Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KINERJA TATA KELOLA DAKWAH,


PENDEKATAN STRATEGIS AKTUALISASI DAKWAH

Dosen Pembimbing:

Oleh Kelompok 5:
1. Diah Ayu Lestari (180301099)
2. Luluk Azhari (180301117)
3. Arsya Oktavia (180301115)
4. Lindayani (180301121)
5. Vira Aprilianti (180301123)

JURUSAN KOMUNUKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTA DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen dakwah ini dengan tepat
waktu. Penyusunan makalah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu tugas makalah
manajemen dakwah kami pada semester ganjil ini. Disini kami menguraikan tentang
bagaimana kinerja tata kelola dakwah dan pendekatan strategis aktualisasi dakwah.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
serta masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk makalah ini.

Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu atas


bimbinganya. Kami berharap bisa bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga teman-
teman lainya, kurang dan lebihnya kami mohon maaf dan kami sangat membutuhkan
koreksi dan juga saran dari bapak/ibu agar makalah kami bias lebih baik kedepanya.

Mataram, 11 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................

Daftar Isi..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Kinerja Tata Kelola Dakwah………………………………………………………….

B. Pendekatan Strategis Aktualisasi Dakwah..................................

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam merupakan agama yang dijadikan pedoman hidup bagi setiap muslim. Ungkapan ini
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama dakwah sehingga penganut islam harus
menyebarkan nilai-nilai islam kepada orang lain baik terhadap individu maupun kelompok.

Manajemen pada mulanya hanya digunakan dalam dunia bisnis, ekonomi, industri, dan
bidang-bidang usaha lainnya yang bersifat profit. Karena itu jika kita telusuri secara historis
maka gerakan manajemen ilmiah (scientific management) mulai muncul pada masa revolusi
industri di Inggris .Pada saat itu manajemen masih dipandang sebagai strategi untuk
meningkatkan efisiensi angggaran dan produktivitas para buruh industri untuk meningkatkan
keuntungan korporasi. Namun kini kondisi telah berubah, hampir seluruh bidang yang
melibatkan banyak manusia memerlukan ilmu manajemen guna terlaksananya mekanisme tata
kelola yang baik.

Hal tersebut juga berlaku dalam isu-isu dakwah, ilmu manajemen diperlukan agar
pengelolaan dakwah dapat dilaksanakan semaksimal mungkin sebagai salah satu pusat
perubahan masyarakat, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan dan
pengembangan dakwah menjadi sesuatu yang urgen dalam kehidupan masyarakat. Dalam
realitanya dakwah kerap menghadapi berbagai kendala seperti terbatasnya sumber daya manusia,
minimnya sarana prasarana atau media, kurang update dalam pemilihan atau penggunaan
metode, minimnya perencanaan serta koordinasi pengelolaan maupun dari pelaksana dakwah.

Yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah bahwa konsepsi dakwah yang dimaksud di atas
bukan sekedar dakwah doktrinal yang beretorika di atas mimbar masjid atau pengajian, namun
juga dakwah terapan yang mampu membawa masyarakat bertransformasi sosial. Kendala-
kendala dakwah tersebut sudah semestinya menjadi perhatian besar bagi perguruan tinggi untuk
dipecahkan sebagai bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi. Apalagi saat ini strategi dakwah
terus dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat. Melesatnya media
sosial dan kekuatan viral menjadi gaya baru dalam penyempaian isu-isu dakwah. Hal tersebut
menyebabkan berubahnya konfigurasi kebutuhan sumber daya manusia di segala bidang
termasuk dalam dakwah.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana kinerja tata kelola dakwah?

2. Bagaimana pendekatan strategis aktualisasi dakwah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja tata kelola dakwah

2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan strategis aktualisasi dakwah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kinerja Tata Kelola Dakwah

Tata kelola dakwah yaitu proses atau cara-cara yang di pergunakan oleh seorang da'i
untuk menyampaikan materi. Sebenarnya materi dakwah harus lebih di tekankan pad tema-tema
yang mengacu padapemeliharaan dan pengembangan kualitas manusia sebagai mahluk yang
mulia dan terhormat.Secara khusus tema-tema tersebut harus di sesuaikan dengan situasi dan
kondisi objek atau sasaran dakwah.1 Tata kelola dakwah untuk diterapkan ada tiga macam yaitu:
bil hikmah, maudzah al-hasanah, dan mujadalah.

