterior intestinal memutar dan membelok ke kanan sehingga pada
posisi baru dengan arah lateral sedangakan di belakang tetap arah dorso ventral

4. Wholemount Embryo Ayam anatara 42-52 jam


a. Susunan saraf
- Prosencephalon terbagi 2 yaitu Telecephalon (paling ujung), Diencephalon,
Mesencephalon (bagian penyempitan. Rhombencephalon terbagi 2 yaitu
Metencephalon dan Myelencephalon
- Vesica Optica tampak sepasang gelembung
b. Susunan peredaran darah
- Jantung membentuk huruf S
- Vena Vitelina mengembalikan darah ke jantung dari area Vasculosa melalui
Vena Omphalo Mesentrica
- Arteri vitelina, arteri besar bercabang berasal dari arteri omphalo Mesntrica
c. Saluran pencernaan makanan
- Stomodeum, lekukan ectodermal, tepat sebelah anterior lengkung
mandibular (Arcus Visceralis I)
d. Bentuk axis badan sudah tidak dalam satu bidang, bagian anterior arahnya lateral
sedangkan posterior kedudukan dorso=ventrsl. Torsi kira-kira ¼ bagian anterior

5. Wholemount Embryo ayam umur kira-kira 72 jam


a. Susunan saraf : Telecephalon dengan Hemisperi cerebri, Diencephalon dengan
tonjolan Epyfise
b. saluran pencernaan, calon pencernaan, di posterior telah terbentuk saluran sebagai
ujungnya dan bermuara sebagai posterior intestinal porta. Pda calon itu terbentuk
tonjolan Allantois yang masih kecil
c. Jantung masih di luar badan
d. Bentuk axis badan belum satu bidang, sebelah anterior dalam kedudukan dari
lateral, sedang di bagian posterior masih dengan kedudukan dorso-ventral (torsi di
bagian hamper ujung belakang embryo)
6. Wholemount Embryo ayam umur kira-kira 96 jam
Perkembangan bentu dimana axis badan dalam satu bidang sagittal lagi (arah lateral).
Allantois sudah besar dan kuntum anggota badan sudah tumbuh memanjang.
Perkembangan yang dapat diamati :
o Differensiasi dari calon sususnan saraf
o Calon sistem pencernaan yang terdiri dari Foer Gut, Mid Gut, Hind gut, tangakai vitelus sudah
terbentuk
o Calon sistem peredaran, jantung sudah masuk ke dalam tubuh embryo
Semua badan embryo sudah berada dalam Kantong Amnion
17
PRATIKUM III
SISTEM KARDIOVASKULER IBU HAMIL DAN JANIN

MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI


POKOK BAHASAN : SISTEM KARDIOVASKULER
SUB POKOK BAHASAN : JANTUNG, PEMBULUH DARAH, SISTEM
PEREDARAN DARAH, PEREDARAN DARAH
IBU HAMIL, PEREDARAN DARAH JANIN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan anatomi jantung dan pembuluh darah
2. Menjelaskan fungsi jantung dan peredaran darah manusia
3. Menjelaskan peredaran darah pada ibu hamil
4. Menjelaskan peredaran darah pada janin.

B. Dasar Teori
1. Anatomi Jantung
a. Organ yang terdiri dari otot
b. Menyerupai jantung pisang
c. Ukuran sebesar genggaman tangan, antara 250-300 gram
d. Letak di dalam rongga dada sebelah depan
e. Bagian atas tumpul disebut basis kordis
f. Bagian bawah runcing disebut apeks kordis
2. Rongga Jantung
Terdiri dari empat rongga:
a. Serambi kanan (atrium dekstra)
b. Serambi kiri (atrium sinistra)
c. Bilik kanan (ventrikel dekstra)
d. Bilik kiri (ventrikel sinistra)
3. Lapisan Jantung
a. Endocardium: lapisan paling dalam
b. Miokardium: lapisan inti terdiri dari otot
c. Perikardium: lapisan luar (pembungkus jantung)
4. Katup Jantung
a. Trikuspidalis: antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstra
b. Mitral: antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra
c. Pulmonal: antara ventrikel dekstra dengan arteri pulmonalis
d. Aorta: antara ventrikel sinistra dengan aorta
5. Kerja Jantung
a. Periode Kontriksi (Periode Sistole)
1) Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup
18
2) Ventrikel dekstra menguncup sehingga katup pulmonal membuka, kemudian
darah mengalir ke arteri pulmonalis
3) Ventrikel sinistra menguncup sehingga katup aorta membuka, kemudian darah
mengalir ke aorta.
b. Periode Dilatasi (Periode Diastole)
1) Suatu keadaan ketika jantung mengembang
2) Katup mitral membuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel
sinistra
3) Katup trikuspidalis membuka sehingga dara dari atrium dekstra masuk ke
ventrikel dekstra
4) Darah dari paru-paru melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra
5) Darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra
c. Periode Istirahat
Waktu antara periode kontraksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira1/10
detik.

