Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BLOK REPRODUKSI 2
“Pemeriksaan Laboratorium Duh Genital”

Disusun oleh :
Linda Irma Septiana
NIM: 019.06.0052
KELAS: A

Tutor :
Diani Sri Hidayati, S.Si, M.Si
Sabariah, S.Pd., M.Biomed.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
TAHUN 2021

Mikrobiologi 15
BAB I
Pendahuluan
1.1 Landasan Teori
Keputihan atau kerap disebut Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan)
merupakan nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat
genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan
suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan
sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas
bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan
suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan
dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih
keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-irritan,
tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal vagina
meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc,
Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi
perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli.
Keputihan atau Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita
ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat
dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri
atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat
menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul.
Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan
permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.
Menurut studi Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu masalah tersering pada
reproduksi wanita adalah vaginal discharge/ leukorea/ fluor albus/ keputihan. Sekitar
75% wanita di dunia pasti pernah mengalami keputihan setidaknya satu kali seumur
hidup dan sebanyak 45% wanita mengalami keputihan dua kali atau lebih.

Mikrobiologi 15
Di Indonesia, data kejadian keputihan sangat terbatas karena hanya sedikit wanita
yang memeriksakan masalah tersebut karena beberapa diantaranya mendiagnosis dan
mengobati sendiri keluhannya. Menurut Depkes (2010), terdapat 75% wanita yang
mengalami keputihan minimal satu kali selama hidupnya dan setengah diantaranya
mengalami sebanyak dua kali atau lebih. Studi menunjukkan bahwa Candida albicans
merupakan penyebab tersering.
Vaginal discharge/ leukorea yang fisiologis merupakan cairan/ sekret
tidakberwarna, tidak gatal dan tidak berbau yang keluar dari vagina. Cairan/ sekret ini
mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit. Normalnya, hanya ditemukan didaerah
porsio vagina, disebabkan oleh pengaruh hormonal. Vaginal discharge atau leukorea
fisiologis dapat ditemukan pada bayi baru lahirsampai umur kira-kira 10 hari, saat menarke,
saat ovulasi, saat rangsangan sebelum dan pada waktu koitus, saat kehamilan, saat
stress/kelelahan dan pemakaian kontrasepsi hormonal.
Vaginal discharge/ leukorea yang patologis merupakan cairan/ sekret yangkeluar
dari vagina dengan jumlah, bau dan konsistensi yang bervariasi berdasarkan penyebabnya.
Selain itu, dapat disertai oleh rasa gatal, rasa terbakar disekitar kemaluan serta rasa nyeri
baik saat berkemih maupun bersenggama. Cairan atau sekret ini mengandung banyak
leukosit. Leukorea patologis dapat disebabkan oleh infeksi (bakteri, jamur dan parasit),
iritasi, benda asing, tumor/ jaringan abnormal lain, radiasi, dan lain-lain

1.2 Tujuan Praktikum


• Untuk mengetahui langkah-langkah pemeriksaan vaginal discharge
• Untuk mengetahui perbedaan hasil dari masing-masing pemeriksaan
• Untuk mengetahui peredaan hasil preparate basah dan kering
• Untuk mengetahui hasil preparate yang positif dengan yang negatif

1.3 Manfaat Praktikum


• Agar mahasiswa mengetahui jenis keputihan pada sampel yang akan diperiksa
• Agar mahasiswa mampu mengetahui perbedaan hasil dari masing-masing pemeriksaan
• Agar mahasiswa mampu mengetahui peredaan hasil preparate basah dan kering
• Agar mahasiswa mampu mengetahui hasil preparate yang positif dengan yang negative

Mikrobiologi 15
BAB II
Pembahasan
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021
Pukul : 13.30-15.10
Tempat : Lab Terpadu I Universitas Islam Al-Azhar

2.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat :

• Mikroskop
• Objek Glass
• Cover Glass
• Ose
• Bunsen
• Bak Pengecatan
• Korek Api
• Pipet tetes