a. Hikmah
Hikmah sering di terjemahkan dengan bijaksana, artinya suatu pendektan sedemikian rupa
sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan atas kemauanya
sendiri, tidak merasa ada paksaan konflik maupun rasa tertekan.
Kata al-hikmah mempunyai banyak pengertian. Pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli bahasa maupun pakar al-qur'an, tidak hanya mencakup pemaknaan dalam mafhum
(eksistensi) nya. Akan tetapi juga pemaknaan dalam mafhum (konsep) nya, sehingga
pemaknaanya menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam beberapa kamus, al-hikmah di artikan al-
adl (keadilan), al-hilm (kesabaran dan ketabahan), an-nubuwwah (kenabian), al-ilm (ilmu
pengetahuan), dan lainya. Dari beberap pemaknaan tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa
dakwah bil hikmah pada intinya merupakan seruan atau ajakan dengan cara bijak ,adil, penuh
kesabaran dan ketabahan. Dengan demikian, terungkaplah apa yang seharusnya secara al-haq
(benar) dan terposisikanya sesuatu secara proporsional.2

b. Maudzah al-hasanah
Mau'idzah al-hasanah, menurut beberapa ahli bahasa dan pakar tafsir memberikan
pengertian sebagai berikut:
1
Khatib Pahlawan Kayo,Manajemen Dakwah,(Jakarta:Amzah,2007),hlm.53.

2
Siti Uswatun Khasanah,Berdakwah Dengan Jalan Debat,(Yogyakarta:STAIN Purwokerto Press,2007),hlm.32.

5
a. Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan jelek melalui tarhib dan targib
(dorongan dan motivasi).

b. Pelajaran, keterangan, dan penuturan yang menyentuh dan terpatri dalam nurani.

c. Simbol, alamat, tanda, petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan melalui al-qaul al-rafiq
(ucapan lembut dan penuh kasih sayang).3

Dengan demikian, dakwah melalui mau'idzah al-hasanah jauh dari sikap egois, agitasi
emosional, dan apologi. Prinsip-prinsip ini di arahkan terhadap mad'u yang kapasitas intelektual
dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam. Dalam hal ini, peranan
da'i atau juru dakwah adalah senagai pembimbing, teman dekat yang setia, yang menyayangi,
dan memberikan segala hal yang bermanfaat serta membahagiakan mad'unya.

c. Mujadalah
Sedangkan mujadalah secara etimilogi yaitu lafaz yang terambil dari kata "jadalah" yang
bermakna meminta. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan fa'ala,
yufa'ilu, mufa'akatan "jadala" dapat bermakna "berdebat" dan "mujadalah" adalah
"perdebatan".

Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-mujadalah. Al-mujadalah


berarti upaya tukar pendapat yang di lakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya
suasana yang mengaharuskan lahirnya permusuhan di antara keduanya.

Sayyid Muhammad Thantawi mujadalah adalah upaya yang bertujuan untuk


mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat. Kata
jadala dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang
berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk menyakinkan lawanya dengan menguatkan
pendapat sendiri melalui argumentasi yang di sampaikan.

3
Ibid..,hlm.34.

6
Rafi'udin dkk dalam bukunya prinsip dan strategi dakwah (2002: 49) mendefinisikan,
bahwa mujadalah adalah berdebat dengan menggunakan argumentasi serta alasan dan di akhiri
dengan kesepakatan bersama dengan menarik satu kesimpulan.

Dari pengertian di atas, dapat di peroleh kesimpulan bahwa dakwah mujadalah


merupakan suatu upaya untuk mengajak manusia ke jalan Allah melalui tukar pendapat (debat)
yang di lakukan oleh dua pihak secara sinergis yang tidak melahirkan permusuhan, dengan
tujuan agar lawan menerima pendapat yang di ajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti
yang kuat.

Dalam pelaksaanya ketiga metode tersebut merupakan ruh atau sebagai landasan dalam
menjalankan dakwah. Dengan mengadopsi dari pemikiran ketiga metode tersebut, seorang da'i
dapat melakukan kegiatan-kegiatan dakwah melalui berbagai metode praktis. Sebagaimana
sejarah perkembangan Islam di Indonesia, dakwah di kembangakan melauli jalur perdagangan,
perkawinan, kebudayaan, maupun struktur pemerintahan.4

B. Pendekatan Strategis Aktualisasi Dakwah


Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan management untuk mencapai suatu
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukan arah saja,melainkan harus menunjukan bagaimana tekhnik
oprasionalnya.5
Dengan demikian, para manajemen dakwah dalam mencapai sasaran itu di rumuskan dari
strategi organisasi. Strategi dalam organisasi dakwah di fokuskan pada unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Inovasi para pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar
inovasi menghadapi mad’u.
2. Minimalisasi biaya yang mencerminkan usaha organisasi untuk melakukan pengendalian
biaya secara ketat dalam aktivitas dakwah.