6. Pembuluh Darah
a. Pembuluh darah arteri (dari aorta sampai dengan arteriole)
1) Membawa darah bersih kecuali arteri pulmonalis
2) Mempunyai dinding yang tebal
3) Mempunyai jaringan yang elastis
4) Katup hanya pada permulaan keluar dari jantung
5) Menunjukkan adanya tempat untuk mendengarkan denyut jantung.
19
b. Pembuluh darah vena (dari venolus sampai dengan vena kava)
1) Membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis
2) Mempunyai dinding yang tipis
3) Jaringannya kurang elastis
4) Mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah pada jantung
5) Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar denyut jantung.
c. Aorta (pembuluh darah besar)
1) Aorta asendens: memberikan darah untuk jantung.
2) Arkus aorta : memberikan darah untuk kepala dan anggota gerak atas.
3) Aorta desendens: memberikan darah untuk daerah torak, perut, panggul &
tungkai.
d. Kapiler
1) Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
2) Tampat terjadinya pertukaran zat-zat antara pembuluh darah dan cairan
jaringan.

20
7. Sistem Peredaran Darah
a. Vena kava suprerior dan vena kava inferior,mengalirkan darah ke atrium dekstra
yang datang dari seluruh tubuh.
b. Arteri pulmonalis, membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru
(pulmonal).
c. Antara ventrikel dekstra dan arteri pulmonalis terdapat katup pulmonalis.
d. Vena pulmonalis, membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinistra.
e. Aorta, membawa darah dari ventrikel sinistra ke seluruh tubuh.
f. Pada batas antara ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup aorta.

8. Sirkulasi Darah pada Ibu Hamil


Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: a) Meningkatnya
kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebuuhan perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim; b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena
pada sirkulasi retro-plasenter; c) Pengaruh hormon estrogen dan progesterone makin
meningkat.
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula.
Mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Seperti yang dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32minggu, diikuti
dengan cardiac output yang meninggi sebanyak 30%. Akibat hemodilusi tersebut,
yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit
21
jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah
dapat mencapi 40% saat mendekati cukup bulan.
Jantung: pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram
kadangkala memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
Nadi dan tekanan darah: tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama
trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena
dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah
trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 per menit.
Hitung jenis dan hemoglobin: Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan
relative volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transport O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb
terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang
tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat.
Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi
trombosit.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport
zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam
volume eritrosit secara keseluruhan, tapi penambahan volume plasma jauh lebih
besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini
tidak boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah
hemoglobin pada wanita hamil dalam keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu
belum hamil. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml, dan produksi
trombosit pun meningkat pula.
Protein darah: gambaran protein dalam serum berubah; jumlah protein, albumin dan
gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada
akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat. Laju endap darah
pada umumnya meningkat sampai empat kali, sehingga dalam kehamilan tidak
dipakai sebagai ukuran. Segera postpartum, sirkulasi antara uterus dan plasenta
berhenti, sejumlah darah untuk sirkulasiumum akan membebani jantung dan bila ada
visium kordis, dapat timbul dekompensasi kordis. Setelah partus, terjadi pula
hemokonsentrasi dengan puncaknya pada hari ke 3-5 postpartum. Hal ini harus juga
diperhatikan jika berhadapan dengan ibu yang menderia visium kordis. Dengan
adanya hemokonsentrasi dapat di duga pula bahwa ada konsentrasi trombosit, dan
sebagainya, sehingga dapat dimengerti mengapa ada kecenderungan kea rah
trombolflebitis post partum.
9. Peredaran Darah Janin
Pada sirkulasi darah janin berbeda dengan orang dewasa. Pada janin masih terdapat
fungsi dari 1) foramen ovale; 2) duktus arteriosus Botalli; 3) arteria umbilikales
laterales; dan 4) duktus venosus Arantii. Mula-mula darah yang kaya oksigen dan
nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh
janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus Arantii akan mengalir ke
vena kava inferior. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir

22
secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen ovale yang terletak di antara
atrium dekstra dan atrium sinistra. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir
ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah
dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
berasal dari vena kava superior. Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, akan mengalir melalui
duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru-paru, dan selanjutnya ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh
tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya
akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke
peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis
ke janin. Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di
dalam uterus.
Pada saat janin dilahirkan, segera bayi menghisap udara dan menangis kuat. Dengan
demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan
seolaholah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus Botalli tidak
berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen
ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.Akibat
dipotong dan diikatnya tali pusat, arteria umbilikalis dan duktus venosus Arantii akan
mengalami obiliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan oksigen
dipenuhi oleh udara yang diisap ke paruparu dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh
makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini dapat dipantau
peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat.

23
24
C. Petunjuk Kerja
1. Pelajarilah terlebih dahulu pelaksanaan prosedur
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
4. Tanyakan pada dosen pembimbing bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.

D. Peralatan dan Bahan


1. Gambar/model jantung manusia
2. Alat tulis

E. Prosedur Kerja
Tugas Mandiri
1. Perhatikan model jantung dan identifikasi bagian-bagian jantung!

25
2. Buatlah diagram peredaran darah diseluruh tubuh!
3. Buatlah diagram peredaran darah janin (sebelum lahir) dan peredaran darah bayi
setelah lahir!

26
PRATIKUM IV
APLIKASI ALAT-ALAT FISIKA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

A. Tujuan
1. Mengenal dan memahami cara kerja Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini
2. Memahami cara kerja Alat doppler

B. Komponen dan Peralatan


Komponen
No Alat
1 Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini

2 Alat Doppler

C. Tugas Pendahuluan
1. Jelas kan cara kerja Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini
2. Jelaskanlah Alat doppler

D. Prosedur Kerja dan Data Hasil Pengamatan


1. Kenalilah masing-masing tombol dari alat Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini
dan Alat doppler!
2. Lakukan pengecekan pada pada kedua alat tersebut
3. Lakukan pengecekan dan pengambilang data
Tabel 1.1 Data hasil pengukuran Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini
dan Alat doppler!

No

E. Tugas Akhir
1. Jelaskan data yang didapat dari Portable ECG Monitor Jantung EKG Mini
2. Jelaskan data yang didapat dari Alat doppler

27
PRATIKUM V
EFEK OBAT ANALGETIK
A. Tujuan Percobaan
Untuk Menganalisis efek analgetik dari parasetamol, ibuprofen dan antalgin pada hewan uji
mencit
B. Dasar Teori
Obat-obat antiradang, analgesik dan antipiretik merupakan suatu kelompok senyawa yang
heterogen, sering tidak berkaitan secara kimia (walaupun kebanyakan diantaranya merupakan asam
organik) namun mempunyai kerja terapeutik dan efek samping tertentu yang sama. Protetipenya
adalah aspirin; oleh karena itu, senyawa-senyawa ini sering disebut obat mirip aspirin dan juga sering
disebut obat antiradang nonsteroid atau NSAID (Non Steroid Antiinflamasi Drugs)
NSAID adalah suatu kelompok agen yang berlainan secara kimiawi dan memeiliki perbedaan
dalam aktivitas antipeiretik, analgesik dan anti-inflamasinya. Obat ini terutama bekerja melalui
penghambatan enzim siklooksigenasi yang mengkatalisis langkah pertama dalam biosisntesis
prostanoid. NSAID dalam digolongkan menjadi
1) Aspirin dan derivatnya
2) Derivat asam propionic
3) Derivat asam acetit
4) Derivat oxicam
5) Fenamte
6) Asam hetoaryl acetic
7) Nabumetone
8) Celecoxib
C. Alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Spoit oral
3. Stop watch
4. Timbangan berat badan,
Bahan yang digunakan
1. Sirop Parasetamo
2. Sirop Ibuprofen
3. Sirop Antalgin
4. Alkohol 70%
5. Aqua destilat,

Hewan yang digunakan


Hewan yang digunakan adalah mencit jantan, galur lokal dengan berat badan 20 g- 30 g
berumur antara 6 – 8 minggu
Pembuatan dan perhitungan bahan obat
1. Pembuatan Suspensi Parasetamol
Dosis lazim Parasetamol untuk manusia = 500 mg
2. Pebuatan suspensi ibuprofen
Dosis lazim Ibuprofen untuk manusia = 400 mg
3. Pebuatan suspensi antalgin
Dosis lazim Antalgin untuk manusia = 500 mg