Bahan :
• Media agar
• Alkohol
• Cat gram I-1V
• Oil imersi
• KOH 10%

2.3 Cara Kerja

a. Prosedur Umum Pengambilan Vaginal Dscharge

Mikrobiologi 15
• Bukalah Sebagian pembungkus kapas lidi steril. Ambillah secara perlahan
dengan legs artis, jangan menyentuh bagian halus dari kapas lidi atau
mengenai bagian luar dari pembungkus kapas lidi.
• Peganglah kapas lidi dengan meletakkannya diantara ibu jari dengan jari
telunjuk
• Masukkan kapas lidi steril ke dalam vagina secara berhati-hati kira-kira 2
inchi atau sekitar 5 cm melalui introitus vagina kemudian putar secara hati-
hati selama 10 sampai 30 detik, pastikan kapas lidi menyentuh dinding vagina
sampai specimen meresap pada kapas lidi.
• Keluarkan kapas lidi perlahan tanpa menyentuh vulva dan kulit.
• Sambal memegang swab, bukalah penutup tabung dari tabung. Jangan
menumpahkan isi tabung. Jika isi tabung tumpah, maka ambil vaginal swab
specimen collection Kit yang baru.
• Segera masukkan kapas lidi ke dalam medium transport, jangan mengenai
dinding tabung. Pastikan semua bagian kapas berada dalam isi medium
transpost
• Patahlan;ah ujung atas kapas lidi secara berhati-hati.
• Tutuplah medium transport dengan erat
• Buanglah ujung kapas lidi ke dalam empat sampah medis
b. Pengiriman specimen
• Tulisalah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkap berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomer rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen: vaginal discharge
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media atau pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis
• Tulislah pada label tabung medium transport
a. Data penderita
b. Tanggal pengambilan vagina discharge
• Masukkanlah botol atau tabung medium transport ke dalam tabung lain

Mikrobiologi 15
• Bungkuslah preparate hapus yang telah difiksasi dalam kertas tissue dan
masukkan ke amplope denga data penderita.

c. Pemeriksaan Makroskopis Duh Vagina


1. Pemeriksaan PH
• Ambillah kertas Ph kemudian apuskan vaginal discharge yang ada
pada kapas lidi diatas permukaan kertas Ph.
• Lakukan pengamatan terhadap perubahan warna sesegera mungkin
dengan membandingkannya pada color chart untuk menentukan pH
sampel tersebut.
• Lakukan pencatatan hasil pada lembaran hasil pemeriksaan
laboratorium atau pada rekam medik pasien
2. Whiff Test
• Ambillah kaca benda steril dan letakkan vaginal discharge pada
permukaan kaca benda
• Tambahkan 1 tetes KOH 10% atau kalium hydroxide 10% pada
permukaan kaca benda mengenai vaginal discharge
• Lakukan penilaian terhadap bau yang ditimbulkan. Whiff test dikatakan
positif jika berbau seperti fishy odor.

d. Pemeriksaan Mikroskopis atau Pemeriksaan Laboratorium


1. Pemeriksaan KOH (Preparate Basah)
• Letakan objek glass ditempat yang datar dan bersih
• Teteskan satu tetes KOH 10% pada bagian tengah objek glass
• Ambil satu ose biakan jamur lalu dicampurkan dengan larutan KOH
10% pada objek glass
• Tutup dengan cover glass
• Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10-40x.
2. Pemeriksaan (Gram Preparat Kering)
• Ambil satu ose dan letakan diatas objek glass dan diratakan dengan
membuat lingkaran

Mikrobiologi 15
• Kemudian dikering anginkan setelah kering difiksasi sebanyak 2-3 kali
diatas lampu bunsen
• Teteskan larutan cat gram I dan diamkan selama 1 menit. Cuci dengan
air mengali r
• Kemudian teteskan larutan cat gram II, dan diamkan selama 1 menit.
Cuci dengan air mengalir
• Teteskan larutan cat gram III, dan diamkan selama 30 detik. Cuci dengan
air mengalir
• Teteskan larutan cat gram IV, dan diamkan selama 1 menit. Dicuci
dengan air mengalir
• Cuci kembali dengan menggunakan air mengalir, dan kering anginkan
• Amati dengan mikroskop hingga perbesaran kuat dengan menggunakan
oil imersi
3. Kultur
• Media yang digunakan berbeda
a. Kultur jamur : SDA (Saboraud dextrose agar)
b. Kultur bakteri : NA ( nutrient agar), choclate agar dan lain-lain.

Mikrobiologi 15
2.4 Hasil Pengamatan
a. Pemeriksaan KOH dengan Preparate Basah
Pewarnaan menggunakan kalium hidroksida (KOH) sering digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis infeksi jamur. Dari
hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa tidak terdapat adanya budding yeast atau
pseudohyphae dari spesimen yang dilakukan pemeriksaan. Sehingga dari hasilm
pemeriksaan preparat basah KOH hasilnya ialah negatif (-).
Fungsi larutan KOH adalah menghancurkan sel non-jamur. Hasil yang normal
menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya jamur didalam sampel. Sementara itu, hasil
yang tidak normal menandakan adanya jamur. Selain itu, fungsi KOH juga untuk
memastikan adanya jamur dermatofita dan Candida albicans. Perlu diketahui bahwa
pemeriksaan KOH tidak dapat mengidentifikasi jenis jamur.
Tabel Gambar.1 Pemeriksaan preparat basah KOH

Dengan pembesaran 40x

Mikrobiologi 15
b. Pewarnaan gram
Indikasi pewarnaan Gram adalah untuk memperoleh karakteristik dan
klasifikasi bakteri. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan
berdasarkan struktur dinding sel menjadi bakteri Gram positif yang memiliki lapisan
peptidoglikan tebal dan akan berwarna biru sampai ungu di bawah mikroskop, ataupun
bakteri Gram negatif yang memiliki lapisan peptidoglikan tipis dan akan berwarna
merah sampai merah muda. Selain bakteri, pewarnaan Gram dapat menemukan jamur
dan khamir (yeast). Dari hasil pemeriksaan spesimen yang kami lakukan tersebut, kami
mendapatkan hasil dari hasil pewarnaan gram bahwa bakteri yang kami dapatkan ialah
bakteri Gram Negatif (-).

Tabel Gambar.2 Pewarnaan gram (Negatif), Pembesaran 10x

Mikrobiologi 15
Sedangkan, gambaran mikroskopis pewarnaan gram pada spesimen yang
berbeda menunjukkan adanya gambaran Bakteri gram negative (-) yang disertai
dengan adanya gambaran Flour Albus atau Keputihan) setelah dilakukan
pengamatan dibawah mikroskop cahaya.

Tabel Gambar.3 Pewarnaan gram (Positif, terlihat gambaran Flour Albus),


Pembesaran 100x

Mikrobiologi 15
2.5 Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil yang didapatkan akan dijelaskan satu persatu dari masing-
masing hasil permeriksaan tersebut. Yang dimana pertama kita akan membahas terkait
dengan pemeriksaan makroskopis dari duh vagina tersebut. Didapatkan secara
keseluruhan hasil masih dalam batas normal. Dan perlu diperhatikan juga beberapa hal
yang diperiksa pada peemriksaan makroskopis diantaranya adalah dimulai dari warna
duh tersebut masih putih bening yang menandakan masih normal, kemudian konsistensi
duh vagina cair, lalu bau duh tersebut yang di test melalui whifft test dengan hasil
negative menandakan tidak ada bauk has seperti fishodor atau bau ikan kemudian yang
terakhir adalah pH dari duh vagina tersebut didapatkan hasil asam .
Selanjutnya akan dibahas terkait dengan pemeriksaan mikroskopis yang mana
melibatkan beberapa pemeriksaan dan prosedur kerja masing-masing. Diantarany
adalah ada pemeriksaan Gram, pemeriksaan KOH dan pemeriksaan kultur. Akan tetapi
pada praktikum kali ini tidak dilakukan pemeriksaan kultur tersebut. Hanya kita
melakukan pemeriksaan gram dan pemeriksaan KOH saja. Yang mana pada saat
pemeriksaan kami dapat membandingkan hasil antara hasil yang negative dengan hasil
yang positif. Karenanya memudahkan kita untuk menentukan pasien mengalami
kelainan apa melalui pemeriksaan duh vagina ini sendiri.
Penjelasan berikutnya terkait dengan Pewarnaan gram atau metode gram yang
merupakan suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua
kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut

Mikrobiologi 15
pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcusdan bakteri Klebsiella
Pneumonia(Karmana,2008).
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram negatif,
tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau Kristal violet. Contoh dari
bakteri gram positif ialah Clostridium perfringens,Staphylococcus aureas, sedangkan
bakteri gram negatif misalnya adalah Eschericia Coli.
Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna
dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat
berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan sel
Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan
Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol (Fardiaz, 1989).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk
membedakan bakteri apakah gram positif atau gram negatif, bakteri dicampur dengan
tetesan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas obyek sehingga
membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan kristal violet olesan bakteri digenangi
selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir, dan dikering anginkan. Diberi
yodium selama dua menit, dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan.
Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%, tetes demi tetes sampai zat
warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan dikering anginkan.
Kemudian digenangi lagi dengan safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan
kering di udara. Warna merah pada olesan bakteri menujukkan bakteri gramnegatif dan
jika warna ungu menunjukkan bakteri gram positif (Pelczar, 2007).
Pada pemeriksaan Gram ini kami mendapatkan hasil yang negative karena hasil
yang kami lihat pada mikroskop masih berwarna ungu muda yang menandakan duh
tersebut masih dikatakan negative. Sedangkan pada gram yang positif didapatkan hasil
preparate pada mikroskop berwarna merah yang menandakan adanya bakteri gram
negative dan terdapat sel-sel berbentuk basil atau batang. Yang menandakan
pemeriksaan tersebut menghasilkan hasil yang positif.
Selanjutnya menganai Pewarnaan KOH yang dimana merupakan pemeriksaan
penunjang untuk menegakan diagnosis dari suatu bakteri apakah termasuk dalam
katageori vaginosis bakterial atau tidak. Whiiff test atau pewarnaan KOH dinyatakan
positif jika bau amis terdeteksi dengan penambahan satu tetes KOH 10%-20%. Bau
muncul sebai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.
Whiif test positif menunjukan bacterial vaginosis.

Mikrobiologi 15
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan , pada praktikum duh
vagina menunjukan tidak adanya adanya clue cell dan bau amis yang terdeteksi dengan
menggunakan pewarnaan gram dan pewarnaan KOH. Yang dimana Clue cell ini
merupakan epitel vagina yang terlepas dimanapada permukaan sel-sel ini terdapat
bintik-bintik keabuan, penuh dengan sedangkan Gardnerella vaginalis merupakan
gejala patognomonis dari vaginosis bacterial. Bau amis atau bau amin tidak terdeteksi
walaupun dengan penambahan KOH 10 % pada sekret vagina. Dan perlu diketahui juga
jika terdapat Bau pada secret vagina maka bau itu disebabkan oleh pelepasan amin
terutama putresin dan kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.
Perlu diketahui juga bahwa Di Indonesia, data kejadian keputihan sangat
terbatas karena hanya sedikit wanita yang memeriksakan masalah tersebut karena
beberapa diantaranya mendiagnosis dan mengobati sendiri keluhannya. Menurut
Depkes (2010), terdapat 75% wanita yang mengalami keputihan minimal satu kali
selama hidupnya dan setengah diantaranya mengalami sebanyak dua kali atau lebih.
Studi menunjukkan bahwa Candida albicans merupakan penyebab tersering pada
wanita usia muda. Penyebab lainnya antara lain Bacterial vaginosis dan Trichomonas
vaginalis. Hal ini dapat terjadi karena banyak wanita yang kurang menyadari
pentingnya menjaga kebersihan daerah vagina serta tidak tahu cara membersihkan
daerah vagina secara tepat. Selain itu, dapat juga dipengaruhi oleh cuaca lembab yang
memudahkan terjadinya infeksi jamur.

BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum kita
melakukan pemeriksaan duh atau secret vagina kita harus mengatahui perbedaan antara

Mikrobiologi 15
duh yang fisiologis dengan duh yang patologis. Karena dengan mengetahui hal tersebut
dapat memudahkan kita untuk mengambil Tindakan.
Beberapa pemeriksaan yang dijelaskan diatas baik makroskopis maupun
mikroskopis didapatkan hasil yang masih dalam batas normal. Akan tetapi kami
disediakan preparate yang didapatkan hasil positif yang dimana berguna untuk
membandingkan hasil pemeriksaan yang negative dengan pemeriksaan yang positif.
Perlu diketahui juga pada saat pemeriksaan berlangsung alokasi waktu setiap
pemberian larutan pada pemeriksaan harus diperhatikan karena jika bermasalah pada
waktunya baik itu kelebihan maupun kekurangan waktu maka akan berefek terhadap
hasil pemeriksaan preparate tersebut. Maka dari itu perlu ketelitian dan kewaspadaan
dalam pemeriksaan duh vagina terutama pada pemeriksaan Gram dengan preparate
kering.

DAFTAR PUSTAKA
Atasi, Febrice, et al, Lactobacillus strain Isolated from the vaginal Microbiota of Healthy
women inhibit Prevotella bivia and Gardnerella vaginalis in coculture an cell culture,
Switzerland, 2006.
Centers for Disease Control and Prevention MMWR. Gonnococcal infections In:

Mikrobiologi 15
Sexualy Transmitted Disease Treatment Guidelines. United State: Departement of Health
and Human Service, Atlanta; p. 60-9
D.Ocviyanti, Rosana, Wibowo. Profil Flora Vagina Dan Tingkat Keasaman Vagina Perempuan
Indonesia Departemen Obstetri Dan Ginekologin departemen Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/Rsupn Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Vol 33, No 2
April 2009.
Fatimatuz.214. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Asal Fermentasi Markisa Ungu
(Pasiflora edulis var.Sims) Sebagai penghasil Ekspolisakarida.
[Guideline] Hammerschlag MR. Chlamydial and gonococcal infections in infants and children.
Clin Infect Dis. Suppl 3:S99-102. [Medline].
Mahon C R. Textbook of Diagostic Microbiologi 5th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.
h.181 –240.
Ryan K J, Ray C G. Sherris Medical Microbiology 6th Edition. New York: McGraw –Hill.
h.579.
Wang CC, McClelland RS, Reilly M, Overbaugh J, Emery SR, Mandaliya K, et al. The effect
of treatment of vaginal infections on shedding of human immunodeficiency virus type 1. J
Infect Dis.183(7):1017-22. [Medline].

Mikrobiologi 15

Anda mungkin juga menyukai