4
Ibid..,hlm.36.

5
M.Hum,”Strategi Dakwah dan Pemecahan Masalah”,(Vol 2. No 2. 2008),komunika, hlm.269.
Dalam menentukan desain strategi dan struktur dakwah,maka para manejer dakwah harus jeli
dalam melihat kondisi mad’u,sehingga aktivitas dakwah akan lebih mantap,efisien,serta mampu
melakukan kendali-kendali ketat yang ada dalam segala aktivitas dakwah.6
Adapun factor yang mempengaruhi strategi dan struktur organisasi dakwah dalam
pengorganisasiannya adalah:
1. Takaran dan Struktur
Besar kecilnya organisasi dakwah akan mempengaruhi strukturnya. Organisasi yang besar
dengan banyak anggota di dalamnya akan lebih cendrung memiliki lebih banyak
spesialisasi,departementalisasi,peraturan,dan tatanan di banding organisasi yang skopnya kecil.
Di samping itu,tambahan wilayah dakwahnya pun lebih luas dan kompleks.
2. Teknologi dan Struktur
Dakwah era modern bukan hanya sebatas dakwah bil-lisan saja,tapi juga harus menggunakan
suatu bentuk teknologi untuk mengimbangi kemajuan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini di
maksudkan agar sasaran aktivitasdakwah dapat tercapai,maka organisasi dakwah harus mampu
memberdayakan peralatan,bahan-bahan,pengetahuan,atau para da’I professional yang kemudian
di formalisasikan dalam bntuk kegiatan dakwah. Strukturorganisasi dakwah akan menyesuaikan
diri dengan perubahan teknologi yang berkembang dalam masyarakat,karena arus globalisasi
informasi dan teknologi akan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap
komunikasi,aktivitas,dan desain dakwah.

3. Ketidakpastian Lingkungan
Pada tataran aplikasi,seringkali organisasi dakwah akan menghadapi kondisi ketidakpastian
lingkungan. Oleh karenanya,salah satu cara untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui
penyesuaian dalam struktur.
D isamping adanya factor eksternal,ketidakpastian lingkungan juga di sebabkan oleh faktor
internal,penataan struktural yang tidak tepat. Misalnya,semakin rendah sumber daya da’I di satu
sisi dan semakin kompleks problem yang terjadi dalam mad’u atau kompleksnya lingkungan
artinya semakin jelas ketidak pastianya di sisi lain,maka akan smakin besar tuntutan fleksibilitas

6
Muhammad Munir dkk,Manajemen dakwah,(Jakarta:Prenada Media,2006),hlm.134.
yang di tawarkan oleh desain organisasi, Namun pada kondisi lingkungan yang stabil dan
sederhana dengan sumber daya yang melimpah,maka desain-desain mekanistik cenderung
menjadi paling efektif. Kemajuan teknologi telah memungkinkan para manajer dakwah untuk
mengorganisasikan tugas organisasi dengan cara-cara baru yang lebih efisien dan efektif. Ada
beberapa hal yang harus di cermati di mana telah memengaruhi cara kerja dakwah,di antaranya

adalah pengaruhnya terhadap cara dan mekanisme informasi di smpaikan dalam organisasi-
organisasi dakwah serta pengaruhnya terhadap cara organisasi di bangun.
Teknologi,terlebih teknologi informasi telah mengubah secara radikal cara-cara anggota
orgnisasi berpengaruh. Hal ini bisa di lihat, teknologi telah memperbaiki kemampuan pimpinan
dakwah untuk memantaun kinerja para anggotanya atau kerja kelompok. Teknologi tersebut
memungkinkan para da’I untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat dalam mengambil
keputusan yang lebih cepat untuk mengatasi problem yang terjadi pada mad’u. Perkembangan
dalam teknologi informasi tampaknya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap
komunikasi antar pekerja dakwah,sehingga dapat mengakses informasi kapan dan di manapun
setiap saat. Penggunaan teknologi dalam organisasi dakwah secara aplikatif dapat mencakup
surat elektronik,surat suara,faksimile,konferensi video,internet (pertukaran data melalui
internet).7

BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dalam mengelola dan menyusun strategi dakwah ternyata tidak semudah apa yang difikirkan.
Strategi dakwah perlu memperhatikan aspek diantaranya: masyarakat (mad’u) pesan (message),
pendakwah (da’i) dan media yang digunakan dengan harapan materi dakwah yang disampaikan
dapat diterima, mudah dimengerti, dipahami, dan diamalkan. Selain itu pentingnya mempelajari

7
Ibid..,hlm.136.

8
strategi dalam dakwah agar mampu membuat masyarakat yang memberikan ataupun menerima
informasi menjadi lebih paham akan strategi dakwah tersebut.

Daftar Pustaka

Khasanah, Uswatun Siti, Berdakwah Dengan Jalan Debat, Yogyakarta:STAIN Purwokerto Press,2007.
M.Hum,”Strategi Dakwah dan Pemecahan Masalah”,Vol 2. No 2. 2008.

Munir, Muhammad dkk,Manajemen dakwah, Jakarta:Prenada Media,2006.


Pahlawan, Kayo khatib,Manajemen Dakwah, Jakarta:Amzah, 2007.
10

Anda mungkin juga menyukai