28
D. Cara kerja
Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan masing–masing kelompok terdiri dari
3 ekor. Setiap kelompok dipisahkan dalam kandang yang berbeda. Sebelum penelitian dilakukan
mencit diaklimatisasi selama 7 hari untuk membiasakan pada lingkungan percobaan, dipelihara
dalam ruangan dengan suhu kamar, siklus cahaya terang : gelap (14:10) pemberian makan
dengan pakan reguler dan air minum, sebelum perlakuan mencit dipuasakan selama 10 jam tetapi
tetap diberikan air minum dan diberi makanan standar. Hewan dianggap sehat apabila perubahan
berat badan tidak lebih dari 10% serta memperlihatkan perilaku normal
1. digunakan mencit jantan sebanyak 12 ekor Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan
secara rawu yang dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor,
2. kelompok I sebagai kontrol, diberikan larutan aqua dest
3. kelompok II sebagai kelompok parasetamol diberi sirop parasetamol
4. kelompok III sebagai kelompok ibuprofen diberi sirop ibuprofen
5. dan kelompok IV sebagai kelompok antalgin diberi sirop antalgin
6. semua pemberian dilakukan secara oral dengan volume pemberian 1ml/20g BB
mencit
7. menit setelah pemberian, semua mencit kemudian disuntik secara intraperitoneal
dengan larutan asam asetat 1% v/v dengan dosis 75 mg/kgBB
8. Amati dan catat jumlah geliatan mencit setelah setelah pemberian asam asetat, geliatan
mencit dapat berupa perut kejang dan kaki tertarik ke belakang
Data yang dikumpulkan berupa jumlah geliatan mencit setelah pemberian injeksi
peritoneal asam asetat setiap 5 menit selama 60 menit.
Geliatan mencit yang teramati berupa
1. Torsi pada satu sisi,
2. Kontraksi otot yang terputus-putus,
3. Kaki belakang dan kepala tertarik kearah belakang sehingga menyentuh dasar ruang yang
ditempatinya
4. Penarikan kembali kepala serta kaki belakang ke arah abadomen
E. Tabel Pengamatan
1. Tabel volume pemberian oral dan intraperitoneal
Volume pemberian
Perlakukan Replikasi Berat badan (g) (ml)
Peroral intraperitoneal
1
Na.CMC 2
3
1
Parasetamol 2
3
1
Ibuprofen 2
3
1
Antalgin 2

29
3
1
Air 2
3

1
Asam asetat 2
3

2. Tabel Jumlah Geliatan Mencit


No Jumlah geliatan (menit) jumlah
Perlakukan mencit
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Air 1

Parasetamol 1

Ibuprofen 1

Antalgin 1

3. Analisis Data
Data dianalisis dengan menghitung persen daya analgetiknya dengan rumus
% daya analgetik =

30
PRATIKUM VI
PEMERIKSAAN KEHAMILAN

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui adanya hormone HCG didalam urin

DASAR TEORI
HCG adalah hormone yang mendukung perkembangan telur dalam ovarium dan
merangsang telur dalam pelepasan sel telur (ovulasi). Hormon HCG tersusun oleh
glikoprotein dengan berat molekul 39.000 bp. yang dihasilkan oleh protoblash dan bakal
plasenta. Pembentukan HCG maksimal 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah dan
menetap selama kehamilan. Hormon HCG memiliki struktur yang sangat mirip dengan
senyawa yang terdapat pada reseptor LHyang disekresikan oleh kelenjer hipofisis, sehingga
usrakorpus memanjang. Hormon ini mempertahankan korpus luteum dan mencegah
terjadinya menstruasi. Metode direct aglutinasi. Prinsip dari metode ini berikatan dengan
reagent lateks membentuk aglutinasi.

CARA KERJA
1. Bersihkan ring plek test dengan tissue
2. Ambil urin 1 tetes dengan memakai pipet plastic
3. Tambahkan 1 tetes reagen lateks disamping urine
4. Aduk dengan pengaduk hingga rata, kemudian digoyang selama 1-5 menit.

HASIL PEMERIKSAAN
Apabila terjadi aglutinasi, maka terdapat hormone HCG dalam urin, menandakan urin
hasilnya (+), bila tidak terjadi aglutinasi artinya didalam urin tidak terdapat hormone HCG.

LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………
Pembimbing : ………………......
N R P : …………………………
Paraf : ………………......
Judul Praktikum :
Tanggal : …………………………………
Hasil Pengamatan :

31

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai